PR Remidial Mata Kuliah Endokrinologi Semester Genap 2017/2018 Nama
: RUDOLFO TUBALAWONY
NPM
: 173112620120025
KELAS
:C
1. Terangkan perbedaan fungsi koordinasi dan integrasi melalui sistem endokrin dan melalui sistem saraf ? Sistem Saraf dan Sistem Hormon Perbedaan Sistem Saraf dan Hormon sebenarnya cukup banyak, Sistem hormon adalah zat kimia yang sebenarnya memiliki bentuk senyawa organik yang bisa dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon juga bisa mengatur aktivitas dari sistem metabolisme, sistem reproduksi, sistem pertumbuhan dan sistem perkembangan tubuh. Pengaruh hormon sendiri bisa terjadi dalam waktu beberapa detik, jam, hari hingga bulan dan bisa juga dalam tahun. Hormon sendiri memiliki beberapa ciri utama, beberapa diantaranya adalah : Sistem produksinya dan sistem disekresikan dalam darah oleh sel kelenjarnya endokrinnya dalam jumlah cukup kecil Dapat diangkut oleh darah menuju jaringan atau sel target Terjadinya interaksi dalam resptor khusus yang ada dalam sel target Memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mengaktifkan enzim khusus Memiliki pengaruh yang tidak hanya dalam satu sel target tapi juga dapat mempengaruhi beberapa sel dari target yang juga berlainan Sedangkan sistem saraf sendiri mengatur segala jenis kegiatan dari tubuh dengan cara memberikan neuron pada sel yang sedang bertindak sebagai salah satu unit yang cukup berfungsi dan memiliki struktural dair sistem saraf. Cukup berbeda dengan sistem endokrin, saraf bisa merespon dengan cepat dan tidak bertahan dalam waktu yang lama. Dalam saraf ada beberapa jenisnya diantaranya adalah saraf sensorik yang memiliki fungsi untuk membawa impuls dan organ dari indera ke otak, saraf motorik yang mana membawa impils dari otak ke bagian tubuh lain dari tubuh dan saraf campuran yang merupakan campuran dari serabut dari saraf sensorik dan juga motorik. Hubungan Saraf Dan Hormon Sistem Saraf dan Sistem Hormon memiliki hubungan yang erat tapi berbeda. Karena hormon sendiri sebenarnya bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur kerjasaama anatara saraf dan hormon biasanya terjadi pada daerag hipotalamus. Daerah
inilah yang biasanya dikendalikan oleh sistem saraf endokrin Hormon sendiri memiliki peranan dalam mengatur hemoestasisi, mengatur sistem metabolisme, mengatur sistem reproduksi dan mengatur tingkah laku. Sistem sayaaf sendiri bisa melakukan respon dengan cepat sebuah perubahan dalam jangka pendek dengan melakukan pengiriman impuls listrik. Perbedaan Sistem Saraf dan Hormon Sistem Saraf dan hormon sebenarnya memiliki persamaan dan juga perbedaan. Untuk persamaannya adalah karena Sistem saraf dan hormon memiliki fungsi untuk mengatur dan melakukan koordinasi dalam kegiatan tubuh. Sistem Saraf
Aksi
Sistem Hormon
dalam Bersifat cepat/segera jika Bersifat
rangsangan
ada
perubahan
Untuk
mengatur
pada jangka panjang
sistem Untuk
sistem dalam dalam tubuh lebih melalui dalam tubuh
serabut saraf
Sekresi
Biasanya dalam jangka yang Jangka
mengatur
sistem
tubuh
melalui
pembuluh darah
panjang,
dalam tubuh pendek, misalanya adalah biasanya manusia
karena
walaupun perubahan biasanya terjadi
jangka pendek
Pengaturan
lambat
ini
untuk denyut jantung dan berhubungan
dan sangan dengan
kontradiksi pada bagian otot pertumbuhan hormon dan neurotransmitter
perkembangan hormon dari tubuh manusia
Komunikasi antar tubuh
Komunikasi dalam tubuh Komunikasi dalam tubuh
organ biasanya dilakukan dengan biasanya dilakukan dengan melalui sistem sirkulasi
neutron melalui sinapsi.
