Praktikum 3 Pemeriksaan Urine.docx

  • Uploaded by: Pradita Pristi Nusi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Praktikum 3 Pemeriksaan Urine.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,593
  • Pages: 26
PRAKTIKUM III A. Judul Pemeriksaan urine B. Tujuan 1. Memeriksa keberadaan albumin dalam urine (heller’s Nitric acid test) 2. Memeriksa ada tidaknya chlorida dalam urine 3. Untuk mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urine 4. Membuktikan adanya urea dalam urine 5. Mahasiswa mampu memeriksa ada tidaknya glukosa dalam urine C. Dasar Teori Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan zat sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh. Secara kimiawi kandungan zat dalam urine diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kretanin dan asam urat), asam hipurat zat sisapencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolisme lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dam Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zatkimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah krstal kapur dsb). Sistem eksresi merupakan hal yang pokok dalam homeostatis karena sistem tersebut membuang limbah metabolisme dan merespons terhadap tingkat keseimbangan cairan tubuh dengan cara mengeksresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan dan mengeluarkan sebagian dari sisa metabolisme yang tidak terpakai lagi oleh tubuh dalam bentuk yang bermacam-macam, baik itu berupa lewat urine yang di didalamnya terkandung berbagai macam kandungan mineral, glukosa, dan zat lain yang tidak diperlukan tubuh. selain urine juga bisa melalui keringat (Campbell, 2004). Pembentukan urine dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam tubuh maupun lingkungan, misalnya minum cairan hipotonik dalam jumlah

1 | pemeriksaan urin

besar, tingkat stress, ketakutan, dan lain-lain. Faktor dari luar tubuh berupa pengaruh suhu lingkungan, topografi, tempat tinggal seseorang. Sekresi dan ekskresi memiliki nilai yang sangat penting dalam proses metabolisme dan kehidupan hewan dan manusia. Tanpa kedua sistem ini pastilah mahluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup dan kesintasannya tidak akan terjaga (Yuwono, 2001). Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks yang berisi nefron (terdiri dari glomerulus dan kapsul bowman), bagian dalam lagi disebut medulla yang berisi tubulus ginjal. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medula ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula (Wulangi, 1993). Proses-proses di dalam Ginjal Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi. 1. Penyaringan (Filtrasi) Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan (Supeni, 1995). 2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi) Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih

2 | pemeriksaan urin

dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin seku Zder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zatzat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zatzat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder (Supeni, 1995). 3. Augmentasi Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin (Supeni, 1995). Faal ginjal dapat terganggu oleh berbagai penyakit / keadaan patologik baik yang mengenai ginjal maupun yang primernya bukan pada ginjal. Gangguan tersebut juga dapat berupa terganggunya faal tertentu ginjal atau beberapa faal ginjal sekaligus. Walaupun terganggunya faal ginjal pada tingkat yang lanjut mudah diketahui secara klinik tetapi pemeriksaan biokimia mas ih diperlukan untuk memastikan, baik untuk diagnosa maupun untuk menentukan cara pengobatannya serta prognosanya. Gangguan yang ringan hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan biokimiawi. Pemeriksaan biokimiawi untuk faal ginjal juga mempunyai beberapa keterbatasan misalnya memerlukan banyak waktu, memberatkan / membeban penderita. Kemajuan cara-cara diagnostik lain seperti pielografi intravena dan renografi radioisotop telah mengurangi peranan beberapa emeriksaan biokimiawi. Pemeriksaan lain seperti mikrobiologik, mikroskopi (visual sampai elektron), imuno dan histokimiawi terhadap jaringan biopsi ginjal juga panting untuk mengetahui secara tepat aspek proses patologik yang menyebabkan terganggunya faal ginjal. Faal ginjal dapat dibedakan menjadi faal ekskresi, faal regu-lasi, faal endokrin dan aspek metabolik (Jungueira L. C. et al. , 1998).

