Preseden.docx

  • Uploaded by: Yesica Ayu Cristine
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Preseden.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,561
  • Pages: 9
Nama : Yesica Ayu Cristine Situmorang Nim 

: 1705521006 PRESEDEN

Preseden dalam bidang arsitektur diartikan sebagai alat analisis untuk melatih keseimbangan antara dua aspek yaitu prinsip desain yang pernah ada dan prinsip desain baru/ inovasi. John E. Hancock, 1986 mengatakan

sangat baik untuk mempelajari kebudayaan masa lalu

untuk mengetahui berbagai nilai yang ditampilkan oleh arsitek masa lalu. Tradisi dan sejarah dalam hal ini mengandung makna sebagai representasi dari nilai-nilai “kemenerusan”, sedangkan penciptaan “karya baru” sering diasosiasikansebagai menampilkan “kemodernan” atau “kebaruan” atau “inovasi”. Oleh karena itu interaksi antara keduanya merupakan hal yangrumit/kompleks dan selalu menjadi area eksplorasi “design exercise” yang menarik. Penggunaan Preseden dalam arsitektur dapat dilakukan dengan dua alternatif yaitu: 1. Penggunaan preseden yang didasarkan atas prinsip-prinsip desain (“design principles”) arsitek

di

dalam

merancang

karya-karyanya

mengolah

fungsi,

ruang

dan

karakter berdasarkan prinsip desain 2. Penggunaan preseden yang didasarkan atas prinsip-prinsip desain di dalam arsitektur tradisional yang ada dalam suatu setting masyarakat tertentu. dan menerapkan prinsip- prinsip desain tersebut di dalam mengolah fungsi, ruang dan karakter Misalnya: Rumah Bali, Jawa, Minangkabau, dll.Peradaban masa lalu telah mewariskan banyak sekali karya arsitektur yang memiliki tingkat estetika dan kandungan makna yang tinggi. Karena itu, preseden-preseden darimasa lalu itu dapat diambil dan diterapkan dalam pembuatan bangunan modern. Dalam mengambil preseden, tak boleh hanya semata meniru bentuk bangunan, arsitek harus mendalami preseden yang ada. Arsitek juga harus memiliki pengetahuan akan anatomi bangunan, struktur dan konstruksi, tata ruang, nilai-nilai yang dikandung, kondisi sosial budaya masyarakat, hingga sejarah yangmelatarbelakangi keberadaan sebuah preseden. Dengan begitu,

ia akan memperolehsebuah rancangan baru yang dapat dengan tepat menerapkan prinsip yang sesuai dengan bangunan modern. Analisis preseden meliputi Struktur: frekuensi, pola, kesederhanaan, keteraturan, kesembarangan, dan kerumitan kolom serta bidang bangunan. Dapat dipakai juga dalam menegaskan ruang, menciptakanunit-unit, menjelaskan sirkulasim menyatakan gerakan, memmbentuk komposisi dan modulasi A. Aspek Konseptual Penilaian karya arsitektur yang terfokus kepada gagasan teori bentuk, proses transformasi, dan philosophy yang digunakan pada suatu karya. Contohnya Sultan Hasanuddin International Airport

FILOSOFI Bangunan ini murni berlanggam international style, garis-garis vertikal yang tegas dan bukaan yang massive dengan bidang jendela kaca yang full memenuhi sisi bangunan.Tidak terlihat adanya ciri khas kelokalan dan kedaerahan. Pengaruh modernitas dan hybrid sangat kental. UTILITAS Domain sains yang berlaku pada bangunan ini, adalah bagaimana maintenance dan pengaruhnya terhadap lingkungan, mengingat bangunan ini adalah bangunan kaca maka perlu perlakuan khusus terhadap pengkondisian thermal dan pengkondisian udara, selain itu

bentuknya mengakomodasi aliran angin yang dihasilkan dari pusaran udara oleh turbin pesawat

UTILITAS Domain sains yang berlaku pada bangunan ini, adalah bagaimana maintenance dan pengaruhnya terhadap lingkungan, mengingat bangunan ini adalah bangunan kaca maka perlu perlakuan khusus terhadap pengkondisian thermal dan pengkondisian udara, selain itu bentuknya mengakomodasi aliran angin yang dihasilkan dari pusaran udara oleh turbin pesawat STRUKTUR Struktur bangunan bentang lebar atau long wide span, pada umumnya memakai konstruksi baja atau komposit, dengan pertimbangan rigiditas dan fleksibilitas terhadap terpaan angin dan turbulensi udara yang dihasilkan oleh turbin pesawat. Struktur baja dan komposit ini kental akan preseden dekonstruksi dari Ricardo legorretta. B. Aspek Progmatik Berfokus kepada tata ruang, konfigurasi, morfologi, geometri dan layout atau denah bangunannya sendiri. Contohnya rumah tradisional bali.

