Pra Kata.docx

  • Uploaded by: Didal Ahmad Andihafid
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pra Kata.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 17,705
  • Pages: 69
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN

1.1.

DEFINISI Artritis reumatoid adalah suatu

penyakit inflamasi sistemik kronik

dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh (Kapita Selekta Kedokteran, 2001 : hal 536). Artritis

Reumatoid

adalah

gangguan

autoimun

kronik

yang

menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal.165) Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak

diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi

inflamasi

dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.(Susan Martin Tucker.1998). Artritis Reumatoid (AR)

adalah kelainan inflamasi yang

terutama

mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan ( Diane C. Baughman. 2000 ). Artritis Reumatoid adalah suatu

penyakit peradangan kronik yang

menyebabkan degenerasi jaringan ikat, peradangan (inflamasi) terjadi secara terus-menerus terutama pada organ sinovium dan menyebar ke struktur sendi di sekitarnya seperti tulang rawan, kapsul fibrosa sendi, legamen dan tendon. Inflamasi ditandai dengan penimbunan sel darah putih, pengaktifan komplemen, fagositosis ekstensif dan

pembentukan jaringan granular.

Inflamasi kronik menyebabkan hipertropi dan penebalan membran pada sinovium, terjadi hambatan aliran darah dan nekrosis sel dan inflamasi berlanjut. Pembentukan panus terjadi oleh penebalan sinovium yang dilapisi jaringan granular. Penyebaran panus ke sinovium menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut memacu kerusakan sendi dan deformitas.

Biasanya jaringan ikat yang pertama kali mengalami kerusakan adalah jaringan ikat yang membentuk lapisan sendi, yaitu membrane sinovium 1.2.

ETIOLOGI Penyebab utama pasti.

penyakit reumatik masih belum diketahui secara

Biasanya merupakan kombinasi dari faktor

genetik, lingkungan,

hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001). Ada beberapa teori

yang

dikemukakan sebagai penyebab artritis

reumatoid, yaitu: 1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus . 2. Endokrin 3. Autoimun 4. Metabolik 5. Faktor genetik serta pemicu li ngkungan Pada

saat

ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh

faktor

autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan

sendi

penderita. Faktor pencetus mungkin adalah suatu

bakteri,

mikoplasma, virus yang menginfeksi sendi atau mirip dengan sendi secara antigenis. Biasanya respon antibodi awal

terhadap mikro-organisme

diperatarai oleh IgG. Walaupun respon ini berhasil mengancurkan mikroorganisme, namun individu yang mengidap AR mulai membentuk antibodi lain biasanya IgM atau IgG, terhadap antibodi IgG semula. Antibodi ynng ditujukan ke komponen tubuh sendiri ini disebut faktor rematoid ( FR ). FR menetap di kapsul sendi, dan menimbulkan peradangan kronik dan destruksi jaringan AR

diperkirakan terjadi karena predisposisi genetik terhadap

penyakit autoimun.

1.3.

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL 1. Anatomi Fisiologi Rangka Muskuloskeletal berasal dari kata muscle (otot)

dan skeletal

(tulang). Rangka (skeletal) merupakan bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi dan tulang rawan (kartilago), sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi. Rangka manusia dewasa tersusun dari tulang – tulang (sekitar 206 tulang ) yang membentuk suatu kerangka tubuh yang kokoh. Walaupun rangka terutama tersusun dari

tulang, rangka di sebagian tempat

dilengkapi dengan kartilago. Rangka digolongkan menjadi rangka aksial, rangka apendikular, dan persendian. a.

Rangka aksial, melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan torso. 1. Kolumna vertebra 2. Tengkorak Tulang cranial : menutupi dan melindungi otak dan organorgan panca indera. Tulang wajah : memberikan bentuk pada muka dan berisi gigi. Tulang auditori : terlihat dalam transmisi suara. Tulang hyoid : yang menjaga lidah dan laring.

b.

Rangka apendikular, tulang yang membentuk lengan tungkai dan tulang pectoral serta

tonjolan pelvis

yang

menjadi tempat

melekatnya lengan dan tungkai pada r angkai aksial. c.

Persendian, adalah artikulasi dari dua tulang atau lebih. Fungsi Sistem Rangka : 1.

Tulang sebagai penyangga (penopang); berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak dan organ, juga memberi bentuk pada tubuh.

2.

Pergerakan ; dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerak, adanya persendian.

3.

Melindungi organ-organ halus dan lunak yang ada dalam tubuh.

4.

Pembentukan sel darah (hematopoesis / red marrow).

5.

Tempat penyimpanan mineral (kalium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow).

Menurut bentuknya tulang dibagi menjadi 4, yaitu : 1.

Tulang panjang, terdapat dalam tulang paha, tulang lengan atas.

2.

Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak tetap dan didalamnya terdiri dari tulang karang, bagian luas terdiri dari tulang padat.

3.

Tulang ceper yang terdapat pada tulang tengkorak yang terdiri dari 2 tulang karang di sebelah dalam

dan tulang padat

disebelah luar. 4.

Bentuk yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.

Gambar : tulang pada tubuh manusia (http://kerzt.files.wordpress.com/2009/02/normal.gif)

Struktur Tulang Dilihat dari bentuknya tulang dapat

dibagi menjadi tulang

pendek, panjang, tulang berbentuk rata (flat) dan tulang dengan bentuk tidak beraturan. Terdapat juga tulang yang berkembang didalam tendon misalnya tulang patella (tulang sessamoid). Semua tulang memiliki sponge tetapi akan bervariasi dari kuantitasnya.Bagian tulang tumbuh secara

longitudinal, bagian tengah disebut epiphyse yang berbatasan

dengan metaphysic yang berbentuk silinder. Vaskularisasi.

Tulang merupakan bagian yang

kaya

akan

vaskuler

dengan total aliran sekitar 200-400 cc/menit.Setiap tulang memiliki arteri

menyuplai darah

yang

membawa nutrient masuk di dekat

pertengahan tulang kemudian bercabang ke atas dan ke bawah menjadi pembuluh darah mikroskopis, pembuluh ini menyuplai korteks, morrow, dan sistem harvest. Persarafan.

Serabut

syaraf

simpatik

dan

afferent

(sensorik)

mempersarafi tulang dilatasi kapiler dan di control oleh saraf simpatis sementara serabut syaraf efferent menstramisikan rangsangan nyeri.

Pertumbuhan dan Metabolisme Tulang Setelah pubertas tulang mencapai kematangan dan pertumbuhan maksimal. Tulang merupakan jaringan yang dinamis walaupun demikian pertumbuhan yang

seimbang pembentukan dan penghancuran hanya

berlangsung hanya sampai usia 35 tahun. Tahun –tahun berikutnya rebsorbsi tulang mengalami percepatan sehigga tulang mengalami penurunan massanya dan menjadi rentan terhadap injury.Pertumbuhan dan metabolisme tulang di pengaruhi oleh mineral dan hormone sebagai berikut : Kalsium dan Fosfor. Tulang mengandung 99% kalsium dan 90% fosfor. Konsentrasi ini selalu di pelihara dalam hubungan terbalik. Apabila kadar

kalsium meningkat maka

berkurang, ketika

kadar

kalsium dan

kadar

kadar

fosfor

fosfor

akan

berubah,

calsitonin dan PTH bekerja untuk memelihara keseimbangan.

Calsitonin di produksi oleh kelenjar tiroid memiliki aksi dalam menurunkan kadar kalsium jika sekresi meningkat di atas normal. Menghambat reabsorbsi tulang dan meningkatkan sekresi fosfor oleh ginjal bila di perlukan. Vit. D. diproduksi oleh tubuh dan di trasportasikan ke dalam darah untuk meningkatkan reabsorbsi kalsium dan fosfor dari usus halus, juga memberi kesempatan untuk

aktifasi PHT dalam

melepas

kalsium dari tulang. Proses Pembentukan Tulang Pada bentuk alamiahnya, vitamin D di proleh dari radiasi sinar ultraviolet matahari dan beberapa jenis

makanan. Dalam kombinasi

denagan kalsium dan fosfor, vitamin ini penting untuk pembentukan tulang. Vitamin D sebenarnya merupakan kumpulan vitamin-vitamin, termasuk vitamin D2 dan D3. Substansi yang terjadi secara alamiah ialah D3 (kolekalsiferol), yang dihasilkan olehakifitas foto kimia pada kulit ketika dikenai sinar ultraviolet matahari. D3 pada kulit atau makanan diwa

ke (liver

bound) untuk

transcalsiferin,sebagaian

substansi

– globulin sebagai

sebuah alfa diubah

menjadi

25

dihidroksi

kolekalsiferon atau kalsitriol. Calcidiol kemudian dialirkan ke ginjal untuk transformasi ke dalam metabolisme vitamin D aktif mayor, 1,25 dihydroxycho lekalciferol atau calcitriol. Banyaknya kalsitriol yang di produksi diatur oleh hormone parathyroid (PTH) dan kadar fosfat di dalam

darah,

bentuk inorganic dari

fosfor

penambahan produksi

kalsitriol terjadi bila kalsitriol meningkat dalam PTH atau pengurangan kadar fosfat dalam cairan darah. Kalsitriol dibutuhkan untuk penyerapan kalsium oleh usus secara optimal dan bekerja dalam kombinasi dengan PTH untuk membantu pengaturan kalsium darah.

Akibatnya, kalsitriol atau

pengurangan

vitamin D dihasilkan karena pengurangan penyerapan kalsium dari usus, dimana pada gilirannya mengakibatka stimulasi PHT dan pengurangan, baik itu kadar fosfat maupun kalsium dalam darah.

Hormon parathyroid. Saat kadar kalsium dalam serum menurun sekresi hormone parathyroid akan meningkat aktifasi osteoclct dalam menyalurkan kalsium ke dalam darah lebih lanjutnya hormone ini menurunkan hasil ekskresi kalsium melalui ginjal dan memfasilitasi absorbsi kalsium dari usus kecil dan sebaliknya. Growth hormone bertanggung jawab dalam peningkatan panjang tulang dan penentuan matriks tulang yang dibentuk pada masa sebelum pubertas. Glukokortikoid mengatur metabolism protein. Ketika diperlukan hormone ini dapat meningkat atau menurunkan katabolisme untuk mengurangi atau meningkatkan matriks organic. Tulang ini juga membantu dalam regulasi absorbsi kalsium dan fosfor dari usus kecil. Seks hormone estrogen

menstimulasi aktifitas osteobalstik dan

menghambat hormone paratiroid. Ketika kadar estrogen menurun seperti pada masa menopause, wanita sangat rentan terjadinya massa tulang (osteoporosis). Persendian Persendian dapat diklasifikasikan menurut struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara tulang-tulang yang beratikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan paersendian tersebut) dan menurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian).

Gambar. Sendi (http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_376/images/hal14a.jpg)

Klasifikasi struktural persendian : Persendian fibrosa Persendian kartilago Persendian sinovial. Klasifikasi fungsional persendian : Sendi Sinartrosis atau Sendi Mati Secara struktural, persendian di dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. Amfiartrosis Sendi

dengan pergerakan terbatas yang

memungkinkan

terjadinya sedikit gerakan sebagai respon terhadap torsi dan kompresi . Diartrosis Sendi

ini

dapat

bergerak bebas,disebut juga

sendi

sinovial.Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovial,suatu kapsul sendi yang menyambung kedua tulang, dan ujung

tilang

pada

sendi

sinovial dilapisi kartilago

artikular. Klasifikasi persendian sinovial : Sendi fenoidal : memungkinkan rentang gerak yang lebih besar,menuju ke tiga arah. Contoh : sendi panggul dan sendi bahu. Sendi engsel : memungkinkan gerakan ke satu arah saja. Contoh : persendian pada lutut dan siku. Sendi kisar : memungkinkan terjadinya rotasi di sekitar aksis sentral.Contoh : persendian antara bagian kepala proximal tulang radius dan ulna. Persendian kondiloid : memungkinkan gerakan ke dua arah di sudut kanan setiap tulang. Contoh : sendi antara tulang radius dan tulang karpal. Sendi pelana : Contoh : ibu jari.

Sendi peluru : memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang

dengan

tulang

lainnya.

Contoh

:

persendian

intervertebra.

2. Anatomi Fisiologi Otot. Otot (muscle) adalah jaringan tubuh yang berfungsi mengubah energi kimia

menjadi kerja

mekanik sebagai respon tubuh

terhadap

perubahan lingkungannya. Jaringan otot, yang mencapai 40% -50% berat tubuh,pada umumnya tersusun dari sel-sel kontraktil yang serabut otot.

Melalui kontraksi, sel-sel otot menghasilkan pergerakan dan

melakukan pekerjaan.

Gambar. Otot pada tubuh manusia

Fungsi sistem Muskular Pergerakan Penopang tubuh dan mempertahankan postur Produksi panas. Ciri-ciri otot

Kontraktilitas Eksitabilitas Ekstensibilitas Elastisitas Klasifikasi Jaringan Otot Otot diklasifikasikan secara structural berdasarkan ada tidaknya striasi

silang

(lurik), dan secara

fungsional berdasarkan kendali

konstruksinya, volunteer (sadar) atau involunter (tidak sadar), dan juga berdasarkan lokasi,seperti otot jantung, yang h anya ditemukan di jantung. Jenis-jenis Otot Otot rangka adalah otot lurik,volunter, dan melekat pada r angka. Otot polos adalah otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat

ditemukan pada

dinding organ

berongga seperti

kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Otot jantung adalah otot lurik, involunter, dan hanya ditemukan pada jantung.

1.4

PATOFISIOLOGI Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada kartilago dari sendi.

Peradangan yang sendi

artikular

Pada persendian ini granulasi membentuk panus, atau

penutup yang menutupi kartilago.

Panus masuk ke tulang sub chondria.

Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.

Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara

permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi

lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat. Lamanya artritis reumatoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan.

Sementara ada orang

yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor reumatoid (seropositif gangguan reumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif. Pada Artritis reumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan sinovial. Proses fagositosis Enzim-enzim tersebut akan

menghasilkan enzim-enzim dalam

sendi.

memecah kolagen sehingga terjadi edema,

proliferasi membran sinovial, dan akhirnya membentuk panus. Panus akan meghancurkan tulang rawan menghilangkan

permukaan

dan menimbulkan erosi sendi

yang

akan

tulang, akibatnya

mengalami

perubahan

generative dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.

1.5

PATOFLOW Faktor Pencetus: Bakteri, mikroplasma, atau virus

Penyakit autoimun

Predisposisi Genetik

Menginfeksi sendi secara antigenik

Individu yang mengidap AR membentuk antibodi IgM

Reaksi autoimun dalam jaringan sinovial (antibodi IgG)

Pelepasan Faktor Reumatoid (FR)

FR menempati dikapsula sendi

Respon IgG awal menghancurkan mikroorganisme

Inflamasi Kronis Pada Tendon, Ligamen juga terj adi deruksi jaringan

Akumulasi Sel Darah Putih

Terbentuk nodul- nodul rematoid

Kerusakan sendi Progresif

Deformitas Sendi

Ndx: Kerusakan Mobilitas Fisik

Fagositosis ektensif

Pemecahan Kolagen

Pembentukan Jaringan Parut

Kekakuan sendi

Edema, poliferasi membrane sinovial

Rentang Gerak Berkurang

Membrane sinovium menebal & hipertropi

Atrofi Otot

Ndx: Gangguan Citra Tubuh Panus

Kartilago dirusak

Hambatan Aliran Darah

Nekrosis Sel

Erosi Sendi dan Tulang

Menghilangnya permukaan sendi

Nyeri

Ndx: Nyeri Kronis

Penurunan elastisitas dan kontraksi otot

Ndx: Kurang Perawatan diri

Ndx: Kurang Pengetahuan Mengenai penyakit

1.6

MANIFESTASI KLINIK 1.

