TUGAS PENGANTAR REKAYASA DAN DESAIN 2
Laporan Perumusan Masalah Sistem Pengangkutan-Pengangkatan dalam Permasalahan Fasilitas Off-shore Tugas No.
: 01
Tanggal Pengumpulan
: Senin, 04 Februari 2019
Kelas
: 31
Dosen Mata Kuliah
: Ir. Agus Jatnika Effendi ,Ph.D. Ahmad Soleh Setiyawan ,ST,MT,Ph.D.
Asisten Dosen
: Nida Maisa Zakiyya Wika Maulany Fatimah
Kelompok
:-
Nama/NIM
: Akmal Rahmadian Zulfi/16618249 Lonnardi Soekarno Lukias/16618255 M. Wijaya/16618261
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2019
A. Analisis Situasi Pada suatu proyek pembangunan suatu fasilitas infrastruktur di lepas pantai, seorang insinyur akan mengangkut dan mengangkat sebuah ‘benda’ dengan berat dan ukuran tertentu, dari posisinya di darat ke tempat pemasangannya yang berada di lepas pantai. ‘Benda’ tersebut merupakan fasilitas pengeboran minyak gas sehingga insiyur akan memasang sebuah ‘pengangkat’ untuk dapat memindahkannya. ‘Benda’ tersebut akan berjarak 20 km dari tempat pembuatannya yang di darat. Benda tersebut ingin dipasang secara efisien,murah, dan cepat.
B. Tujuan Perumusan Masalah 1. Mengefektifkan dan memudahkan proses pemutusan masalah Untuk menyelesaikan pembangunan fasilitas infrastruktur di lepas pantai dengan tuntutan waktu pengerjaan yang singkat, sehingga diperlukan suatu alat/system yang dapat membantu mempercepat proses pengangkutan dan pengangkatan karena proses pembangunannya dilakukan di darat sedangkan bangunan yang akan dibuat berada di lepas pantai. Sehingga tujuan dari perumusan masalah ini adalah untuk mempersingkat waktu pembangunan infrastruktur tersebut. 2. Penghematan Biaya seperti konstruksi, gaji pekerja Selain penghematan waktu, penghematan biaya / anggaran juga menjadi pertimbangan. Karena anggaran suatu pembangunan memiliki batasan yang membuat perancang tidak hanya memperhitungkan struktur bangunan, tetapi juga biaya pembangunannya. Sehingga tujuan dari perumusan masalah ini adalah mengurangi biaya/anggaran dari pembangunan. 3. Mengurangi resiko kecelakaan kerja. Jika pembangunan konstruksi bangunan lepas pantai dilakukan di lokasi bangunannya, maka akan membuat resiko dari kesalahan dan kecelakaan kerja akan semakin besar, karena terkendala oleh cuaca dan beratnya medan yang dihadapai, maka pembuatannya dilakukan di darat. Sehingga tujuan dari perumusan masalah ini adalah untuk mengurangi resiko dari kesalahan dan kecelakaan kerja.