C. Aspek Formal Aspek formal dalam preseden arsitektur terfokus kepada hal formal seperti tapak, lingkungan, peraturan, ragam hias dan sustainability. Contohnya gereja katedral di renon yang pilar, jendela, serta pintu meniru bentuk dari eropa, nampak pilar-pilar tinggi, jendela dan pintu-pintu dengan ukuran besar, mencerminkan bentuk-bentuk khas eropa. Dengan garis lurus yang tegas menambah kesan formal pada bangunan.



TYPOLOGI

Definisi Typologi 





Definisi Tipologi menurut Ecole Des Beaux-Arts Tipologi adalah klasifikasi dari obyek-obyek dan tipe dalai suatu obyek abstrak yang dibuat seseorang yang melakukan klasifikasi tersebut. Tipe itu sendiri diberikan ciri dengan sejumlah obyek dengan sifat permanen dan sama tergantung penoloknya. Definisi Tipologi menurut Budi A. Sukada Tipologi adalah penelusuran asal-usul terbentuknya obyek2 arsitektural yang terdiri dari tiga tahap : a. Menentukan bentuk dasar ( formal Structurs ) yang ada di dalam tiap obyek arsitektural b. Menentukan sifat dasar ( properties ), tiap obyek. c. mempelajari proses perkembangan bentuk dasar sampai perwujudannya saat ini Definisi Tipologi menurut Rafael Moneo

Tipologi dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep yang memberikan ( describe ) sebuah kelompok obyek atas dasar kesamaan sifat2 dasar. Tipologi dapat berarti tindakan berfikir dalam rangka pengelmompokan. Kesimpulannya Tipologi adalah suatu suatu kegiatan untuk mempelajari tipe dari obyek obyek arsitektural, dan mengelompokkannya dalam suatu klasifikasi tipe berdasarkan kesamaan / keserupaan dalam hal-hal tertentu yang dimiliki oleh obyek arsitektural tersebut, kesamaan tersebut dapat berupa :

a. Kesamaan bentuk dasar b. Kesamaan fungsi obyek-obyek ( TIPOLOGI FUNGSI BANGUNAN ) c. Kesamaan asal-usul/perkembangan dan latar belakang sosial masyarakat obyek berada Jenis Tipologi Menurut Raphael Moneo: 1. Tipologi berdasar konfigurasi bentuk dan ruang (spatial structure) = firmitas 2. Tipologi berdasar fungsi bangunan = utilitas 3. Tipologi berdasar citra (images)/ berdasar langgam (architectural styles) = venustas Analisa Tipologi Menurut Rafael Moneo, analisa tipologi dibagi menjadi 3 fase yaitu: 1. Menganalisa tipologi dengan cara menggali dari sejarah untuk mengetahui ide awal dari suatu komposisi; atau dengan kata lain mengetahui asal-usul atau kejadian suatu objek arsitektural. 2. Menganalisa tipologi dengan cara mengetahui fungsi suatu objek. 3. Menganalisa tipologi dengan cara mencari bentuk sederhana suatu bangunan melalui pencarian bangun dasar serta sifat dasarnya. Manfaat Metode Tipologi

1. Metode tipologi sangat berpengaruh dalam sebuah desain. Karena dengan adanya metode tipologi dapat menjabarkan atau mengklasifikasi sebuah konsep yang akan digunakan dalam merancang sebuah karya arsitektur. 2. Penggunaan metode tipologi dapat membantu seorang arsitek dalam memilih tipe bangunan seperti tipologi khusus untuk tipe bangunan ibadah, tipe bangunan beradasarkan karakteristik kelembagaan seperti sekolah, rumah sakit, tempat wisata, perkantoran dan lainlain 3. Melalui metode tipologi dalam merancang arsitek sudah mempelajari dengan matang konsep rancangan yang akan dibangun sehingga memiliki keselarasan antara bangunan dan lingkungan. 4. Banyak aspek dari tipologi dalam banbunan yakni, Tipologi bentuk, tipologi penggunaan fungsi, jenis, karakter, dan lain sebagainya, tetapi dari metode tipologi ini telah menciptakan suatu desain arsitektur yang benar-benar baru. 5. “Setiap tipologi tidak dapat diimplementasikan secara maksimal, karena mereka harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi setempat, konteks budaya, fungsi, dan tujuan desain lainnya.’” Ini membuktikan kutipan Quincy dan argumen Aldo Rossi bahwa tipologi tidak tetap model tetapi konstant atau umum yang harus dikontekstualisasikan dalam setiap karakteristik khas Arsitektur. Oleh karena itu, tipologi tidak selalu harus diterapkan dalam desain, selama arsitektur melayani tujuannya sambil memberikan kondisi hidup yang memadai bagi para penggunanya.



