BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sulfat merupakan senyawa yang stabil secara kimia karena merupakan bentuk oksida paling tinggi dari unsur belerang. Sulfat dapat dihasilkan dari oksida senyawa sulfida oleh bakteri. Sulfida tersebut adalah antara lain sulfida metalik dan senyawa organosulfur. Sebalikya oleh bakteri golongan heterotrofik anaerob, sulfat dapat direduksi menjadi asam sulfida.Secara kimia sulfat merupakan bentuk anorganik daripada sulfida didalam lingkungan aerob. Sulfat didalam lingkungan (air) dapat berada secara ilmiah dan atau dari aktivitas manusia, misalnya dari limbah industry dan limbah laboratorium. Secara ilmiah sulfat biasanya berasal dari pelarutan mineral yang mengandung S, misalnya gips (CaSO4.2H2O) dan kalsium sufat anhidrat ( CaaSO4). Selain itu dapat juga berasal dari oksidasi senyawa organik yang mengandung sulfat adalah antara lain industri kertas,tekstil dan industri logam. Prinsip penentuan Sulfat secara spektrofotometri adalah dengan mereaksikan ion sulfat yang ada di dalam sampel air dengan larutan BaCl2, sehingga terbentuk suspensi BaSO4. kekeruhan yang dihasilkan diukur dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 420 nm. Fosfat merupakan sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air. Fosfat yang berlebihan dapat dikenali dengan warna air yang menjadi kehijauan,berbau tak sedap dan keruh. Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan fosfor ekonomis.sebagi contoh sumber Fospat yang besar adalah deterjen. Dipenelitian ini kadar Fosfat diidentifikasi menggunakan sebuah metoda Spektrofotometri. Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak didalam tubuh setelah kalsium, yaitu 1 % dari berat badan. Kurang lebih 58 % fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai
1
garam kalsium fosfat, fosfat juga penting untuk jaringan saraf, mendukung fungsifungsi system saraf, dan membantu agar sembuh dari kelelahan mental disertai sakit kepala dan kesulitan konsentrasi. Defisiensi akan menyebabkan mudah lupa, pusing, dan migrant. Fosfor di dalam tubuh penting untuk reaksi-reaksi kimia karena dapat menagkap mentransfer, dan menyimpan energi. Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan fosfor ekonomis.sebagi contoh sumber Fospat yang besar adalah deterjen. Dipenelitian
ini
kadar
Fosfat
diidentifikasi
menggunakan
sebuah
metoda
Spektrofotometri. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui nilai ion sulfat dan fosfat dadalam air. 1.2 Tujuan Percobaan 1.2.1 Sulfat Tujuan dari percobaan sulfat ini adalah untuk mengetahui kadar sulfat yang terdapat dalam air sampel dengan metode turbidimetri. 1.2.2 Ortofosfat Tujuan dari percobaan fosfat ini adalah untuk mengetahui kadar ortofosfat dalam air sampel dengan metode spektrofotometri dan asam askorbat sebagai pereduksi. 1.2.3 Polifosfat Tujuan dari percobaan polifosfat ini adalah untuk mengetahui kandungan polifosfat dalam air sampel dengan metode spektofotometri dan pendekatan ortofosfat. 1.2.4 Fosfat Organik Tujuan dari percobaan fosfat organic ini adalah untuk mengetahui kadar fosfat organic dalam air sampel dengan pendekatan metode ortofosfat.