C. Faktor-faktor yang terkait dengan masalah: 1. Faktor Finansial Finansial adalah faktor terpenting dalam pengadaan barang-barang ataupun material. Tanpa uang kita tidak bisa melakukan pengerjaan proyek, ataupun pembiayaan lainnya yang meliputi gaji pekerja. Dalam hal ini, jika banyaknya uang kemungkinan kita memiliki lebih banyak akses sumber daya untuk melakukan pekerjaan nantinya. Pembangunan oil rig misalnya memerlukan biaya yang relatif besar, karena dia membutuhkan transportasi untuk pemindahan ‘benda’ atau pondasi dan tiang-tiang pemancang yang besar. Dan memerlukan alat-alat berat yang digunakan untuk mengangkat pondasi sehingga dipasang ditempat yang benar. 2. Faktor Lingkungan Hal kedua yang perlu diketahui adalah lingkungan. Dengan mengetahui lingkungan dari sekitar daerah pemasangan dan pembangunan ‘benda’ kita bisa mengetahui potensi apa yang menjadi hal-hal yang mendukung dan hal-hal yang dihindari. Misalnya, kedalaman air laut dalam pembuatan oil rig harus diperhitungkan untuk pemasangan tiang fondasi, harus lebih tinggi dari permukaan air laut tetapi tidak terlalu tinggi. Kemudian, kontur permukaan tanah apakah merupakan daerah yang mudah untuk patah dan bisa menyebabkan gempa. 3. Faktor Cuaca Cuaca juga mempengaruhi dalam pemasangan pondasi. Kita semua tidak bisa menebak Alam seperti apa, mungkin saja dalam pemasangan ada ombak laut yang cukup tinggi sehingga menghambat pemasangan, dan lebih baik kita mencegah hal tersebut. Apalagi ditengah laut yang dimana sulit untuk melarikan diri bila terjadi bencana sehingga hal ini perlu diperhatikan lebih dibanding pembangunan di darat. 4. Faktor Konsumen (waktu pengerjaan)
Konsumen merupakan orang yang akan menerima hasil pekerjaan kita, hal ini juga perlu karena kita sudah diberi kepercayaan dan harus memberikan hasil yang terbaik, sehingga dalam pembuatan kita harus membicarakan waktu pengerjaan kalau bisa jangan terlalu cepat dan terlalu lama dengan memperhatikan faktor-faktor yang diatas terlebih.
5. Faktor Bahan Material
Setiap orang bilang material yang mahal adalah material yang bagus. Menurut kami, hal ini salah karena yang benar adalah material yang bagus adalah material yang dalam pengolahannya benar. Material yang digunakan harus diperhitungkan juga, agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan seperti korosi besi yang bisa melapukan besi dan hancur.
6. Sumber daya Manusia
Hal ini yang paling penting karena nantinya manusia akan menjadi penggerak dari alat-alat pendukung dalam pembuatan oil rig sehingga tidak terjadi malfungsi dari alat yang akan digunakan. Dan hendaknya bisa membaca gambar dari hal yang akan dibuat sehingga tidak terjadi miskomunikasi dan miskonsepsi dalam pembuatannya. Sumber Daya Manusia adalah hal yang krusial karena hal ini lah yang menjadi dari dasar semua pembangunan.
D. Hambatan dan peluang: 1. Gejala Alam Terdapat beberapa gejala alam yang merupakan bagian dari beban lingkungan yang dialami pada saat pengangkutan dan pengangkatan konstruksi fasilitas off-shore dari tempat pembuatan ke lepas pantai, antara lain Gelombang, Angin dan Arus. a. Gelombang laut Gelombang biasanya disebabkan oleh aksi gerakan angin dan gempa bumi (tsunami). Gelombang bergerak secara acak (turbulen) dipermukaan laut, tetapi partikel-partikel air bergerak mendekati lintasan yang melingkar. Pada saat pengangkutan konstruksi fasilitas off-shore sangatlah bergantung pada keadaan gelombang laut karena jika gelombang terlalu besar maka kestabilan kapal semakin kecil sehingga dapat mengakibatkan terjadi kecelakaan. Gelobang laut