Tanda dan gejala setempat Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah. Poli artritis simetris sendi perifer → Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga. Artritis erosif → sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X. Deformitas → pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea, deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total. Rematoid nodul → merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat. Kronik → Ciri khas rematoid artritis.

2.

Tanda dan gejala sistemik Lemah, demam, takhikardi, berat badan t urun, anemia, anoreksia. Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu: a.

Stadium sinovitis Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan.

b.

Stadium destruksi Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga

pada

jaringan sekitarnya yang

ditandai adanya

kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk j ari swan-neck. c.

Stadium deformitas Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang.

1.7

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Faktor rematoid: positif pada 80%-95% kasus. Fiksasi lateks: positif pada 75% dari kasus-kasus khas. Reaksi-reaksi aglutinasi: Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas. LED: Umumnya meningkat pesat (80-100mm/h). Mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat. Protein C-reaktif: Positif selama masa eksaserbasi. SDP: Meningkat pada waktu timbul proses inflamasi. JDL: Umumnya menunjukkan anemia sedang. Ig (IgM dan IgG): Peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab AR. Sinar x dari sendi yang sakit: Menunjukkan pembengkakkan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan. Scan radionuklida: Identifikasi peradangan sinovium. Artroskopi

langsung:

Visualisasi

dari

area

yang

menunjukkan

iregularitas/degenerasi tulang pada sendi. Aspirasi cairan sinovial: Mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal; buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi,

perdarahan, produk-produk pembuangan degeneratif); elevasi SDP dan leukosit, penurunan viskositas dan komplemen (C3 dan C4). Biopsi

membran

sinovial:

Menunjukkan

perubahan

inflamasi

dan

perkembangan panas. 1.8

PENATALAKSANAAN MEDIK DAN TERAPI Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya : a)

Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan prognosis penyakit ini.

b)

Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat

c)

Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien

d)

Termoterapi

e)

Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat

f)

Pemberian Obat-obatan : Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada dosis yang telah ditentukan. Obat-obat untuk Reumatoid Artitis : Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty Inflamatory) Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori) Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori) Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori) Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori) Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori) Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)

1.9

KOMPLIKASI a)

Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.

b)

Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.

c)

Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.

d)

Terjadi splenomegali

1.10 PROGNOSIS Perjalanan penyakit artritis reumatoid sangat bervariasi, bergantung pada ketaatan pasien untuk berobat dalam jangka waktu lama. Sekitar 50 – 70% pasien artritis reumatoid akan mengalami prognosis yang lebih buruk. Golongan ini umumya meninggi 10 – 15 tahun lebih cepat dari pada orang tanpa artritis reumatoid. Penyebab kematiannya adalah infeksi, penyakit jantung, gagal

pernapasan, gagal

ginjal, dan

penyakit saluran cerna.

Umumnya mereka memiliki keadaan umum yang buruk, lebih dari 30 buah sendi yang mengalami peradangan, dengan manifestasi ekstraartikuler, dan tingkat pendidikan yang rendah. Golongan ini memerlukan terapi secara agresif dan dini karena kerusakan tulang yang luas dapat terjadi dalam 2 tahun pertama. 1.11 PENCEGAHAN Selain dengan menggunakan obat-obatan, untuk mengurangi

nyeri

juga bisa dilakukan tanpa obat , misalnya dengan menggunakan kompres es. Kompres es bias menurunkan ambang nyeri dan menggurangi fungsi enzim. Kemudian banyak jenis sayuran yang dapat di konsumsi oleh penderita rematik, misalnya jus seledri, kubis dan wortel yang dapat mengurangi gejala rematik. Beberapa jenis herbal juga dapat melawan nyeri rematik, misalnya jahe, kunyit, biji seledri, daun lidah buaya atau minyak juniper yang bisa menghilan gkan bengkak pada sendi. Menjaga berat badan ideal juga perlu. Kelebihan berat badan dapat membebani sendi di bagian ekstermitas bawah. Selain itu bobot tubuh berlebih dapat memperbesar resiko

terkena penyakit rematik. Olahraga

ringan seperti jalan kaki bermanfaat bagi penderita rematik. Ini karena Jalan kaki

dapat membakar kalori, memperkuat otot, dan membangun tulang

yang kuat tanpa menggangu persendian yang sakit. Selama periode bebas

gejala, ini pedoman diet dapat

membantu

melindungi terhadap serangan penyakit rematik masa depan: a. Jaga asupan cairan tubuh anda tinggi. Sekitar 8 sampai 16 gelas (sekitar 2 sampai 4 liter) air setiap hari. b. Batasi atau menghindari alkohol.

c.

Makan diet seimbang. Makanan sehari-hari Anda harus menekankan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan bebas atau rendah lemak susu produk-lemak.

d. Dapatkan protein dari lemak susu produk-rendah. e. Batasi konsumsi daging, ikan dan unggas. f.

Menjaga berat badan yang diinginkan.

BAB II ASKEP TEORI

2.1

DATA DASAR PENGKAJIAN Data tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya, (mis., mata, jantung, paru-paru, ginjal), tahapan (mis., eksaserbasi akut atau remisi) dan keberadaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.

2.1.1 Aktivitas/Istirahat Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi;

kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara

bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh terhadap gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan. Keletihan. Tanda : Malaise. Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit; kontraktur/kelainan pada sendi dan otot. 2.1.2 Kardiovaskuler Gejala : Fenomena Raynaud jari

tangan/kaki (mis.,

pucat

intermiten,

sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). 2.1.3 Integritas Ego Gejala : Faktor-faktor

stress

akut/kronis;

mis.,

finansial,

pekerjaan,

ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan). Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi, (mis., ketergantungan pada diri orang lain). 2.1.4 Makanan/Cairan Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat; mual. Anoreksia. Kesulitan untuk mengunyah (keterlibatan TMJ).

Tanda : Penurunan berat badan. Kekeringan pada membran mukosa. 2.1.5 Higiene Gejala : Berbagai kesulitan untuk

melaksanakan

aktivitas

perawatan

pribadi. Ketergantungan pada diri orang lain. 2.1.6 Neurosensori Gejala : Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki., hilangnya sensasi pada jaringan. Pembengkakan sendi simetris. 2.1.7 Nyeri/Kenyamanan Gejala : Fase

akut

dari

nyeri

mungkin/mungkin tidak

disertai oleh

pembengkakan jaringan l unak pada sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi hari). 2.1.8 Keamanan Gejala : Kulit mengkilat, tegang; nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam menangani t ugas/pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap. Kekeringan pada mata dan membran mukosa. 2.1.9 Interaksi Sosial Gejala : Kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain; perubahan peran; isolasi. 2.1.10 Penyuluhan/Pembelajaran Gejala : Riwayat AR pada keluarga (pada awitan remaja). Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, “penyembuhan” arthritis tanpa pengujian. Riwayat perikarditis, lesi katup; fibrosis pulmonal, pleuritis. DRG menunjukan rata-rata lama dirawat: 4,8 hari. Pertimbangan Rencana Pemulangan: Mungkin membutuhkan pada transportasi, aktivitas perawatan diri dan tugas/pemeliharaan rumah tangga.

2.2

2.2.1

DIAGNOSA DAN PERENCANAAN

Diagnosa keperawatan

: Nyeri [Akut]/Kronis

Dapat dihubungkan dengan

: Agen pencedera: Distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses inflamasi, dekstruksi sendi.

Dapat dibuktikan oleh

: Keluhan nyeri/ ketidaknyamanan, kelelahan. Berfokus pada diri sendiri/penyempitan fokus. Perilaku distraksi/respon autonomik. Perilaku yang bersifat berhati-hati/melindungi.

Kriteria evaluasi

: Menujukkan nyeri hilang/terkontrol. Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan. Mengikuti program farmakologis yang diresepkan. Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan kedalam program kontrol nyeri. Intervensi

Rasional

Mandiri: 1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). - Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa keefektifan program. sakit nonverbal. 2. Berikan matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen - Matras yang lembut atau empuk, bantal yang besar akan tempat tidur sesuai kebutuhan. mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stres pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi. 3. Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu - Pada penyakit berat/eksaserbasi, tirah baring mungkin tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur diperlukan (sampai perbaikan objeltif dan subjektif didapat) sesuai indikasi. untuk membatasi nyeri atau cedera sendi

4. Tempatkan/pantau penggunaan bantal, karung pasir, gulungan - Mengistirahakan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan trokhanter, bebat, brace. posisi netral. Catatan: Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan mungkin dapat mengurangi kerusakan pada sendi. 5. Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk Meskipun demikian, ketidakaktifan lama dapat mengakibatkan bergerak ditempat tidur, sokong sendi yang sakit diatas dan hilangnya mobilitas/ fungsi sendi. dibawah, hindari gerakan yang menyentak. - Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. 6. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan sendi. waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit - Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas sebagainya. pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat 7. Berikan masase yang lembut. disembuhkan. 8. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif, sentuhan terapeutik, biofeedback, - Meningkatkan relaksasi/mengurangi tegangan otot visualisasi, pedoman imajinasi, hipnosis diri, dan - Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin pengendalian napas. meningkatkan kemampuan koping. 9. Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu 10. Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai - Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan petunjuk. meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat. Kolaborasi : - Meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot/spasme, 11. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk: memudahkan untuk ikut serta dalam terapi. Asetilsalisilat (aspirin); NSAID lainnya, mis., ibuprofen (Motrin); - ASA bekerja sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan naproksen(Naprosyn); sulindak (Clinorol); piroksikam dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas. (Feldene); ASA harus dipakai secara reguler untuk mendukung kadar fenoprofen (Nalfon);D-penisilamin(Cuprimine); Antasida; dalam darah terapeutik. Riset mengindikasikan bahwa ASA Produk Kodein; memiliki “indeks toksisitas” yang paling rendah dari NSAID lain yang diresepkan. - Dapat digunakan bila pasien tidak memberikan respon

25

12. Bantu dengan terapi fisik, mis., sarung tangan parafin, bak mandi dengan kolam b ergelombang. 13. Berikan es atau kompres dingin jika dibutuhkan. 14. Pertahankan unit TENS jika digunakan. 15. Siapkan intervensi operasi, misalnya sinovektomi

-

-

-

aspirin atau untuk meningkatkan efek dari aspirin. Catatan: Obat-obtan ini harus diberikan dengan urutan yang meningkat menurut keparahan relatif dari efek-efek samping (“indeks toksisitas”). Dapat mengontrol efek-efek sistemik dari AR jika terapi lainnya tidak berhasil. Tingkat yang tinggi dari efek-efek samping (mis., trombositopenia, leukopenia, anemia aplastik) membutuhkan pemantauan ketat. Catatan: Obat-obtan harus diberikan diantara waktu makan karena absorbsi obat-obatan menjadi tidak seimbang karena makanan dan juga produk antasida dan besi. Diberikan dengan agen NSAID untuk meminimalkan iritasi/ketidaknyamanan lambung. Meskipun narkotik umumnya adalah kontraindikasi karena sifat kronis dari kondisi, penggunaan jangka pendek mungkin diperlukan selama periode eksaserbasi akut untuk mengontrol nyeri parah. Memberikan dukungan panas untuk sendi yang sakit. Catatan: Panas merupakan kontraindikasi pada adanya sendi-sendi yang panas dan bengkak. Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut. Rangsang elektrik tingkat rendah yang konstan dapat menghambat transmisi sensasi nyeri. Pengangkatan sinovium yang meradang dapat mengurangi nyeri dan membatasi progresi dari perubahan degeneratif.

(Naprosyn); sulindak fenoprofen (Nalfon);

(Clinorol);

piroksikam

(Feldene);

-

D-penisilamin (Cuprimine);

Antasida; Produk Kodein; -

12. Bantu dengan terapi fisik, mis., sarung tangan parafin, bak mandi dengan kolam b ergelombang. 13. Berikan es atau kompres dingin jika dibutuhkan. 14. Pertahankan unit TENS jika digunakan. 15. Siapkan intervensi operasi, misalnya sinovektomi

2.2.2

Diagnosa keperawatan

: Mobilitas Fisik, Kerusakan

Dapat dihubungan dengan

: Deformitas skeletal.

-

-

aspirin atau untuk meningkatkan efek dari aspirin. Catatan: Obat-obtan ini harus diberikan dengan urutan yang meningkat menurut keparahan relatif dari efek-efek samping (“indeks toksisitas”). Dapat mengontrol efek-efek sistemik dari AR jika terapi lainnya tidak berhasil. Tingkat yang tinggi dari efek-efek samping (mis., trombositopenia, leukopenia, anemia aplastik) membutuhkan pemantauan ketat. Catatan: Obat-obtan harus diberikan diantara waktu makan karena absorbsi obat-obatan menjadi tidak seimbang karena makanan dan juga produk antasida dan besi. Diberikan dengan agen NSAID untuk meminimalkan iritasi/ketidaknyamanan lambung. Meskipun narkotik umumnya adalah kontraindikasi karena sifat kronis dari kondisi, penggunaan jangka pendek mungkin diperlukan selama periode eksaserbasi akut untuk mengontrol nyeri parah. Memberikan dukungan panas untuk sendi yang sakit. Catatan: Panas merupakan kontraindikasi pada adanya sendi-sendi yang panas dan bengkak. Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut. Rangsang elektrik tingkat rendah yang konstan dapat menghambat transmisi sensasi nyeri. Pengangkatan sinovium yang meradang dapat mengurangi nyeri dan membatasi progresi dari perubahan degeneratif.

Nyeri, ketidaknyamanan. Intoleransi terhadap aktivitas, penurunan terhadap aktivitas, penurunan kekuatan otot. Dapat dibuktikan oleh

: Keengganan untuk mencoba bergerak/ketidakmampuan bergerak dalam lingkungan fisik. Membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan otot/kon trol dan massa [tahap lanjut].

Hasil evaluasi

: Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/pembatasan kontraktur. Mempertahankan atau pun

meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/atau kompensasi

bagian tubuh. Mendemostrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas. Intervensi Mandiri: 1. Evaluasi/lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. 2. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus-menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu. 3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikian juga latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan.

4. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan atau bantu teknik pemindahan dan

Rasional - Tingkat aktivitas/latihan tergantung dari perkembangan/resolusi dari proses inflamasi. - Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan. - Mempertahankan atau meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan: latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas berlebihan dapat merusak sendi. - Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. Mempermudah perawatan diri dan kemandirian

2.2.2

Diagnosa keperawatan

: Mobilitas Fisik, Kerusakan

Dapat dihubungan dengan

: Deformitas skeletal. Nyeri, ketidaknyamanan. Intoleransi terhadap aktivitas, penurunan terhadap aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Dapat dibuktikan oleh

: Keengganan untuk mencoba bergerak/ketidakmampuan bergerak dalam lingkungan fisik. Membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan otot/kon trol dan massa [tahap lanjut].

Hasil evaluasi

: Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/pembatasan kontraktur. Mempertahankan atau pun

meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/atau kompensasi

bagian tubuh. Mendemostrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas. Intervensi Mandiri: 1. Evaluasi/lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. 2. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus-menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu. 3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikian juga latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan.

4. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan atau bantu teknik pemindahan dan

penggunaan bantuan mobilitas mis., trapeze.

Rasional - Tingkat aktivitas/latihan tergantung dari perkembangan/resolusi dari proses inflamasi. - Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan. - Mempertahankan atau meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan: latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas berlebihan dapat merusak sendi. - Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. Mempermudah perawatan diri dan kemandirian

pasien. Teknik oemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit. 5. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokhanter, - Meningkatkan stabilitas jaringan (mengurangi resiko cedera) bebat, brace. dan mempertahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktur. - Mencegah fleksi leher. 6. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. 7. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk - Memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan mobilitas. tinggi, berdiri, berjalan. 8. Berikan lingkungan yang aman, mis menaikkan kursi atau - Menghindari cedera akibat kecelakaan/jatuh. kloset, menggunakan pegangan tangga pada bak/pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat. Kolaborasi : 9. Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis - Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam vokasional. mengidentifikasikan alat/bantuan mobilitas. - Menurunkan takanan pada jaringan yang mudah pecah untuk 10. Berikan matras busa/pengubah tekanan. 11. Berikan obat-obatan sesuai indikasi. mengurangi resiko imobilitas/terjadi dekubitus. Agen antireumatik, mis., emas, natrium tiumaleat - Krisoterapi (garam emas) dapat menghasilkan remisi (Myochrysin) atau auranofin (Ridaura); dramatis/terus- menerus tetapi dapat mengakibatkan inflamasi rebound bila terjadi penghentian atau efek samping serius, mis., krisis nitrotoid dengan pusing, penglihatan kabur, kemerahan tubuh, perkembangan syok anafilaktik. - Mungkin dibutuhkan untuk menekan inflamasi sistemik akut. Steroid. 12. Siapkan untuk intervensi bedah, mis., - Perbaikan pada kelemahan periartikuler dan subluksasi dapat Artroplasti; meningkatkan stabilitas sendi. Prosedur pelepasan tunnel, perbaikan tendon, ganglionektomi; - Perbaikan berkenaan dengan defek jaringan penyambung; meningkatkan fungsi dan mobilitas. Implan sendi. - Penggantian mungkin diperlukan untuk memperbaiki fungsi optimal dan mobilitas.

pasien. Teknik oemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit. 5. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokhanter, - Meningkatkan stabilitas jaringan (mengurangi resiko cedera) dan mempertahankan posisi sendi yang diperlukan dan bebat, brace. kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktur. Mencegah fleksi leher. 6. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. Memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan mobilitas. 7. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, berjalan. 8. Berikan lingkungan yang aman, mis menaikkan kursi atau - Menghindari cedera akibat kecelakaan/jatuh. kloset, menggunakan pegangan tangga pada bak/pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat. Kolaborasi : 9. Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis - Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam vokasional. mengidentifikasikan alat/bantuan mobilitas. Menurunkan takanan pada jaringan yang mudah pecah untuk 10. Berikan matras busa/pengubah tekanan. mengurangi resiko imobilitas/terjadi dekubitus. 11. Berikan obat-obatan sesuai indikasi. Krisoterapi (garam emas) dapat menghasilkan remisi Agen antireumatik, mis., emas, natrium tiumaleat dramatis/terusmenerus tetapi dapat mengakibatkan inflamasi (Myochrysin) atau auranofin (Ridaura); rebound bila terjadi penghentian atau efek samping serius, mis., krisis nitrotoid dengan pusing, penglihatan kabur, kemerahan tubuh, perkembangan syok anafilaktik. Mungkin dibutuhkan untuk menekan inflamasi sistemik akut. Steroid. penggunaan bantuan mobilitas mis., trapeze.

12. Siapkan untuk intervensi bedah, mis., Artroplasti; Prosedur pelepasan tunnel, perbaikan tendon, ganglionektomi; Implan sendi.

2.2.3 Diagnosa Keperawatan Dapat dihubungan dengan

- Perbaikan pada kelemahan periartikuler dan subluksasi dapat meningkatkan stabilitas sendi. - Perbaikan berkenaan dengan defek jaringan penyambung; meningkatkan fungsi dan mobilitas. - Penggantian mungkin diperlukan untuk memperbaiki fungsi optimal dan mobilitas.

: Gangguan Citra Tubuh/ Perubahan Penampilan Peran. : Perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum. Peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

Dapat dibuktikan oleh

: Perubahan struktur atau fungsi dari bagian-bagian yang sakit. Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan/fungsi masa lalu, dan penampilan. Perubahan pada gaya hidup/ kemampuan fisik untuk melanjutkan peran, kehilangan pekerjaan, ketergantungan pada orang terdekat. Perubahan pada keterlibatan sosial; rasa terisolasi. Perasaan tidak berdaya, putus asa.

Kriteria evaluasi

: Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit,

perubahan pada gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan. Menyusun tujuan/rencana realistis untuk masa depan. Intervensi Rasional Mandiri: 1. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses - Berikan kempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesalahan penyakit, harapan masa depan. konsep dan menghadapinya secara langsung. 2. Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang - Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi terdekat. Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspekkebutuhan terhadap intervensi/konseling lebih lanjut. aspek seksual. 3. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang - Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai terdekat menerima keterbatasan. pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri. 4. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, - Nyeri konstan akan melelahkan, da perasaan marah dan ketergantungan. bermusuhan umum terjadi.

2.2.3 Diagnosa Keperawatan Dapat dihubungan dengan

: Gangguan Citra Tubuh/ Perubahan Penampilan Peran. : Perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum. Peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

Dapat dibuktikan oleh

: Perubahan struktur atau fungsi dari bagian-bagian yang sakit. Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan/fungsi masa lalu, dan penampilan. Perubahan pada gaya hidup/ kemampuan fisik untuk melanjutkan peran, kehilangan pekerjaan, ketergantungan pada orang terdekat. Perubahan pada keterlibatan sosial; rasa terisolasi. Perasaan tidak berdaya, putus asa.

Kriteria evaluasi

: Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit,

perubahan pada gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan. Menyusun tujuan/rencana realistis untuk masa depan. Intervensi Rasional Mandiri: 1. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses - Berikan kempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesalahan penyakit, harapan masa depan. konsep dan menghadapinya secara langsung. 2. Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang - Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi terdekat. Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspekkebutuhan terhadap intervensi/konseling lebih lanjut. aspek seksual. 3. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang - Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai terdekat menerima keterbatasan. pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri. 4. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, - Nyeri konstan akan melelahkan, da perasaan marah dan ketergantungan. bermusuhan umum terjadi.

5. Perhatikan pengaruh menarik diri, penggunaan menyangkal atau - Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. maladaptif, membutuhkan intervensi lebih lanjut/dukungan psikologis. 6. Susun batasan pada perilaku maladaptif. Bantu pasien untuk - Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat meningkatkan perasaan harga diri. mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. 7. Ikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan - Meningkatkan perasaan kompetensi/ harga diri, mendorong membuat jadwal aktivitas. kemandirian, dan mendorong partisipasi dalam terapi. - Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra 8. Bantu dengan kebutuhan perawatan yang diperlukan. diri. 9. Berikan bantuan positif bila perlu. - Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri. Kolaborasi: 10. Rujuk pada konseling psikiatri, mis., perawat spesialis - Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka psikiatri perawat klinis, psikiatri/psikolog, pekerja sosial. panjang/ketidakmampuan. 11. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis., antiansietas dan - Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemampuan koping yang lebih obat-obatan peningkat alam perasaan. efektif.

2.2.4

Diagnosa keperawatan

: Kurang Perawatan Diri

Dapat dihubungan dengan

: Kerusakan muskuloskeletal; penurunanan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak. Depresi.

Dapat dibuktikan oleh

: Ketidakmampuan mengatur AKS (makan, mandi, berpakaian dan eliminasi).

Kriteria Evaluasi

: Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan

individual. Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri. Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri. 30

5. Perhatikan pengaruh menarik diri, penggunaan menyangkal atau - Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptif, membutuhkan intervensi lebih lanjut/dukungan terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. psikologis. Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang 6. Susun batasan pada perilaku maladaptif. Bantu pasien untuk dapat meningkatkan perasaan harga diri. mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. Ikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan - Meningkatkan perasaan kompetensi/ harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong partisipasi dalam terapi. membuat jadwal aktivitas. Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra 8. Bantu dengan kebutuhan perawatan yang diperlukan. diri. - Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya 9. Berikan bantuan positif bila perlu. sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri. Kolaborasi: 10. Rujuk pada konseling psikiatri, mis., perawat spesialis - Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka psikiatri perawat klinis, psikiatri/psikolog, pekerja sosial. panjang/ketidakmampuan. 11. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis., antiansietas dan - Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemampuan koping yang lebih obat-obatan peningkat alam perasaan. efektif. 7.

2.2.4

Diagnosa keperawatan

: Kurang Perawatan Diri

Dapat dihubungan dengan

: Kerusakan muskuloskeletal; penurunanan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak. Depresi.

Dapat dibuktikan oleh

: Ketidakmampuan mengatur AKS (makan, mandi, berpakaian dan eliminasi).

Kriteria Evaluasi

: Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan

individual. Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri. Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri. 30

Intervensi Mandiri: 1. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi. 2. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. 3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi/rencana untuk modifikasi lingkungan. Kolaborasi: 4. Konsul dengan ahli terapi okupasi.

Rasional - Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini. - Mendukung kemandirian fisik/ emosional. - Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang meningkatkan harga diri.

akan

- Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual mis., memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran. 5. Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan - Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual. Memberikan lebih banyak evaluasi setelahnya. keberhasilan usaha tim dengan orang lain yang ikut serta dalam perawatan, mis., tim terapi okupasi. 6. Atur konsul dengan lembaga lainnya, mis., pelayanan - Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk perawatan rumah, ahli nutrisi. persiapan situasi di rumah.

2.2.5

Diagnosa keperawatan

: kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

Dapat dihubungkan oleh

: Kurangnya pemajanan/mengingat dan Kesalahan interpretasi informasi.

Dapat dibuktikan dengan

: Pertanyaan/permintaan informasi, pernyataan kesalahan konsep. Tidak tepat mengikuti instruksi/ terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.

Kriteria evaluasi

: Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.

31

Intervensi

Rasional

Mandiri: 1. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi. 2. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. 3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi/rencana untuk modifikasi lingkungan. Kolaborasi: 4. Konsul dengan ahli terapi okupasi.

- Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini. - Mendukung kemandirian fisik/ emosional. - Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang meningkatkan harga diri.

akan

- Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual mis., memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran. 5. Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan - Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi evaluasi setelahnya. karena tingkat kemampuan aktual. Memberikan lebih banyak keberhasilan usaha tim dengan orang lain yang ikut serta dalam perawatan, mis., tim terapi okupasi. 6. Atur konsul dengan lembaga lainnya, mis., pelayanan - Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk perawatan rumah, ahli nutrisi. persiapan situasi di rumah.

2.2.5

Diagnosa keperawatan

: kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

Dapat dihubungkan oleh

: Kurangnya pemajanan/mengingat dan Kesalahan interpretasi informasi.

Dapat dibuktikan dengan

: Pertanyaan/permintaan informasi, pernyataan kesalahan konsep. Tidak tepat mengikuti instruksi/ terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.

Kriteria evaluasi

: Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.

31

Mengembangkan rencana untuk

perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup

yang

konsisten dengan mobilitas dan/atau pembatasan aktivitas. Intervensi Mandiri: 1. Tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan.

Rasional

- Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi. 2. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses - Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sakit melalui diet, obat-obatan, dan program diet seimbang, sendi/jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan latihan dan istirahat. mencegah deformitas. 3. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang - Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses penyakit kronis kompleks. realistis, istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik dan manajeman stres. 4. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen - Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan farmakoterapetik. dosis; mis., aspirin harus diberikan secara reguler untuk mendukung kadar terapeutik darah 18-25 mg. 5. Rekomendasikan penggunaan aspirin bersalut/dibufer enterik - Preparat bersalut/dibufer dicerna dengan makanan, atau salisilat nonasetil, mis., kolin salisilat (Arthropan) atau meminimalkan iritasi gaster, mengurangi resiko perdarahan. kolin magnesium trisalisilat (Trilisate). Catatan: Produk nonasetil sedikit dibutuhkan untuk mengurangi iritasi lambung. 6. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau - Membatasi iritasi gaster. Pengurangan nyeri pada HS akan antasida dan pada waktu tidur. meningkatkan tidur dan meningkatkan kadar darah, mengurangi kekakuan di pagi hari. 7. Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis., - Memperpanjang dan memaksimalkan dosis aspirin dapat tinitus, lambung tidak toleran, perdarahan gastro intestinal, mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan dan ruam purpurik. kadar terapeutik darah yang tinggi. Jika terjadi tinitus, dosis umumnya diturunkan menjadi 1 tablet setiap 2 atau 3 hari sampai berhenti. 8. Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi - Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi mis., obat

32

Mengembangkan rencana untuk

perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup

yang

konsisten dengan mobilitas dan/atau pembatasan aktivitas. Intervensi Mandiri: 1. Tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan.

Rasional

- Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi. 2. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses - Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sakit melalui diet, obat-obatan, dan program diet seimbang, sendi/jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan latihan dan istirahat. mencegah deformitas. 3. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang - Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses penyakit kronis kompleks. realistis, istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik dan manajeman stres. 4. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen - Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan farmakoterapetik. dosis; mis., aspirin harus diberikan secara reguler untuk mendukung kadar terapeutik darah 18-25 mg. 5. Rekomendasikan penggunaan aspirin bersalut/dibufer enterik - Preparat bersalut/dibufer dicerna dengan makanan, atau salisilat nonasetil, mis., kolin salisilat (Arthropan) atau meminimalkan iritasi gaster, mengurangi resiko perdarahan. kolin magnesium trisalisilat (Trilisate). Catatan: Produk nonasetil sedikit dibutuhkan untuk mengurangi iritasi lambung. 6. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau - Membatasi iritasi gaster. Pengurangan nyeri pada HS akan antasida dan pada waktu tidur. meningkatkan tidur dan meningkatkan kadar darah, mengurangi kekakuan di pagi hari. 7. Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis., - Memperpanjang dan memaksimalkan dosis aspirin dapat tinitus, lambung tidak toleran, perdarahan gastro intestinal, mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan dan ruam purpurik. kadar terapeutik darah yang tinggi. Jika terjadi tinitus, dosis umumnya diturunkan menjadi 1 tablet setiap 2 atau 3 hari sampai berhenti. 8. Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi - Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi mis., obat

32

penggunaan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter. 9. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi. 10. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan. 11. Berikan informasi mengenai alat bantu mis., mainan beroda/wagon untuk barang-barang bergerak, tongkat untuk mengambil, piring-piring ringan, tempat duduk toilet yang dapat dinaikkan, palang keamanan. 12. Diskusikan teknik menghemat energi, mis., duduk daripada berdiri untuk mempersiapkan makanan dan mandi. 13. Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas. 14. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya di bawah bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantal yang tepat. 15. Diskusikan pentingnya obat-obatan lanjutan/pemeriksaan laboratorium, mis., LED, kadar salisilat, PT.

pilek, antidiare) yang dapat meningkatkan resiko takar lajak obat/efek samping yang berbahaya. - Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan/regenerasi jaringan. - Penurunan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi, terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki. - Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.

- Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan diri dan kemandirian. - Mekanika tubuh yang baik haru menjadi bagian dari gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri. - Mengurangi resiko iritasi/kerusakan kulit.

- Terapi obat-obatan membutuhkan pengkajian/perbaikan yang terus-menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah takar lajak, efek samping yang berbahaya, mis., aspirin memperpanjang PT, peningkatan resiko perdarahan. Krisoterapi akan menekan trombosit, potensial resiko untuk trombositopenia. 16. Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan. - Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan teknik dan/atau pilihan ain untuk pemenuhan seksual mungkin dapat meningkatkan hubungan pribadi dan perasaan harga diri/percaya diri. 17. Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis., yayasan arthritis - Bantuan/dukungan dari orang lain untuk (bila ada). meningkatkanpemuihan maksimal.

33

penggunaan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter. 9. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi. 10. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan. 11. Berikan informasi mengenai alat bantu mis., mainan beroda/wagon untuk barang-barang bergerak, tongkat untuk mengambil, piring-piring ringan, tempat duduk toilet yang dapat dinaikkan, palang keamanan. 12. Diskusikan teknik menghemat energi, mis., duduk daripada berdiri untuk mempersiapkan makanan dan mandi. 13. Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas. 14. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya di bawah bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantal yang tepat. 15. Diskusikan pentingnya obat-obatan lanjutan/pemeriksaan laboratorium, mis., LED, kadar salisilat, PT.

pilek, antidiare) yang dapat meningkatkan resiko takar lajak obat/efek samping yang berbahaya. - Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan/regenerasi jaringan. - Penurunan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi, terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki. - Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.

- Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan diri dan kemandirian. - Mekanika tubuh yang baik haru menjadi bagian dari gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri. - Mengurangi resiko iritasi/kerusakan kulit.

- Terapi obat-obatan membutuhkan pengkajian/perbaikan yang terus-menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah takar lajak, efek samping yang berbahaya, mis., aspirin memperpanjang PT, peningkatan resiko perdarahan. Krisoterapi akan menekan trombosit, potensial resiko untuk trombositopenia. - Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan teknik 16. Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan. dan/atau pilihan ain untuk pemenuhan seksual mungkin dapat meningkatkan hubungan pribadi dan perasaan harga diri/percaya diri. dari orang lain untuk 17. Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis., yayasan arthritis - Bantuan/dukungan meningkatkanpemuihan maksimal. (bila ada).

33

BAB III ASKEP PADA KLIEN 3.1 PENGKAJIAN DATA DASAR I. Identitas Diri Klien N a m a

: Ny. JW

Tanggal masuk RS

: 04 April 2011

Tempat/Tgl. Lahir

: Manado, 20 Juni 1959

Sumber Informasi

: Keluarga

U m u r

: 47 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Keluarga terdekat yang dapat

Alamat

: Kec. Tuminting

segera dihubungi (Orang Tua/Wali, Suami, Istri, dan lain-lain): Suami

Status Perkawinan

: Kawin

A g a m a

: Kristen

Pendidikan

S u k u

: Sanger

Pekerjaan : Tukang

: SMA

BAB III ASKEP PADA KLIEN 3.1 PENGKAJIAN DATA DASAR I. Identitas Diri Klien N a m a

: Ny. JW

Tanggal masuk RS

: 04 April 2011

Tempat/Tgl. Lahir

: Manado, 20 Juni 1959

Sumber Informasi

: Keluarga

U m u r

: 47 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Keluarga terdekat yang dapat

Alamat

: Kec. Tuminting

segera dihubungi (Orang Tua/Wali, Suami, Istri, dan lain-lain): Suami

Status Perkawinan

: Kawin

A g a m a

: Kristen

Pendidikan

S u k u

: Sanger

Pekerjaan : Tukang

Pendidikan

: SMA

Alamat : Kec. Tuminting

Pekerjaan

: IRT

Lama Bekerja

: 25 tahun

: SMA

II. Status Kesehatan Saat ini 1. Alasan Kunjungan/Keluhan Utama : Nyeri dan kaku di bagian sendi jari-jari tangan dan pergelanggan tangan rasa seperti di tusuk-tusuk, sulit digerakan, kurang nafsu makan dan mual. 2. Faktor Pencetus : Aktivitas dan pola makan pasien yang tidak teratur.

3. Lamanya Keluhan : 4 hari 4. Timbulnya Keluhan :

( ) bertahap ( )

mendadak

5. Faktor yang memperberat : Pasien tidak pernah melakukan pantangan 6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :

34 34

Menggunakan obat herbal. Oleh orang lain Memberi saran 7. Diagnosa Medik : Artritis Reumatoid

Tanggal : 04 April 2011

II. Riwayat Kesehatan yang lalu 1. Penyakit yang pernah dialami : a. Kanak – Kanak : Diare b. Kecelakaan

: Tidak

c. Pernah dirawat penyakit waktu d. Operasi

: tidak

2. Alergi : Tipe

Reaksi

Tindakan

Debu

Flu

minum obat flu

Udang

kulit kemerahan

minum CTM

3. Imunisasi : Tipe

Reaksi

Tindakan

Campak

bercak-bercak merah pada kulit

DPT

suhu tubuh naik

minum obat

Paracatamol 4. Kebiasaan : merokok/kopi/obat/alkohol/lain-lain 5. Obat – obatan : Tradisional (urut) Lamanya : 1 Minggu Sendiri : Orang lain (resep): tidak tentu 6. Pola Nurtisi : Frekwensi makan : Berat Badan

: 59 kg

Tinggi Badan : 160 cm Jenis makanan

: Daging, sayur, nasi

Makanan yang disukai : Pisang goreng dan tinutuan

35 35

Makanan yang tidak disukai : Chinesse Food Makanan pantang : Tidak Nafsu makan

:( )

baik

( )

Sedang – alasan : mual/muntah/sariawan

( )

Kurang – alasan : mual/muntah/sariawan

Perubahan berat badan 6 bulan terakhir : ( )

bertambah

( )

tetap

( )

berkurang

……………………kg

3 kg

7. Pola Eliminasi : 1. Buang air besar Frekwensi

: Tidak teratur

Penggunaan pencahar : tidak

W a k t u

: pagi/siang/sore/malam

W a r n a

: kecoklatan

Konsistensi

: padat

2. Buang air kecil Frekwensi

: normal

W a r n a

: kuning pekat

B a u

: berbau

8. Pola tidur dan istirahat Waktu tidur (jam)

: 10 malam

Lama tidur/hari

: 6 jam / hari

Kebiasaan pengantar tidur

: menonton TV

Kebiasaan saat tidur

:

Kesulitan dalam hal tidur

:(

) menjelang tidur

(

) sering/mudah terbangun

(

) merasa tidak puas setelah bangun tidur

9. Pola Aktifitas dan Latihan 1. Kegiatan dalam pekerjaan : Bersih-bersih rumah, dll 2. Olah Raga : - Jenis - Frekwensi

: Tidak : Tidak

36 36

3. Kegiatan di waktu luang

: santai dengan keluarga

4. Kesulitan/keluhan dalam hal : ( ) pergerakan tubuh ( ) mandi ( ) mengenakan pakaian ( ) bersolek ( ) berhajat ( ) sesak napas setelah mengadakan aktifitas ( )mudah merasa kelelahan 10. Pola bekerja : 1. Jenis pekerjaan

: IRT

Lama : 25 tahun

2. Jumlah jam kerja

: ± 14 jam / hari

Lama : 7 hari kerja

3. Jadwal Kerja

: senin s.d minggu

4. Lain-lain (sebutkan)

:

VI. Riwayat Keluarga Genogram :

Atritis

Pasien

reumatoid

V. Riwayat Lingkungan Kebersihan

: lingkungan temapat tinggal di daerah kumuh yang sistem sanitasinya tidak baik

Bahaya

: rentan terhadap penyakit kulit dan diare

Polusi

: terhadap air

VI. Aspek Psikososial

37 37

1. Pola pikir & persepsi a. Alat bantu yang digunakan : ( ) Kaca mata ( ) alat bantu pendengaran b. Kesulitan yang dialami : ( )sering pusing ( ) menurunnya sensitifitas terhadap sakit ( ) menurunnya sensitiftas terhadap panas/dingin ( )membaca/menulis 2. Persepsi Diri Hal yang amat dipikirkan saat ini : pasien berharap segera sembuh agar dapat kembali beraktivitas secara normal Harapan setelah menjalani perawatan: lebih memperhatikan kebersihan lingkungan Perubahan yang dirasa setelah sakit : badan terasa lemah, nyeri saat tangan digerakan dan merasa tidak nyaman.

3. Suasana Hati : gelisah Rentang perhatian : Suami, anak dan cucu menjadi lebih perhatian 4. Hubungan/komunikasi 1. Bicara

Bahasa Utama : Bahasa Indonesia

( )jelas ( ) relevan

Bahasa Daerah: dialek Manado

( ) mampu mengekspresikan ( ) mampu mengerti orang lain 2. Tempat Tinggal ( ) sendiri ( ) bersama orang lain, yaitu Suami 3. Kehidupan Berkeluarga -

Adat istiadat yang dianut

: ……………………………

38 38

-

Pembuat keputusan dalam keluarga : Kepala keluarga (Suami)

-

Pola komunikasi

: lancar terhadap suami,anak

dan cucu. -

Keuangan

: ( ) memadai ( ) Kurang

4. Kesulitan dalam Keluarga : ( )

Hubungan orang tua

( ) Hubungan dengan sanak saudara ( ) Hubungan perkawinan 5. Kebiasaan Seksual 1. Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi sebagai berikut : ( ) fertilitas

( ) menstruasi

( ) Libido

( ) kehamilan

( ) Ereksi

( ) alat kontrasepsi

2. Pemahaman terhadap fungsi seksual : pasien tidak terlalu memahami tentang gangguan seksual yang dialami

6. Pertahanan Koping 1. Pengambilan Keputusan :

( ) sendiri ( ) dibantu orang lain : sebutkan Suami

2. Yang disukai tentang diri sendiri : 3. Yang ingin dirubah dari kehidupan : Mandiri dan hemat 4. Yang dilakukan jika stress : (

) pemecahan masalah

(

) makan

(

) tidur

(

) makan obat

(

) cari pertolongan

( ) lain-lain (misal : marah, diam, dll ) sebutkan : Diam 5. Apa yang dapat dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman :

39 39

Perawat memberikan motivasi dan dukungan agar pasien cepat sembuh

7. Sistem Nilai - Kepercayaan 1. Siapa atau apa sumber kekuatan : Doa kepada Tuhan dan Keluarga 2. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda ? (

) Ya

( ) Tidak

3. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekwensi) sebutkan: Masuk gereja setiap minggu 4. Kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di Rumah Sakit, Sebutkan : Berdoa 8. Tingkat Perkembangan : Usia : Middle age

Karakteristik : normal sesuai usia dan kulit mulai keriput

VII.

Pengkajian Fisik Tanda-tanda Vital Saat Pasien Masuk Rumah Sakit 0

-

Suhu tubuh

: 37 C

-

Denyut Nadi

: 60 kali /menit

-

Pernafasan

: 18 kali /menit

-

Tekanan Darah

: 90/70 mmHg

Kepala, Mata, Kuping, Hidung & Tenggorokan Kepala

: bentuk : simetris dan oval Keluhan yang berhubungan : tidak ada Pusing/sakit kepala : tidak

M a t a

: Ukuran pupil 5 mm

Isokor: baik

40 40

Reaksi terhadap cahaya : pupil mengecil Akomodasi : baik Bentuk : simetris Konjunctiva : merah pucat Fungsi penglihatan : baik - Baik/kabur/tidak jelas : baik - Dua bentuk: tidak - Rasa sakit : tidak Tanda-tanda radang tidak ada Pemeriksaan mata terakhir : setahun yang lalu Operasi tidak Kaca mata : menggunakan kaca mata plus Lensa Kontak pasien tidak menggunakan lensa kontak

Hidung

: Reaksi Alergi : bersin bila berdebu Cara mengatasinya dibiarkan saja Pernah mengalami flu : Pasien pernah mengalami influensa Bagaimana frekwensinya dalam setahun sering

Sinus normal

Mulut & Tenggorokan

perdarahan tidak ada

: Gigi geligi Kerusakan gigi pada molar 3 dan 2

superior dekstra Kesulitan/gangguan berbicara tidak Kesulitan menelan tidak Pemeriksaan gigi terakhir tidak pernah

Pernafasan :

Suara paru : Bronkhial Pola Nafas : Vesikuler

Batuk kadang-kadang

Sputum: tidak ada

Nyeri: tidak ada

Kemampuan melakukan aktifitas normal

41 41

Batuk darah tidak Rontgen Foto terakhir tidak dilakukan

Sirkulasi

Hasil tidak ada

: Nadi Perifer: 70 kali/detik Capilary Refilling

: 3 detik

Distensi Vena Jugularis Tampak Suara Jantung tunggal Suara Jantung tambahan Tidak ada Irama jantung (monitor) Tidak dilakukan Nyeri : pada bagian sendi jari

Edema : ada Palpitasi

Tidak ada

Baal: tidak Perubahan

warna (kulit, Kuku, Bibir, dll) : Ekstremitas atas

(sendi-

sendi

pada

digiti

manus)

nyeri dan sulit di gerakkan. Clubbing tidak ada Keadaan Ekstremitas :(mobilitas berkurang) Syncobe Tidak Rasa pusing : ada Monitoring Hemodinamik : CVP Tidak dilakukan mm H2O

Nutrisi

: Jenis Diet : tidak ada Rasa mual : sering

nafsu makan : berkurang Muntah : Kadang

Intake Cairan 6-7 gelas/hari

Eliminasi

:Pola rutin Normal (b.a.b) Penggunaan Laxan Tidak diterapkan Colostomy Tidak diterapkan Ileostomy Tidak diterapkan

42 42

Konstibasi tidak diterapkan Diare Kadang-kadang (b.a.k) Inkontinensia Infeksi Tidak ada Nematuri Catheter Tidak diterapkan Urine Output > 2000 ml Reproduksi

: Kehamilan Tidak Buah dada normal sesuai umur

Perdarahan

tidak ada Pemeriksaan Pap Smear terakhir Hasil tidak ada Keputihan

tidak

ada

Pemeriksaan Sendiri Prostat Penggunaan Kateter tidak ada

Neurologis

: Tingkat kesadaran sadar Orientasi : pasien dapat berorientasi terhadap waktu Koordinasi : pasien dapat berkoordinasi dengan anggota gerak tubuh Pola tingkah laku normal Riwayat epilepsi/kejang/parkinson tidak ada Refleks tidak ada Kekuatan menggenggam : pasien sulit menggenggam karna pengaruh penyakit Pergerakan Ekstremitas : ekstremitas atas ( digiti manus) pasien terasa kaku

Muskuloskeletal : Nyeri pada bagian digiti manus dan pergelanggan tangan

43 43

Kekakuan pergelanggan tangan Pola

Kulit

latihan

gerak

: Warna : kemerahan pada sendi digiti manus Integritas : kering Turgor : jelek

Data Laboratorium Laboratorium : Tes serologi (diagnostik imunologis): ESR : meningkat FR : >1:80 Positif (80%) JDL : Anemia sedang LED: 85 mm/h

Hasil Pemeriksaan Diagnostik lain Sinar x dari sendi yang sakit: Pembengkakan, erosi sendi, dan subluksasio. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya Pasien mengira penyakitnya disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan karena usianya sudah semakin tua.