3 | pemeriksaan urin

Unsur-unsur dalam urine : 1. Unsur-unsur normal dalam urine a) Urea (25-30 gram) merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia. b) Amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urin segar. Pada penderita diabetes millitus, kandungan amonia dalam urinnya sangat tinggi. c) Kreatinin dan kreatin (kreatinin : produk pemecahan kreatin), normalnya 20-26 mg/kg pada laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan. d) Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat sangat sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang larut dengan alkali. Pengeluaran asam urat meningkat pada penderita leukimia, penyakit hati berat. e) Asam amino: hanya sedikit dalam urin. Pada penderita penyakit hati yang lanjut karena keracunan, maka jumlah asam amino yang diekskresikan meningkat. f) Klorida (terutama NaCl), pengeluarannya tergantung dari masukan. g) Sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur pada makanan. h) Fosfat di urin adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat, berasal dari makanan yang mengandung protein berikatan denagn fosfat. i) Oksalat dalam urin rendah. Pada penderita hiperoksaluria jumlah oksalat relatif tinggi. j) Mineral: Na, Ca, K, Mg ada sedikit dalam urin. k) Vitamin, hormon dan enzim dalam urin sedikit. 2. Unsur abnormal dalam urine a) Protein: Proteinuria (albuminuria) yaitu adanya albumin dan globulin dalam urin dengan konsentrasi abnormal. Proteinuria fisiologis terdapat + 0.5% protein, ini dapat terjadi setelah latihan

4 | pemeriksaan urin

berat, setelah makan banyak protein, atau sebagai akibat dari gangguan sementara pada sirkulasi ginjal bila seseorang berdiri tegak. Kasus kehamilan disertai Proteinuria sebesar 30-35%. Proteinuria patologis, disebabkan karena adanya kelainan dari organ ginjal karena sakit. Misalnya nefrosklerosis suatu bentuk vaskuler penyakit ginjal, dihubungkan dengan hipertensi arterial. Proteinuria pada penyakit ini meningkat dengan makin beratnya kerusakan ginjal. Proteinuria dapat juga terjadi karena keracunan tubulus ginjal oleh logam-logam berat (raksa(Hg), arsen(As), bimut(Bi)). b) Glukosa: glukosuria tidak tetap dapat ditemukan setelah stress emosi (pertandingan atletik yang menegangkan), 15% kasus glikosuria tidak karena diabetes. Galaktosuria dan laktosuria dapat terjadi pada ibu selama kehamilan, laktasi maupun menyapih. Pentosuria terjadi sementara sesudah makan makanan yang mengandung gula pentosa. Benda-benda keton dapat terjadi pada saat kelaparan, diabetes, kehamilan, anestesia eter. Terdapat bilirubin, dan adanya kandungan darah karena kerusakan pada ginjal.

5 | pemeriksaan urin

D. Alat dan bahan 1. Kegiatan I a) Urine

c) Tabung reaksi

b) Asam nitrat pekat

d) Pipet

2. Kegiatan II a) Urine

c) Tabung reaksi

b) Pipet

d) Larutan AgNO3 10%

3. Kegiatan III a) Urine b) Lampu spritus 4. Kegiatan IV a) Urine

c) Larutan jenuh asam oksalat

b) Obyek gelas

d) Larutan Sodium Hipobromide

5. Kegiatan V a) Larutan benedict

c) Pipet

b) Tabung reaksi

d) Urine

6 | pemeriksaan urin

E. Prosedur kerja 1. Kegiatan I Albumin dalam urine Memasukkan 3 ml asam nitrat pekat kedalam tabung reaksi. Setelahmendapatkan

Memiringkan tabung reaksi tersebut kemudian meneteskan urine dengan menggunakan pipet secara perlahan-lahan hingga urine turun melalui sepanjang tabung. Bila urine mengandung albumin akan terlihat adanya cincin yang berwarna putih yang terrdapat pada daerah kontak urine dan asam nitrit.

7 | pemeriksaan urin

2. Kegiatan II Chlorida dalam urine Memasukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi kemudian meneteskan dengan larutan AgNO3 beberapa tetes. campe

Mengamati perubahan yang terjadi, endapan putih menunjukan adanya chlorida radikal.

8 | pemeriksaan urin

3. Kegiatan III Amonia Dalam Urine Memasukan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi

Memanaskan dengan lampu spiritus.

Mencium bagaimana baunya.

9 | pemeriksaan urin

4. Kegiatan IV Urea Dalam Urine Meneteskan beberapa tetes urine pada obyek gelas, kemudianmengahadapkan pada cahaya matahari membiarka n sebagian dari urine tersebut menguap . Menambahkan setetes larutan jenuh asam oksalat.

Mengamati Kristal urea oksalat yang terbentuk.

Menambahkan beberapa tetes larutan Sodium Hipobromide.

Pemuaian nitrogen tampak akibat dekomposisi urea.