Aksi Untuk sistem saraf bisa melakukan respon rangsangan dengan langkah yang cepat karena bisa mengirimkan aksi dengan aliran listrik pada sepanjang neuron yang mana pada akhirnya bisa melakukan sesuai dengan sel target dan biasanya menggunakan otot neurotransmiter. Sedangkan untuk hormon biasanya melakukan proses ini dalam waktu yang jauh lebih lama karena hormon biasanya harus melakukan disintesis yang mana bisa diangkut pada bagian sel target mereka sebelum memasukkan sinyal sel. Selanjutnya sel target harus melakukan proses tanskripsi, melakukan terjemahan, dan juga sintesis sebelum akhirnya aksi dari hormon ini terlihat dengan jelasn Mengatur Sistem Sistem saraf mengatur sistemnya melalui serabut saraf sehingga bisa mengirimkan aksi dengan ebih cepat kepada sel target. Tanggapannya juga bisa terangsang dengan lebih cepat. Sedangkan pada isistem hormon pengaturan dari sistemnya melalui pembuluh darah sehingga berjalan dalam aliran darah atau cairan sehingga sangat lama dalam mencapai sel, setelah sampai para targetpun masih harus bertindah pada sel dalam menambah dan mengurangi ekspresi dari gen tersebut. Sekresi dalam tubuh manusia Sistem Saraf Biasanya dalam jangka yang pendek, misalanya adalah untuk denyut jantung dan kontradiksi pada bagian otot neurotransmitter sehingga tanggapannya menjadi sangat cepat. Sedangkan dalam sistem hormon dalam jangka panjang, dan biasanya ini sangan berhubungan dengan pertumbuhan hormon dan perkembangan hormon dari tubuh manusia sebelum akhirnya hasil dari sistem hormon bisa terlihat. Selain ini ini dikarena efek yang lebih tahan lama. Sel taget sebenarnya bisa menanggapi jumlah menit dari sistem hormon dan sangat sensitif terhadap perubahan yang dekit dalam hal sebuah konsentrasi dari sistem hormon. Komunikasi Dalam Sistem saraf Komunikasi dalam tubuh biasanya dilakukan dengan melalui sistem sirkulasiprosesnya juga sangat cepat karena sistem saraf bekerja sama dengan endokrin dalam mempertahankan homeostasis. Sehingga sistem saraf bisa merespon dengan cepat sebuah perbuhana yang sedikit. Sedangkan Komunikasi sistem hormon dalam tubuh biasanya
dilakukan dengan neutron melalui sinapsi. Sehingga prosesya membawa adaptasi waktu yang lebih lama dalam mebirimkan hormon ke dalam sistem aliran darah. Itulah beberapa Perbedaan Sistem Saraf dan Hormon yang cukup terlihat kedua sebenarnya memiliki fungsi yang sama hanya saja dalam prosesnya sistem saraf bisa melakukan kinerja yang sangat cepat sehingga hasilnya terlihat lebih cepat tentu saja ini sangat erat hubungannya dengan sistemnya yang pada serabut saraf sedangkan dalam hormon melalui pembuluh darah yang juga masih harus di proses lagi melalui jaringan sel target lainnya sebelum akhirnya hasil dari responnya baru terlihat. Untuk jangka waktu respon dari sistem hormon sendiri bisa cukup lama mulai dari detik, menit, jam, harian, bulanan bahkan ada yang hingga tahunan. Hal ini karena prosesnya bisa berhubungan dengan pertumbuhan dan juga pekembangan dari tubuh manusia. 2. Mengapa hipofisis posterior hanya dapat mensekresi hormon tetapi hanya dapat mensintesis hormon ? hormon apa saja yang disekresinya ? struktur mana yang mensintesisnya ? apa peran hormon-hormon yang disekresi oleh neurohipofisis tersebut Secara fungsional dan anatomis, hipofisis posterior sebenarnya hanya perpanjangan dari hipotalamus.
Hipofisis posterior sebenarnya tidak mengahsilkan hormon apapun. Bagian ini hanya menyimpan dan, setelah mendapat rangsangan yang sesuai mengeluarkan dua hormon peptida kecil, vasopresin (ADH) dan oksitosin. ADH dibentuk terutama di dalam nukleus supraoptika, sedangkan oksitosin dibentuk terutama di dalam nukleus paraventrikular.