44 44

3.2 ANALISIS DATA DAN DIAGNOSA Nama Klien: Ny. JW DATA DS: Pasien mengatakan nyeri dan kaku pada sendi-sendi jari – jari tangan rasa seperti di tusuk-tusuk. Pasien mengatakan sering terbangun di malam hari. Pasien merasa tidak nyaman. DO: Pasien kelihatan kelelahan. Pasien kelihatan meringis. KU: Lemah TTV: - Suhu tubuh : 37 0 C - Denyut Nadi : 60 kali /menit - Pernafasan : 18 kali /menit - Tekanan Darah : 90/70 mmHg Edema pada sendi digiti manus, warna kemerahan. Skala nyeri 7 Pemeriksaan diagnostik: - ESR: meningkat - FR:>1:80Positif(80%) - JDL : Anemia sedang - LED: 85 mm/h

DS: Pasien merasa tidak nyaman. Pasien mengatakan susah bergerak. DO: Pasien terlihat gelisah Pasien terlihat membatasi aktivitas geraknya. KU: Lemah TTV: - Suhu tubuh : 37 0 C - Denyut Nadi : 60 kali /menit - Pernafasan : 18 kali /menit - Tekanan Darah : 90/70

Umur: 47 Tahun

Ruangan : C

ETIOLOGI

MASALAH

Faktor Pencetus

Nyeri

Inflamasi Kronis Pada Tendon, Ligamen juga terjadi deruksi jaringan

DIAGNOSA Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi dan destruksi sendi.

Fagositosis ektensif

Panus

Kartilago dirusak

Nekrosis Sel

Erosi sendi dan Tulang

Nyeri

Faktor Pencetus

Inflamasi Kronis Pada Tendon, Ligamen juga terjadi deruksi jaringan

Kerusakan Mobilitas Fisik

Kerusakan mobilitas berhubungan dengan deformitas skeletal.

Akumulasi Sel Darah Putih

45 45

mmHg Edema pada sendi digiti manus, warna kemerahan. Skala nyeri 7 Pemeriksaan diagnostik: - ESR: meningkat - FR:>1:80Positif(80%) - JDL : Anemia sedang - LED: 85 mm/h

Terbentuk nodulnodul rematoid ekstrasinovium

Kerusakan sendi Progresif

Deformitas Sendi

Kerusakan Mobilitas Fisik DS: Pasien mengatakan tangannya sulit digerakan dan kaku. Aktivitas normal (makan,mandi,bab,bak,dll) dibantu oleh orang lain. DO: Pasien kelihatan tidak berdaya. Pasien sering ketergantungan pada orang lain. TTV:

-

Faktor Pencetus

Inflamasi Kronis Pada Tendon, Ligamen juga terjadi deruksi jaringan

Gangguan Citra Tubuh

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum.

Pembentukan Jaringan Parut

0

Suhu tubuh : 37 C Denyut Nadi : 60 kali /menit Pernafasan : 18 kali /menit Tekanan Darah : 90/70 mmHg Edema pada sendi digiti manus, warna kemerahan. Skala nyeri 7

Kekakuan sendi

Rentang Gerak Berkurang

Atrofi otot

Gangguan Citra Tubuh

46 46

3.3 PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ARTRITIS REUMATOID

Nama Klien : Ny. JW No

Umur: 47 Tahun

Diagnosa

Ruangan: C

RENCANA TINDAKAN

Keperawatan

1

Nyeri Kronik berhubungan dengan proses inflamasi dan destruksi sendi. DS: Pasien mengatakan nyeri dan kaku pada sendi-sendi jari –jari tangan rasa seperti di tusuk-tusuk. Pasien mengatakan sering terbangun di malam hari. Pasien merasa tidak nyaman.

Tujuan

Kriteria Evaluasi

Intervensi/Perencanaan

Setelah dilakukan tindakan diharapkan dalam waktu kurang dari seminggu rasa nyeri pasien dapat terkontrol/teratasi

Menunjukan nyeri hilang dan berpartisipasi dalam akitivitas sesuai kemampuan.

Mandiri: - Selidiki keluhan nyeri,catat lokasi dan intensitas(skala 0-10).

- Berikan matras/kasar keras,bantal kecil.Tinggikan DO: linen tempat tidur sesuai KU: Membaik TTV: kebutuhan - Suhu tubuh :360 37 C - Denyut Nadi : 6080 kali /menit - Pernafasan : 1220 kali /menit - Tekanan Darah : 120/80 mmHg - Biarkan pasien mengambil Edema berkurang posisi yang nyaman pada pada sendi digiti waktu tidur atau duduk di manus. kursi.Tingkatkan istirahat di

DO: Pasien kelihatan kelelahan.

Rasional

- Membantu dalam menentukan kebutuhan menejemen nyeri dan efektifitas program. - Matras yang lembut/empuk.bantal yang keras akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat,menempatkan stres pada sendi yang sakit.Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri. - Pada penyakit berat/eksaserbasi,tirah baring mungkin diperlukan (sampai perbaikan objektif

47

-

-

Pasien kelihatan meringis. KU: Lemah TTV: 0 Suhu tubuh : 37 C Denyut Nadi : 60 kali /menit Pernafasan : 18 kali /menit Tekanan Darah : 90/70 mmHg Edema pada sendi digiti manus, warna kemerahan. Skala nyeri 7 Pemeriksaan diagnostik: ESR: meningkat FR:>1:80Positif(80 %) JDL : Anemia sedang LED: 85 mm/h

-

Skala nyeri berkurang Pemeriksaan diagnostik: ESR: menurun FR: Normal JDL : Normal LED: Normal

DS: Pasien mengatakan nyeri berkurang Tidak terbangun saat malam hari. Pasien merasa nyaman.

tempat tidur sesuai indikasi.

- Tempatkan/pantau penggunaan bantal,karung pasir,gulungan trokhanter,beban,brace.

- Dorong untuk sering mengubah posisi.Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur,sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah,hindari gerakan yang menyentak. - Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur.Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali

dan subjektif didapat) untuk membatasi nyeri cedera sendi. - Mengistirahatkan sendisendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral.Catatan:penggunan brace dapat menurunkan nyeri dan mungkin dapat mengurangi kerusakan pada sendi.Meskipun demikian,ketidakaktifan lama dapat mengakibatkan hilangnya mobilitas/fungsi sendi. - Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.Menstabilkan sendi,mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi. - Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas,menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari.Sensitvitas pada panas dapat di hilangkan dan luka dermal dapat di

48

-

-

Pasien kelihatan meringis. KU: Lemah TTV: 0 Suhu tubuh : 37 C Denyut Nadi : 60 kali /menit Pernafasan : 18 kali /menit Tekanan Darah : 90/70 mmHg Edema pada sendi digiti manus, warna kemerahan. Skala nyeri 7 Pemeriksaan diagnostik: ESR: meningkat FR:>1:80Positif(80 %) JDL : Anemia sedang LED: 85 mm/h

-

Skala nyeri berkurang Pemeriksaan diagnostik: ESR: menurun FR: Normal JDL : Normal LED: Normal

DS: Pasien mengatakan nyeri berkurang Tidak terbangun saat malam hari. Pasien merasa nyaman.

tempat tidur sesuai indikasi.

- Tempatkan/pantau penggunaan bantal,karung pasir,gulungan trokhanter,beban,brace.

- Dorong untuk sering mengubah posisi.Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur,sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah,hindari gerakan yang menyentak. - Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur.Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali

dan subjektif didapat) untuk membatasi nyeri cedera sendi. - Mengistirahatkan sendisendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral.Catatan:penggunan brace dapat menurunkan nyeri dan mungkin dapat mengurangi kerusakan pada sendi.Meskipun demikian,ketidakaktifan lama dapat mengakibatkan hilangnya mobilitas/fungsi sendi. - Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.Menstabilkan sendi,mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi. - Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas,menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari.Sensitvitas pada panas dapat di hilangkan dan luka dermal dapat di

48

sehari.Pantau suhhu air kompres,air mandi dan sebagainya. - Berikan masase yang lembut.

sembuhkan.

- Meningkat relaksasi/mengurangi tegangan otot.

Kolaborasi:

- Berikan obat-obat sesuai

- Menurunkan rasa nyeri.

petunjuk seperti:Asetilsalisilat (aspirin),D-penisilamin (Cuprimine),Antasida. 2

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal. DS: Pasien merasa tidak nyaman.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama kurang dari seminggu pasien dapat beraktivitas dan

Pasien mengatakan susah bergerak. DO: Pasien terlihat gelisah Pasien terlihat membatasi aktivitas geraknya. KU: Lemah TTV:

tanpa gangguan ketidaknyamanan.

Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/atau kompensasi bagian tubuh.

Mandiri: - Evaluasi/lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. - Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika

DO: KU: Membaik TTV: - Suhu tubuh : 360 37 C - Denyut Nadi : 6080 kali /menit - Pernafasan : 1220 kali /menit

diperlukan.Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari tidak terganggu. - Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif,demikian juga latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan.

- Tingkat aktivitas/latihan tergantung dari perkembangan/resolusi dari proses inflamasi. - Istirahat sistemik di anjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan,mempertahankan kekuatan. - Mempertahankan/meningk atkan fungsi sendi,kekuatan otot,dan stamina umum.Catatan: latihan tidak adekuat menimbulkan

49

sehari.Pantau suhhu air kompres,air mandi dan sebagainya. - Berikan masase yang lembut.

2

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal. DS: Pasien merasa tidak nyaman. Pasien mengatakan susah bergerak. DO: Pasien terlihat gelisah Pasien terlihat membatasi aktivitas geraknya. KU: Lemah TTV:

Kolaborasi: - Berikan obat-obat sesuai petunjuk seperti:Asetilsalisilat (aspirin),D-penisilamin (Cuprimine),Antasida. Mandiri: Mempertahankan - Evaluasi/lanjutkan ataupun pemantauan tingkat meningkatkan inflamasi/rasa sakit pada kekuatan dan fungsi sendi. dari dan/atau - Pertahankan istirahat tirah kompensasi bagian baring/duduk jika tubuh. diperlukan.Jadwal aktivitas untuk memberikan periode DO: istirahat yang terus KU: Membaik menerus dan tidur malam TTV: - Suhu tubuh : 36hari tidak terganggu. 0 37 C - Bantu dengan rentang - Denyut Nadi : 60gerak aktif/pasif,demikian 80 kali /menit juga latihan resistif dan - Pernafasan : 12isometrik jika 20 kali /menit memungkinkan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama kurang dari seminggu pasien dapat beraktivitas dan tanpa gangguan ketidaknyamanan.

sembuhkan.

- Meningkat relaksasi/mengurangi tegangan otot.

- Menurunkan rasa nyeri.

- Tingkat aktivitas/latihan tergantung dari perkembangan/resolusi dari proses inflamasi. - Istirahat sistemik di anjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan,mempertahankan kekuatan. - Mempertahankan/meningk atkan fungsi sendi,kekuatan otot,dan stamina umum.Catatan: latihan tidak adekuat menimbulkan

49

- Suhu tubuh : 370 C - Denyut Nadi : 60 kali /menit - Pernafasan

:

- Tekanan Darah : 120/80 mmHg Edema berkurang pada sendi digiti

18

kali /menit

- Tekanan Darah :

-

90/70 mmHg Edema pada sendi digiti manus, warna kemerahan. Skala nyeri 7 Pemeriksaan diagnostik: ESR: meningkat FR:>1:80Positif(8 0%) JDL : Anemia sedang LED: 85 mm/h

-

manus. Skala nyeri berkurang Pemeriksaan diagnostik: ESR: menurun FR: Normal JDL : Normal LED: Normal

- Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup.Demonstrasikan/ban tu teknik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas,mis,trapeze.

- Gunakan bantal kecil/tipis

kekakuan sendi,karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi. - Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi.Mempermudah perawatan diri dan kemandirian pasien.Teknik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit. - Mencegah fleksi leher.

di bawah leher. DS: Pasien sudah merasa nyaman. Pasien mengatakan jari tangan sudah bisa digerakkan.

- Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,berdiri,berjalan. - Berikan lingkungan yang aman,misalnya menaikan kursi/kloset,menggunakan pegangan tangga pada bak/pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat. Kolaborasi: - Berikan matras busa/pengubah tekanan.

- Memaksimalkan fungsi sendi.

- Menghindari cedera akibat kecelakaan/jatuh.

- Menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi resiko

50

- Suhu tubuh : 370 C - Denyut Nadi : 60 kali /menit - Pernafasan

:

- Tekanan Darah : 120/80 mmHg Edema berkurang pada sendi digiti

18

kali /menit

- Tekanan Darah :

-

90/70 mmHg Edema pada sendi digiti manus, warna kemerahan. Skala nyeri 7 Pemeriksaan diagnostik: ESR: meningkat FR:>1:80Positif(8 0%) JDL : Anemia sedang LED: 85 mm/h

-

manus. Skala nyeri berkurang Pemeriksaan diagnostik: ESR: menurun FR: Normal JDL : Normal LED: Normal

- Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup.Demonstrasikan/ban tu teknik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas,mis,trapeze.

- Gunakan bantal kecil/tipis

kekakuan sendi,karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi. - Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi.Mempermudah perawatan diri dan kemandirian pasien.Teknik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit. - Mencegah fleksi leher.

di bawah leher. DS: Pasien sudah merasa nyaman. Pasien mengatakan jari tangan sudah bisa digerakkan.

- Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,berdiri,berjalan. - Berikan lingkungan yang aman,misalnya menaikan kursi/kloset,menggunakan pegangan tangga pada bak/pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat. Kolaborasi: - Berikan matras busa/pengubah tekanan.

- Memaksimalkan fungsi sendi.

- Menghindari cedera akibat kecelakaan/jatuh.

- Menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi resiko

50

- Berikan obat-obatan sesuai indikasi: - Agen antireumatik

imobilitas/terjadi dekubitus. - Untuk mengatasi reumatik.

- Steroid

- Untuk menekan inflamasi sistemik akut.

3

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan dan kemampuan untuk melakukan tugastugas umum. DS: Pasien mengatakan tangannya sulit digerakan dan kaku. Aktivitas normal (makan,mandi,bab, bak,dll) dibantu oleh orang lain. DO: Pasien kelihatan tidak berdaya. Pasien sering ketergantungan pada orang lain.

Meningkatkan percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit dan dapat beraktivitas secara normal.

Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit,perubahan pada gaya hidup,dan kemungkinan keterbatasan.

Mandiri: - Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,harapan masa depan.

- Diskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien atau orang terdekat.Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam menfungsikan gaya hidup sehari-hari,termasuk aspek-aspek seksual. - Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan.

- Perhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal atau terlalu

- Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung. - Mengidentifikasi bagaiman penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/konseling lebih lanjut.

- Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pad bagaimana pasien memandang dirinya sendiri. - Dapat menunjukan emosional metode koping maladaptive,membutuhkan

51

- Berikan obat-obatan sesuai indikasi: - Agen antireumatik

imobilitas/terjadi dekubitus. - Untuk mengatasi reumatik.

- Steroid

- Untuk menekan inflamasi sistemik akut.

3

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan dan kemampuan untuk melakukan tugastugas umum. DS: Pasien mengatakan tangannya sulit digerakan dan kaku. Aktivitas normal (makan,mandi,bab, bak,dll) dibantu oleh orang lain. DO: Pasien kelihatan tidak berdaya. Pasien sering ketergantungan pada orang lain.