yang terlalu besar juga dapat memengaruhi kestabilan pengangkatan konstruksi fasilitas off-shore pada saat pemasangan ke lokasi yang telah ditentukan dan dapat membahayakan keselamatan para pekerja. b. Angin Angin bergerak dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah. Angin yang bergerak dengan kecepatan tinggi dan mempunyai kekuatan untuk merusak biasa disebut dengan badai (storm). Faktor inilah yang berpengaruh terhadap keselamatan dan keamanan pengangkutan konstruksi fasilitas offshore. Angin digunakan dalam mengatur kecepatan kapal, selain itu arah dan kecepatan angin dapat juga dimanfaatkan untuk mempertahankan posisi saat berlayar. Sedangkan kecepatan angin sangat berkaitan dengan tingginya gelombang, dimana angin yang semakin kencang maka gelombangnya semakin besar. Selain itu dalam pelayaran maka jarak pandang (visibility) sangat penting untuk mempertahankan posisinya dimana jarak pandang ini merupakan jarak pandang terjauh pada suatu objek tanpa menggunakan alat bantu. Bila jarak pandang terbatas maka nahkoda akan sangat sulit mengamati keadaan yang ada di sekitarnya sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan seperti tabrakan kapal. c. Arus Seperti halnya angin, parameter utama dari arus adalah kecepatannya. Selain itu, arah terpaan arus juga merupakan variabel penting yang berguna dalam pengangkutan dengan kapal dan pengangkatan konstruksi fasilitas offshore menuju lepas pantai. Perhitungan arus memiliki banyak pengaruh terhadap penentuan letak dan arah kedudukan sandaran kapal serta gaya dinamis yang diderita anjungan lepas pantai sehingga penempatan konstruksi fasilitas off-shore memakan waktu yang cukup lama apabila arus cukup besar. 2. Jarak Pengangkutan Jarak tempat pembangunan konstruksi fasilitas off-shore dengan tempat pemasangan yang berada di lepas pantai berjarak 20 km menyebabkan perlunya persiapan yang matang sebelum benar-benar akan melakukan pengangkutan dan pengangkatan konstruksi fasilitas off-shore, dengan mempertimbangkan keadaan cuaca sehingga terhindar dari kecelakaan yang tidak diinginkan. 3. Dimensi Benda
Dengan ukuran panjang konstruksi fasilitas off-shore 50 meter dan berbobot 25 ton, maka perlunya kapal tongkang yang berukuran besar dan mampu membawa beban sebegitu besarnya dan alat pengangkat yang mampu mengangkat bobot kurang lebih 25 ton dari tempat pembangunan ke kapal tongkang dan dari
kapal tongkang ke tempat pemasangan konstruksi fasilitas off-shore yang berada di lepas pantai. 4. Membuka Lapangan Pekerjaan dan Pengembangan Teknologi .baru
Proyek pengangkutan dan pengangkatan konstruksi fasilitas off-shore memerlukan banyak tenaga kerja dari berbagai keahlian sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan. Selain itu dengan adanya proyek seperti ini dapat
menumbuhkan inovasi-inovasi baru yang mempermudah pengangkutan dan pengangkatan di bidang konstruksi off-shore.
dalam proyek
5. Biaya Proyek pengangkutan dan pengangkatan konstruksi fasilitas off-shore memerlukan biaya yang tidak sedikit sedangkan dari konsumen telah memberikan anggaran, maka perlunya manajemen anggaran yang baik sehingga anggaran yang telah dicanangkan tidak kurang atau lebih, tetapi tetap memperhatikan keselamatan kerja dan aman hingga jangka waktu yang telah ditentukan.
E. Rumusan Masalah Sesuai dengan rancangan dari bentuk bangunan offshore tersebut, kita perlu untuk memindahkan dengan cara mengangkut benda sejauh 20 km dari tempat pembangunannya ke tengah lepas pantai. Kapal yang digunakan itu bentuknya seperti kapal tongkang. Bangunan offshore yang berukuran panjang 50 meter dan berat 25 ton. Dan bangunan tersebut harus berada di atas permukaan laut setinggi 13 meter. Dalam pembangunan benda ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi seperti finansial(biaya), lingkungan(permukaan tanah), cuaca(temperature, arah angin), konsumen(waktu pengerjaan), bahan material, dan sumber daya manusia yang terkait. Kemudian ada juga hal-hal yang akan menjadi hambatan maupun peluang dalam pembangunan ini seperti jarak pengangkutan, cuaca, dimensi benda, biaya, pembuatan lapangan pekerjaan, dan pengembangan teknologi baru.
F. Perumusan Alternatif Desain Berdasarkan permintaan konsumen yang menginginkan pembuatan sistem dengan panjang 50 meter dan bobot 25 ton secara aman,cepat,dan murah. Maka, didapatkan beberapa sistem yang dapat digunakan dalam pengangkutan dan pengangkatan dari tempat pembuatan yang berjarak 20 km ke tempat pemasangan yang berada di lepas pantai.