10 | pemeriksaan urin

5. Kegiatan V Glukosa Dalam Urine Mendidihkan 3 ml larutan benedict dalam tabung reaksi. Menambahkan 5 tetes urine ke dalam larutan tadi dan memanaskan lagi selama 1-2 menit, kemudian membiarkan hingga menjadi dingin. Mengamati adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi bila : -Hijau: kadar glukosa 1% - Merah: kadar glukosa 1,5% -Orange: kadar glukosa 2% -Kuning: kadar glukosa 5%

11 | pemeriksaan urin

F. Hasil pengamatan Table 1.1 kegiatan I (Albumin dalam Urine) No. Nama Tester 1.

GG

Hasil Reaksi + (positif)

Keterangan Memiliki

cincin

berwarna putih 2.

DM

-

(negatif)

Tidak memiliki cincin berwarna putih

3.

Fitri

-

(negatif)

Tidak memiliki cincin berwarna putih

4.

Alief

-

(negatif)

Tidak memiliki cincin berwarna putih

5.

Nain

-

(negatif)

Tidak memiliki cincin berwarna putih

6.

Ega

-

(negatif)

Tidak memiliki cincin berwarna putih

7.

Nur

-

(negatif)

Tidak

memilki

berwarna putih

12 | pemeriksaan urin

cincin

Hasil pengamatan foto albumin dalam urine

13 | pemeriksaan urin

Table 1.2 kegiatan II (Chloride dalam Urine) No. Nama Tester

Hasil Reaksi

Keterangan

1.

GG

++++

Terdapat endapan

2.

DM

+++++

Terdapat endapan

3.

Nur

+++

Terdapat endapan

4.

Fitri

++

Terdapat endapan

5.

Ega

++

Terdapat endapan

6.

Nain

+

Terdapat endapan

7.

Alief

+

Terdapat endapan

Hasil pengamatan foto chloride dalam urine

14 | pemeriksaan urin

Table 1.3 kegiatan III (ammonia dalam urine) No. Nama Tester 1.

GG

Hasil Reaksi

Keterangan

++++++

Bau ammonia sangat kuat

2.

DM

+++++

Bau ammonia sangat kuat

3.

Nur

++

Bau ammonia kurang

4.

Fitri

++++

Bau ammonia kuat

5.

Ega

++

Bau ammonia kurang

6.

Nain

++++

Bau ammonia kuat

7.

Alief

+++

Bau ammonia kurang

Hasil pengamatan foto ammonia dalam urine

Table 1.4 kegiatan IV (urea dalam urine) No. Nama Tester

Reaksi yang terjadi

Keterangan

1.

GG

Terdapat Kristal

Berbentuk akar

2.

DM

Terdapat Kristal

Berbentuk bulat

3.

Nur

Terdapat Kristal

Berbentuk daun

4.

Fitri

Terdapat Kristal

Berbentuk bulat tidak beraturan

5.

Ega

Terdapat Kristal

Berbentuk daun

6.

Nain

Terdapat Kristal

Berbentuk bulat tidak beraturan

7.

Alief

15 | pemeriksaan urin

Terdapat Kristal

Berbentuk bulat

Table foto hasil pengamatan urea dalam urin No

Foto

1.

1 Keterangan : 1. Urea dalam urine GG berbentuk seperti akar 2.

1 Keterangan: 1. Urea dalam urine normal berbentuk bulat tidak beraturan

16 | pemeriksaan urin

Gambar

No

Foto

3.

1 Keterangan : 1. Urea dalam urine normal berbentuk seperti daun 4.

1 Keterangan : 1. Urea dalam urine berbentuk bukat tak beraturan

17 | pemeriksaan urin

Gambar

Tabel 1.5 kegiatan V (glukosa dalam urine) No. Nama Tester

Warna endapan

Ket. Kedar glukosa

1.

GG

Tidak terdapat endapan

2.

DM

Warna kuning

3.

Nur

Tidak terdapat endapan

-

4.

Fitri

Tidak terdapat endapan

-

5.

Ega

Tidak terdapat endapan

-

6.

Nain

Tidak terdapat endapan

-

7.

