Sinergi Implementasi Perkaderan Di Amal Usaha Kesehatan Agus S Dunda [Sekretaris MPKU PPM] IFTITAH Muhammadiyah adalah Persyarikatan yang didirikan oleh tokoh muda bernama Muhammad Darwis (Ngabdul Darwis), setelah pulang dari belajar di Mekkah beliau mengganti nama menjadi Ahmad Dahlan, yang selanjutnya dikenal sebagai Tokoh
Pembaharu
Islam,
Tokoh
Pendidikan,
Pahlawan
Nasional,
Pendiri
Persyarikatan Muhammadiyah … Kyai Haji Ahmad Dahlan … Beliau mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah dengan semangat untuk kita semua umat Islam dapat ber-Islam dengan berkemajuan. Muhammadiyah berada dan mengada di bumi Nuswantara ini diikrarkan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau bertepatan dengan 18 November 1912 Masehi, di Ngayogjokarto Hadiningrat. Persyarikatan Muhammadiyah adalah sekelompok manusia yang bekerjasama dan memiliki tujuan bersama, yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Tahun 1923, datang seorang dokter Jawa tamatan Stovia Surabaya ke Yogyakarta, dokter muda dari Malang ini menghadap KHA Dahlan dan kemudian diserahkan kepada H. Muhammad Syoedja' yang sedang mengembangkan pemikiran Rumah Sakit
Islam. Melalui proses yang cukup monumental, mulai berdirilah Rumah Sakit Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) di Yogyakarta. Misi PKO adalah merawat orang Islam yang sakit sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabiyullah. Apa yang dikerjakan adalah menyalurkan jariyah untuk menolong orang sakit.
Karena ridlo Allah maka
upaya ini berkembang hingga beberapa lokasi menjadi cabangnya, sampai dengan sekarang
sudah
menjadi
kurang
lebih
105
Rumah
Sakit
dan
350
Klinik
Muhammadiyah/Aisyiah yang tersebar di seluruh Nuswantara. AGUS S DUNDA
1
Rumah Sakit/Klinik baik yang dikelola oleh Muhammadiyah maupun Aisyiah di semua tingkatan pimpinan, tujuannya telah dicanangkan oleh Muhammadiyah, merupakan salah satu Amal Usaha Milik Muhammadiyah dibidang kesehatan yang ditujukan sebagai Media Dakwah Persyarikatan Muhammadyah. Untuk itu, memang sudah seharusnya RSMA/Klinik
yang
ada
dikelola
dengan
nilai-nilai
Islam
yang
dipahami
oleh
Muhammadiyah sebagai media dakwahnya Muhammadiyah di bidang kesehatan. Dalam hal ini, RSMA/Klinik yang dimiliki oleh Persyarikatan Muhammadiyah, didirikan langsung oleh Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah di berbagai tingkatan dari Cabang s.d. Pusat, haruslah mengikuti aturan dan kebijakkan yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sehingga, Pengelola RSMA/Klinik haruslah mengikuti Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah dalam mengelola RSMA/Klinik. Untuk itu, tidaklah mungkin RSMA/Klinik dikelola dengan nilai-nilai Islam yang dipahami oleh yang bukan Muhammadiyah akan menjadi Media Dakwahnya Muhammadiyah, pastilah akan menjadi media dakwahnya yang bukan Muhammadiyah tersebut. Kecenderungan usaha profit (bisnis) di dunia bisnis yang sekarang ini adalah memajukan
usaha
untuk
meraih
untung
yang
sebesar-besarnya
dengan
mengembangkan nilai-nilai yang dimiliki oleh pemiliknya dan diimplementasikan kedalam budaya organisasi perusahaannya. Nyata memang hasilnya, mereka memimpin dunia usaha dengan budaya organisasi yang dimilikinya dan diimplementasikan pada tata kelola usaha yang dimilikinya. Persyarikatan Muhammadiyah memiliki tatanan nilai yang sudah diyakininya, maka apabila nilai-nilai baik tersebut dapat dijadikan budaya organisasi di RSMA/Klinik dan selalu diterapkan oleh semua komponen pengelola RSMA/Klinik, yakinlah RSMA/Klinik akan selalu menjadi lebih baik. Ketika RSMA/Klinik menjadi lebih baik dalam segala hal pelayanan kesehatan, maka inilah salah satu indikator keberhasilan Dakwah Persyarikatan Muhammadiyah. Pengelola RSMA/Klinik harus selalu berorientasi menjadikan RSMA/Klinik lebih baik dan lebih baik lagi sebagai wujud nyata dakwah Persyarikatan Muhammadiyah, dengan program-kerja, produk-produk pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan serta AGUS S DUNDA
2
aktifitas-aktifitas unggulan lainnya. Sumber daya insani menjadi fokus penataan yang cukup serius, karena pelayanan yang dilakukan oleh RSMA/Klinik prosentasenya masih lebih banyak sentuhan manusia daripada alat/mesin. Menata RSMA/Klinik untuk menjadi lebih baik, yang (sekarang ini) perlu mendapat perhatian adalah : •
Menata Sumber Daya Insani menuju Strategi Dakwah Persyarikatan;
•
Menata budaya organisasi dan membuat strategi implementasinya;
•
Menata Sistem Manajemen Kinerja;
•
Menata Proses Pelayanan Kesehatan;
•
Menata Penggunaan Obat, Alkes dan produk penunjang pelayanan lainnya, untuk mendukung Pelayanan Kesehatan (Medis) RSMA/Klinik yang unggul.
