Prak Pesawat Atword.docx

  • Uploaded by: Riadhil Jannah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Prak Pesawat Atword.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,476
  • Pages: 21
I. Judul Praktikum : Percobaan Pesawat Atwood

II. Tujuan Praktikum

:

1. Untuk memperlihatkan berlakunya hukum newton 2. Untuk menghitung momen inersia katrol

III. Landasan Teori 3.1 Hukum Newton tentang Gerak Pada mulanya orang berpendapt bahwa sifat almiah adalah diam. Supaya benda itu bergerak maka harus terus menerus diberi gaya luar berupa tarkan ataupun dorongan. Namun setelah Galileo mengadakan percobaan, pendapat ini berubah dan terkenallah prinsip Galileo atau lebih baku dikenal dengan nama Hukum Newton yang pertama. Hukum ini menyatakan bahwa : “ Setiap benda akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan jika resultan gaya-gaya yang bekerja padanya sama dengan nol” Hukum ini menunjukan sifat benda yaitu sifa inersia atau kelembaman, namun tidak terdekteksi secara kuantitatif. Berdasarkan eksperimen serta dorongan intuitif dari hukum Newton yang pertama, selanjutnya Newton merumuskan hukum keduanya yang mendefinisikan massa secara kuantitatif serta memperlihatkan hubungan gaya dengan gerak benda secara kuantitatif pula. secara matematis perumusan hukum Newton yang kedua ∑𝐹 = m

𝑑𝑣

............................................................................................

(1)

∑ 𝐹 = m.a .............................................................................................

(2)

𝑑𝑡

atau

dengan : m

= massa benda ( kg )

a

= percepatan yang dialami benda (ms-2)

F

= besarnya gaya yang bekerja pada benda ( Newton )

1

Salah satu kesimpulan dari hukum kedua newton ini adalah jika gayanya tetap makan benda akan mengalami percepatan yang tepat pula, karenanya kita dapat merumuskan persamaan gerak dalam bentuk yang lainnya. dari persamaan a = dv/dt diperoleh : dv = a.dt. Bila diintergari=si terhadap v dan t dengan batas batas Vo –V dan 0 – t, persamaan menjadi v = vo + a. t ............................................................................................

(3)

Sedangkan dari hubungan v = dx/dt diperoleh dx

= v . dt

dx

= ( vo + a ) dt

Bila diintegrasi terhadap x dan t dengan batas xo – x dan 0 – t, persamaan dx = ( vo + a ) dt menjadi x- xo

= vo.t + ½ a.t2

Untuk xo = 0 dan vo = 0, persamaandapat disederhanakan menjadi x

= ½ a. t2 ....................................................................................

(4)

Jika kita perhatikan lebih lanjut, ternyata gaya merupakan hasil interaksi antara dua benda serta mempunyai sifat sifat tertentu. sifat ini pertama kali dikemukkan oleh Newton dalam hukum Newton yang ketiga sebagai hukum aksi reaksi, yang menyatakan bahwa Faksi = F reaksi ...................................................................................

(5)

Persamaan (5) menunjukan bahwa gaya aksi sama dengan gaya reaksi. artinya “ Kalau benda I mengerjakan gaya pada benda II, maka benda II juga akan mengerjakan gaya pada benda I yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”

3.2

Gerak Rotasi

2

Bila sebuah benda mengalami gerak sebuah rotasi melalui porosnya, ternyata pada gerak ini akan berlaku persamaan gerak linier. Beberapa persamaan gerak linier yang analog dengan gerak rotasi adalah:

Nama Besaran Fisika

Gerak Linier

Gerak Rotasi

Perpindahan

X

θ

Kecepatan

v = dx/dt

ω = dθ/dt

Percepatan

A = dv/dt

α = dω/dt

Massa

M

I = mr2, I =inersia

Gaya

F=m.a

τ = I . α , τ = momen gaya

Momentum

p=m.v

p=I.ω

Dari analog tersebut dapat dikatakan bahwa penyebab perubahan gerak rotasi adalah momen gaya (sesuai dengan hukum kedua newton).

3.3 Persamaan Gerak untuk Katrol Bila suatu katrol hanya dapat berputar pada porosnya yang diam, maka geraknya dapat dianalisa sebagai berikut : N R

Mg

T1

T2

Gambar 1.1

∑F = 0 -

T1 – Mg + T2 + N = 0 ..................................................................