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sulfat Sulfat didalam lingkungan (air) dapat berada secara ilmiah dan atau dari aktivitas manusia, misalnya dari limbah industry dan limbah laboratorium. Secara ilmiah sulfat biasanya berasal dari pelarutan mineral yang mengandung S, misalnya gips (CaSO4.2H2O) dan kalsium sufat anhidrat ( CaSO4). Selain itu dapat juga berasal dari oksidasi senyawa organik yang mengandung sulfat adalah antara lain industri kertas,tekstil dan industri logam . Ion sulfat merupakan sejenis ion padatan dengan rumus empiris SO4 dengan massa molekul 96.06 satuan massa atom. Sulfat terdiri atom pusat sulfur dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahidron ion sulfat bermuatan dua negatif dan merupakan basa konjugat ion hidrogen sulfat (bisulfit) H2SO4- yaitu bes konjugat asam sulfat H2SO4 terdapat sulfat organik seperti dimetil sulfat yang merupakan senyawa kovalen dengan rumus (CH3O)2SO2 dan merupakan ester asam sulfat. Ion sulfat adalah salah satu anion utama yang muncul di air alami atau alam. Sulfat adalah salah satu ion penting dalam ketersediaan air karena efek pentingnya bagi manusia saat ketersediaannya dalam jumlah besar. Untuk hal sulfat direkomendasikan batas maksimal sulfat dalam air sekitar 250 mg/l untuk air yang dikonsumsi
manusia Sulfat
dikenal
sangat
larut
dalam
air
kecuali
di
dalam Kalsium Sulfat, Stronsium Sulfat. BariumSulfat sangat berguna dalam proses gravimetri sulfat. Penambahan Barium Klorida pada suatu larutan yang mengandung ion sulfat. Kelihatan endapan putih, yaitu barium sulfat yang menunjukkan adanya anion sulfat. Ion sulfat bisa menjadi ligan yang menghubungkan mana-mana satu dengan oksigen (monodentant) dan dua oksigen sebagai kelat atau jembatan. Contoh dari Sulfat antara lain: senyawanya H2SO4 (asam sulfat). Senyawa sulfat mudah dijumpai di alam, seperti dalam air hujan. Senyawa sulfat juga berasal dari hasil buangan pabrik (limbah) kertas, tekstil (karena proses pembuatannya atau 3
pewarnaan memakai asam sulfat) dan industri lainnya Sulfat cukup sulit dihilangkan dari air, karena sifat sulfat yang sempurna larut dalam air, sehingga untuk memisahkannya harus memakai membran elektrodialisis. Cara untuk mendeteksi kandungan sulfat dalam air dapat dilakukan dengan mempergunakan alat spektrofotometer (uji kuantitatif). Pengujian dengan spektrofotometer akan mengukur absorban larutan melalui instensitas warna larutan. Oleh karena itu, sampel yang akan digunakan harus jernih agar tidak mengganggu proses pembacaan absorban pada spektrofotometer. Ciri dari sulfat, yaitu 1. Kebanyakan sulfat sangat larut dalam air, kecuali Kalsium Sulfat, Stronsium
Sulfat, danBarium Sulfat. Barium Sulfat yang sangat berguna dalam analisis gravimetri sulfat dengan panambahan Barium Klorida pada suatu larutan yang mengandung ion sulfat. Kelihatan endapan putih, yaitu Barium Sulfat menunjukkan adanya anion sulfat; 2. Ion sulfat bias menjadi satu ligan, menghubungkan satu dengan oksigen
(mono dentat) atau dua oksigen sebagai kelas atau jembatan; 3. Sulfat berwujud sebagai zat mikroskopik (aerosol) yang merupakan dari hasil
pembakaran bahan bakar fosil dan biomassa. Zat yang dihasilkan menambahkan keasaman atmosfer dan mengakibatkan hujan asam. Dampak yang ditimbulkan oleh Sulfat : Konsentrasi maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 250 mg/l. Menyebabkan Laxative apabila kadarnya berupa Magnesium dan Sodiums. Senyawa sulfat bersifat iritasi pada saluran pencernaan (saluran gastro intestinal), apabila dalam bentuk campuran Magnesium atau Natrium pada dosis yang tidak sesuai aturan. Sebagai contoh bentuk Magnesium Sulfat yang biasa ditambahkan ke dalam air minurn untuk membantu pengendapan (penjernihan air) setelah penambahan Klorin.