MPKU Menginisiasi Sinergisitas Menuju Harmonisasi
Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) adalah Unit Pembantu Pimpinan (UPP) dari Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah untuk mengkoordinasi gerakkan dakwah persyarikatan dibidang kesehatan. Dengan Amal Usaha Muhammadiyah dibidang kesehatan dan kesejahteraan social telah meneguhkan diri Muhammadiyah
sebagai
gerakan
penolong
kesengsaraan
umum
melalui
penyelenggaraan berbagai layanan kesehatan sejak balai pengobatan, rumah bersalin, rumah sakit khusus, rumah sakit umum dan pelayanan social lainnya yang cukup banyak variasinya. Dalam
hal amal usaha kesehatan, Muhammadiyah masih
memerlukan upaya revitalisasi yang serius dan berkelanjutan dalam hal pengelolaan, pelayanan, sumber daya dan fasilitas. Muhammadiyah memiliki 105 Rumah Sakit dan lebih dari 350 Klinik disertai 10 Fakultas Kedokteran di Perguran Tinggi Muhammadiyah dan puluhan Lembaga Pendidikan Kesehatan lainnya, ini merupakan kekuatan dakwah yang luar biasa. Namun memang, harus ada kesadaran dakwah dan gerakkan bersama dari masing-masing Pengampu Amal
Usaha
Muhammadiyah
tersebut
untuk
menjalin
sinergisitas,
sehingga
AGUS S DUNDA
3
memunculkan harmonisasi pengelolaannya. Sepuluh Fakultas Kedokteran Perguran Tinggi Muhammadiyah (FK PTM) telah meluluskan setidaknya 600 dokter setiap tahunnya, namun sebagian besar lulusan tersebut tidak terserap/mengabdi di Amal Usaha Muhammadiyah/Aisyiyah, khususnya di bidang kesehatan. maupun
Rumah
Sakit
belum
secara
maksimal
Klinik, FK PTM
membangun
sinergi
untuk
menumbuhkembangkan klinik-klinik pratama, mendayagunakan lulusan FK PTM dan mengembangkan RS sebagai RS Pendidikan. MPKU
PP
Muhammadiyah
menginisiasi
Gerakan
Sinergi
menuju
Harmonisasi
pengelolaan Gerakkan Dakwah di Bidang Kesehatan ini sebagai upaya revitalisasi Amal Usaha Kesehatan dalam hal peluasan daya jangkau layanan kesehatan .
Untuk
memperkuat jejaring “Ideologis” Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah, MPKU PP. Muhammadiyah berupaya untuk memediasi kerjasama lintas majelis dan lintas amal usaha, misalnya (yang telah terjadi) kerjasama dengan Majelis Dikti, Majelis Pendidikkan Kader, Lembaga Penanggulangan Bencana (MDMC), Majelis Tarjih, Majelis Tabligh, Lazismu, TVMu, RadioMu,
dsb. Disamping kerjasama dengan Lembaga-
Lembaga di luar Muhammadiyah yang sudah cukup lama terbina. MPKU di tiap tingkatan sebagai pembantu pimpinan persyarikatan bertugas untuk menyelenggarakan program kerja dengan berbagai kegiatan persyarikatan dalam bidang Kesehatan. Program kerja dimaksud meliputi revitalisasi Amal Usaha Kesehatan (Rumah Sakit dan Klinik), pembinaan sumber daya insani kesehatan dan upaya promosi serta pembinaan kesehatan masyarakat, hal tersebut merupakan “Frame Work” MPKU di semua tingkatan pimpinan. Program kerja yang akan di tetapkan juga diharapkan memperhatikan hal-hal yang berkembang baik dari pemerintah maupun fenomena perkembangan di luar, seperti; UHC, SDG’s, Akreditasi KARS (dan juga JCI), Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) dan lain sebagainya. Disamping tetap mengukur dan memperkuat internal sebagai basis gerakkan yang dipersiapkan menjadi lebih baik.