TRANSFORMASI DARI SPESIFIK MODEL

Transformasi adalah perubahan bentuk dari suatu bentuk menjadi bentuk yang berbeda namun mempunyai nilai - nilai yang sama, perubahan dari satu bentuk atau ungkapan menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti atau dasar yang sama mulai dari struktur permukaan dan fungsi.  Transformasi Dimensional

Merubah satu atau lebih dimensinya namun masih mempertahankan identitasnya sebagai satu bentuk dasar tertentu.  Transformasi Substraktif Pengurangan sebagian volume,

tetap terlihat bentukan dasarnya maupun berubah dari

bentukan dasar masa tersebut.  Transformasi Aditif Penambahan bentuk dasar masa tertentu dengan bentukan lain, sejenis maupun yang berlainan. Bisa juga menjadi kombinasi bentukan tertentu. Antoniades (1990) Menurut Antoniades dalam aliran transformasi, dengan cara transformasi tradisional dapat dilakukan empat langkah yang dapat dilalui, yaitu: 1. Pernyataan visual dengan pendekatan konseptual terhadap permasalahan dengan menggunakan gambar tiga dimensional 2. Evaluasi terhadap ide-ide dan memiliki ide yang paling memuaskan semua pihak sebagai alternatif maksimal, ide ini kemudian menjadi dasar dari proses transformasi 3. Melakukan transformasi yaitu dengan cara pergeseran, perputaran, pencerminan, penarikan,

pemapatan,

skala,

dan

memutar

(translation,

rotation,

reflection,stretching, shrinking, scale, twisting ) 4. Penyampaian informasi kepada pihak luar sehingga bisa diterima, dibangun, dan dinikmati Broadbent (1980) Empat rumusan untuk mencapai transformasi, yaitu: 1. Desain Pragmatic

Suatu desain akan mengalami transformasi pragmatik ketika desain tersebut mengunakan bahan material sebagai dasar pengolahan bentuk atau sebagai raw materialnya. 2. Desain Typologic Suatu desain akan mengalami transformasi typologic ketika desain tersebut memiliki kaitan budaya suatu daerah, memberikan image tentang

daerah atau budaya tertentu. Seperti

bangunan igloo rumah orang Eskimo atau tepee, rumah bagi orang IndianMelakukan transformasi yaitu dengan cara pergeseran, perputaran, pencerminan, penarikan, pemapatan, skala, dan memutar (translation, rotation, reflection,stretching, shrinking, scale, twisting )

3. Desain Analogical Suatu desain akan mengalami transformasi analogical ketika desain tersebut memiliki kriteria penggambaran tentang sesuatu hal, baik itu benda, watak, atau kejadian. Desain ini memerlukan beberapa medium sebagai sebuah gambaran untuk menerjemahkan keaslian ke dalam bentuk-bentuk barunya, baik gambaran personal maupun konsep abstract philosophical. 4. Desain Canonic Suatu desain akan mengalami transformasi canonic ketika desain tersebut menggunakan pendekatan geometrical sebagai raw materialnya baik itu dalam sistem konvensional ataupun sistem komputasi. Moda ini adalah geometri. Dengan bertema bentuk-bentuk geometri, transformasinya berupa peningkatan dimensi, pemejalan, pengosongan. Alat yang digunakan adalah massa. Tampilan visual yang dihasilkan berupa grid monotonic, blank box, bidang dan volume, “arbiterary romantis”. HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PROSES TRANSFORMASI a. Skala, pembesaran ataupun pengurangan ukuran suatu bentuk pada tingkat tertentu agar sesuai dengan tampilan visualnya b. Bagian dan keseluruhan bangunan, unsur-unsur utama disusun sehingga membentuk rupa yang harmonis

c. Faktor eksternal, hal yang terjadi berkaitan dengan perubahan bidang yang mempengaruhi transformasi d. Sematik, transformasi dikonotasikan dalam makna visual yang diasosiasikan dalam dua kelompok kata, yaitu : Bentuk, rupa jenis dan formasi, deformasi dan distorsi

KAITAN MODA DAN SALURAN TRANSFORMASI Moda transformasi adalah penggolongan umum mengetahui makna yang disalurkan dalam arsitektur. Sedangkan saluran transformasi lebih merupakan saluran kreatifitas untuk mencapai wujud karya arsitektur yang termuat oleh makna yang dimaksud. Moda transformasi dapat dilaksanakan untuk memenuhi maksud tujuannya dalam menyampaikan makna (deep structure) ke dalam tampilan karya arsitektur (surface structure) dengan memulai saluran-saluran transformasi yang kriterianya tergolong dalam moda tersebut.

More Documents from "Yesica Ayu Cristine"

Traditional.docx
April 2020 14
Preseden.docx
April 2020 16
Yesica Beton.docx
April 2020 15
Struktur.docx
April 2020 15
Arsindo.docx
April 2020 17