4
2.2 Fosfat Phospat atau fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari satu atom fosforus dan empat oksigen. Dalam bentuk ionik, fosfat membawa sebuah -3 muatan formal, dan dinotasikan PO43-. Fosfat merupakan satu -satunya bahan galian (diluar air) yang mempunyai siklus, unsur fosfor di alam diserap oleh mahluk hidup, senyawa fosfat pada jaringan mahluk hidup yang telah mati terurai, kemudian terakumulasi dan terendapkan di lautan. Proses terbentuknya endapan fosfat ada tiga: 1. Fosfat primer terbentuk dari pembekuan magma alkali yang bersusunan nefelin, syenit dan takhit, mengandung mineral fosfat apatit, terutama fluor apatit {Ca5 (PO4)3 F}dalam keadaan murni mengandung 42 % P2 O5 dan 3,8 % F2. 2. Fosfat sedimenter (marin), merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali dan suasana tenang, mineral fosfat yang terbentuk terutama frankolit. 3. Fosfat guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batugamping karena pengaruh air hujan dan air tanah. Berdasarkan tempatnya endapan fosfat guano terdiri dari endapan permukaan, bawah permukaan dan gua. Fosfat terpolimerisasi disiapkan oleh orthophosphates pemanasan. Derajat polimerisasi bervariasi dengan kondisi produksi, tetapi campuran sering digunakan dalam pengolahan ikan didominasi Tripolyphosphate. Umumnya disetujui sebagai aditif makanan dan digunakan sebagai saus untuk fillet untuk mengurangi menetes pada ikan dipak dan dari ikan dicairkan. Juga ditambahkan ke surimi. Kehadiran fosfat dalam air menimbulkan permasalahan terhadap kualitas air, misalnya terjadinya eutrofikasi. Untuk memecahkan masalah tersebut dengan mengurangi masukan fosfat ke dalam badan air, misalnya dengan mengurangi pemakaian bahan yang menghasilkan limbah fosfat dan melakukan pengolahan limbah fosfat. Salah satu metoda yang tengah dikembangkan adalah memanfaatkan kemampuan fosfat untuk membentuk kristal dengan penambahan reaktan. Fosfat 5
membentuk kristal hydroxyapatite dengan penambahan Ca (Hirasawa dan Toya, 1990; Seckler dkk., 1996) dan kristal struvite dengan penambahan Mg (Munch dan Barr, 2001). Fosfor yang terdapat bebas di alam, terutama di air, dominan berada di dalam bentuk senyawa PO4-3 (phosphate; fosfat). Karena itu penggunaan istilah ‘fosfat’ lebih umum digunakan. Fosfat terdapat dalam jumlah yang signifikan pada efluen pengolahan air buangan domestik. Selain itu di air limbah domestik murni, jumlah fosfor total dapat berkisar antara 15 mg P/L, sedangkan pada air limbah tercampur, antara domestic dan industri, konsentrasi fosfor dapat mencapai 50 mg P/L. Jenis analisa yang akan diuraikan disini cukupsederhana dan terdiri dari 4 langkah bertahap yang dapat digabungkan, sehingga setiap unsur fosfat dapat ditentukan. Langkah tersebut antara lain adalah: a. Penyaringan pendahuluan pada filter membran untuk memisahkan fosfat terlarut yang tersuspensi; b. Hidrolisa pendahuluan untuk merubah polifosfat menjadi ortofosfat; c. Peleburan pendahuluan dengan asam sulfat untuk merubah semua polifosfat serta fosfat organis menjadi ortofosfat.
6
BAB III METODA 3.1 Waktu dan Tempat 3.1.1 Waktu Hari/Tanggal
: Kamis, 20 April 2017.
Waktu
: 7.30 WIB
3.1.2 Tempat Lokasi Sampling
: Kali Grogol belakang Mall Citraland (Gerbang A&W )
Titik Koordinat
: 6°10’02.5”S 106°47’03.9”E
Gambar 3.1.2 Lokasi Sampling
7
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Sulfat Tabel 3.2.1 Alat dan Bahan Sulfat No.
Alat
Bahan
1.
Bubl 1 buah
Air Sampel 25 mL
2.
Batang Pengaduk
Larutan Buffer A
3.
Labu Erlenmeyer 250 mL 1 Buah
BaCl
4.
Pipet Gondok 20 mL 1 buah
-
5.
Sendok
-
6.
Turbidimeter
-
3.2.2 Ortofosfat Tabel 3.2.2 Alat dan Bahan Ortofosfat No.
Alat
Bahan
1.
Aluminium foil
Air Sampel 50 mL
2.
Gelas Erlenmeyer 250 mL
Pereaksi Kombinasi 8 mL
3.
Pipet Volumetri 10 mL
-
4.
Pipet Volumetri 50 mL
-
5.
Spektrofotometer
-
3.2.3 Polifosfat Tabel 3.2.3 Alat dan Bahan Polifosfat No.
Alat
Bahan
1.
Alumunium Foil 1 buah
Air Sampel 50 ml
2.
Labu Ukur 50 ml 1 Buah
H2SO4 5N
3.
pH Meter
Pereaksi Campuran
4.