(6)

3

∑𝜏 = I . α -

T1 R + T2 R = I α..........................................................................

(7)

Sedangkan hubungan antara percepatan linier dan anguler dinyatakan dengan : α =a/R................................................................................................

(8)

a merupakan percepatan tangensial tepi katrol . percepatan ini sama dengan percepatan tali bpenggantung yang dililitkan pada katrol tanpa slip. Bila suatu benda digantung seperti pada gambar 2 di bawah ini, maka percepatan yang dialami dapat dihitung sebagai berikut :

Pada katrol : ∑𝜏 = I α 1

(T1 – T2) = 𝑅 a .............................................................................................

(9)

Karena α = a / R, maka : -

(T1 + T2) =(I/R2) α ...........................................................................................

(10)

4

Pada m dan M1 ( hukum kedua Newton ) ∑𝐹

=m.a

( m + M1 ) g = ( m + M1) a+ T1 ........................................................................... ( 11 ) Pada M2 ( hukum kedua Newton ) : ∑𝐹

=m.a = M2 a – T2 .................................................................................................

- M2.g

( 12 )

Jumlah persamaan ( 11 ) dan ( 12 ) akan menghasilkan : ( m + M1 ) g - M2.g =

( m + M1) a + M2 a + (T1 – T2 ) .................................

( 13 )

Subtitusi (T1 – T2 ) dengan persamaan ( 10 ) akan diperoleh a=

m + M1− M2 m + M1− M2+I/R2

g ..................................................................................... ( 14 )

Bila momen inersia katrol dapat diabaikan, persamaan ( 13 ) menjadi a=

m m+2M

g ........................................................................................................ ( 15 )

IV. Alat dan Bahan 1. Pesawat atwood a.

Tiang berskala yang ujung atasnya terdapat katrol P

b.

Tali penggantung yang massanya diabaikan

c.

2 beban M1 dan M2 uang diikatkan pada ujung tali penggantung

d.

Dua beban tambahan dengan massa masing-masing m1 dan m2

e.

Genggaman G dengan S, penahan bebab B dan penahan beban A yang berlubang (

bila tidak tersedia bisa dipegang langsung) 2. Stopwatch 3. Neraca teknis 4. V. Cara Melakukan Percobaan

5

5.1 Set Up Percobaan Susunlah peralatan seperti gambar 3 di atas 5.2 Teknik Pengambilan Data Langkah-langkah : 1. Timbang dan catatlah beban M1, M2 dan beban tambahan m1, m2 serta ukur jari-jari katrol R. 2. Atur agar tiang berskala sejajar dengan tali, lalu tambahkan beban m1 pada M1 dan pasang M2 pada genggaman G. Bila genggaman G dan pegas S tidak tersedia, peganglah M 2 sedemikian sehingga posisi m1 + M1 pada titik C. 3.Lepaskan genggaman terhadap M2 dan amati yang terjadi. Anda akan melihat M2 bergerak ke atas, sedangkan m1 dan M1 bergerak ke bawah. Jika pesawat bekerja dengan baik maka kedua beban akan bergerak dipercepat dengan percepatan a yang makin bertambah. Dan ketika m1 + M1 melalui A, m1 akan tersangkut di A dan kemudian sistem akan bergerak lurus beraturan dengan kecepatan tetap. Jika hal ini tidak terjadi betulkan letak penahan beban tambahan A. 4.Setelah pesawat bekerja baik, pasanglah M2 genggaman G dan tambahkan m1 Pada M1. Catat kedudukan C, penahan beban B dan penahan beban B dan penahan beban A pada tiang berskala. 5.Lepaskan M2 dari genggaman G dengan menekan S. Catatlah tAB yaitu waktu yang diperlukan oleh M1 (setelah m1 tersangkut pada A) untuk menempuh jarak dari A ke B (xAB). 6.Lakukan langkah 5 sebanyak lima kali. 7.Gantilah m1 dengan m2, lakukan lagi percobaan seperti pada langkah 5 dan 6. 8.Ubah jarak xAB dengan cara mengubah kedudukan B (B digeser ke atas kira-kira 10cm) sedangkan kedudukan C dan A tetap. Lakukan lagi langkah 5,6, dan 7. 9.Ubah sekali lagi jarak xAB seperti langkah 8, dan lakukan lagi langkah 5,6, dan 7. 10.Sekarang atur kembali kedudukan A, B, C seperti semula dengan membuat jarak CA cukup jauh, sedangkan AB dekat. Catatlah kedudukan C dan A. Pasang M 2 pada G dan tambahkan m1 pada M1. 11.Lepaskan M2 dari G dan catatlah tAC. 12.Lakukan langkah 11 sebanyak lima kali.

