PRAKTIKUM I STERILISASI
A. TUJUAN 1. Mahasiswa mengetahui sterilisasi dengan autoklaf, fitrasi, dan tyndalisasi. 2. Mahasiswa mampu dan dapat melakukan kerja aseptis. B. DASAR TEORI Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika ditumbuhkan di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi.
Jika
sterilisasi
berlangsung
sempurna,
maka
spora
bakteri
yang
merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan (Lay, 1992). Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau filtrasi (Gruendemann dan Fernsebner, 2006). Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikan semua mikroorganisme pada bahan makanan. Sterilisasi biasanya dikombinasi dengan pengemasan hermetis untuk mencegah kontaminasi ulang. Yang dimaksud pengemasan hermetis adalah pengemasan yang sangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme, air, ataupun udara (Purnawijayanti, 2001). Sterilisasi merupakan salah satu metode menggunakan uap air pada suhu 211oC selama beberapa waktu tertentu. Tujuan pemanasan adalah memusnahkan bakteri patogen dan spora bakteri elostridium bolulinum yang berbahaya. Metode sterilisasi yang paling umum dilakukan adalah menggunakan kaleng atau kemasan tetra pack (Yuyun dan Gunaisa, 2011)
Sterilisasi dalam pengertian medis merupakan suatu proses dengan metode tertentu dapat memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat ditunjukkan lagi adanya mikroorganisme hidup. Metode sterilisasi cukup banyak, namun alternatif yang dipilih sangat bergantung pada keadaan serta kebutuhan setempat. Apapun pilihan metodenya, hendaknya tetap menjaga kualitas hasil sterilisasi. Kualitas hasil sterilisasi peralatan medis perlu dijaga terus mengingat risiko kontaminasi kembali saat penyimpanan dan terutama pada saat akan digunakan dalam tindakan medis (Darmadi, 2008). Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan cara fisik maupun kimia. Metode fisik didasarkan pada tindakan pemanasan (proses autoclaving, sterilisasi ternal kering atau sterilisasi ternal basah), iradiasi (irradiasi-ƴ), atau pada pemisahan secara mekanis melalui filtrasi. Cara kimia mencakup sterilisasi gas dengan etilen oksida atau gas lainnya dan menyampurkan agens pensteril (misalnya glutalardehid) pada larutan desinfektan (Pruss, et al., 2002). Sterilisasi dengan panas kering dilakukan dengan menggunakan oven. Sterilisasi dengan panas kering sering kali digunakan untuk mensterilkan perangkat kaca. Dalam keadaan kering, struktur protein bersifat lebih sabil dan tidak mudah rusak sehingga untuk mematikan organism diperlukan suhu panas kering yang jauh lebih tinggi dan lebih lama bila dibandingkan dengan suhu pada pemanasan lembap (Gunawan A. W, 2008). Metode sterilisasi steam yaitu dengan cara penguapan dalam tekanan meresap kedalam benda yang permeabel dan menyebabkan koagulasi protein selular, yang dapat mematikan mikroba dan spora. Dan metode sterilisasi kimiawi caranya yaitu dengan menghentikan metabolisme protein seluler sehingga mematikan mikroba dan spora (Baradero, et al., 2009). Sterilisasi dengan tekanan, metode sterilisasi yang biasa dilakukan untuk semua kirgi dan instrumen genggam adalah menggunakan autoklaf uap atau kimia. Instrument yang telah dibungkus kasa diautoklafkan selama 20 menit pada suhu 121ºC dan tekanan 15 psi. Ini akan membunuh semua bakteri, spora, dan virus (Walton dan Torabinejad, 2008).
C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat
Erlenmeyer
Beaker glass
Batang pengaduk
Tabung reaksi
Cawan petri
Pipet
Gelas ukur
Autoklaf
Oven
D. CARA KERJA A. Sterilisasi dengan cara pembakaran Bunsen Burner
Dinyalakan dan diatur besar api nya
Jarum Inokulum (ose) Dibakar hingga menyala dari ujung hingga pangkalnya
Jarum ose yang telah dipanaskan
Didiamkan hingga dingin
Jarum ose siap digunakan untuk inokulasi mikroba
B. Persiapan alat sebelum sterilisasi dengan Autoklaf
a. Tabung Reaksi Tabung Reaksi Lubang tabung reaksi di tutup (disumbat) dengan kapas sekuat mungkin
Tabung yang sudah disumbat
b. Cawan Petri Cawan Petri
Dibungkus rapi dengan kertas koran
Cawan yang sudah dibungkus dengan kertas koran
C. Sterilisasi dengan Autoklaf
Letakan alat dan bahan dalam keranjang Autoklaf
Masukan air kedalam autoklaf kira-kira 1 liter atau sampai menyentuh batas yang sudah ditentukan
Masukan air kedalam autoklaf kira-kira 1 liter atau sampai menyentuh batas yang sudah ditentukan
Masukan keranjang yang telah berisi alat dan media yang akan disterilkan kedalam autoklaf
Tutup autoclave dengan kencang
Buka Klep Autoklaf
Hidupkan power dengan menekan tombol ON
Set temperatur atau waktu yang diperlukan untuk proses sterilisasi dengan menekan tombo naik atau turun
Tekan tanda sterilisasi
Temperature menvapai 100-105 atau ditandai dengan tetesan pada kran autoklaf
Temperature menvapai 100-105 atau ditandai dengan tetesan pada kran autoklaf
Prpses sterilisasi akan berakhir akan ditandai dengan suara seperti pluit
Prpses sterilisasi akan berakhir akan ditandai dengan suara seperti pluit
Tekan tanda stop
Tutup autoclave sudah bisa dibuka bila tekanan sudah kembali ke 0 dan terlihat mencapai 50-70 0C D. Sterilisasi dengan Oven
Bungkus alat-alat gelas dengan menggunakan kertas atau alumunium foil.