Pipet Volume 10 ml 1 Buah
-
5.
Spektrofotometer
-
8
3.2.4 Fosfat Organik Tabel 3.2.4 Alat dan Bahan Fosfat Organik No.
Alat
Bahan
1.
Heater
Air Sampel 100 mL
2.
Labu Erlenmeyer 250 mL
Air Suling
3.
Labu Kjeldahl 1 buah
Indikator pp
4.
Pipet Volumetrik 50 mL
5.
Pipet Volumetik 5 mL
Larutan H2SO4 1 mL Larutan HNO3 5 mL
6.
Pipet Volmetrik 25 mL
Pereaksi Campuran 4 mL
7.
Pipet Tetes
-
8.
Spektrofotometer
9.
-
-
3.3 Cara Kerja 3.3.1 Sulfat 1. Pipet 100 ml sampel ke dalam labu erlenmeyer. 2. Tambahkan 20 mL larutan buffer A sambal diaduk. 3. Tambahkan 1 sendok BaCl diaduk selama 60 detik. 4. Ukur dengan turbidimeter. 3.3.2 Ortofosfat 1. Ambil 50 mL air sampel menggunakan pipet volumetrik dan kemudian masukkan kedalam labu Erlenmeyer. 2. Tambahkan 8 mL pereaksi kombinasi kemudian homogenkan. 3. Tutup dengan aluminium foil dan diamkan selama 30 menit. 4. Setelah 30 menit ukur dengan spektrofotometer dengan panjang geombang 880 nm.
9
3.3.3 Polifosfat 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Masukkan 50 ml sampel kedalam labu erlenmeyer, tambahkan 10 ml H2SO4. 3. Panaskan labu erlenmeyer diatas heater selama 30 menit. 4. Kalau pH 8 netralkan hingga pH 7, kalau pH kurang dari 7 tidak dinetralkan. 5. Pipet 50 ml dari labu erlenmeyer kedalam labu ukur, tambahkan 8 ml pereaksi campuran. 6. Diamkan selama 30 menit dan tutup labu ukur 100 ml dengan alumunium foil. 7. Masukkan kedalam spektrofotometer dengan panjang gelombang 880 nm. 3.3.4 Fosfat Organik 1. Ambil 100 mL air sampel menggunakan pipet volumetric dan masukkan kedalam labu kjeldahl. Kemudian tambahkan 1 mL larutan H2SO4 dan 5 mL larutan HNO3 2. Didihkan dengan heater sampai volume larutan kira-kira 30 mL. 3. Pindahkan larutan kedalam labu Erlenmeyer 250 mL. Setelah itu tambahkan 3 tetes indikator pp dan larutan NaOH hingga berubah warna menjadi merah muda. 4. Ambil 25 mL larutan menggunakan pipet volumetric dan pindahkan kedalam labu Erlenmeyer lainnya. Tambahkan 4 mL pereaksi campuran dan homogenkan. 5. Diamkan selama 30 menit dan setelah itu ukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 880 nm.
3.4 Metode 3.4.1 Metode Turbidimetri Kekeruhan (turbidity) adalah keadaan dimana transparansi suatu zat cair berkurang akibatkehadiran zat-zat tak-terlarut (ISO, 1999). Tingkat kekeruhan air (turbiditas) dapat ditentukan menggunakan alat ukur yang disebut turbidimeter. Turbiditas merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan 10
sebagai
perbandingan
cahaya
yang
dipantulkan
terhadap
cahaya
yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspense adalah fungsi konsentrasi
juka
kondisi-kondisi
lainnya
konstan.Perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat di bidangelektronika dan instrumentasi telah memungkinkan diciptakannya alat-alat ukur yang bekerja secara digital. Model desain alat ukur tingkat kekeruhan zat cair ini menggunakan mikrokontroler AT89S51 dengan menggunakan sensor fototransistor pada posisi 90o terhadap cahaya yang datang dari LED (disebut metode Nephelometer) dan standar yang digunakan untukmengukur tingkat kekeruhan air adalah NTU (Nephelometric Turbidity Units), dan menampilkanhasil pengukurannya pada LCD karakter 2x16. Dengan menggunakan prinsip hamburan cahaya.Cahaya dilewatkan melalui suatu zat cair, maka ada sebagian energi foton cahaya itu yangdiserap dan sebagian