Alief

Tidak terdapat endapan

-

Hasil pengamatan foto glukosa dalam urine

18 | pemeriksaan urin

5%

G. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan dari 7 sample yang telah diuji untuk memeriksa kandungan albumin dalam urine, didapatkan bahwa pada urine gagal ginjal positif mengandung albumin sedangkan 6 sampel lainnya yaitu urine alief, nur, fitri, nain, ega dan DM hasilnya negatif mengandung albumin. Pada urine gagal ginjal dinyatakan positif mengandung albumin dibuktikan dengan munculnya cincin berwarna putih yang terdapat pada daerah kontak urine dan asam nitrit, sedangkan pada 6 sampel yang dinyatakan negatif dibuktikan dengan tidak terlihat adanya cincin berwarna putih pada daerah kontak urine dan asam nitrit, hal ini menunjukkan bahwa ginjal dalam keadaan baik dimana ginjal tersebut tidak memiliki gangguan dalam memproses terbentuknya urine. Apabila ginjal mengalami gangguan seperti terjadi gangguan dalam proses filtrasi, maka urine yang akan dikeluarkan akan mengandung albumin karena glomerulus dalam ginjal mengalami kerusakan akibatnya ginjal tidak dapat menyaring protein dalam urine atau terjadi kerusakan pada membran kapsul endothelium/karena iritasi sel-sel ginjal akibat masuknya substansi seperti racun, bakteri, eter, atau logam berat. Kemudian pada pemeriksaan chlorida dalam urine hasil pengamatan dari 7 sample yang telah diuji untuk memeriksa kandungan chlorida dalam urine, didapatkan bahwa semua sample mengandung chlorida tetapi dengan jumlah kandungan yang berbeda-beda. Hal ini dibuktikan dengan adanya endapan putih pada masing-masing urine tersebut. Sample yang paling banyak mengandung chloride adalah urine orang yang mengalami kelainan/penyakit DM (+++++) kemudian GG (++++) setelah itu disusul urine nur (+++), kemudian disusul urine fitri dan ega(++), urine alif dan nain(+). Adanya kandungan chloride dalam urin berasal dari garam-garam yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai menjadi ion-ion. Chlorida akan selalu ada di dalam urin seseorang hal ini karena molekul-molekul kecil seperti glukosa dan garam

19 | pemeriksaan urin

mineral direabsorpsi melalui transport aktif. Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari proses agumentasi dikeluarkan lewat urine dalam bentuk ion Cl. Berdasarkan hasil pengamatan ammonia dalam urine dari 7 sample urine yang telah diuji untuk mengetahui adanya kandungan amonia dalam urine dengan cara yang sangat sederhana melalui indra penciuman, didapatkan bahwa semua sample urine mengandung amonia dengan dibuktikan adanya bau amonia yang tercium dari uap yang dihasilkan oleh pemanasan yang dilakukan pada masing-masing urine tersebut. Namun tingkat bau amonia dari masing-masing urine berbeda-beda. Bau amonia yang paling tinggi menurut penciuman praktikan yaitu terdapat pada urine gagal ginjal, kemudian urine DM, urine nain dan fitri, dan yang terakhir urine nur dan ega. Amonia yang terdapat dalam urine karena berasal dari deaminasi asam amino yang terjdi terutama di dalam hati , tetapi di dalam ginjal juga terjadi pula proses deaminasi amonia ( NH3) dapat juga berasal dari pembongkaran protein dan berbahaya bagi sel. Oleh karena itu amonia harus di keluarkan dalam tubuh namun sebelum dikeluarkan harus di rombak dahulu menjadi urea . urea yang dikandung oleh urine dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Fungsi utama urine adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh . Berdasarkan hasil pengamatan urea dalam urine dari 7 sample urine yang telah diuji untuk mengetahui adanya urea dalam urine dapat dinyatakan bahwa semua sample mengandung urea dibuktikan dengan adanya kristal urea oksalat terlihat dengan menggunakan mikroskop. Pada percobaan urea dalam urine kristal urea dapat terlihat di dalam urine melalui pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop. Sebelum dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop, urine terlebih dahulu diteteskan pada kaca preparat kemudian di panaskan atau di keringkan sampai urine tersebut kering Hal ini dilakukan agar kandungan air dalam urine berkurang . kandungan urea dalam urine dapat di deteksi dengan memberikan larutan oksalat untuk mengamati ada tidaknya kristal urea oksalat dengan menggunakan mikroskop.