Vasopresin (hormon antidiuretik, ADH) memiliki 2 efek : (1) meningkatkan retensi H2O oleh ginjal (efek antidiuretik) dan (2) menyebabkan kontraksi otot polos arteriol (efek presor pembuluh). Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus untuk membantu mengeluarkan janin selama persalinan dan hormon ini juga merangsang penyemprotan (ejeksi) susu dari kelenjar mamalia (payudara) selama menyusui, selain itu oksitosin juga terbukti meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. struktur seukuran kacang dan tergantung dari hipotalamus oleh tangkai-hipofisis. Hal ini terletak di bagian bawah otak di mana saraf optik berpotongan, yang disebut Chiasm optik. Semua hormon yang dikeluarkan memasuki aliran darah secara langsung, tanpa saluran. Ada jaringan yang luas dari kapiler yang mengelilingi setiap lobus. Neurohypophysis mengeluarkan dua hormon berbeda dengan beberapa disekresi oleh adenohypophysis tersebut. Hormon-hormon hipofisis posterior, bagaimanapun, diproduksi di hipotalamus, meskipun mereka disimpan dan disekresikan oleh kelenjar hipofisis. Hormon diangkut melalui tangkai hipofisis dan, setelah sekresi, melakukan perjalanan secara bebas dalam darah. Dari hipotalamus, hormon dipasangkan dengan molekul protein yang disebut neurophysins. Masing-masing dari kedua hormon hipofisis posterior memiliki efek fisiologis utama, serta efek sekunder. Vasopresin dan pretesin berfungsi mengurangi jumlah air yang hilang dari ginjal saat keluar sebagai urine. Selain itu, kedua hormon tersebut berfungsi menaikkan tekanan darah dengan mengecilkan arteriol. Sementara, oksitosin berperan dalam membantu proses kelahiran dengan kontraksi uterus. Oksitosin juga membantu sekresi susu dari payudara ibu. Referensi : http://www.nafiun.com/2012/12/kelenjar-hipofisis-posterior-fungsi-hormon.html https://www.ilmudasar.com/2017/05/Pengertian-Struktur-Fungsi-Kelenjar-Pituitari-Hipofisis-adalah.html
3. Berikan contoh pengaturan hormon melalui poros : hipotalamus-hipofisis-organ target. Hipotalamus Melanocyte Stimulating Hormone Releasing Hormon (HSHRH) Somatotrofin Releasing Hormon Tirotrofin TH Adrenocortico Releasing Hormon Gonadotrofin (GnRH)
Releasing
Hormone
Prolactin Releasing Hormone (PRH) Prolaktin Inhibiting Hormone (PIH) Anti Diuretic Hormone (ADH) Oksitosin
Hipofisis Melanocyte Hormone
Organ Target Sel-sel Pigmen pada Kulit
Somatotrofin Hormone (Growth-Hormone) Tirotrofin Hormone Adreno Cortico Trofic Hormone (ACTH) Follicle Stimulating Hormone (FSH) Luteinizing Hormone (LH)
Pertumbuhan Tubuh
Meningkatkan Sekresi Hormone Prolaktin (Luteotropik Hormone) Menghambat Sekresi Hormone Prolaktin ADH Oksitosin
Tiroid Adrenal Gonad Ovarium Testis Corpusluteum Kelenjar susu Kelenjar susu Ginjal Kelenjar susu dan Uterus
Referensi : http://www.nafiun.com/2012/12/kelenjar-hipofisis-posterior-fungsi-hormon.html
4. Terangkan substansi-substansi kimia yang ada didalam sirkulasi darah yang dapat mempengaruhi sekresi hormon ? (Terangkan substansi kimia dan hormon yang dipengaruhinya!). Hormon merupakan substansi kimia yang disekresi oleh kelenjar endokrin dan disalurkan melalui pembuluh darah atau limfe. Berdasarkan struktur kimianya hormon diklasifikasian menjadi 3 kelompok yaitu asam amino, peptida, dan lipid. a. Asam amino Kelompok hormon ini tersusun dari senyawa anime yang merupakan bagian dari protein dan senyawa tryptophan. Jenis hormon ini diantaranya hormon tiroksin yang dihasilkan oleh medula adrenal. Hormon yang mengandung senyawa tryptophan adalah melatolin yang diproduksi oleh kelenjar pineal. b. Peptida Jenis hormon ini dibagi atas hormon yang mengandung glikoprotein (senyawa asam amino dan karbohidrat) dan yang mengandung peptida. Hormon yang mengandung glikoprotein diantaranya tiroid stimulating hormon (TSH), luteinizing hormon (LH), dan folikel stimulating hormon (FSH) yang dihasilkan oleh hipofisis anterior.