lagi dihamburkan oleh partikel-partikel tersuspensi yang berada di jalurlintasan cahaya tersebut. Oleh sebab itu, metode pengukuran tingkat kekeruhan zat cairpun dibedakan menurut intensitas cahaya mana yang diukur: cahayayang diteruskan (transmitted ), cahaya yang dihamburkan (scattered ), atau kedua-duanya. Penentuan kadar sulfat dalam larutan dapat menggunakan metode turbidimetri.Sulfat merupakan senyawa yang stabil secara kimia karena merupakan bentuk oksida paling tinggi dari unsur belerang. 3.4.2 Metode Spektrofotometri Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang 11
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi (Harjadi, 1990). Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri (Basset, 1994). Spektrometri UV-Vis adalah salah satu metoda analisis yang berdasarkan pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media tergantung pada tebal tipisnya media dan konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut. Spektrometri visible umumnya disebut kalori, oleh karena itu pembentukan warna pada metoda ini sangat menentukan ketelitian hasil yang diperoleh. Pembentukan warna dilakukan dengan cara penambahan pengompleks yang selektif terhadap unsur yang ditentukan (Fatimah, 2005). Mekanisme kerja alat spektrofotometer UV-Vis adalah sinar dari sumber sinar dilewatkan melalui celah masuk, kemudian sinar dikumpulkankan agar sampai ke prisma untuk didifraksikan menjadi sinar-sinar dengan panjang gelombang tertentu. Selanjutnya sinar dilewatkan ke monokromator untuk menyeleksi panjang gelombang yang diinginkan. Sinar monokromatis melewati sampel dan akan ada sinar yang diserap dan diteruskan. Sinar yang diteruskan akan dideteksi oleh detektor. Radiasi yang diterima oleh detektor diubah menjadi sinar listrik yang kemudian terbaca dalam bentuk transmitansi.
12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Pengamatan Air Sampel 4.1.1.1 Pengamatan In Situ Tabel 4.1.1 Pengamatan In Situ Gambar
Keterangan
Lokasi : Kali Grogol belakang Mall Citraland ( Gerbang A&W )
Cuaca : Cerah
Warna : Coklat Kehitaman
Bau : Berbau
Suhu : 25C
Titik
Koordinat
:
6°10’02.5”S
106°47’03.9”E 4.1.1.2 Pengamatan Ex Situ Tabel 4.1.2 Pengamatan Ex Situ Gambar
Gambar 4.1.2.1 Turbidimeter
Keterangan
- Gambar 4.1.2.2 pH Meter
Kekeruhan (Turbidimeter) : 53,6 NTU PH = 7,406 DO = 3,55 Mg/L DHL = 431
Gambar 4.1.2.3 DO Meter
13
4.1.2 Sulfat Tabel 4.1.2 Hasil Pengamatan Sulfat Gambar Sebelum
Sesudah
Larutan air sampel tidak berubah
Setelah diberi BaCl
warna setelah di tambah buffer A
Turbidimeter = 147 NTU
4.1.3 Ortofosfat Tabel 4.1.3 Hasil Pengamatan Ortofosfat Gambar Sebelum
Sesudah
-
Larutan air sampel tidak berubah warna setelah ditambah pereaksi kombinasi
Larutan beubah warna menjadi biru setelah didiamkan 30 menit. Absoban = 0,124 mg/L
14
4.1.4 Polifosfat Tabel 4.1.4 Hasil Pengamatan Polifosfat Gambar Sebelum
Sesudah
-
Larutan air sampel tidak berubah
Setelah ditambah pereaksi campuran
warna setelah ditambah H2SO4
berubah menjadi biru. Absorban = 0,124 mg/L
4.1.5 Fosfat Organik Tabel 4.1.5 Hasil Pengamatan Fosfat Organik Gambar Sebelum
Sesudah
-
Larutan air sampel tidak berubah
Setelah didiamkan 30 menit berubah
warna setelah ditambah pereaksi
menjadi warna biru.
campuran
Absorban = 1,989 mg/L
15
4.2 Perhitungan 4.2.1 Sulfat Dik : Y= 147 a= -4,38 b= 4,284 Dit
: X?