Alternatif Sistem pengangkutan Karena jarak yang ditempuh cukup jauh dan medan yang dilalui berupa lautan maka,untuk mempermudah pengangkutan dapat menggunakan:
1. Kapal Tongkang kapal tongkang yang berukuran panjang lebih dari 50 meter dan mampu menahan .....beban lebih dari 25 ton.
Gambar 1. Kapal Tongkang Selain efisien dan aman, penggunaan kapal tongkang sebagai pengangkut lebih ekonomis dan dapat memuat beban dalam jumlah yang besar tetapi kendalanya adalah keccepatan kapal tongkang yang cukup pelan daripada kapal-kapal lainnya. 2. Kapal Tunda Kapal tunda adalah kapal dimana berfungsi sebagai penarik kapal atau beban lainnya dan kapal tunda dikenal sebagai kapal serba guna.
Gambar 2. Kapal Tunda Meskipun berukuran sedang atau kecil tetapi kapal tunda mampu membawa beban yang cukup besar karena memiliki tenaga yang besar bila dibandingkan dengan ukurannya. Tetapi untuk membawa beban seperti fasilitas off-shore tidak aman karena kurangnya kestabilan tempat untuk meletakkan beban. biasanya kapal tunda digunakan pada perairan yang tenang bukan pada lautan lepas seperti yang diinginkan. 3. Kapal Blue Marlin Kapal Blue Marlin adalah kapal pengangkut yang sangat besar dan mampu membawa beban sampai ribuan ton.
Gambar 3. Kapal Blue Marlin Dengan ukuran sangatlah besar, kapal Blue Marlin mampu membawa beban yang hanya 25 ton dengan aman dan cepat tetapi melihat ukurannya yang sangatlah bebas
maka kurang efektif jika memakai kapal ini, ditambah dengan biaya operasional yang sangat besar untuk menyewa kapal Blue
Alternatif Sistem Pengangkatan Sesuai dengan permasalahan yang diberikan mengenai ketinggian pondasi setinggi 13 meter dan kecepatan angin yang selalu berubah-ubah, sehingga diperlukan sebuah alat untuk mengangkat dan memindahkan dari kapal ke pondasi.
1. Kapal Crane Tunggal
Gambar 4. Kapal Crine Tunggal Dengan memakai kapal crane tunggal akan mempunyai biaya yang lebih murah dan lebih mudah dalam pengoperasian, akan tetapi dengan pemasangan fasilitas offshore yang berada di laut lepas maka perlunya memikirkan cuaca yang akan terjadi seperti gelombang dan angin yang mengakibatkan kurangnya kestabilan crane tersebut, yang mana dapat menimbulkan terjadi kecelakaan ataupun waktu pemasangan yang lama.
2. Kapal Crine Ganda
Gambar. 02 Kapal Crane Ganda
Dari gambar diatas, crane tersebut dipilih karena memiliki keunggulan mampu terhadap hembusan angin dan goncangan gelombang air dan memiliki 4 pengait sehingga lebih stabil untuk pemasangan. Tetapi apabila memakai kapal crane ganda perlu biaya yang lebih besar daripada memakai kapal crane tunggal.
Alternatif Pilihan Dari alternatif-alternatif sistem pengangkutan maka alternatif yang terbaik yaitu memakai Kapal Tongkang sebagai alat pengangkutan karena lebih aman dan apabila menggunakan kapal yang lebih besar seperti kapal Blue Marlin itu membutuhkan biaya yang lebih besar pula. Sedangkan jika menggunakan kapal-kapal kecil seperti kapal Tunda keamanannya kurang dipercaya. Sedangkan dari alternatif-alternatif sistem pengangkatan maka alternatif yang terbaik yaitu memakai Kapal Crine Ganda karena lebih efisien dan efektif daripada memakai kapal Crine Tunggal diakibatkan pemasangan fasilitas off-shore yang berada di laut lepas maka perlunya memikirkan cuaca yang akan terjadi seperti gelombang dan angin.