Untuk itu,
sangat diperlukan “Pengukuhan Budaya Kerja” dalam pembenahan Manajemen Kinerja, agar
terjadi
tata
kelola
Program/AUM
yang
baik,
sebagai
sebuah
regulasi.
AGUS S DUNDA
4
Pengembangan SDI (Sumber Daya Insani) yang memadai sebagai pelaku perubahan merupakan hal mutlak dalam perencanaan kedepan, disamping juga mengembangkan jaringan kerjasama dan system informasi-komunikasi.
MPKU di setiap level pimpinan diharapkan dapat berperan aktif sebagai motivator, regulator dan fasilitator dalam mengimplementasikan, mengembangkan Peraturan, Kebijakkan dan Program-Program Kerja serta berbagai Kegiatan dalam rangka menuju Sinergitas dan Harmonisasi gerakkan menjadi lebih baik. Untuk itulah, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) mempunyai kewajiban selalu menjaga terbangunnya konsolidasi organisasi di tiap jenjang struktur MPKU, dari tingkat pusat, wilayah sampai dengan cabang beserta jaringan Rumah Sakit/Klinik Muhammadiyah/Aisyiah Majelis/Lembaga/Badan
dengan dalam
Pimpinan
mengimplementasikan
Persyarikatan gerakan
beserta
Sinergisitas
dan
Harmonisasi Gerakkan. Kerangka Kerja Bersama antara MPKU dengan Majelis dan atau Lembaga terkait, sinergisitas dan harmonisasi RS Pendidikan Muhammadiyah dan Fakultas Kedokteran Muhammadiyah, serta Program Kerja lainnya yang mendukung dakwah Persyarikatan Muhammadiyah. Menjadi konsen MPKU, misalnya dengan Majelis Pendidikkan Tinggi PPM, untuk terbangunnya Kerangka Kerja Bersama, sinergisitas dan harmonisasi RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran Muhammadiyah. Karena diharapkan dengan kerjasama ini menjadi Program Kerja yang mendukung dakwah Persyarikatan Muhammadiyah dan Bertambahnya Layanan Kesehatan Muhammadiyah dengan Jaringan Kerjasama yang sinergis dan harmonis Disamping secara internal akan selalu menjalin silaturahim MPKU disemua tingkatan dengan RS/Klinik MA dalam rangka saling membantu dan menguatkan satu sama lain, baik secara organisasi maupun program kerja dibidang kesehatan dan perumahsakitan. Misalnya, Jaminan Kesehatan Nasonal dan BPJS, sinergi antara lembaga pelayanan AGUS S DUNDA
5
kesehatan dan pendidikan untuk Rumah Sakit Pendidikan Muhammadiyah, penempatan tenaga dokter pada Klinik – Klinik Muhammadiyah di area terpencil, Penguatan jejaring dakwah di lingkungan Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah, Central Purchasing Obat dan Alat Kesehatan, peran Muhammadiyah pada isu kesehatan ibu dan anak (Maternal Neonatal) serta program kesehatan masyarakat lainnya.
PERKADERAN DI AMAL USAHA MUHAMMADIYAH Muhammadiyah berhajat besar terhadap kader, sehingga proses perkaderan menjadi sangat penting terutama bagi para pengelola Amal Usaha Muhammadiyah. Karena RSMA/Klinik adalah Milik Muhammadiyah dan sebagai Media Dakwah Persyarikatan serta harus dikelola dengan nilai-nilai Islam yang dipahami oleh Muhammadiyah. Maka, harus ada proses perkaderan bagi Para Pengelola RSMA/Klinik tersebut. Atau, KaderKader Muhammadiyah lah yang harus mengelola RSMA/Klinik tersebut. Hal ini harus dijadikan “Actus Ethic” para Kader-Kader Muhammadiyah dalam bermuhammadiyah. Pada Kebijakan Pelaksanaan Program Muhammadiyah 2010-2015, ada Program Pemberdayaan Anggota dan Kader AMANAT & REKOMENDASI Pemberdayaan Anggota dan Kader PROGRAM PENGEMBANGAN PADA RPJM 2011-2015 Meningkatkan perhatian dan usaha secara serius yang berkaitan kesejahteraan dan masa depan kader sebagai bagian penting dari transformasi peran kader dalam lingkup persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa. KEGIATAN Pendataan dan pengembangan potensi kader STATUS PP melibatkan MPK , Majelis/Lembaga terkait, PPA, dan AUM TINDAK LANJUT
Data kader dan penguatan posisi kader di amal usaha. AGUS S DUNDA
6
Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar : 1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah. 2. Hidup manusia bermasyarakat. 3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat. 4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan. 5. Ittiba' kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW. 6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.