Jwb :
y= a+bX 147 = -4,38 + 4,284 x X
= 151,38 / 4,284
X
= 35,33 Mg/L
Tabel 4.2.1 Kurva Sulfat Konsentrasi (x)
NTU (y)
0
0
10
32,6
20
79,9
30
127
40
167
KURVA SULFAT 200 150 100 50 0 0
10
20
30
40
50
Grafik 4.2.1 Kurva Sulfat
16
4.2.2 Ortofosfat BM PO4-3 = 94,97
Dik : Y= 0,812 a= -0,0039
BA P = 30,67
b= 0,054 Dit
: Kadar Ortofosfat?
Jwb :
y = a+bX Kadar Ortofosfat = C x BM PO4-3 / BA P 0,812 = -0,0039 + 0,054 x X
= 15,1 mg/L
Kadar Ortofosfat = 15,1 x 3,09 = 46,059 mg/L Tabel 4.2.2 Kurva Ortofosfat Konsentrasi (x)
Absorbansi (y)
0
0
0,4
0,011
0,8
0,039
1,2
0,064
1,6
0,085
2
0,102
17
KURVA ORTOFOSFAT 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 0
0.5
1
1.5
2
2.5
Grafik 4.2.1 Kurva Ortofosfat
4.2.3 Polifosfat Dik : Ortopospat = 46,059 y = 0,124 a = 3,9 x 10-3 b = 0,054 Dit
: Kadar Polifosfat?
Jwb :
y = a+bX 0,124
= 3,9 x 10-3 x 0,054 X
0,1201 = 0,054 x X = 2,3 mg/L PAnoganik = C x BM PO4-3 / BA P = 2,3 x 3,09 = 7,107 mg/L Polifosfat = P anorganik - ortofosfat = 7,107 - 46,059 = -38,952
18
4.2.4 Fosfat Organik BM PO4-3 = 94,97
Dik : Y= 1,989
Dit
a= -0,0039
BA P = 30,67
b= 0,054
P Anorg =
: Kadar Fosfat Organik?
Jwb :
y = a+bX 1,989
= -,0039 + 0,054 x
X
= 36,9 mg/L = C x BM PO4-3 / BA P
Total Fosfat
= 36,9 x 3,09 = 114,021 mg/L Fosfat Organik = Total Fosfat – PAnorganik = 114,021 - 7,107 = 106,914 mg/L
4.3 Pembahasan 4.3.1 Sulfat Pada
penetapan
sulfat
dilakukan
dengan
menggunakan
metode
turbidimetri, adapun beberapa pereaksi yang digunakan pada metode ini, yaitu larutan buffer A yang berfungsi untuk mempertahankan pH lingkungannya berdasarkan
prinsip
kesetimbangan
kimi
dan
dapat
berfungsi
untuk
mempertahankan pH lingkungannya dari pengaruh luar seperti, oleh penambahan sedikit asam kuat, oleh penambahan sedikit basa kuat, dan oleh pengenceran. Pada metode ini konsentrasi sulfat dalam sampel diketahui dengan cara diukur menggunakan turbidimeter. Dari hasil perhitungan, konsentrasi sulfat pada sampel air sungai yang berlokasi di belakang Mall Citraland depan gerbang (A&W) adalah sebesar 35,33 mg/l. Hal tersebut menunjukan bahwa kadar sulfat pada sampel tidak melewati batas maksimum baku mutu sebesar 250 mg/L yang tercantum pada Keputusan 19
Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang Standar Baku Mutu Air Minum. Senyawa sulfat bersifat iritasi pada saluran pencernaan (saluran gastro intestinal), apabila dalam bentuk campuran magnesium atau natrium pada dosis yang tidak sesuai aturan, Sebagai contoh bentuk magnesium sulfat yang biasa ditambahkan ke dalam air minurn untuk membantu pengendapan (penjernihan air) setelah penambahan klorin. Bentuk natriurn sulfat biasa digunakan untuk pengobatan diuretik atau satincathartic. Bila kurang mengkonsumsi air, kedua senyawa tersebut akan membentuk kristal yang dapat merusak saluran pencernaan. Air yang mengandung konsentrasi tinggi dari sulfat disebabkan oleh leaching alam dari deposito magnesium sulfat (garam Epsum) atau sodium sulfat. Efek sulfat: konsentrasi tinggi dari sulfat dalam air minum yang memiliki tiga efek: 1. Berisi air appreciable jumlah sulfat (S04) cenderung untuk membentuk keras dalam skala boiler dan panas exchangers. 2. Sufat menimbulkan efek rasa dan Sulfat dapat menimbulkan efek pencahar dengan asupan yang berlebihan. Peluntur efek yang biasanya sulfat tercantum dalam sementara pengguna dari air karena orang-orang yang biasa sulfate tingkat tinggi ke dalam air minum tidak memiliki Adverse respon. Diare dapat dipaksa sulfate di tingkat lebih besar dari 500 mg / L dari sulfat. Sementara imparts sulfat yang sedikit milder rasa ke air minum dari khlorida, tidak merasakan efek yang terdeteksi di bawah 300 mg / L. Tingkat yang dapat diterima sulfat konten dalam air minum adalah 200 mg / L dan rul adalah 400 mg / L.