6

14. Gantilah m1 dengan m2, lakukan lagi percobaan seperti langkah 11 dan 12. 15. Ubah jarak xAC dengan cara mengubah kedudukan G. Catatlah kedudukan C dan lakukan lagi langkah 11, 12, dan 13. 16. Ubah jarak xAC sekali lagi, catat kedudukan C dan lakukan lagi langkah 11, 12, dan 13.

VI. Teknik Analisis Data Sebagai dasar analisis adalah persamaan (13) dengan nilai percepatan menurut persamaan (4). Kedua persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk: x=

1

m+M1 −M2 [ g] t 2 ………………………………….……………… 2 m+M1 +M2 + 12

(16)

R

Persamaan (16) identik dengan persamaan analisis regresi linier sederhana: Y = a + bX………………………………………………..…………………

(17)

dengan konstanta a=0. Dengan demikian, maka analisis data digunakan teknik analisis refresi linier sederhana berdasarkan azas kuadrat terkecil sebagai hasil modifikasi dari persamaan (17) yaitu: Yi = bXi ………………………………………………………………………..

(18)

Dengan 𝑌𝑖 dan 𝑋𝑖 masing-masing menyatakan jarak sepanjang CA dan kuadrat waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut pada pengukuran ke-i. Sedangkan b memenuhi persamaan: b=

1

m+M1 −M2 [ g]……………………..………………………......….. 2 m+M1 +M2 + 12

(19)

R

Konstanta b dari persamaan 18 dapat dihitung dengan rumus: b=

N∑(Xi Yi )−(∑Xi )(∑Yi ) ………………………………...…………………… N∑Xi 2 −(∑Xi )2

(20) dengan N menunjukkan banyaknya variasi t2 dan X Simpangan baku dari b adalah △b, ditentukan dengan persamaan: N

△ b = Sy √N∑X 2 −(∑X )2 …………………………………..…………………... i

i

(21)

7

Dalam hal ini, Sy adalah penduga terbaik untuk nilai △b terhadap garis lurus 𝑌𝑖 = 𝑏𝑋𝑖 yang dapat dihitung dengan persamaan: 1

Sy 2 = N−2 [∑Yi 2 −

∑Xi 2 (∑Yi )2 − 2∑Xi ∑(Xi Yi)∑Yi + N (∑Xi Yi )2 ]……………………….… N ∑Xi 2 −(∑Xi )2

(22) Selanjutnya untuk memudahkan menghitung Sy , △b dan b diperlukan tabel kerja seperti tabel3. Tabel-3 Nilai Hasil Percobaan dan Nilai-Nilai Yang Akan Dihitung No.Percobaan 1. 2. 3. .. .. .. .. N Jumlah

Xi = t i 2 …… …… …… …… …… …… …… ……. …….

Yi = xi …… …… …… …… …… …… …… ……. …….

Xi 2 …… …… …… …… …… …… …… ……. …….

Yi 2 …… …… …… …… …… …… …… ……. …….

Xi Yi …… …… …… …… …… …… …… ……. …….

Untuk menghitung besarnya momen inersia katrol digunakan persamaan (19) yang bentuk lainnya adalah: R2

I = 2b2 (m1 + M1 − M2 )g − R2 (m1 + M1 + M2 )…………………….………….. (23) dengan simpangan baku momen inersia katrol memenuhi persamaan: R2

△ I = |2b2 (m1 + M1 − M2 )| △ b…………………………………………………. (24) Dengan demikian maka hasil perhitungan besarnya momen inersia katrol pada pesawat Atwood yang diusulkan dapat dinyatakan: I = (I̅ ±△ I)…………………………………………………………………......... (25)

8

dengan I adalah nilai momen inersia katrol yang diusulkan, I̅ adalah nilai rata-rata moment inersia katrol yang dihitung dengan persamaan (23) dan △ I adalah simpangan baku moment inersia katrol yang dihitung dari persamaan (24). Selanjutnya kesalahan relative percobaan yang dilakukan terhadap hasil pengukuran dapat ditentukan dengan rumus: KR =

△I I̅

× 100%.........................................................................................(26)

Kesalahan relative yang lebih kecil dari 100% masih dapat diterima.

