BENCANA ALAM Pembekalan DPL KKN UGM Sabtu, 17 Mei 2006
Oleh : Sudibyakto Fakultas Geografi UGM •
Pengelola Program M.Sc International “Geoinformation for Spatial Planning and Risk Management”, UGM-ITC, The Netherlands • Co-Chair Mitra Manajemen Bencana Prop DIY-Partnership UNDP E-mail :
[email protected] http://www.geo.ugm.ac.id HP 0811267726
GEMPA BUMI DIY-JATENG 27 MEI 2006
Karakteristik : • Gempa tektonik • Pusat gempa: di lautan Hindia pada kedalaman 33 km ( termasuk gempa dangkal), lebih kurang 37 km dari pantai • Magnitude: 5,9 SR (BMG)/ 6,2 SR (USGS) • Intensitas Gempa ? Bervariasi menurut lokasi Jenis kerusakan berbeda!
Jenis kerusakan (rumah) akibat Gempabumi • • • •
Roboh/Rata Tanah Rusak Berat Rusak Sedang ??? Rusak Ringan
LEMPENG TEKTONIK DI INDONESIA
Present day horizontal plate motion in Indonesia In ITRF2000 KEDUDUKAN DIY DALAM LEMPENG TEKTONIK
Kegempaan di Indonesia 1990-2000
FAKTOR PENYEBAB
GEMPA TIDAK SELALU DIIKUTI TSUNAMI
Isu Tsunami????? Video Tsunami di Sri Langka (Kalutara) Poster Tsunami ITC? Panduan Tsunami (PSBA UGM, 2004)
LANDSAT TM SEBAGIAN DIY DAN JAWA TENGAH SELATAN
Satelit IKONOS (Direkam 27 Mei 2006 Jam 10.30 WIB)
DAFTAR GEMPABUMI TERKINI (SEMENTARA) Date
Time
Latitude
Longitude
Depth
Magnitude
2006/05/27
04:21:51
-8.46
110.14
33
4.7Mb
2006/05/27
03:10:03
-8.55
110.15
33
4.9Mb
2006/05/27
01:07:43
-8.4
109.93
33
5.2Mb
2006/05/26
22:53:57
-8.26
110.31
33
5.9Mb
Data Source: National Seismological Center - BMG
4.5
2006/05/27 04:21:51
-7.863
110.813
10.0
JAVA, INDONESIA
4.8
2006/05/27 03:10:03
-7.849
110.457
10.0
JAVA, INDONESIA
6.3
2006/05/26 22:54:03
-7.977
110.318
35.0
JAVA, INDONESIA
Data Source: USGS NEIC (WDCS-D)
Magnitude
6.3 (Strong)
Date-Time
• Friday, May 26, 2006 at 22:54:02 (UTC) = Coordinated Universal Time • Saturday, May 27, 2006 at 5:54:02 AM = local time at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones
Location
7.977°S, 110.318°E
Depth
35 km (21.7 miles) set by location program
Region
JAVA, INDONESIA
Distances
Location Uncertainty Parameters Source Event ID
20 km (15 miles) SSW of Yogyakarta, Java, Indonesia 115 km (70 miles) S of Semarang, Java, Indonesia 140 km (90 miles) SSE of Pekalongan, Java, Indonesia 445 km (275 miles) ESE of JAKARTA, Java, Indonesia horizontal +/- 9.8 km (6.1 miles); depth fixed by location program Nst=126, Nph=126, Dmin=451.6 km, Rmss=1.62 sec, Gp= 43°, M-type=moment magnitude (Mw), Version=8 USGS NEIC (WDCS-D) usneb6
BAGAIMANA:GEMPA SUSULAN? 1. 2. 3. 4.
5.
Gempa susulan pasti terjadi • di Bantul > 50 kali Besaran gempa susulan umumnya lebih kecil berbanding dengan gempa utama Gempa utama merupakan akumulasi energi yang telah tersimpan dalam material lempeng dalam waktu lama Pada zona subduksi yang telah melepaskan energi sebesar gempa utama, untuk menghasilkan energi sebesar energi utama perlu waktu lama, sehingga secara hipotesis gempa susulan umumnya lebih kecil dari pada gempa utama. Meskipun demikian kondisi lapisan bumi itu watak dan sifatnya bervariasi, sehingga dapat juga terjadi penyimpangan (meskipun dengan probabilitas yang kecil).