Tanfidz Keputusan Tanwir Muhammadiyah 1428 H / 2007 M [JAKARTA] ‘Pointers’ yang berkaitan dengan AUM :
Meningkatkan peran AUM sebagai bagian dari sistem Kaderisasi; Pengelola AUM harus merupakan tenaga profesional sekaligus kader
Muhammadiyah dan dituangkan dalam aturan yang jelas; Khusus bagi person yang bekerja dan akan bekerja di AUM harus membuat surat
perjanjian kerja terkait dengan komitmen ber-Muhammadiyah; Setiap person yang bekerja di AUM diharuskan mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diadakan oleh Muhammadiyah; Setiap Pimpinan Muhammadiyah dan Ortom di setiap tingkat Persyarikatan serta pimpinan AUM diharuskan menunjukkan : o Komitmen dan loyalitas yang tinggi terhadap Muhammadiyah, o Pengendalian diri terhadap segala sesuatu yang dapat menimbulkan kebingungan bagi warga persyarikatan; o Keberanian menunjukkan kebenaran di tengah warga Muhammadiyah dan masyarakat. AGUS S DUNDA
7
Reward diberikan kepada setiap anggota, pimpinan ataupun orang yang bekerja di AUM yang menunjukkan prestasi di masing-masing tingkat Persyarikatan dan
AUM; Bentuknya dapat materi ataupun jasa, dan disesuaikan; Sangsi diberikan kepada setiap anggota, pimpinan ataupun orang yang
bekerja di AUM yang terbukti dengan sengaja melanggar komitmen
ber-Muhammadiyah; AUM agar ikut berperan aktif dalam pengembangan Cabang dan
Ranting; Dll.
Darul Arqam dan Baitul Arqam sebagai Perkaderan Utama Muhammadiyah : •
Darul Arqam diperuntukkan bagi Para Pemimpin/Direktur AUM Kesehatan dan
• •
dipersyaratkan baginya (Ketentuan MPKU untuk syarat Direktur RS). Baitul Arqam bagi para menejer dan pegawai AUM Kesehatan. Dengan berbagai variasinya, perkaderan utama Muhammadiyah harus dijalankan
• •
oleh AUM Kesehatan. MPK harus mengelola ini dengan baik, tentunya bekerjasama dengan MPKU. MPK harus membentuk “Tim Instruktur” yang terdiri dari berbagai latar belakang Majelis/Lembaga/Badan dan keahlian, agar terbentuk gerak langkah sinergis dan
•
harmonis bagi Perkaderan di Amal Usaha Muhammadiyah. Atau, menjadi kewajiban seluruh Majelis/Lembaga/Badan di Persyarikatan untuk membuat Amal Usaha Milik Muhammadiyah dapat menjadi Media Dakwah Persyarikatan, dengan ikut aktif melakukan “Proses Perkaderan”.
AGUS S DUNDA
8
AGUS S DUNDA
9
IKHTITAM Pada kenyataannya di lapangan memang harus diyakinkan pada para pengelola AUM (Khususnya di bidang Kesehatan), bahwa bermuhammadiyah itu ya menjalankan Agama Islam, bermuhammadiyah itu ya ber-Islam. Sehingga, menjadi pegawai di RSMA/Klinik sebagai Amal Usaha Milik Muhammadiyah itu otomatis ya beridiologi Muhammadiyah. Menjadi pegawai AUM itu ya menjalankan Agama Islam (Ber-Islam) yang dipahami oleh Muhammadiyah. Sehingga, bila secara ideologi para pegawai telah “selesai” berproses, maka insya Allaah akan bekerja dengan baik dan memotivasi dirinya untuk selalu berkinerja lebih baik. Untuk itu maka, seluruh komponen Persyarikatan (Majelis, Lembaga, Badan) harus bersinergi menguatkan “Ideologi” di Amal Usaha Milik Muhammadiyah, agar gerak langkah AUM bermanfaat dan harmonis sebagai Media Dakwah Persyarikatan. Wassalam.
AGUS S DUNDA
10