Sedangkan hormon-hormon yang yang mengandung peptide diantaranya antidiuretik hormon (ADH), oksitosin dan prolaktin. c. Lipid Hormon ini banyak mengandung steroid yang merupakan derivat kolesterol. Jenis hormon ini banyak berperan dalam reproduksi seperti hormon estrogen, pridisteron, androgen, mineralokortikoide, dan glukokartikoid. Referensi : Diah KD.Sansri, 2013, Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin.pptx , Bandung: Poltekkes Bandung 5. Gambarkan sinergi beberapa hormone dalam mempengaruhi pertumbuhan linear tubuh manusia dari saat lahir hingga usia pertumbuhan selesai, disertai penjelasannya! (kalau dirasa perlu boleh disertai dengan gambar). Hormon tiroid Hormon tiroid memegang peranan penting dalam maturasi tulang pada masa prenatal dan pasca natal serta proses myelinisasi sistem saraf pusat pada masa prenatal. Hormon tiroid mempunyai efek pada sekresi hormon pertumbuhan, mempengaruhi kondrosit secara langsung dengan meningkatkan sekresi IGF-I serta memacu maturasi kondrosit . Defisiensi hormon tiroid akan menyebabkan retardasi pertumbuhan dan penghentian maturasi tulang. Kekurangan hormon tiroid pada masa anak-anak akan menyebabkan perlambatan pertumbuhan dan retardasi maturasi tulang, dengan pengobatan levotiroksin akan terlihat kejar tumbuh sehingga akan bisa mencapai tinggi normal. Hormon seks Hormon seks memainkan peranan penting dalam proses diferensiasi seks, tetapi seks hormon tidak berperan pada pertumbuhan prepubertas, hal ini dapat dilihat dengan tidak terdapatnya gangguan pertumbuhan pada penderita hipogonadism seperti anorkhia sebelum timbulnya pubertas. Konsentrasi hormon seks ini tidak banyak berubah pada fase prepubertas. 1.
Testosteron
Testosteron pada laki-laki dihasilkan oleh sel Leidig. Terdapat 3 periode peningkatan hormon testosteron, pertama pada masa foetus kira-kira pada usia 11 minggu kehamilan, pada periode ini testosteron memainkan peran dalam diferensiasi genitalia eksterna untuk membentuk penis dan skrotum. Pada periode ini testosteron juga mempengaruhi sel otak. Testosteron darah kemudian menurun secara cepat setelah lahir dan kemudian peningkatan
testosteron kedua terjadi dalam 6 bulan berikutnya dengan puncaknya pada usia 2 bulan setelah lahir. Peningkatan pada periode ke 2 ini fungsinya masih belum diketahui. Setelah usia 6 bulan kadar testosteron darah akan menurun sampai rendah sekali sampai kemudian terjadi lagi peningkatan yang sangat tinggi pada periode pubertas, ini merupakan peningkatan ke 3. Pada periode pubertas testosteron ini akan berperan dalam proses pacu tumbuh, serta menginduksi pertumbuhan seks sekunder. 2.
Estrogen
Ovarium menghasilkan estrogen dalam bentuk yang utama sebagai estradiol. Nilai estrogen ini sangat rendah sampai masa pubertas. Pada periode pubertas nilai estrogen ini akan meningkat yang akan menginduksi tanda-tanda seks sekunder pada wanita, yaitu dimulai dengan pertumbuhan payudara, uterus dan vagina. Estrogen juga merangsang pertumbuhan pelvis dan rambut pubis, serta akan menyebabkan terjadinya pacu tumbuh pada anak wanita. Pada saat timbulnya menstruasi, kadar estrogen berfluktuasi secara teratur dalam siklik. Sekresi estradiol ini diatur oleh FSH 3.
Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan berperan pada seluruh fase pertumbuhan baik pranatal maupun pasca natal. Anak yang mengalami defiensi hormon pertumbuhan hanya akan mencapai tinggi akhir sekitar 130 cm. Pada periode pasca natal hormon pertumbuhan berkerja melalui sistem GH - IGF-I – IGFBP-3, Hormon pertumbuhan ini akan meningkatkan produksi IGF-I dan IGFBP-3 yang terutama dihasilkan oleh hepar dan kemudian akan menstimulasi produksi IGF-I lokal dari khondrosit. Rosenfeld membuktikan bahwa hormon pertumbuhan ini juga mempunyai efek langsung pada lempeng pertumbuhan tanpa melalui IGF-I. Hormon pertumbuhan ini dikeluarkan secara episodik, hormon ini hampir selalu terdapat dengan kadar yang sangat rendah. Setiap hari umumnya terdapat 8 sampai 9 kali peningkatan kadar hormon pertumbuhan selama 10 – 20 menit. Hormon pertumbuhan ini meningkat pada waktu excersise juga pada waktu tidur. Pada periode pubertas sekresi hormon pertumbuhan sangat meningkat secara bersamaan dengan peningkatan hormon seks yang akan menyebabkan pacu tumbuh. 4.
Insulin
Insulin ternyata juga mempunyai efek pada pertumbuhan pasca natal. Hal ini dibuktikan pada anak-anak yang menderita DM tipe 1 yang tidak terkontrol akan mengganggu pertumbuhannya. Terdjadi penurunan kecepatan pertumbuhan disertai peningkatan kadar hormon pertumbuhan serta penurunan kadar IGF-I. Hal ini menggambarkan suatu keadaan resisten relatif terhadap hormon pertumbuhan. Dengan pemberian insulin yang intensif
akan memperbaiki kecepatan pertumbuhan dan meningkatkan kadar IGF-I. Gangguan pertumbuhan pada penderita DM tipe-1 pada anak diakibatkan juga oleh penurunan kadar IGF-I dan peningkatan kadar IGFBP-1 yang disebabkan oleh defisiensi insulin. Pada waktu dulu dimana hanya tersedia rapid insulin sering terjadi Sindrom Mauriac dengan gejala obesitas, perawakan pendek dan hepatomegali, sekarang keadaan ini jarang kita jumpai. 5.
Somatomedin / IGF-I
Hormon pertumbuhan dalam kerjanya pada tulang memerlukan perantara yang disebut sebagai somatomedin / IGF-I. IGF-I ini dihasilkan oleh berbagai jaringan dan paling banyak dihasilkan oleh hepar 6.
Hormon adrenal
Pentingnya peranan nutrisi pada proses kecepatan pertumbuhan dan tinggi akhir dapat dijelaskan dengan dengan adanya secular trend pasca perang dunia II di Jepang. Tinggi anak laki-laki pada usia 17 tahun meningkat 6.6 cm dan anak perempuan meningkat 3.1 cm pada tahun 1967. Pada tahun 1988 peningkatan menjadi 9.7 cm pada anak laki-laki dan 5.7 cm pada anak perempuan. Peningkatan ini diakibatkan oleh meningkatnya kecepatan pertumbuhan prepubertas. Secular trend ini disebabkan oleh meningkatnya keadaan sosioekonomi serta perubahan pola makanan, terutama dengan meningkatnya konsumsi makanan western. Gambarnya : Grafik pertumbuhan manusia dari bayi hingga dewasa berdasarkan umur
Referensi : Ellyzar M. Adil, 2009, SISTEM ENDOKRIN.pptx BIOLOGI FMIPA UI, Jakarta: FMIPA UI
6. Terangkan jenis sel-sel di pulau-pulau Langerhans pangkreas yang mensekresi hormone. Terangkan jenis sel dan hormone yang disekresikan, beserta perannya. Pankreas merupakan kelenjar bertandan pada sistem ekskresi pada manusia yang terletak pada kuadran kiri atas daripada epigastrium, terbentang secara horizontal dari cincin duodenal ke limpa. Dengan struktur yang lunak dan berlobus, sangat mirip dengan kelenjar ludah. Panjangnya kira-kira 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm. Pankreas terdiri dari tiga bagian kepala pankreas, badan pankreas, dan ekor