Meningkatkan percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit dan dapat beraktivitas secara normal.

Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit,perubahan pada gaya hidup,dan kemungkinan keterbatasan.

Mandiri: - Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,harapan masa depan.

- Diskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien atau orang terdekat.Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam menfungsikan gaya hidup sehari-hari,termasuk aspek-aspek seksual. - Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan.

- Perhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal atau terlalu

- Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung. - Mengidentifikasi bagaiman penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/konseling lebih lanjut.

- Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pad bagaimana pasien memandang dirinya sendiri. - Dapat menunjukan emosional metode koping maladaptive,membutuhkan

51

TTV:

- Suhu tubuh : 370 C - Denyut Nadi : 60 kali /menit

- Pernafasan

: 18 kali /menit - Tekanan Darah : 90/70 mmHg Edema pada sendi digiti manus, warna kemerahan. Skala nyeri 7

memperhatikan tubuh/perubahan. - Susun batasan pada perilaku maladaptif.Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. - Ikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membantu jadwal aktivitas.

intervensi lebih lanjut/dukungan psikologis. - Membantu pasien untuk mempertahankan control diri,yang dapat meningkatkan perasaan harga diri.

- Bantu dengan kebutuhan

- Memperhatikan

perawatan yang di perlukan.

- Berikan bantuan positif bila perlu.

Kolaborasi:

- Rujuk pada konseling psikiatri,mis,perawat spesialis psikiatri perawat klinis,psikiatri/psikolog,pe kerja social.

- Meningkatkan perasaan kompetensi/harga diri,mendorong kemandirian,dan mendorong partisipasi dalam terapi.

penampilan yang dapat meningkatkan citra diri.

- Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya sendiri.Menguatkan perilaku positif.Meningkatkan rasa percaya diri. - Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses

52

-

TTV: 0 Suhu tubuh : 37 C Denyut Nadi : 60 kali /menit Pernafasan : 18 kali /menit Tekanan Darah : 90/70 mmHg Edema pada sendi digiti manus, warna kemerahan. Skala nyeri 7

memperhatikan tubuh/perubahan. - Susun batasan pada perilaku maladaptif.Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. - Ikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membantu jadwal aktivitas.

intervensi lebih lanjut/dukungan psikologis. - Membantu pasien untuk mempertahankan control diri,yang dapat meningkatkan perasaan harga diri.

- Bantu dengan kebutuhan

- Memperhatikan

perawatan yang di perlukan.

- Berikan bantuan positif bila perlu.

Kolaborasi:

- Rujuk pada konseling psikiatri,mis,perawat spesialis psikiatri perawat klinis,psikiatri/psikolog,pe kerja social.

- Meningkatkan perasaan kompetensi/harga diri,mendorong kemandirian,dan mendorong partisipasi dalam terapi.

penampilan yang dapat meningkatkan citra diri.

- Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya sendiri.Menguatkan perilaku positif.Meningkatkan rasa percaya diri. - Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses

52

- Berikan obat-obat sesuai petunjuk,mis,antiansietas dan obat-obat peningkat alam perasaan.

jangka panjang/ketidakmampuan - Mungkin di butuhkan pada saat munculnya depresi.

53

- Berikan obat-obat sesuai petunjuk,mis,antiansietas dan obat-obat peningkat alam perasaan.

jangka panjang/ketidakmampuan - Mungkin di butuhkan pada saat munculnya depresi.

53

3.4

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Klien

: Ny. JW

HARI/ TANGGAL

WAKTU

Dx

Senin, 4 April 2011

08.00

0

08:15

Umur IMPLEMENTASI 1. Mengobservasi KU pasien. Hasil : KU pasien lemah. 2. Mengkaji TTV. Hasil : - Suhu tubuh: 370 C - Denyut Nadi: 60 kali /menit - Pernafasan: 18 kali /menit

Tekana n Darah 08.15 1 : 90/70m mHg

3. Menyelidiki keluhan nyeri,catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Hasil: Nyeri pada sendi digiti manus dan pergelanggan tangan. Skala nyeri 7

08.18

4. Memberikan matras/kasar keras,bantal kecil.Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan. Hasil: Pasien belum merasa n yaman.

08.25

5. Membiarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi.

: 47 Tahun HARI/ TANGGAL Senin, 4 April 2011 Jam 13:00

Ruangan : C EVALUASI

PARAF

S: Pasien mengatakan masih terasa nyeri dan kaku. Pasien belum merasa nyaman O: KU lemah TTV: 0 - Suhu tubuh: 37 C

- Denyut Nadi: 60 kali /menit - Pernafasan: 18 kali /menit - Tekanan Darah : 90/70mmHg Edema pada sendi digiti manus dan pergelanggan tangan, nyeri dan kaku masih terasa, skala nyeri 7, Pasien anemia sedang, aktivitas pasien dibatasi agar nyeri dapat berkurang, obat yang diberikan untuk mengurangi kekakuan. A: Masalah belum teratasi P: - Intervensi lanjut (1, 2,3,4,5,6,7,8,9,10)

54

3.4

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Klien

: Ny. JW

HARI/ TANGGAL

WAKTU

Dx

Senin, 4 April 2011

08.00

0

08:15

Umur IMPLEMENTASI 1. Mengobservasi KU pasien. Hasil : KU pasien lemah. 2. Mengkaji TTV. Hasil : - Suhu tubuh: 370 C - Denyut Nadi: 60 kali /menit - Pernafasan: 18 kali /menit

- Tekanan Darah : 90/70mmHg 08.15

1

3. Menyelidiki keluhan nyeri,catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Hasil: Nyeri pada sendi digiti manus dan pergelanggan tangan. Skala nyeri 7

08.18

4. Memberikan matras/kasar keras,bantal kecil.Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan. Hasil: Pasien belum merasa n yaman.

08.25

5. Membiarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi.

: 47 Tahun HARI/ TANGGAL Senin, 4 April 2011 Jam 13:00

Ruangan : C EVALUASI

PARAF

S: Pasien mengatakan masih terasa nyeri dan kaku. Pasien belum merasa nyaman O: KU lemah TTV: 0 - Suhu tubuh: 37 C - Denyut Nadi: 60 kali /menit - Pernafasan: 18 kali /menit - Tekanan Darah : 90/70mmHg Edema pada sendi digiti manus dan pergelanggan tangan, nyeri dan kaku masih terasa, skala nyeri 7, Pasien anemia sedang, aktivitas pasien dibatasi agar nyeri dapat berkurang, obat yang diberikan untuk mengurangi kekakuan. A: Masalah belum teratasi P: - Intervensi lanjut (1, 2,3,4,5,6,7,8,9,10)

54

Hasil: aktivitas pasien dibatasi agar nyeri berkurang. 08.30

6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal atau brace. Hasil: pasien belum nyaman.

08.45

7. Mendorong untuk sering mengubah posisi. Hindari gerakan yang menyentak. Hasil: Pasien masih merasa kaku sendi.

09.00

8. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Hasil: Anjuran diterima dan dilakukan.

09.30

9. Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres,air mandi dan sebagainya. Hasil: masih terasa nyeri.

11.00

10. Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin) sesuai instruksi/resep dokter. Hasil: obat yang diberikan untuk mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

1. Mengobservasi KU 2. Mengkaji TTV 3. Menyelidiki keluhan nyeri……… 4. Memberikan matras…………….. 5. Membiarkan pasien mengambil posisi yang nyaman…………….. 6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal atau brace.……………….. 7. Mendorong untuk sering mengubah posisi………………… 8. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat........................... 9. Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendisendi…. 10.Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin) sesuai instruksi/resep dokter………………………….

55

Hasil: aktivitas pasien dibatasi agar nyeri berkurang. 08.30

6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal atau brace. Hasil: pasien belum nyaman.

08.45

7. Mendorong untuk sering mengubah posisi. Hindari gerakan yang menyentak. Hasil: Pasien masih merasa kaku sendi.

09.00

8. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Hasil: Anjuran diterima dan dilakukan.

09.30

9. Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres,air mandi dan sebagainya. Hasil: masih terasa nyeri.

11.00

10. Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin) sesuai instruksi/resep dokter. Hasil: obat yang diberikan untuk mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

1. Mengobservasi KU 2. Mengkaji TTV 3. Menyelidiki keluhan nyeri……… 4. Memberikan matras…………….. 5. Membiarkan pasien mengambil posisi yang nyaman…………….. 6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal atau brace.……………….. 7. Mendorong untuk sering mengubah posisi………………… 8. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat........................... 9. Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendisendi…. 10.Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin) sesuai instruksi/resep dokter………………………….

55

Senin, 4 April 2011

08.15

08.15

0

2

1. Mengkaji TTV. Hasil : - Suhu tubuh: 370 C - Denyut Nadi: 60 kali /menit - Pernafasan: 18 kali /menit - Tekanan Darah : 90/70mmHg 2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. Hasil: Rasa sakit seperti ditusuk-tusuk.

08.30

3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari tidak terganggu. Hasil: Pasien sulit untuk istirahat dan tidur.

08.35

4. Membantu dengan rentang gerak aktif/pasif,demikian juga latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan. Hasil: rentang gerak pasien masih terbatas.

08.46

5. Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/bantu teknik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas,mis,trapeze. Hasil: Pasien belum merasa n yaman.

Senin, 4 April 2011 Jam 13:00

S:

- Pasien mengatakan rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk.

- Pasien mengatakan sulit untuk istirahat dan tidur.

- Pasien belum merasa nyaman. O: TTV: 0 - Suhu tubuh: 37 C - Denyut Nadi: 60 kali /menit - Pernafasan: 18 kali /menit - Tekanan Darah : 90/70mmHg Pasien anemia sedang, rentang gerak terbatas, tidak bisa tidur nyenyak, obat yang diberikan untuk mengatasi rematik dan menekan inflamasi. A: - Masalah belum teratasi P: - Intervensi lanjut (1,2,,4,5,7,8,9,10) 1. Mengkaji TTV 2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi....... 3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan…… 4. Membantu dengan rentang gerak

56

Senin, 4 April 2011

08.15

08.15

0

2

1. Mengkaji TTV. Hasil : - Suhu tubuh: 370 C - Denyut Nadi: 60 kali /menit - Pernafasan: 18 kali /menit - Tekanan Darah : 90/70mmHg

Senin, 4 April 2011 Jam 13:00

3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari tidak terganggu. Hasil: Pasien sulit untuk istirahat dan tidur.

08.35

4. Membantu dengan rentang gerak aktif/pasif,demikian juga latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan. Hasil: rentang gerak pasien masih terbatas.

08.46

5. Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/bantu teknik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas,mis,trapeze. Hasil: Pasien belum merasa n yaman.

seperti ditusuk-tusuk.

- Pasien mengatakan sulit untuk istirahat dan tidur.

- Pasien belum merasa nyaman. O: TTV: 0 - Suhu tubuh: 37 C - Denyut Nadi: 60 kali /menit - Pernafasan: 18 kali /menit - Tekanan Darah : 90/70mmHg Pasien anemia sedang, rentang gerak terbatas, tidak bisa tidur nyenyak, obat yang diberikan untuk mengatasi rematik dan menekan inflamasi. A: - Masalah belum teratasi P: - Intervensi lanjut (1,2,,4,5,7,8,9,10) 1. Mengkaji TTV 2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi....... 3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan…… 4. Membantu dengan rentang gerak

2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. Hasil: Rasa sakit seperti ditusuk-tusuk.

08.30

S:

- Pasien mengatakan rasa nyeri

56

Senin, 4 April 2011

08.50

6. Mengunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. Hasil: Pasien merasa nyaman.

08.55

7. Mendorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,berdiri,berjalan. Hasil: Pasien masih merasa nyeri dan kaku.

09.10

8. Berikan lingkungan yang aman,misalnya menaikan kursi/kloset,menggunakan pegangan tangga pada bak/pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat. Hasil: pasien merasa aman dan nyaman.

10.00

9. Memberikan matras busa/pengubah tekanan. Hasil: menghindari dekubitus.

11.00

10. Memberikan obat-obatan antirematik dan steroid sesuai instruksi/resep dari dokter. Hasil: obat yang diberikan untuk mengatasi rematik dan menekan inflamasi.

10:15

3

1. Mendorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,harapan masa depan. Hasil: Pasien ingin segera sembuh dan

aktif/pasif………………………. 5. Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup…. 6. Intervensi tidak dilanjutkan………. 7. Mendorong pasien mempertahankan postur tegak….. 8. Berikan lingkungan yang aman…. 9. Memberikan matras busa/pengubah tekanan…………. 10. Memberikan obat-obatan antirematik dan steroid………..

Senin, 4 April 2011 Jam 13:00

S: Pasien mengatakan ingin segera sembuh. Pasien ingin dapat beraktivitas

57

Senin, 4 April 2011

08.50

6. Mengunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. Hasil: Pasien merasa nyaman.

08.55

7. Mendorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,berdiri,berjalan. Hasil: Pasien masih merasa nyeri dan kaku.

09.10

8. Berikan lingkungan yang aman,misalnya menaikan kursi/kloset,menggunakan pegangan tangga pada bak/pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat. Hasil: pasien merasa aman dan nyaman.

10.00

9. Memberikan matras busa/pengubah tekanan. Hasil: menghindari dekubitus.

11.00

10. Memberikan obat-obatan antirematik dan steroid sesuai instruksi/resep dari dokter. Hasil: obat yang diberikan untuk mengatasi rematik dan menekan inflamasi.

10:15

3

1. Mendorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,harapan masa depan. Hasil: Pasien ingin segera sembuh dan

aktif/pasif………………………. 5. Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup…. 6. Intervensi tidak dilanjutkan………. 7. Mendorong pasien mempertahankan postur tegak….. 8. Berikan lingkungan yang aman…. 9. Memberikan matras busa/pengubah tekanan…………. 10. Memberikan obat-obatan antirematik dan steroid………..

Senin, 4 April 2011 Jam 13:00

S: Pasien mengatakan ingin segera sembuh. Pasien ingin dapat beraktivitas

57

dapat mandiri. 10:25

2. Mendiskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien atau orang terdekat.Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam menfungsikan gaya hidup seharihari,termasuk aspek-aspek seksual. Hasil: aktivitas normal pasien dibantu orang lain.

10:40

3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. Hasil: Keluarga pasien menerima keterbatasan pasien.

10:45

4. Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. Hasil: Pasien membatasi aktivitasnya dengan orang lain.

11:30

5. Menyusun batasan pada perilaku maldaptif. Membantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. Hasil: Pasien berusaha untuk dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

secara mandiri. O: Aktivitas Pasien masih bergantung pada orang lain (Keluarga). Pasien membatasi rentang geraknya. A: Masalah belum teratasi P: Intervensi lanjut (1,2,3,4,5,6) 1. Mendorong pengungkapan mengenai masalah……………… 2. Mendiskusikan arti dari kehilangan/perubahan………….. 3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai………………………. 4. Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal…... 5. Menyusun batasan pada perilaku maldaptif……………………….. 6. Mengikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan……….

58

secara mandiri. O: Aktivitas Pasien masih bergantung pada orang lain (Keluarga). Pasien membatasi rentang geraknya.

dapat mandiri. 10:25

2. Mendiskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien atau orang terdekat.Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam menfungsikan gaya hidup seharihari,termasuk aspek-aspek seksual. Hasil: aktivitas normal pasien dibantu orang lain.