VII. Data Hasil Percobaan M1 = 100 gr m1 = 11,26 gr M2 = 100 gr m2 = 11,39 gr m3 = 11,08 gr m4 = 11,39 gr

R = 7,5 cm

Tabel 1 Data Hasil Percobaan untukVariasi AB Jarak AB (XAB)

60

50

Nomor Percobaan

TAB (dt)

TAB(dt)

m 2 + M1

1

m1 + M1 + m2 1,8

2

1,8

1,2

3

1,8

1

4

1,6

1

5

1,6

0,8

1

1,4

0,8

2

1,2

0,8

3

1

1,2

4

1,2

1

m1 + M 1

m 2 + M1

8,6/5 = 1,72

5,2/5 = 1,04

6/5 = 1,2

4,6/5 =0,92

1,2

9

70

5

1,2

0,8

1

1,8

1

2

2

2

3

1,8

1

4

2,8

1,6

5

1,8

1,2

10,2/5 = 2,04

6,8/5 = 1,36

Tabel 2 Data Hasil Percobaan untukVariasi CA

Jarak

Nomor

CA

Percobaa

m1 +

m2 +

(XCA)

n

M1

M1

40

1

2,2

1,2

2

2,2

1,2

3

1,8

1,4

4

1,6

1,2

5

1,8

1,4

1

1,2

1

2

1,2

0,8

3

1,4

1

4

1,6

0,8

5

2

1

30

TAB (dt)

tAB (dt)2 ( dt)

tAB (dt) m1 + M 1

m 2 + M1

m1

+

M1

m2

+

M1

9,6/5=1,92

6,4/5=1,28

3,6864

1,6384

7,4/5=1,48

4,6/5=0,92

2,1904

0,8464

10

45

VIII.

1

1,8

1,2

2

2

1,2

3

1,6

1,4

4

1,2

1,4

5

1,6

1,2

8,2/5=1,64

6,4/5=1,28

2,6896

1,6384

ANALISIS DATA

Tabel-3 Nilai Hasil Percobaan dan Nilai-Nilai Yang Akan Dihitung A.

Untuk sistem dengan menggunakan massa m1 + M1

Xi =t12

Yi = xi

Xi2

Yi2

XiYi

1

3,6864

0,40

13,58954496

0,16

1,47456

2

2,1904

0,30

4,79785216

0,09

0,65712

3

2,6896

0,45

7,23394816

0,2025

1,21032

Jumlah

8,5664

1,15

25,62134528

0,4525

3,342

No. Percobaan

1.

b

Menghitung nilai konstanta b:

N   X i Yi    X i  Yi  N  X i   X i  2

2

b

3.(3,342)  (8,5664)(1,15) 3.(25,62134528)  (8,5664) 2

b

10,026  9,85136 76,86403584  73,38320896

11

b

2.

0,17464  0,0501719867 3,48082688 Menentukan nilai Sy dengan menggunakan persamaan:

Sy

2

Sy

2

2 2 2 X i  Yi   2 X i   X iYi  Yi  N  X iYi   1   2  Yi    2 2 N 2    N X  X   i i 

1  (25,62134528)(1,15) 2  2(8,5664)(3,342)(1,15)  3(3,342) 2   0,4525   3 2  3(25,62134528)  (8,5664) 2 

33,88422913  65,84649024  33,506892   2 S y  0,4525   76,86403584  73,38320896   1,54463089   2 S y  0,4525  3,48082688   S y  0,4525  0,4437540111 2

S y  0,0087459889 2

S y  0,093519992 S y  0,093

3.

Menentukan nilai ketidakpastian pada b yaitu Δb:

b  S y

N

N  X i   X i  2

2

b  0,093519992

3 3(25,62134528)  (8,5664) 2

b  0,093519992

3 76,86403584  73,38320896

12

b  0,093519992

3 3,48082688

b  0,093519992 0,8618641787 b  0,093519992 x 0,9283664033 b  0,0868208186  0,087

4.

I

Menentukan momen inersia katrol, menggunakan persamaan:

R2 m1  M 1  M 2  g  R 2 m1  M 1  M 2  2b

0,075 2 I (22,65  100  100).10 3. 9,8  0,075 2 (22,65  100  100).10 3 2 x 0,0501719867

I

5,625x10 3 (221,97).10 3  5,625x10 3 (222,65).10 3 0,1003439734

I  0,0560571782(221,97).10 3  (1,2524625).10 3 I  11,1905493451 x 10 3

I  11,2 x 10 3 kg.m 2

5.