20 | pemeriksaan urin

Adapun bentuk yang terlihat pada mikroskop adalah bentuk yang menyerupai daun, akar, dan ada juga yang berbentuk bulat tapi tidak beraturan. Dari hasil pengamatan yang didapatkan bahwa bentuk yang menyerupai akar adalah urine GG. Pada pengamatan pemeriksaan urine kandungan glukosa dalam urine dapat diketahui bahwa sesorang yang mengalami kelainan/penyakit DM memiliki endapan berwarna kuning yang berarti kadar glukosa yang terkandung didalam urine terebut adalah 5%, tetapi pada 6 sampel lainnya tidak terdapat endapan. Pembahasan Perubahan warna dapat terjadi karena adanya reaksi yang terjadi antara glukosa dan larutan benedict. benedict adalah larutan yang

Larutan

dibuat dari campuran kuprisulfat,natrium

karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion C++ kuprisulfat menjadi ionCu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi glukosa yang diperiksa. Semakin banyak kandungan glukosa dalam urine maka endapan yang terjadi akan semakin

banyak

terlihat

dan

bahwa

berwarna

kuning. Dari

hasil

pengamatan,

terjadiperubahan warna menjadi hijau. Hal itu

mengindikasikan bahwa di dalam urin praktikan yang diuji terdapat glukosa dengan kadar 1%. Warna hijau menunjukkan kadar gula dalam urin1% dan urin dalam keadaan normal. Kadar glukosa pada urin normal tidak melebihi 1%. Menurut teori, kadar gula diatas 1% mengindikasikan adanya gangguan pada ginjal. Hal inidibuktikan dengan kadar glukosa pada urin penderita diabetes sebesar 5%. Kadar gula

dalam

darah

disebabkan karena

kurangnya hormon insulin. Hormoninsulin yang dihasilkan tidak cukup dan tidak dapat bekerja dengan semestinya. Hormoninsulin dihasilkan oleh sekelompok

sel

beta

di

kelenjar

pankreas

dan

sangat

berperan

dalammetabolisme glukosa dalam sel tubuh. Kadar glukosa yang tinggi dalam tubuh tidak bisa diserap semua dan tidak mengalami metabolisme dalam sel. Akibatnya, seseorang akan kekurangan energi, sehingga mudah lelah dan

21 | pemeriksaan urin

berat badan terus turun. Kadar glukosa yang berlebih tersebut dikeluarkan melalui ginjal dan dikeluarkan bersama urin. Gula memiliki sifat menarik air sehingga menyebabkan seseorang banyak mengeluarkan urine dan selalu merasa haus. Perbedaan kadar glukosa dalam urin setiap orang dapat disebabkan salah satunya adalah oleh pola makan yang berbeda-beda dan karena adanya penyakit seperti diabetesmellitus dimana kandungan glukosa berlebih di dalam darah dan akan dikeluarkan oleh ginjal dalam bentuk urin. Gangguan ini berujung pada sebuah penyakit yang sering kita sebut diabetes mellitus. Karena kadar glukosa yang didapat dari hasil uji urin praktikan masih dalam kadar yang normal, dapat dikatakan bahwa ginjal dari praktikan yang telah diuji masih berfungsi sebagai mana mestinya.

22 | pemeriksaan urin

H. Kesimpulan Setelah melakukan pengamatan dapat diketahui bahwa urin adalah air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urine yang memiliki kandungan albumin adalah urine yang ditandai dengan adanya endapan yang membentuk seperti cinci putih. Namun kandungan Chlorida akan selalu ada di dalam urin seseorang hal ini dikarenakan molekul-molekul kecil seperti glukosa dan garam mineral direabsorpsi melalui transport aktif. Begitu pula pada ammonia, dan urea yang selalu ada didalam urine seseorang. Tetapi glukosa merupakan unsur yang tidak normal (abnormal) pada urine seseorang. Adapun unsur-unsur dalam urine yaitu normal dan abnormal sebagai berikut : a. Unsur-unsur normal dalam urine a) Urea b) Amonia c) Kreatinin dan kreatin d) Asam urat e) Asam amino f) Klorida g) Sulfur h) Fosfat i) Oksalat j) Mineral k) Vitamin, b. Unsur abnormal dalam urine a) Protein b) Glukosa