pankreas. Pankreas dapat disebut sebagai organ rangkap yang memiliki dua fungsi sekaligus. Pertama fungsi eksokrin oleh sel sekretori lobulanya yang membentuk getah pankreas, berisi enzim dan elektrolit. Cairan pencerna itu berjalan melalui saluran ekskretori halus dan akhirnya dikumpulkan dua saluran yaitu duktus Wirsungi (saluran utama) dan duktus Santorini (yang masuk ke dalam duodenum). Kedua fungsi endokrin, tersebar di antara alveoli pankreas terdapat kelompok-kelompok kecil sep epitelium yang jelas terpisah dan nyata. Kelompok-kelompok ini adalah pulaupulau kecil atau kepulauan Langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin.Pulau-pulau Langerhans yang kaya akan pembuluh darah ini tersebar di seluruh bagian pankreas. Pulau Langerhans dibentuk oleh 4 macam sel yang diklasifikasikan berdasarkan hormon yang dihasilkan. Adapun keempat sel tersebut adalah sel Alpha, sel Beta, sel Delta, dan sel F. Namun pada artikel berikut ini kita hanya akan membahas mengenai fungsi sel Alpha dan sel Beta yang terdapat pada pankreas. Berikut adalah penjelasannya : Sel Alpha Pankreas Salah satu sel yang terdapat di pankreas adalah sel Alpha yang memiliki beberapa fungsi di dalam organ tubuh yang berada di bagian-bagian pankreas. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi sel Alpha :
Sel ini berfungsi untuk memproduksi hormon glukagon yang berperan penting dalam menaikkan kadar gula darah (glukosa) yang rendah, yang mana fungsi glukagon ini sendiri berkebalikan dengan hormon insulin.
Glukagon memicu sel-sel otot dan organ hati mencegah glikogen polisakarida untuk melepaskan glukosa ke dalam aliran darah. Struktur primer dari glukagon terdiri dari 29 asam amino dengan massa molekul 3483 Da. His-Ser-Gln-Gly-Thr-Phe-Thr-SerAsp-Tyr-Ser-Lys-Tyr-Leu-Asp-Ser-Arg-Arg-Ala-Gln-Asp-Phe-Val-Gln-Trp-LeuMet-Asn-Thr.
Glukagon merangsang produksi gula darah secara glukoneogenesis (mengaktifkan lipase lemak, meningkatkan persediaan asam lemak dan sumber energi) dan glikogenolisis (pemecahan glikogen) dalam hati sehingga meningkatkan jumlah kadar gula darah di dalam tubuh (hormon hiperglikemik).
Juga yang bertanggung jawab untuk menjaga kadar normal gula darah saat kita sedang berpuasa. Selain itu, glukagon juga bisa menghambat penyimpanan trigliserida dalam hati yang biasanya terjadi pada saat kita kelaparan.
Glukagon juga berperan dalam merangsang pembongkaran lemak (lipolisis) di dalam jaringan lemak, serta penguraian protein (proteolisis) yang terjadi di otot.
Sel Beta Pankreas Sel yang membentuk pulau Langerhans lainnya adalah sel Beta yang juga memiliki peran penting di dalam organ tubuh di bgaian pankreas. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi sel Beta :
Fungsi utama sel Beta adalah untuk mensekresikan hormon insulin. Hormon ini dapat memicu penyerapan glukosa dari aliran darah ke dalam sel, sehingga memungkinkan untuk hati, bagian bagian ginjal, dan otot untuk menyimpan gula darah yang selanjutnya akan ditambahkan ke molekul glikogen untuk disimpan di dalam hati dan otot sebagao sumber energi.
Cara kerja hormon insulin yang dihasilkan oleh sel Beta adalah berbanding terbalik dengan hormon glukagon yang dihasilkan oleh sel Alpha. Pada saat kadar gula dalam darah meningkat, maka pada saat itulah hormon insulin bekerja untuk menormalkan kadar gula darah tersebut.
Dalam pengobatan, penderita DM (Diabetes Melitus) Tipe I bergantung pada pemberian hormon insulin eksogen (hormon insulin yang disuntikkan ke bawah kulit atau secara subkutan).