TINGKAT KERAWANAN BENCANA GEMPA PESISIR SELATAN DIY DAN JATENG 1. Tingkat kerawanan tinggi-sedang 2. Faktor penyebab: • •
Berhadapan langsung dengan zona subduksi antara Lempeng Hindia-Australia & Eurasia (Asia Tenggara) pusat gempa terdapat jalur sesar yang mengarah timur laut » »
• •
tebing terjal sisi timur Parangtritis mata air panas Parangwedang
terdapat pada graben (Graben Bantul) lapisan batuan pada Graben Bantul: » » »
aluvium belum memadat bagian atas Batu gamping (di bawah permukaan) breksi vulkanik (di bawah permukaan)
BAGAIMANA KEMUNGKINAN TSUNAMI 1. Tingkat kerawanan tsunami: •
sedang- tinggi (kecuali yang bertebing terjal
2. Faktor pendukung: • • • • •
berhadapan langsung dengan pusat-pusat gempa di Samudra Hindia kemiringan gisik landai material bagian atas belum memadat (alHALOuvium) vegetasi penutup jarang Muara sungai: Opak, Progo, Serang dan Bogowonto
3. Seberapa jauh tsunami ke arah daratan: • • •
tergantung besaran gempa topografi pesisir ketinggian tempat
Tsunamigenic Earthquake in Indonesia
MENGAPA KURBAN DAN KERUSAKAN LUAR BIASA? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Daerahnya telah lama berkembang Kepadatan penduduk tinggi Bangunan kurang memenuhi persyaratan bangunan tahan gempa Kejadian gempa serupa telah lama terjadi (1942) Masyarakat belum menyadari bahwa daerahnya rawan gempa Kejadian pada pagi hari, sebagian warga masih berada di dalam rumah Kejadiannya cepat sekali dan tanpa ada peringatan dini, memang gempa sulit diprediksi Kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana gempa belum seperti yang diharapkan, karena lebih terfokus pada bencana Merapi.
BAGAIMANA UNTUK ANTISIPASI KE DEPAN ? 1. Siklus manajemen bencana menjadi acuan yang berkelanjutan 2. Penataan ruang (land use planning) 3. Organisasi penanggulangan bencana (KELEMBAGAAN) yang mantap: • • •
Koordinasi yang intensif & efektif Program yang jelas SDM terlatih dan profesional, dst
4. Penyadaran, pemahaman kebencanaan kepada SDM baik formal maupun informal 5. Terdukung oleh fasilitas dan dana yang memadai
Perlu disusun amat sangat segera Rencana Tindak Manajemen Bencana Pasca Gempabumi • Goal : Menuju Sistem Manajemen Bencana Terbaik (Best Practice) dalam Penangan Bencana Pasca Gempabumi di DIY dan Jateng.
Tujuan • Meningkatkan kinerja manajemen bencana pasca gempabumi • Menjembatani ”gap” antara apa yang seharusnya dikelola dan fakta pengelolaan bencana saat ini • Memberdayakan kembali struktur kelembagaan lokal, dan memulihkan sistem perekonomian daerah.
Pendekatan dan Metodologi •
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan spasial dan temporal secara komprehensif dengan metode-metode baku yang digunakan dalam manajemen bencana nasional maupun internasional. • Metode yang digunakan adalah metode rapid survey assessment dengan memanfaatkan teknologi geoinformasi dan ”participatory mapping” bekerjasama dengan media dan radio.
Keluaran • Rumusan rencana aksi secara komprehensif dan sinergis untuk meningkatkan kinerja manajemen bencana pasca gempabumi • Arahan pengelolaan dana bencana yang transparansi dan akuntabilitas serta dapat efektif (tepat sasaran). • Terbangunnya sistem informasi manajemen bencana yang dapat digunakan (diakses) oleh publik
Jadwal Kerja • Tahapan tanggap darurat (identifikasi masalah secara cepat dan solusinya)1 bulan • Tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi (pemulihan sistem sosial, ekonomi, kelembagaan dan sistem jaminan sosial)6 bulan
• Tahapan ”capacity building” untuk pemerintahan daerah pasca bencana1-2 tahun