PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urin adalah cairan tubuh hasil metabolisme tubuh yang diekskresikan oleh ginjal lalu disimpan dalam kandung kemih dan kemudian dikeluarkan melalui uretra dengan proses yang disebut urinasi. Urin mengandung air serta zat-zat sisa yang tidak lagi dubutuhkan oleh tubuh. Urin terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah urin pagi, urin sewaktu, urin 24 jam dan urin postprandial. Adapun pembagian jenis urin tersebut berdasarkan waktu dikeluarkannya urin oleh manusia. Umumnya urin yang normal memiliki warna yang agak kuning dan jernih dengan bau khas urin yaitu bau pesing. Apabila seseorang mengekskresikan urin dengan warna, bau ataupun kejernihan yang berbeda, maka bisa saja orang tersebut menderita suatu penyakit ataupun kaena dipengaruhi oleh makanan dan obat-obatan yang telah dikonsumsi. Oleh karena itu, dilakukan praktikum pemeriksaan urin untuk mengetahui adanya kandungan-kandungan dalam urin yang telah diambil dari probandus. Adapun pemeriksaan urin yang dilakukan terbagi dua yaitu pemeriksaan mikroskopik yang meliputi pemeriksaan leukosit,
eritrosit,
dan
kristal
asam
urat.
Serta
pemeriksaan
makroskopik yaitu pemeriksaan dengan cara visual yang meliputi pemeriksaan bau, warna, kadaan dan BJ daru urin. 1.2 Maksud Praktikum Adapun maksud dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui dan memahami cara penentuan sifat fisika dan pemeriksaan zat organik pada spesimen urin serta menginterpretasikan data yang diperoleh.
TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN 1.3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum pemeriksaan fisika dan zat organik dalam urin, yaitu untuk menentukan sifat fisika dari urin (warna, bau, pH, bobot jenis dan pemeriksaan mikroskopik) serta untuk menentukan zat organik (pemeriksaan glukosa) yang terdapat dalam urin.
TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Urin
merupakan hasil cairan sisa hasil ekskresi ginjal yang
dikeluarkan dari tubuh memalui proses urineasi. Eksresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, di bawah memalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Dari urin inilah dapat menghasilkan sebuah informasi mengenai kadar glukosa yang menimbun dalam darah, akan keluar melalui urin dan terdeteksi pada tes urin melalui kepekatan, warna, dan kejernihan. Secara normal urin berwarna kuning muda dan kejernihan jernih atau sedikit keruh (Wardana dkk, hal. 8). Pemeriksaan analisa urin atau urinalisa dapat memberikan informasi yang cukup signifikan dan mampu mendeteksi penyakit pada sistem urinarius baik yang disebabkan oleh kelainan fungsi maupun kelainan sturktur anatomi ginjal. Berbagai pemeriksaan terhadap bahan urin yang dilakukan secara berkelanjutan akan sangat berperan dalam pengobatan klinik (Loesnihari, 2012 hal 167). Pemeriksaan urinalisa rutin terdiri dari, pemeriksaan fisiokimia yaitu makroskopik urin, berat jenis, hasil pemeriksaan dipstik dan pemeriksaan menggunakan mikroskop cahaya atau dengan fase kontras terhadap sedimen urin untuk membuktikan adanya hematuria, pyuria, cast (cylindruria), dan kristaluria (Loesnihari, 2012 hal 167). Pemeriksaan makroskopik urin merupakan salah satu jenis urinalisis yang dilakukan untuk melihat volume, warna, kejernihan, dan bau pada urin. Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, urinnya bisa saja berbau keton. Keton kemungkinan muncul pada pasien dengan diabetes mellitus yang belum terdiagnosis, karenanya
TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN dibutuhkan
pemeriksaan
lebih