Ketika sel Beta tidak bisa bekerja dengan baik (salah satunya karena dihambat oleh Somatostatin yang dihasilkan oleh sel Delta namun hal ini belum terbukti benar) sehingga sekresi hormon insulin pun turut terganggu, yang artinya kita kehilangan kontrol terhadap kadar gula darah di dalam tubuh sehingga terjadi yang namanya penyakit Diabetes melitus.
Sedangkan jika yang terjadi adalah sebaliknya, terjadinya hiperplasia dan neoplasia sel Beta justru mengakibatkan terjadinya sindrom Hyperinsulinisme yang ditandai dengan hipoglikemia (kadar gula darah dalam tubuh sedikit bahkan kekurangan). Dalam keadaan kadar hormon insulin yang rendah, tubuh akan menjadikan lemak sebagai sumber energi dan mengurangi penyerapan glukosa (gula darah).
Selain menghasilkan hormon insulin yang bekerja sebagai kontrol utama saat kadar gula darah meningkat, sel Beta juga berfungsi menghasilkan peptida-C (produk sampingan dari insulin) yang digunakan untuk memberikan gambaran mengenai jisim sel Beta yang hidup.
Sel Detha pankreas Sel Delta Pankreas adalah sel pada pulau langerhans pankreas yang berfungsi untuk menghasilkan somatostatin. Somatostatin berfungsi untuk menghambat sekresi dari insulin oleh sel beta pankreas, glukagon oleh selalfa pankreas, dan polipetida pankreas oleh sel F pankreas, artinya somatostatin mempunyai efek lokal pada pulau langerhans pankreas. Sel Delta pankreas memiliki jumlah paling sedikit dengan bentuk bervariasi, dan bisa terdapat dimana saja pada pulau langerhans. Sel F Pankreas Sel F pankreas (Sel Gamma Pankreas), yaitu sel yang berfungsi menghasilkan polipeptida pankreas. Fungsi polipeptida yaitu untuk memperlambat penyerap makanan. Namun, fungsi utama Sel F belum diketahui. Referensi : Garret William E. 2000. Exercise and Sport Science. Lippicott Williams and wilkins.
7. Terangkan peran somatostatin dalam mengatur sekresi sel-sel di pulau-pulau Langerhans pangkreas. Somatostatin pertama kali diisolasi dan disintesis pada tahun 1973, setelah dilakukannya riset untuk mencari faktor hipotalamik yang mungkin mengatur sekresi hormone pertumbuhan dari kelenjar hipofisis. Peran fisiologis somatostatin yang potensial pada pulau pancreas diketahui dari pengamatan bahwa somatostatin menghambat sekres insulin dan glucagon. Peptide ini selanjutnya terbukti ada di dalam sel D pulau pancreas, pada selsel yang berupa saluran gastrointestinal, dan pada sistem saraf pusat Somatostatin dijumpai di sel D pulau Langerhans pancreas. Menghambat sekresi insulin, glukagon, dan polipeptida pankreas dan mungkin bekerja lokal di dalam pulau pankreas secara parakrin. Penderita tumor pancreas penyekresi somatostain (somatostatinoma) mengalami hiperglikemia dan gejala-gejala diabetes lain yang menghilang setelah tumor diangkat. Para pasien juga mengalami dispepsia akibat lambatnya pengosongan lambung serta penurunan sekresi asam lambung, dan batu empedu, yang dicetuskan oleh penurunan kontraksi kantong empedu akibat inhibisi sekresi CCK. Sekresi somatostatin pancreas meningkat oleh beberapa rangsangan yang juga merangsang sekresi insulin, yakni glukosa dan asam amino, terutama arginin dan leusin. Sekresi juga ditingkatkan oleh CCK. Somatostatin dikeluarkan dari pancreas dan saluran cerna ke aliran darah perifer Sel-sel D merupakan sel yang terakhir yang menerima aliran darah di pulau pancreas, hal ini dikarenakan sel D terletak di bagian hilir dari sel β dan α. Dengan demikian somatostatin hanya dapat mengatur sekresi insulin dan glucagon melalui sirkulasi sistemik. Peran fisiologis somatostatin belum diketahui secara pasti. Jika diberikan dalam jumlah yang memberikan efek farmakologis, somatostatin menghambat hampir semua sekresi endokrin dan eksokrin pancreas, usus, dan kantung empedu. Somatostatin juga dapat menghambat sekresi kelenjar saliva, dan pada kondisi tertentu dapat memblok sekresi paratiroid, kalsitonin, prolaktin, dan ACTH. Sel α lebih sensitive sekitar 50 kali terhadap somatostatin daripada sel β, tetapi penghambatan sekresi glucagon lebih bersifat sementara. Somatostatin juga menghambat absorbsi nutrient dari usus, menurunkan motilitas usus, dan mengurangi aliran darah visera.