10:40

3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. Hasil: Keluarga pasien menerima keterbatasan pasien.

10:45

4. Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. Hasil: Pasien membatasi aktivitasnya dengan orang lain.

11:30

5. Menyusun batasan pada perilaku maldaptif. Membantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. Hasil: Pasien berusaha untuk dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

A: Masalah belum teratasi P: Intervensi lanjut (1,2,3,4,5,6) 1. Mendorong pengungkapan mengenai masalah……………… 2. Mendiskusikan arti dari kehilangan/perubahan………….. 3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai………………………. 4. Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal…... 5. Menyusun batasan pada perilaku maldaptif……………………….. 6. Mengikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan……….

58

12:00

Selasa, 5 April 2011

08.00

0

6. Mengikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membantu jadwal aktivitas. Hasil: Pasien dapat bekerjasama dengan baik. 1. Mengobservasi KU pasien. Hasil : KU pasien masih lemah. 2. Mengkaji TTV. Hasil : - Suhu tubuh: 370 C - Denyut Nadi: 70 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit

08:15

- Tekanan Darah : 100/80mmHg 08.15

1

3. Menyelidiki keluhan nyeri,catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Hasil: Nyeri pada sendi digiti manus dan pergelanggan tangan. Skala nyeri 5

08.18

4. Memberikan matras/kasar keras,bantal kecil.Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan. Hasil: Pasien belum merasa n yaman.

08.25

5. Membiarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat

Selasa, 5 April 2011 Jam 13:00

S: Pasien mengatakan masih terasa nyeri dan kaku. Pasien belum merasa nyaman O: KU lemah TTV: 0 - Suhu tubuh: 37 C - Denyut Nadi: 70 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit - Tekanan Darah : 100/800mmHg Edema pada sendi digiti manus dan pergelanggan tangan, skala nyeri 5, anemia berkurang, aktivitas pasien dibatasi agar nyeri dapat berkurang, obat yang diberikan untuk mengurangi kekakuan. A: Masalah belum teratasi P: - Intervensi lanjut (1, 2,3,4,5,6,7,8,9,10)

59

12:00

Selasa, 5 April 2011

08.00

0

6. Mengikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membantu jadwal aktivitas. Hasil: Pasien dapat bekerjasama dengan baik. 1. Mengobservasi KU pasien. Hasil : KU pasien masih lemah.

Selasa, 5 April 2011 Jam 13:00

2. Mengkaji TTV. Hasil : - Suhu tubuh: 370 C - Denyut Nadi: 70 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit

08:15

- Tekanan Darah : 100/80mmHg 08.15

1

- Denyut Nadi: 70 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit - Tekanan Darah : 100/800mmHg Edema pada sendi digiti manus dan pergelanggan tangan, skala nyeri 5, anemia berkurang, aktivitas pasien dibatasi agar nyeri dapat berkurang, obat yang diberikan untuk mengurangi kekakuan. A: Masalah belum teratasi P: - Intervensi lanjut (1, 2,3,4,5,6,7,8,9,10)

3. Menyelidiki keluhan nyeri,catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Hasil: Nyeri pada sendi digiti manus dan pergelanggan tangan. Skala nyeri 5

08.18

4. Memberikan matras/kasar keras,bantal kecil.Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan. Hasil: Pasien belum merasa n yaman.

08.25

5. Membiarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat

S: Pasien mengatakan masih terasa nyeri dan kaku. Pasien belum merasa nyaman O: KU lemah TTV: 0 - Suhu tubuh: 37 C

59

tidur sesuai indikasi. Hasil: aktivitas pasien dibatasi agar nyeri berkurang.

Selasa,

08.30

6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal atau brace. Hasil: pasien belum nyaman.

08.45

7. Mendorong untuk sering mengubah posisi. Hindari gerakan yang menyentak. Hasil: Pasien masih merasa kaku sendi.

09.00

8. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Hasil: Anjuran diterima dan dilakukan.

09.30

9. Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres,air mandi dan sebagainya. Hasil: masih terasa nyeri.

11.00

10. Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin) sesuai instruksi/resep dokter. Hasil: obat yang diberikan untuk mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

08.15

0

1. Mengkaji TTV.

1. Mengobservasi KU 2. Mengkaji TTV 3. Menyelidiki keluhan nyeri……… 4. Memberikan matras…………….. 5. Membiarkan pasien mengambil posisi yang nyaman…………….. 6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal atau brace.……………….. 7. Mendorong untuk sering mengubah posisi………………… 8. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat........................... 9. Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendisendi…. 10.Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin) sesuai instruksi/resep dokter………………………….

Selasa,

S:

60

tidur sesuai indikasi. Hasil: aktivitas pasien dibatasi agar nyeri berkurang.

Selasa,

08.30

6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal atau brace. Hasil: pasien belum nyaman.

08.45

7. Mendorong untuk sering mengubah posisi. Hindari gerakan yang menyentak. Hasil: Pasien masih merasa kaku sendi.

09.00

8. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Hasil: Anjuran diterima dan dilakukan.

09.30

9. Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres,air mandi dan sebagainya. Hasil: masih terasa nyeri.

11.00

10. Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin) sesuai instruksi/resep dokter. Hasil: obat yang diberikan untuk mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

08.15

0

1. Mengkaji TTV.

1. Mengobservasi KU 2. Mengkaji TTV 3. Menyelidiki keluhan nyeri……… 4. Memberikan matras…………….. 5. Membiarkan pasien mengambil posisi yang nyaman…………….. 6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal atau brace.……………….. 7. Mendorong untuk sering mengubah posisi………………… 8. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat........................... 9. Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendisendi…. 10.Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin) sesuai instruksi/resep dokter………………………….

Selasa,

S:

60

Hasil : - Suhu tubuh: 370 C - Denyut Nadi: 70 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit - Tekanan Darah : 100/80mmHg

5 April 2011

08.15

2

2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. Hasil: Rasa sakit seperti ditusuk-tusuk agak berkurang.

08.30

3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari tidak terganggu. Hasil: Pasien sulit untuk istirahat dan tidur.

08.35

4. Membantu dengan rentang gerak aktif/pasif,demikian juga latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan. Hasil: rentang gerak pasien masih terbatas.

08.46

5. Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/bantu teknik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas,mis,trapeze. Hasil: Pasien belum merasa n yaman.

5 April 2011 Jam 13:00

Pasien mengatakan rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk agak berkurang. Pasien mengatakan sulit untuk istirahat dan tidur. Pasien belum merasa nyaman. O: TTV: 0 - Suhu tubuh: 37 C - Denyut Nadi: 70 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit - Tekanan Darah : 100/80mmHg Anemia berkurang, rentang gerak terbatas, tidak bisa tidur nyenyak, obat yang diberikan untuk mengatasi rematik dan menekan inflamasi. A: - Masalah belum teratasi P: - Intervensi lanjut (1,2,,4,5,6,7,8,9) 1. Mengkaji TTV 2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi....... 3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan…… 4. Membantu dengan rentang gerak

61

Hasil : - Suhu tubuh: 370 C - Denyut Nadi: 70 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit - Tekanan Darah : 100/80mmHg

5 April 2011

08.15

2

5 April 2011 Jam 13:00

2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. Hasil: Rasa sakit seperti ditusuk-tusuk agak berkurang.

08.30

3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari tidak terganggu. Hasil: Pasien sulit untuk istirahat dan tidur.

08.35

4. Membantu dengan rentang gerak aktif/pasif,demikian juga latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan. Hasil: rentang gerak pasien masih terbatas.

08.46

5. Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/bantu teknik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas,mis,trapeze. Hasil: Pasien belum merasa n yaman.

Pasien mengatakan rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk agak berkurang. Pasien mengatakan sulit untuk istirahat dan tidur. Pasien belum merasa nyaman. O: TTV: 0 - Suhu tubuh: 37 C - Denyut Nadi: 70 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit - Tekanan Darah : 100/80mmHg Anemia berkurang, rentang gerak terbatas, tidak bisa tidur nyenyak, obat yang diberikan untuk mengatasi rematik dan menekan inflamasi. A: - Masalah belum teratasi P: - Intervensi lanjut (1,2,,4,5,6,7,8,9) 1. Mengkaji TTV 2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi....... 3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan…… 4. Membantu dengan rentang gerak

61

Selasa, 5 April 2011

08.50

6. Mendorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,berdiri,berjalan. Hasil: Pasien masih merasa nyeri dan kaku.

09.10

7. Berikan lingkungan yang aman,misalnya menaikan kursi/kloset,menggunakan pegangan tangga pada bak/pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat. Hasil: pasien merasa aman dan nyaman.

10.00

8. Memberikan matras busa/pengubah tekanan. Hasil: menghindari dekubitus.

11.00

9. Memberikan obat-obatan antirematik dan steroid sesuai instruksi/resep dari dokter. Hasil: obat yang diberikan untuk mengatasi rematik dan menekan inflamasi.

10:15

10:25

3

1. Mendorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,harapan masa depan. Hasil: Pasien ingin segera sembuh dan dapat mandiri. 2. Mendiskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien atau

aktif/pasif………………………. 5. Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup…. 6. Mendorong pasien mempertahankan postur tegak….. 7. Berikan lingkungan yang aman…. 8. Memberikan matras busa/pengubah tekanan…………. 9. Memberikan obat-obatan antirematik dan steroid………..

Selasa, 5 April 2011 Jam 13:00

S: Pasien mengatakan ingin segera sembuh. Pasien ingin dapat beraktivitas secara mandiri. O: Aktivitas Pasien masih bergantung pada orang lain

62

Selasa, 5 April 2011

08.50

6. Mendorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,berdiri,berjalan. Hasil: Pasien masih merasa nyeri dan kaku.

09.10

7. Berikan lingkungan yang aman,misalnya menaikan kursi/kloset,menggunakan pegangan tangga pada bak/pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat. Hasil: pasien merasa aman dan nyaman.

10.00

8. Memberikan matras busa/pengubah tekanan. Hasil: menghindari dekubitus.

11.00

9. Memberikan obat-obatan antirematik dan steroid sesuai instruksi/resep dari dokter. Hasil: obat yang diberikan untuk mengatasi rematik dan menekan inflamasi.

10:15

10:25

3

1. Mendorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,harapan masa depan. Hasil: Pasien ingin segera sembuh dan dapat mandiri. 2. Mendiskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien atau

aktif/pasif………………………. 5. Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup…. 6. Mendorong pasien mempertahankan postur tegak….. 7. Berikan lingkungan yang aman…. 8. Memberikan matras busa/pengubah tekanan…………. 9. Memberikan obat-obatan antirematik dan steroid………..

Selasa, 5 April 2011 Jam 13:00

S: Pasien mengatakan ingin segera sembuh. Pasien ingin dapat beraktivitas secara mandiri. O: Aktivitas Pasien masih bergantung pada orang lain

62

orang terdekat.Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam menfungsikan gaya hidup seharihari,termasuk aspek-aspek seksual. Hasil: aktivitas normal pasien dibantu orang lain. 10:40

3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. Hasil: Keluarga pasien menerima keterbatasan pasien.

10:45

4. Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. Hasil: Pasien membatasi aktivitasnya dengan orang lain.

11:30

5. Menyusun batasan pada perilaku maldaptif. Membantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. Hasil: Pasien berusaha untuk dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

12:00

6. Mengikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membantu jadwal aktivitas.

(Keluarga). Pasien membatasi rentang geraknya. A: Masalah belum teratasi P: Intervensi lanjut (1,2,3,4,5,6) 1. Mendorong pengungkapan mengenai masalah……………… 2. Mendiskusikan arti dari kehilangan/perubahan………….. 3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai………………………. 4. Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal…... 5. Menyusun batasan pada perilaku maldaptif……………………….. 6. Mengikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan……….

63

orang terdekat.Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam menfungsikan gaya hidup seharihari,termasuk aspek-aspek seksual. Hasil: aktivitas normal pasien dibantu orang lain. 10:40

3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. Hasil: Keluarga pasien menerima keterbatasan pasien.

10:45

4. Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. Hasil: Pasien membatasi aktivitasnya dengan orang lain.

11:30

5. Menyusun batasan pada perilaku maldaptif. Membantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. Hasil: Pasien berusaha untuk dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

12:00

6. Mengikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membantu jadwal aktivitas.

(Keluarga). Pasien membatasi rentang geraknya. A: Masalah belum teratasi P: Intervensi lanjut (1,2,3,4,5,6) 1. Mendorong pengungkapan mengenai masalah……………… 2. Mendiskusikan arti dari kehilangan/perubahan………….. 3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai………………………. 4. Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal…... 5. Menyusun batasan pada perilaku maldaptif……………………….. 6. Mengikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan……….

63

Rabu, 6 April 2011

08.00

0

08:15

Hasil: Pasien dapat bekerjasama dengan baik. 1. Mengobservasi KU pasien. Hasil : KU pasien membaik. 2. Mengkaji TTV. Hasil : - Suhu tubuh: 370 C - Denyut Nadi: 80 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit - Tekanan Darah : 110/80mmHg

08.15 1

3. Menyelidiki keluhan nyeri,catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Hasil: Nyeri pada sendi digiti manus dan pergelanggan tangan. Skala nyeri 4

08.18

4. Memberikan matras/kasar keras,bantal kecil.Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan. Hasil: Pasien merasa nyaman.

08.25

5. Membiarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi. Hasil: aktivitas pasien dibatasi agar nyeri berkurang.

Rabu, 6 April 2011 Jam 13:00

S: Pasien mengatakan nyeri dan kaku berkurang. Pasien sudah sedikit merasa nyaman. O: KU membaik. TTV: 0 - Suhu tubuh: 37 C

- Denyut Nadi: 80 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit - Tekanan Darah : 110/800mmHg Edema pada sendi digiti manus dan pergelanggan tangan berkurang, skala nyeri 4, aktivitas pasien dibatasi agar nyeri dapat berkurang, obat yang diberikan untuk mengurangi kekakuan. A: Masalah belum teratasi P: - Intervensi lanjut (1, 2,3,4,5,6,7,8,9,10) 1. Mengobservasi KU 2. Mengkaji TTV 3. Menyelidiki keluhan

64

Rabu, 6 April 2011

08.00

0

08:15

08.15

Hasil: Pasien dapat bekerjasama dengan baik. 1. Mengobservasi KU pasien. Hasil : KU pasien membaik.

Rabu, 6 April 2011 Jam 13:00

2. Mengkaji TTV. Hasil : - Suhu tubuh: 370 C - Denyut Nadi: 80 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit - Tekanan Darah : 110/80mmHg

1

- Denyut Nadi: 80 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit - Tekanan Darah : 110/800mmHg Edema pada sendi digiti manus dan pergelanggan tangan berkurang, skala nyeri 4, aktivitas pasien dibatasi agar nyeri dapat berkurang, obat yang diberikan untuk mengurangi kekakuan. A: Masalah belum teratasi P: - Intervensi lanjut (1, 2,3,4,5,6,7,8,9,10) 1. Mengobservasi KU 2. Mengkaji TTV 3. Menyelidiki keluhan

3. Menyelidiki keluhan nyeri,catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Hasil: Nyeri pada sendi digiti manus dan pergelanggan tangan. Skala nyeri 4

08.18

4. Memberikan matras/kasar keras,bantal kecil.Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan. Hasil: Pasien merasa nyaman.