Bungkus alat-alat gelas dengan menggunakan kertas atau alumunium foil.
E. HASIL PENGAMATAN
No. 1.
2.
Sterilisasi Sterlisasi kimia
Alat Yang Disterilisasikan -
Gelas kimia
-
Erlenmeyer
-
Tabung reaksi
-
Cawan petri
-
Gelas kimia
-
Erlenmeyer
-
Tabung reaksi
-
Cawan petri
-
Batang pengaduk
-
Pipet tetes
-
Pipet volume
-
Gelas kimia
-
Erlenmeyer
-
Tabung reaksi
-
Cawan petri
-
Batang pengaduk
-
Pipet tetes
-
Pipet volume
-
Jarum ose
Sterilisasi Fisik a. Menggunakan autoklaf
b. Menggunakan oven
c. Menggunakan lampu bunsen
F. PEMBAHASAN Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat atau bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan atau alat bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak, baik dalam bentuk vegetatif ataupun bentuk non-vegetatif (spora). Sebelum melakukan percobaan atau praktikum mikrobiologi khususnya pada praktikum penanaman (inokulasi) mikroba, atau pada penelitian-penelitian lainnya mengenai mikroba, alat yang digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi dari maikroba atau zat-zat lain yang menempel pada bahan atau alat yang akan digunakan. Adapun metode sterilisasi yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sterilisasi pemanasan basah, yaitu dengan menggunakan autoklaf. Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °CJika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Komponen-komponen autoklaf : 1. Tombol pengatur waktu mundur (timer) 2.
Katup pengeluaran uap
3.
pengukur tekanan
4. kelep pengaman 5. Tombol on-off 6. Termometer 7. Lempeng sumber panas 8. Aquades (dH2O) 9. Sekrup pengaman 10. batas penambahan air Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin). Sterilisasi menggunakan autoklaf ini termasuk kedalam sterilisasi panas basah karena menggunakan uap air bertekanan dalam proses men-steril-kan benda nya. Sterilisasi basah ini dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110°C dan 121°C. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet. (Anonym, 2012) Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah, yaitu : a. Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betulbetul dari ruang autoklaf (sterilisator). b. Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai uap,karena itu tabung dan labu kosong harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya. c. Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeabel terhadap uap. d. Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai 121°C dan dipertahankan setinggi itu selama 15 menit.
Prinsip cara kerja autoklaf yaitu mensterilkan alat dan bahan dengan menggunakan tekanan uap optimum untuk sterilisasi pada tekanan 15 Psi dan suhu 121°C. Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi. E. KESIMPULAN Dari praktikum di atas dapat diketahui kesimpulannya sebagai berikut : 1. Sterilisasi berfungsi untuk menghilangan seluruh mikroorganisme yang ada pada atau dalam suatu benda, agar benda itu lebih aman untuk digunaan khususnya pada dunia kesehatan maupun pada percobaan-percobaan mikrobiologi 2. Alat yang digunakan pada proses sterilisasi adalah autoklaf dan lampu bunsen. 3. Jenis-jenis sterilisasi diantaranya adalah sterilisasi basah, sterilisasi kering, sterilisasi uap, sterilisasi penyaringan (filtrasi), sterilisasi dengan desinfektan, dan sterilisasi gas. 4. Adapun teknik atau cara sterilisasi yaitu menyiapkan alat gelas kemudian membungkus alat tersebut dan memasukkan ke dalam oven/autoclave/bunsen dan pada akhirnya alat siap untuk digunakan.
DAFTAR PUSTAKA Baradero, M., Dayrit, M.W., dan Siswadi, Y. 2009. Prinsip dan Praktik Keperawatan Perioperatif. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Salemba Medika. Jakarta. Gunawan, A. W. 2008. Usaha Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya. Jakarta. Gruendemann, B.J., dan Fernsebner, B. 2006. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif . Kedokteran EGC. Jakarta. Lay dan Hatowo, 1992. “Mikroorganisme; Sterilisasi Alat Kimia”. Perlakuan perlepasan mikroorganisme. 28 (2), 30-34. Pruss, A. Girouil, E., dan Rushbrook, P. 2002. Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Purnawijayanti, H. A. 2001. Sanitasi, Higine dan keselamatan kerja dalam pengolahan makanan. Kanisius. Yogyakarta. Walton, R.E., dan Torabinejad, M. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia Edisi Tiga. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Yuyun, A., dan Gunaisa, D. 2011. Cerdas mengemas produk makanan & minuman. AgromediaPustaka. Jakarta.
Dosen Pengampu
Asisten Dosen
Rezqi Handayani, S.Farm.,M.P.H.,Apt
Dede Zasqia Ashabar, Amd.,A.K
Susi Novariyatiin,M.Si
Astirani Praktikan
Ridwan Dwiatmoko