20
4.3.2 Fosfat Dalam penentuan fosfat, dilakukan 3 pengukuran yaitu pengukuran ortofosfat, polifosfat, dan fosfat organic. Pada ketiga penetapan ini menggunakan metode yang sama yaitu metode spektrofotometri dengan berdasarkan intensitas warna yang terukur oleh sinar monokromatis pada panjang gelombang 880 nm. Penetapan ortofosfat,polifosfat,dan fosfat organic ini menghasilkan warna yang sama yaitu warna biru. Warna biru ini adalah hasil dari proses reaksi reduksi fosfat oleh asam aksorbat. Setelah
dilakukan
pengukuran
dan
perhitungan
pada
penetapan
ortofosfat,polifosfat dan fosfat organik dengan sampel air kali grogol dibelakang mall Citarland, didapatkan hasil perhitungan kadar ortofosfat adalah sebesar 46,059 mg/L, kadar polifosfat adalah sebesar -38,952 mg/L, dan kadar fosfat organic sebesar 106,914 mg/L. Hasil kadar polifosfat yang minus menandakan terjadinya kesalahan saat praktikum dilakukan. Kemungkinan kesalahan terjadi pada saat penetralan pH setelah ditambahkan larutan H2SO4. Sesuai teori keberadaan polifosfat biasanya hadir dalam perairan berasal dari air limbah domestik (detergen) dan hasil analisis kadar fosfat
dapat dinyatakan tepat,
dikarenakan kondisi sungai pengambilan sampel berada dekat dengan perumahan yang menjadi salah satu sumber pencemaran pada sungai tersebut. Menurut baku mutu Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 582 Tahun 1995 tentang penetapan peruntukan dan baku mutu air sungai / badan air serta baku mutu limbah cair di wilayah Khusus Ibukota Jakarta,hasil kadar ortofosfat polifosfat dan fosfat organic jauh melewati baku mutu yaitu 0,10 mg/L.
21
BAB V KESIMPULAN Dari percobaan analisis penentuan sulfat dan fosfat kali ini diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Kadar sulfat yang terukur pada air sampel adalah sebesar 151,38 mg/L.
2.
Kadar ortofosfat yang terukur pada air sampel adalah sebesar 46,059 mg/L.
3.
Kadar polifosfat yang terukur pada air sampel adalah sebesar -38,952 mg/L.
4.
Kadar fosfat orgnaik yang terukur pada air sampel adalah sebesar 106,914 mg/L.
22
DAFTA PUSTAKA APHA, AWWA, WPCF, 15 th ed, Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater. Washington. Basset, J. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC. Dirjen. Penyelidikan Permasalahan Air, 1981, Pedoman Pengamatan Kualitas Air, Departemen PU, Jakarta. Fatimah, S, Yanlinastuti dan Yoskasih. 2005. Kualifikasi Alat Spektrometer UVvis Untuk Penentuan Uranium dan Besi dalam-U30. Hasil Penelitian. Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia. Hendrizon Y dan Wildian. 2012. Rancang bangun alat ukur tingkat kekeruhan zat cair berbasismikrokontroller AT89S51 menggunakan sensor fototransistor dan penampil LCD.Jurnal Fisika Unand. Lambrou, T.P., Anastasiou, C.C., dan Panayiotou, C.G., 2008, A Nephelometric Turbidity System for Monitoring Residential Drinking Water Quality, Tesis, Dept. of Electrical and ComputerEngineering, University of Cyprus, Nicosia, Cyprus.http://imocommunity.blogspot.com/2011_12_01_archive.html.
23