08.25

5. Membiarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi. Hasil: aktivitas pasien dibatasi agar nyeri berkurang.

S: Pasien mengatakan nyeri dan kaku berkurang. Pasien sudah sedikit merasa nyaman. O: KU membaik. TTV: 0 - Suhu tubuh: 37 C

64

Rabu, 6 April 2011

08.30

6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal atau brace. Hasil: pasien merasa nyaman.

08.45

7. Mendorong untuk sering mengubah posisi. Hindari gerakan yang menyentak. Hasil: Pasien merasa kaku sendi berkurang.

09.00

8. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Hasil: Anjuran diterima dan dilakukan.

09.30

9. Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres,air mandi dan sebagainya. Hasil: nyeri berkurang.

11.00

10. Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin) sesuai instruksi/resep dokter. Hasil: obat yang diberikan untuk mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

08.15

0

1. Mengkaji TTV. Hasil : - Suhu tubuh: 370 C - Denyut Nadi: 80 kali /menit

nyeri……… 4. Memberikan matras…………….. 5. Membiarkan pasien mengambil posisi yang nyaman…………….. 6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal atau brace.……………….. 7. Mendorong untuk sering mengubah posisi………………… 8. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat........................... 9. Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendisendi…. 10.Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin) sesuai instruksi/resep dokter………………………….

Rabu, 6 April 2011 Jam 13:00

S: Pasien mengatakan rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk berkurang. Pasien mengatakan sudah bisa

65

Rabu, 6 April 2011

08.30

6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal atau brace. Hasil: pasien merasa nyaman.

08.45

7. Mendorong untuk sering mengubah posisi. Hindari gerakan yang menyentak. Hasil: Pasien merasa kaku sendi berkurang.

09.00

8. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Hasil: Anjuran diterima dan dilakukan.

09.30

9. Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres,air mandi dan sebagainya. Hasil: nyeri berkurang.

11.00

10. Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin) sesuai instruksi/resep dokter. Hasil: obat yang diberikan untuk mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

08.15

0

1. Mengkaji TTV. Hasil : - Suhu tubuh: 370 C - Denyut Nadi: 80 kali /menit

nyeri……… 4. Memberikan matras…………….. 5. Membiarkan pasien mengambil posisi yang nyaman…………….. 6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal atau brace.……………….. 7. Mendorong untuk sering mengubah posisi………………… 8. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat........................... 9. Menyediakan waslap hangat untuk mengompres sendisendi…. 10.Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin) sesuai instruksi/resep dokter………………………….

Rabu, 6 April 2011 Jam 13:00

S: Pasien mengatakan rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk berkurang. Pasien mengatakan sudah bisa

65

08.15

2

Pernafasan: 20 kali /menit Tekanan Darah : 110/80mmHg

2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. Hasil: Rasa sakit seperti ditusuk-tusuk berkurang.

08.30

3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari tidak terganggu. Hasil: Pasien sedikit nyaman untuk istirahat dan tidur.

08.35

4. Membantu dengan rentang gerak aktif/pasif,demikian juga latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan. Hasil: rentang gerak pasien masih terbatas.

08.46

5. Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/bantu teknik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas,mis,trapeze. Hasil: Pasien merasa nyaman.

08.50

6. Mendorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk

untuk istirahat dan tidur. Pasien sedikit merasa nyaman. O: TTV: 0 - Suhu tubuh: 37 C - Denyut Nadi: 80 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit - Tekanan Darah : 100/80mmHg Rentang gerak terbatas, sudah bisa tidur nyenyak, obat yang diberikan untuk mengatasi rematik dan menekan inflamasi. A: - Masalah belum teratasi P: - Intervensi lanjut (1,2,,4,5,6,7,8,9) 1. Mengkaji TTV 2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi....... 3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan…… 4. Membantu dengan rentang gerak aktif/pasif………………………. 5. Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup…. 6. Mendorong pasien

66

08.15

2

untuk istirahat dan tidur. Pasien sedikit merasa nyaman. O: TTV: 0 - Suhu tubuh: 37 C - Denyut Nadi: 80 kali /menit - Pernafasan: 20 kali /menit - Tekanan Darah : 100/80mmHg Rentang gerak terbatas, sudah bisa tidur nyenyak, obat yang diberikan untuk mengatasi rematik dan menekan inflamasi. A: - Masalah belum teratasi P: - Intervensi lanjut (1,2,,4,5,6,7,8,9) 1. Mengkaji TTV 2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi....... 3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan…… 4. Membantu dengan rentang gerak aktif/pasif………………………. 5. Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup…. 6. Mendorong pasien

Pernafasan: 20 kali /menit Tekanan Darah : 110/80mmHg

2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. Hasil: Rasa sakit seperti ditusuk-tusuk berkurang.

08.30

3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari tidak terganggu. Hasil: Pasien sedikit nyaman untuk istirahat dan tidur.

08.35

4. Membantu dengan rentang gerak aktif/pasif,demikian juga latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan. Hasil: rentang gerak pasien masih terbatas.

08.46

5. Mengubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/bantu teknik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas,mis,trapeze. Hasil: Pasien merasa nyaman.

08.50

6. Mendorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk

66

tinggi,berdiri,berjalan. Hasil: nyeri dan kaku berkurang.

Rabu, 6 April 2011

09.10

7. Berikan lingkungan yang aman,misalnya menaikan kursi/kloset,menggunakan pegangan tangga pada bak/pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat. Hasil: pasien merasa aman dan nyaman.

10.00

8. Memberikan matras busa/pengubah tekanan. Hasil: menghindari dekubitus.

11.00

9. Memberikan obat-obatan antirematik dan steroid sesuai instruksi/resep dari dokter. Hasil: obat yang diberikan untuk mengatasi rematik dan menekan inflamasi.

10:15

10:25

3

1. Mendorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,harapan masa depan. Hasil: Pasien ingin segera sembuh dan dapat mandiri. 2. Mendiskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien atau orang terdekat.Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam menfungsikan gaya hidup sehari-

mempertahankan postur tegak….. 7. Berikan lingkungan yang aman…. 8. Memberikan matras busa/pengubah tekanan…………. 9. Memberikan obat-obatan antirematik dan steroid………..

Rabu, 6 April 2011 Jam 13:00

S: Pasien mengatakan ingin segera sembuh. Pasien ingin dapat beraktivitas secara mandiri. O: Aktivitas Pasien masih bergantung pada orang lain (Keluarga). Pasien membatasi rentang geraknya.

67

mempertahankan postur tegak….. 7. Berikan lingkungan yang

tinggi,berdiri,berjalan. Hasil: nyeri dan kaku berkurang.

Rabu, 6 April 2011

09.10

7. Berikan lingkungan yang aman,misalnya menaikan kursi/kloset,menggunakan pegangan tangga pada bak/pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat. Hasil: pasien merasa aman dan nyaman.

10.00

8. Memberikan matras busa/pengubah tekanan. Hasil: menghindari dekubitus.

11.00

9. Memberikan obat-obatan antirematik dan steroid sesuai instruksi/resep dari dokter. Hasil: obat yang diberikan untuk mengatasi rematik dan menekan inflamasi.

10:15

10:25

3

1. Mendorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,harapan masa depan. Hasil: Pasien ingin segera sembuh dan dapat mandiri. 2. Mendiskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien atau orang terdekat.Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam menfungsikan gaya hidup sehari-

aman…. 8. Memberikan matras busa/pengubah tekanan…………. 9. Memberikan obat-obatan antirematik dan steroid………..

Rabu, 6 April 2011 Jam 13:00

S: Pasien mengatakan ingin segera sembuh. Pasien ingin dapat beraktivitas secara mandiri. O: Aktivitas Pasien masih bergantung pada orang lain (Keluarga). Pasien membatasi rentang geraknya.

67

hari,termasuk aspek-aspek seksual. Hasil: aktivitas normal pasien dibantu orang lain. 10:40

3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. Hasil: Keluarga pasien menerima keterbatasan pasien.

10:45

4. Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. Hasil: Pasien membatasi aktivitasnya dengan orang lain.

11:30

5. Menyusun batasan pada perilaku maldaptif. Membantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. Hasil: Pasien berusaha untuk dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

12:00

6. Mengikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membantu jadwal aktivitas. Hasil: Pasien dapat bekerjasama dengan baik.

A: Masalah belum teratasi P: Intervensi lanjut (1,2,3,4,5,6) 1. Mendorong pengungkapan mengenai masalah……………… 2. Mendiskusikan arti dari kehilangan/perubahan………….. 3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai………………………. 4. Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal…... 5. Menyusun batasan pada perilaku maldaptif……………………….. 6. Mengikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan……….

68

hari,termasuk aspek-aspek seksual. Hasil: aktivitas normal pasien dibantu orang lain. 10:40

3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. Hasil: Keluarga pasien menerima keterbatasan pasien.

10:45

4. Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. Hasil: Pasien membatasi aktivitasnya dengan orang lain.

11:30

5. Menyusun batasan pada perilaku maldaptif. Membantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. Hasil: Pasien berusaha untuk dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

12:00

6. Mengikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membantu jadwal aktivitas. Hasil: Pasien dapat bekerjasama dengan baik.

A: Masalah belum teratasi P: Intervensi lanjut (1,2,3,4,5,6) 1. Mendorong pengungkapan mengenai masalah……………… 2. Mendiskusikan arti dari kehilangan/perubahan………….. 3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai………………………. 4. Memperhatikan perilaku menarik diri,penggunaan menyangkal…... 5. Menyusun batasan pada perilaku maldaptif……………………….. 6. Mengikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan……….

68

PENUTUP

A. KESIMPULAN Asuhan individualisasi

Keperawatan perawatan

keperawatan yang dalam

mengambarkan

yang

haruslah

mencerminkan

berikan.

Proses-proses

dilakukan menunjukan pentingnya peranan perawat

proses pengobatan dan

diberikan

perawat

dan

penyembuhan pasien. Intervensi yang

sesuai

dengan

masalah

pasien

keperawatan

yang

ada.

Akhirnya,

dengan

Keperawatan

Pada

Pasien

Artritis

Reumatoid

dan

penyusunan yang

telah

diagnosa Asuhan dibuat

menunjukan dan menjelaskan cara pembuatan asuhan keperawatan yang benar

dalam

bentuk teori

dan penangganan langsung kepada pasien.

Penanganan langung dan kerjasama yang baik dengan keluarga pasien dan pasien itu sendiri dapat mempermudah intervensi yang akan dilakukan. Pemahaman yang benar tentang penyakit ini dapat mempermudah dalam pembuatan Askep. Dengan mengetahui cara yang benar dalam pembuatan

PENUTUP

A. KESIMPULAN Asuhan individualisasi

Keperawatan perawatan

keperawatan yang dalam

mengambarkan

yang

haruslah

mencerminkan

berikan.

Proses-proses

dilakukan menunjukan pentingnya peranan perawat

proses pengobatan dan

diberikan

perawat

dan

penyembuhan pasien. Intervensi yang

sesuai

dengan

masalah

pasien

keperawatan

yang

ada.

Akhirnya,

dengan

Keperawatan

Pada

Pasien

Artritis

Reumatoid

dan

diagnosa

penyusunan yang

Asuhan

telah

dibuat

menunjukan dan menjelaskan cara pembuatan asuhan keperawatan yang benar

dalam

bentuk teori

dan penangganan langsung kepada pasien.

Penanganan langung dan kerjasama yang baik dengan keluarga pasien dan pasien itu sendiri dapat mempermudah intervensi yang akan dilakukan. Pemahaman yang benar tentang penyakit ini dapat mempermudah dalam pembuatan Askep. Dengan mengetahui cara yang benar dalam pembuatan Askep dapat meningkat keterampilan dan kualitas dari perawat itu sendiri. Askep yang

akurat juga

dapat

membantu dalam

memenuhi syarat

akreditasi asuhan keperawatan.

B. SARAN. Diharapkan

dengan

adanya

penjelasan

mengenai

proses

keperawatan/asuhan keperawatan khusunya tentang asuhan keperawatan pada pasien bronkitis, dapat menunjang kita dalam pada

mata

kuliah PKKDM II serta

proses pembelajaran

menjadi pedoman dan

bahan

pembelajaran dalam melaksanakan profesi kita sebagai perawat nantinya. Oleh karena itu dengan adanya bahan materi ini diharapakan kita sebagai mahasiswa mampu mengetahui definisi penyakit artritis reumatoid, etiologinya, anatomi dan fisiologi, patofisiologi dan patoflow artritis reumatoid, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnosis, terapi

penyakit,

komplikasi dari penyakit artritis reumatoid, prognosis dan pencegahan yang dapat dilakukan dalam proses keperawatan, dapat mengidentifikasi

69 69

tujuan dalam proses keperawatan, serta dapat mengetahui contoh bentuk asuhan keperawatan sebelum kita turun ke lapangan/masyarakat.

70 70

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3 . Jakarta: EGC. Lukman, Ningsih, Nurna. 2009.

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan

Gangguan Sistem Muskuloskeletal . Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam. 2001.

Proses & Dokumentasi Keperawatan: Konsep & Praktik .

Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6 ; Cet.1 ; Jil.II. Jakarta : EGC. Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan, Edisi 17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Ian. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Atritis Reumatoid . http://ianpakpahanaskep.blogspot.com/2010/10/asuhan-keperawatan-padaklien-dengan_17.html. Diakses pada tanggal 02 Maret 2011 pukul 15:00 WITA. Anonim. 2009. Asuhan Keperawatan Reumatoid Artritis . http://nurse87.wordpress.com/2009/12/12/asuhan-keperawatan-rheumatoidartritis/. Diakses pada tanggal 02 Maret 2011 pukul 16:15 WITA. Anonim. 2010. Reumatoid Artritis. http://www.tfarison.co.cc/2010/10/reumatoid-artritis.html.

Diakses

pada

tanggal 14 MAret 2011 pukul 13:30 WITA.

71 71

DAFTAR ISTILAH Anoreksia

: Kurang nafsu makan.

Atrofi

: Pengecilan, berkurangnya ukuran dan fungsi suatu organ/bagian tubuh.

Baal

: Kesemutan.

Edema

: Pembengkakan.

Eksaserbasi

: Peningkatan intensitas seperti peningkatan intensitas gejala.

Hipertermia

: Keadaan saat suhu tubuh individu naik melebihi batasan normalnya.

Intermiten

: Terjadi dengan interval; hilang timbul.

Isokor

: Bentuk pupil sama besar.

Libido

: Hasrat seksual.

Malaise

: Perasaan sakit dan kurang enak badan.

Palpitasi

: Perasaan yang berdebar-debar/detak jantung tidak teratur.

Pruritus Suhu tubuh normal

: Iritasi hebat pada kulit. : (36-37 C).

Takikardi

: Laju denyut yang melebihi 100 kali permenit.

Tekanan Diastolik

: Tekanan antara dua kontraksi ventrikuler,saat



jantung pada vase istirahat. Tekanan sistol ik

: Tekanan darah pada saat puncak gelombang pada saat ventrikel kiri kontraksi.

Turgit

: Membengkak dan tersumbat.

Turgor

: Kelembapan/elastisitas.

Osteoartristik

: Arthritis degenerasi.

72 72

Related Documents

Pra
November 2019 64
Pra
June 2020 43
Pra
November 2019 67
Pra
May 2020 39
Pra-anexo.pdf
June 2020 1
Pra Kata.docx
May 2020 1

More Documents from "Didal Ahmad Andihafid"

Pra Kata.docx
May 2020 1
M1.docx
July 2020 52
0478_s18_qp_11.pdf
July 2020 41
November 2019 21