23 | pemeriksaan urin

I. Tugas dan pertanyaan 1. Kegiatan I a. Jelaskan bagaimana albumin bisa masuk kedalam urin ! b. Apakah hubungannya atara kadar albumin yang tinggi dalam urine dengan kesehatan yang bersangkutan? Jelaskan! Jawaban a. Albumin bisa masuk dalam ginjal karena ginjal tidak berfungsi dengan baik. Dimana ginjal tidak melakukan filtrasi terhadap darah yang berfungsi membawa protein yaitu albumin, proteinnya itu terbawa dengan hasil filtrasi yaitu urine. b. Kadar albumin yang tinggi dalam urine(albiminuria) disebabkan oleh ginjal. Artinya ginjal gagal melakukan filtrasi terhadap darah, sehingga hasil ekskresinya yaitu urine mengandung protein darah yaitu albumin. 2. Kegiatan II a. Chloride yang terdapat dalam urine berasal dari apa? Jelaskan! b. Apakah chloride selalu terdapat dalam urine? Jelaskan! c. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada percobaan tersebutdiatas bila diuji tersebut positif. Jawaban a. Adanya kandungan chloride dalam urineberasal darigaram-garam yang masuk kedalamtubuh melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairantubuh akan teruraimenjadi ion-ion. Chloride akan selalu didalam urin seseorang hal ini karena molekul-molekul kecil seperti glukosa dan garam mineraldireabsorbsimelli transport aktif. Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari proses agumentasi dikeluarkan lewat urine dalam bentuk ion Cl. b. Tentu saja selalu ada, ini dikarenakan hampir semua makanan yang dimakansetiap harinya mengandung garam (NaCl). c. Nacl = Na + ClAgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3 3. Kegiatan III a. Berasal dari apa ammonia dalam urine tersebut ? b. Enzim apa yang bekerja? Jawaban a. Ammonia adalah hasil deaminasi asam amino yang terjadi terutama didalam hati danginjal. Deaminasi adalah suatu reaksi kimiawi pada metabolisme yang melepaskan gugus amina dari molekul

24 | pemeriksaan urin

senyawa asaam amino, gugus amina yang terlepas akan terkonvensi menjadi ammonia. b. Enzim yang bekerja yaitu enzim glutaminase mengubahglutamin menjadi asam glutamat. 4. Kegiatan IV a. Jelaskan bagaimanakah terbentuknya urea dalam tubuh! b. Bagaimanakah mekanisme pengeluaran urea dalam tubuh ? Jawaban a. Urea diperoleh darihasil reaksi antara gas CO2 dan ammonia dengan menghasilkan reaksi ini menjadi ammonium karbamat menghasilkan urea. Urea dalam tubuh berbentuksebagai hasil sampingmetabolisme protein. b. Urea hasil metabolism protein di bawah oleh darah. Darah difiltrasi oleh sehingga zat yang tidak dipakai lagi, salah satunya NH3 akan terpisah dari darah dan keluar bersama urine. 5. Kegiatan V a. Buatlah siklus perubahan glukosa dalam tubuh dan jelaskan mengapa terjadi perubahan demikian ? Jawaban a. Glukosa berasal dari pemecahan amilum dan maltosa. Glukosa masuk siklus glikolisis menghasilkan asam piruvat, kemudian masukk daur krebs dan transport elektron untuk menghasilkan energi burapa ATP. Perubahan ini terjadi agar glukosa mudah diserap dan memberikan energi pada tubuh. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energy tubuh. Pancreas melepaskan glukagon, hormone vane menargetkan sel-sel di liver (hati), kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa. (proes ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga mmeningkatkan level gula darah, apabila level gula darah meningkat entah karena perubahan glikogen atau karena pwncernaan makanan hormone yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormone ini yang disebut insulin. Menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen (prosesini disebut glikogenesis). Yang mengurangilevel gula darah. Perubahan-perubahan tersebut terjadi untuk menjaga keseimbangan atau homeostatis tubuh.

25 | pemeriksaan urin

Daftar Pustaka Gandasoebrata, 2006. Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat. Penuntun Praktikum.2017.Lab Mipa Universitas Negeri Gorontalo:Gorontalo Campbell,N.A, Jane B.c, dan Lawrence G.M.2004.Biologi.Jilid III 2nd edition.Erlangga:Jakarta Jungueira L.C et al.1998.Histologo Dasar. Kedokteran EGC: Jakarta Supeni, T.1995.Biologi.Erlangga:Jakarta Wulangi,K.1993.Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan.Gadjah Mada University Press:Yogyakarta Yuwono,Edy.2001.fisiologi Hewan I. Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Jenderal Soedirman..Fakultas Biologi.Purwokerto

26 | pemeriksaan urin

Related Documents


More Documents from "Yustika Malaika Cornelia Armelia"