lanjut
pada
pasien
tersebut
(Mustikawangi dkk, 2016, hal 2-5). Sedimen urin adalah unsurunsur yang tidak larut di dalam urin yang berasal dari darah, ginjal, dan saluran kemih seperti eritrosit, lekosit, sel epitel, torak, bakteri, kristal, jamur dan parasit. Tes sedimen urin atau tes mikroskopis dipergunakan untuk mengidentifikasi unsurunsur sedimen sehingga dipakai untuk mendeteksi kelainan ginjal dan saluran kemih, selain itu tes sedimen urin dapat juga dipakai untuk memantau perjalan penyakit ginjal dan saluran kemih setelah pengobatan (Naid, 2015 hal.2). Selain itu, muntah, kelaparan, puasa, latihan berat juga dapat menyebabkan bau keton pada urin. Beberapa hal tersebut juga dapat terjadi pada pasien tanpa penyakit penyerta. Keton dimetabolisme melalui proses ketogenesis dan ketolisis. Ketika kadar glukosa menurun, keton diproduksi oleh hati untuk digunakan pada organ lain seperti korteks ginjal, otak, jantung dan otot. Terdapat juga pasien dengan bau keton dan bau obat. Bau tersebut kemungkinan muncul dari adanya penyakit penyerta pada pasien dan obat-obatan lain yang dikonsumsi oleh pasien (Mustikawangi dkk, 2016, hal 2-5). Air secara terus-menerus hilang dari tubuh melalui berbagai cara, termasuk melalui ginjal dan ekskresi urin. Bila terdapat kekurangan air pada tubuh, ginjal akan membentuk urin pekat dan terus-menerus mengekskresikan zat terlarut sementara meningkatkan reabsorbsi air dan menurunkan volume urin yang terbentuk (Lesmana dkk, 2017 hal. 96). Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, dapat terjadi penurunan produksi urin jika ada kelainan pada prerenal karena adanya penurunan laju filtrasi glomerulus. Peningkatan volume urin pada pasien tanpa penyakit penyerta dapat disebabkan oleh asupan cairan yang tinggi (Mustikawangi dkk, 2016, hal 2-5).
TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN Urin sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus. Urin sewaktu baik untuk pemeriksaan rutin yang menyertai pemeriksaan badan. Leukosit urin tampak seperti benda bulat yang biasanya berbutir halus. Intinya lebih jelas bila sedimen diberikan setets larutan asam asetat 10%. Eritrosit sering terlihat sebagai benda bulat tanpa struktur yang mempunyai warna kehijau-hijauan (Ferdhyanti, 2019 hal.35-36). pH urin normal 4.6-8.0. Penurunan pH karena diet tinggi protein, buah-buahan,
pengobatan
ammonium
chloride,
methionine,
methenamine mandelat, ketidakseimbangan asam basa (asidosis metabolik atau respiratorik). Peningkatan pH urin karena diet sayur dan buah,
sodium
bicarbonate,
kalium
citrate
dan
acetazolamide
(Loesnihari, 2012 hal 167). Warna normal urin bervariasi dari kuning terang ke kuning gelap bergantung dari konsentrasi urin. Kekeruhan pada urin disebabkan oleh adanya partikel-partikel yang ada di dalam urin.
Selain itu,
peningkatan jumlah protein, glukosa, serta asam urat juga dapat menyebabkan terjadinya kekeruhan pada urin (Mustikawangi dkk, 2016, hal 2-5). Ciri-ciri urin normal yaitu jumlah rata-rata 1-2 liter sehari (sesuai dengan cairan dan protein yang masuk), warna bening orange pucat tanpa endapan, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus (pH rata-rata 6), berat jenis berkisar dari 1,010-1,025 (Lesmana dkk, 2017 hal.101). Sifat fisis urin yaitu jumlah eksresi dalam 24 jam + 1500 cc tergantung dari pemasukan cairan dan faktor lainnya. Warna kuning tergantung dari kepekatan diet obat-obatan, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak, reaksi asam bila lama-lama menjadi alkalis. Juga tergantung dari pada diet (Lesmana dkk, 2017 hal.101).
TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN 2.2 Uraian Bahan Larutan Benedict CuSO4 (FI III : 731) Nama resmi
: TEMBAGA II SULFAT
Nama lain
: Kupri Sulfat
Rumus Molekul
: CuSO4
Pemerian
: Prisma tri klinik, serbuk hablur, biru
Kelarutan
: Larut dalam 3 bagian air dan 3 bagian gliserol sangat sukar larut dalam etanol
Kegunaan
: Komposisi Benedict
2.3 Uraian Sampel (Pearce, 2013). Komposisi
: Air (96%), urea (2%), dan natrium klorida (2%)
Warna
: Kuning
Bau
: Amoniak
Reaksi
: Sedikit asam terhadap lakmus
pH rata-rata
: 4,5-8,5
Berat jenis
: 1,001-1,035
2.4 Prosedur Kerja (Anonim, 2019) a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin (Anonim, 2019 h 2) 1) Disiapkan alat dan bahan 2) Ditimbang piknometer kosong 3) Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer 4) Didinginkan hingga 25̊oC dalam wadah yang berisi es batu 5) Dipantau suhu dengan menggunakan termometer 6) Ditimbang berat piknometer + urin 25̊oC 7) Dicatat masing-masing bobotnya b. Pemeriksaan Warna Urin (Anonim, 2019 h 3) Pipet kurang lebih 5 mL urin ke dalam tabung reaksi. Tinjaulah dalam sikap serong pada cahaya tembus. Nyatakan Hasil pengamatan denganpermkataan tidak berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN kuning, merah, coklat, kuning bercampur hijau, putih serupa susu, dan lain-lain. Normal bila warna kuning atau kuning tua. c. Pemeriksaan Bau Urin (Anonim, 2019 h 3) Pipet kurang lebih 5 mL urin ke dalam tabung reaksi, kemudian cium bau yang ditimbulkan oleh urin tersebut. Nyatakan hasil pengamatan dengan perkataan bau makanan, obat-obatan, bau amoniak, bau ketonuria, bau busuk. Normal bila bau asamasam organik yang mudah menguap. d. Pemeriksaan pH Urin (Anonim, 2019 h 4) 1) Disiapkan alat dan bahan 2) Dipipet urin ± ½ tabung reaksi 3) Dipipet urin ke plat tetes 4) Dicelupkan kertas lakmus biru dan lakmus merah 5) Diamati perubahan warna lakmus 6) Dilakukan pengujian dengan menggunakan pH universal 7) Diamati pH nya dan dicatat. e. Pemeriksaan Sedimen Urin (Mikroskopik) (Anonim, 2019 h 5) 1) Disiapkan alat dan bahan 2) Urin disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm 3) Supernatannya dibuang, diambil endapannya 4) Diteteskan diatas objek gelas 5) Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x 6) Digambar (eritrosit, leukosit, dan kristal asam urat). f. Pemeriksaan Glukosa Urin (Anonim, 2019 h 6) 1) Masukkan 5 mL reagen benedict pada tabung reaksi kemudian teteskan 8 tetes urin 2) Celupkan tabung ke dalam air mendidih selama kurang lebih 5 menit atau panaskan diatas api selama kurang lebih 2 menit. 3) Angkat dan kocok perlahan-lahan setelah itu amati warnanya. Hasil negatif (-) : larutan tetap biru jernih atau sedikit kehijauhijauan agak keruh tanpa endapan TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN Positif + (1+)
: hijau kekuning-kuningan keruh
Positif ++ (2+) : kuning keruh Positif +++ (3+) : jingga atau warna lumpur Positif ++++(4+): Merah keruh
TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN BAB 3 METODE KERJA 3.1 Alat Praktikum Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah, mikroskop, piknometer, pipet tetes, plat tetes, wadah urin, sentrifug, tabung reaksi, tabung sentrifug, termometer, dan timbangan analitik. 3.2 Bahan Praktikum Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah larutan benedict, tissue, dan sampel urin. 3.3 Cara Kerja 1. Pemeriksaan bobot jenis Disiapkan alat dan bahan, kemudian ditimbang piknometer kosong. Dipipet urin kedalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer. Ditimbang piknometer yang telah berisi urin. Dihitung dan catat masing – masing bobotnya. 2. Pemeriksaan warna urin Pertama – tama dipipet urin masukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu ditinjau dalam sikap serong pada cahaya tembus. Kemudian diamati pengamatan dinyatakan tidak berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning,, merah, coklat, kuning bercampur hijau, putih serupa susu , dll. 3. Pemeriksaan bau urin Pertama – tama dipipet urin dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian dicium bau yang ditimbulkan. Hasil pengamatan dinyatakan bau makanan, obat – obatan, bau amoniak, bau ketonuria dan bau busuk. 4. Pemeriksaan pH urin Dipipet urin dimasukkan kedalam plat tetes. Lalu dicelupkan kertas lakmus biru dan merah kemudian diamati perubahan warna dan catat pHnya. 5. Pemeriksaan Sedimen Urin TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN Disiapkan alat dan bahan. Lalu diambil urin dan dimasukkan dalam tabung sentrifuge, selanjutnya disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3500 rpm. Setelah itu supernatan dibuang. Endapan diambil dan diteteskan diatan objek glass. Lalu diamati pada mikroskop dengan perbesaran 40x. 6. Pemeriksaan Glukosa urin Disiapkan alat dan bahan. Dimasukkan 2 mL reagen Benedict ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 8 tetes urin. Selanjutnya dipanaskan diatas api bunsen kurang lebih 2 menit sambil dikocok perlahan-lahan dan diamati perubahan warnanya.
TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengamatan Klp. 1 Pengujian
Klp. 2
Klp. 3
Klp. 4
Pagi
Sewaktu
Pagi
Sewaktu
Pagi
Sewaktu
Pagi
Sewaktu
0,994
0,011
0,100
0,999
1,00
1,011
0,990
0,977
g/dL
g/dL
g/dL
g/dL
g/dL
g/dL
g/dL
g/dL
Warna
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
pH
7,0
7,0
7,0
7,0
6,0
9,0
7,0
8,0
Tidak
Tidak
berbau
berbau
Pesing
Pesing
Pesing
Pesing
Amoniak
Amoniak
-
-
-
-
-
-
-
-
B. Leukosit
-
-
-
√
-
-
-
-
C. Asam
-
-
-
-
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
-
-
Urin Bobot Jenis
Bau
Bening
Sedimen : A. Eritrosit
urat Zat Organik
Perhitungan Perhitungan Bobot Jenis Urin
Urin pagi Diketahui :
:
Pikno kosong = 32,68 gram Pikno + urin
=82,9492 gram
Volume urin
= 50 mL
Dit
: Bobot jenis urin ……?
Penyelesaian :
BJ = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong) Volume piknometer =82,9492 gram – 32,68 gram 50 mL = 1,005 gram/mL TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN Urin sewaktu Pikno kosong Pikno + urin Volume urin Dit
= 31,84 gram = 81,8388 gram = 50 mL
: Bobot jenis urin ……?
Penyelesaian : BJ
= (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer = 81,8388 gram – 31,84 gram 50 mL = 0,999 gram/mL 4.1 Pembahasan Urin adalah cairan tubuh hasil metabolisme tubuh yang mengandung air dan zat-zat yang tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh untuk diekskresikan melalui uretra. Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan urin dimana pemeriksaan urin ini dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan di dalam saluran kemih yaitu dari ginjal dengan salurannya, ataupun untuk mendeteksi kandungan senyawa-senyawa dalam urin. Juga praktikum ini dilakukan agar mahasiswa mengetahui cara pemeriksaan urin yang telah diambil dari probandus. Pemeriksaan urin terbagi menjadi dua jenis yaitu pemeriksaan fisika dalam urin dan pemeriksaan senawa organik dalam urin yaitu glukosa. Sebagaimana namanya, dalam pemeriksaan fisika yang diperiksa adalah Bobot jenis, warna, bau, pH, dan pemeriksaan sedimen urin. Urin yang digunakan pada kelompok 2 yaitu urin yang berbeda jenis dan dari probandus yang berbeda, dimana yang digunakan adalah urin pagi yaitu urin yang dikeluarkan ketika baru bangun tidur pada pagi hari, serta urin sewaktu yaitu urin yang dikeluarkan sewaktuwaktu. TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN Hasil yang didapatkan pada pemeriksaan berat jenis di kelompok 2 pada sampel urin pagi 1,005 g/mL dan pada sampel urin sewaktu adalah 0,999 g/mL. Berdasarkan nilai berat jenis yang didapatkan, maka dapat dilihat bahwa urin pagi masuk dalam range normal yaitu antara 1,003-1,020. Sedangkan urin sewaktu memiliki nilai range diluar normal. Adapun pada pemeriksaan bau urin dengan menggunakan indera penciuman untuk mengetahui bau dari urin, hasil yang didapatkan dari sampel untuk sampel urin pagi yaitu bau pesing dan pada sampel urin sewaktu juga berbau pesing. Ini menandakan urin memiliki bau yang normal yaitu bau pesing. Untuk pemeriksaan pH urin yakni bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman dari sampel urin. Dan hasil yang didapatkan yaitu pH sampel urin dari sampel urin pagi dan urin sewaktu dikatakan normal karena nilai pH urin yaitu 7,0 dan masuk dalam range pH urin normal yang berkisar antara 4,5-8,0. Pada pemeriksaan mikroskopik yaitu pemeriksaan eritrosit, leukosit,
dan
kristal
asam
urat,
pada
sampel
urin
sewaktu
mendapatkan hasil bahwa urin positif mengandung leukosit. Ini menandakan bahwa probandus mungkin saja telah mengalami infeksi. Selanjutnya pada pemeriksaan glukosa didapatkan hasil negatif, ini menandakan bahwa urin dari probandus yang digunakan bebas dari glukosa.
TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan BJ urin pagi, nilai yang didapatkan adalah 1,005 yang masuk dalam range normal yaitu 1,003-1,030 sedangkan urin sewaktu tidak normal. Dan pemeriksaan pH, warna, dan Bau didapatkan hasil yang normal. Serta pemeriksaan glukosa didapatkan hasil negatif dan mendapatkan hasil positif pada pemeriksaan leukosit pada urin sewaktu. 5.2 Saran Diharapkan agar praktikan lebih teliti dalam melakukan praktikum agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan serta lebih tenang dalam proses praltikum.
TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN DAFTAR PUSTAKA Anonim 2019, “Penuntun Praktikum Kimia Klinik”, Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Dirjen POM, 1979, “Farmakope Indonesia Edisi III”, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Ferdhyanti, A U, 2019, “Teknik Hitung Leukosit Urine”, Uwais Inspirasi Indonesia, Ponorogo. Lesmana, dkk 2017, “Fisiologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi, Keperawatan, dan Kebidanan”, Deepublish, Yogyakarta. Loesnihari, R, 2012, “Peran analisa urin pada penanganan penyakit ginjal dan traktus urinarius”, Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Mustikawangi, V dkk, 2016, “Gambaran pemeriksaan makroskopis urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manad”, Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi, Manado. Naid, T dkk, 2015, “Pengaruh volume urin terhadap pemeriksaan sedimen urin pada Pasien infeksi saluran kemih (isk)”, Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar. Pearce, E, 2013, “Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis”, Gramedia, Jakarta. Wardana, H K dkk, “Jurnal Perbandingan Nilai Urin Puasa dan Urin Acak
Pada Penderita DM (DIABETES MELLITUS) Menggunakan Metode Resistansi dan Perbedaan Warna RGB Berbasis Arduino”, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Hasyim Asy’ari.
TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN LAMPIRAN A. Gambar Percobaan
Urin pagi
Urin sewaktu
Pemeriksaan Bobot jenis
Pemeriksaan warna urine dan bau
Pemeriksaan PH urine
Pemeriksaan sedimen urine
Pemeriksaan zat organik urine
TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN B. Skema Kerja a. Pemeriksaan Bobot jenis urin Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang piknometer kosong
Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer
Ditimbang piknometer yang berisi urin
Dicatat masing-masing bobotnya
Lalu dihitung bobot jenis dari masing-masing jenis urin
b. Pemeriksaan pH Urin Dipipet urin dimasukkan kedalam plat tetes Dicelupkan kertas pH universal
Diamati dan dicatat hasilnya c. Pemeriksaan Bau urin Dipipet urin ke dalam tabung reaksi Dicium bau byang ditimbulkan oleh urin Di nyatakan hasil pengamatan d. Pemeriksaan warna urin Dipipet urin dimasukkan kedalam tabung reaksi.
Ditinjaulah dalam sikap serong pada cahaya tembus.
dinyatakan hasil pengamatan
TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN e. Pemeriksaan sedimen urin Dimasukkan urin dalam tabung sentrifuge
Disentrifuge urin selama 15 menit dengan kecepatan 3500 rpm
Dibuang supernatant dan diambil endapan
Diteteskan di objek glass
Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x f. Pemeriksaan zat organik urine Dipipet kurang lebih 2 mL benedict kedalam tabung reaksi.
Ditetetskan 8 tetes urin
Dipanaskan tabung dengan api bunsen selam kurang lebih 2 menit
Di kocok dan diamati warnanya
TRI KURNIAWATI BUA 15020160057
RIRIS JULIANISA