Menentukan ketidakpastian I menggunakan rumus

I  

R 2 m1  M 1  M 2  g b 2b 2

I  

0,075 2 (22,65  100  100) 10 3 x9,8 0,0868208186 2 x 0,0501719867 2

I  

0,005625(22,65) 10 3 x9,8 0,0868208186 0.0050344565

13

I  0,215321844 x 10 3 kg m 2

I  0,21 x 10 3 kg m 2 6.

Dengan demikian maka hasil perhitungan besarnya momen inersia katrol pada pesawat

atwood yang diusulkan dapat dinyatakan: 7.

I = ( 11,2  0,21) x 10 3 kg.m 2

Adapun kesalahan relatif pengukurannya adalah sebagai berikut.

KR 

I x100% I

KR 

0,21 x 10 3 x100% 11,2 x 10 3

KR  1,87%

A.

Untuk sistem dengan menggunakan massa m2 + M1 Xi =t12

Yi = xi

Xi2

Yi2

XiYi

1

1,6384

0,40

2,68435456

0,16

0,65536

2

0,8464

0,30

0,71639296

0,09

0,25392

3

1,6384

0,45

2,68435456

0,2025

0,73728

Jumlah

4,1232

1,15

6,08510208

0,4525

1,64656

B.

No.

Percobaan

1.

b

b

Menghitung nilai konstanta b:

N   X i Yi    X i  Yi  N  X i   X i  2

2

3(1,64656)  (4,1232)(1,15) 3(6,08510208)  (4,1232) 2

14

b

4,93968  4,74168 18,25530624  17,00077824

b

0,198 1,254528

b  0,157828282 b  0,16

2.

Sy

Menentukan nilai Sy dengan menggunakan persamaan:

2

2 2 2 X i  Yi   2 X i   X i Yi  Yi  N  X i Yi   1   2  Yi    2 2 N 2    N X  X  i  i 

Sy  2

1  (6,08510208)(1,15) 2  2(4,1232)(1,64656)(1,15)  3(1,64656) 2  0 , 4525    3 2  3(6,08510208) - (4,1232) 2 

8,0475475  15,61492124  8,133479501  2 S y  0,4525   18,25530624  17,00077824   0,566105761  2 S y  0,4525  1,254528   S y  0,4525  0,45125 2

S y  0,00125 2

S y  0,035355339 S y  0,035

3.

Menentukan nilai ketidakpastian pada b yaitu Δb:

15

b  S y

N

N  X i   X i 

2

2

b  0,035355339

3 3(6,08510208)  (4,1232) 2

b  0,035355339

3 18,25530624  17,00077824

b  0,035355339

3 1,254528

b  0,035355339 2,391337619 b  0,035355339 x 1,54639504 b  0,05467332  0,055

4.

Menentukan momen inersia katrol, menggunakan persamaan:

I

R2 m2  M 1  M 2  g  R 2 m2  M 1  M 2  2b

I

0,075 2 (45,12  100  100).10 3. 9,8  0,075 2 (45,12  100  100).10 3 2 x 0,157828282

I

0,005625 (442,176).10 3  0,005625(245,12).10 3 0,315656564

I  (7,879576361).10 3  (1,3788).10 3 I  6,500776361x 10 3 I  6,5 x 10 3 kg.m 2

5.

Menentukan ketidakpastian I menggunakan rumus

16

I  

R 2 m1  M 1  M 2  g b 2b 2

I  

0,0752 (45,12  100  100) 10 3 0,05467332 2 x 0,157828282 2

0,005625(45,12) 10 3 0,05467332 I   0,049819533

I  0,278527071 x 10 3 kg m 2 I  0,28 x 10 3 kg m 2 6.

Dengan demikian maka hasil perhitungan besarnya momen inersia katrol pada pesawat

atwood yang diusulkan dapat dinyatakan: 7.

I = ( 6,5  0,28) x10 3 kg.m 2

Adapun kesalahan relatif pengukurannya adalah sebagai berikut.

KR 

I x100% I

0,28 x 10 3 KR  x100% 6,5 x 10 3 KR  4,3 %

IX.

HASIL DAN PEMBAHASAN Jawaban pertanyaan 1.

Grafik xab untuk masing-masing bebab yaitu sebagai berikut

a.

Untuk benda m1+M1

17

80

xab

60 40 20 0 1,2

1,72

2,04

tab

b.

Untuk benda m2+M1 80 70 60

XAB

50 40

30 20 10 0 0,92

1,04

1,96

tab

Dari kedua grafik xAB dan fungsi tAb diatas diperoleh hubungan antara x dan t yaitu bahwa semakin besar jarak yang ditempuh maka semakin besar pula waktu yang diperlukan, dengan kata lain x sebanding dengan t. Grafik diatas semestinya adalah grafik fungsi linear ,sehingga kecepatan benda akan menjadi konstan, namun grafik yang didapatkan diatas hanya mendekati grafik fungsi linear. Berdasarkan hukum II Newton, jika percepatan benda sama dengan nol(a = 0), maka jumlah resultan gaya yang bekerja pada benda juga sama dengan nol, artinya benda yang bergerak dari titik A ke B akan melakukan gerak lurus beraturan(GLB) dengan kecepatan konstan dan percepatannya nol

18

2. Grafik xca pada tca untuk masing-masing beban yaitu a. m1+M1 50

xAC

40 30 20 10 0 2.1904

2.6895

3.6864

tac2

b.

m2+M1 50

40

xac

30 20 10 0 0.92

1.28

1.28

tac

Dari kedua grafik xCA fungsi tAB2,maka terdapat hubungan antara x dan t, yaitu bahwa jika jarak benda semakin besar, maka waktu kuadrat yang diperlukan juga semakin besar. Atau x sebanding dengan t kuadrat. Grafik diatas semestinya adalah grafik fungsi linear, namun grafik yang didapatkan diatas hanya mendekati grafik fungsi linear. Dari persamaan (5) : x= ½ at 2, karena x sebanding dengan t2 maka percepatan benda akan konstan. Berdasarkanhukum II Newton, karena percepatannya konstan maka gaya diperlukan juga konstan, sehingga resultan gaya yang bekerja tidak

19

sama dengan nol, artinya bahwa benda bergerak dari titik C ke A adalah bergerak dengan percepatan tetap atau benda bergerak lurus berubah beraturan(GLBB).

Pembahasan Pesawat atwood merupakan suatu alat yang digunakan untuk yang menjelaskan suatu hubungan antara tegangan, energi potensial dan energi kinetik dengan menggunakan 2 pemberat dengan massa yang berbeda dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol. Dari percobaan yang telah kami lakukan, kami menggunakan 2 beban yang memiliki massa yang berbeda. Percobaan pertama menggunakan m1 + M1 dengan membedan jarak dari CA dan percobaan kedua dengan menggunakan massa m2+ M1 dan memberikan prilaku yang sama dengan percobaan pertama. Setelah melakukan percobaan kami mendapatkan nilai momen inersia yang berbeda, hal ini menunjukan adanya penyimpangan yang seharusnya dengan menggunakan perlakuan yang sama dan menggunakan jenis katrol yang sama mendapatkan momen inersia yang sama. beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah hasil yang didapatkan, yaitu seperti kurang telitinya dalam pembacaan stopwatch,timbangan , dan membaca rolmeter. Dibutuhkan ketelitian dan keterampilan dalam membaca alat ukur karena akan mempengaruhi hasil yang didapat. Kesalahan lain timbul dari kesalalah dalam menghitung atau pembulatan angka. Kendala yang lain juga timbul seperti tali pada katrol yang sering terlepas.

20

X.

PENUTUP KESIMPULAN Dari data diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa pada massa m1+M1 pada jarak xab mendapat angka kesalahan relative atau KR=1,87%, sedangkan pada massa m2+M1 mendapatkan KR=4,3. Pada praktikum ini mendapatkan nilai momen inersia yang berbeda, hal ini menunjukan adanya penyimpangan yang seharusnya dengan menggunakan perlakuan yang sama dan menggunakan jenis katrol yang sama mendapatkan momen inersia yang sama SARAN Dalam melakukan kegiatan praktkum hendaknya melakukannya dengan hati-hati dan lebih teliti dalam membaca alat-alat yang digunakan, hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengambil nilai. Dalam penghitungan dan pembulatan angka juga harus lebih teliti. Agar tidak terjadi kekeliruan.

21

Related Documents

Wc Pesawat
June 2020 15
Pesawat Sederhana.docx
November 2019 21
Pesawat Sederhana.docx
November 2019 26
Pesawat Tempur.docx
November 2019 20
Prak Fenomena.docx
June 2020 20

More Documents from "Jaya Aavengedd"