Somatostatin memiliki mempunyai berbagai efek penghambat antara lain:
Somatostatin bekerja secara local di dalam pulau Langerhans sendiri guna menekan sekresi insulin dan glucagon
Somatostatin menurunkan motilitas lambung, duodenum, dann kantung empedu
Somatostatin mengurangi sekresi dan absorbsi dalam saluran cerna
Dengan menggabungkan informasi ini, kita dapat menduga bahwa peran utama somatostatin sebenarnya adalah untuk memmperpanjang waktu asimilasi dari usus ke dalam darah. Pada waktu yang sama, pengaruh somatostatin yang menekan sekresi insulin dan glucagon akan menurunkan penggunaan zat nutrisi yang diabsorbsi oleh jaringan, sehingga mencegah pemakaian makanan yang cepat dan oleh karena itu membuat makan tersedia dalam waktu yang lebih lama. Penggunaan terapetik somatostatin terbatas terutama untuk memblok pelepasan hormon pada tumor pensekresi endokrin. Karena waktu paruh biologisnya singkat (3-6 menit), upaya keras ditujukan untuk pembuatan analog kerja lebih lama. Salah satu senyawa tersebut, oktreotida kini tersedia di USA untuk pengobatan tumor karsinoid, glukagonoma, VIPoma, dan akromegali. Oktreotida berhasil mengendalikan sekresi hormone pertumbuhan yang berlebih pada sebagian besar pasien dan dilaporkan berhasil mengurangi ukuran tumor hipofisis pada sekitar sepertiga kasus. Abnormalitas kantung empedu sering terjadi karena penggunaan jangka panjang peptide ini. Ritme abnormal pada jantung dan symptom gastrointestinal juga umum terjadi. Referensi : Guyton AC and Hall JE. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Elsevier Inc, Philadelphia. 8. Terangkan sinergi antara DHC,PTH,CT dalam menjaga homeostasis kadar ca di dalam darah. Tubuh kita diatur oleh senyawa kimia yang luar biasa jumlahnya. Sistem endokrin adalah sistem utama pada tubuh yang mengkoordinaskan senyawa-senyawa tersebut. Kinerja sistem endokrin berdampak kepada hampir seluruh sel, organ, serta berbagai fungsi di tubuh kita. Sistem endokrin itu sendiri tersusun oleh kelenjar-kelenjar beserta hormonhormon yang dihasilkan. Dalam proses kerjanya, sistem endokrin banyak bekerja sama dengan sistem saraf. Oleh karena itu, mereka disebut sistem neuroendokrin. Di dalam proses kerjasamanya, otak secara berkesinambungan mengirim instruksi ke sistem endokrin. Sebagai balasannya, kelenjar endokrin memeberikan umpan balik.
Secara umum, sistem endokrin kebanyakan bertanggung jawab kepada proses perkembangan tubuh yang umumnya berlangsung lambat, seperti pertumbuhan sel, tumbuh kembang fisik, proses reproduksi, serta metabolisme. Sebagai perbandingan kepada proses tubuh yang berlangsung lebih cepat, yaitu bernapas dan pergerakan tubuh yang diatur oleh saraf. Hormon-hormon tersebut diproduksi oleh berbagai kelenjar di dalam sistem endokrin. Kemudian, kelenjar endokrin akan mengeluarkan hormon tersebut ke dalam darah. Kelenjar-kelenjar di Dalam Sistem Endokrin. Berikut adalah kelenjar-kelenjar di dalam sistem endokrin.
Kelenjar tiroid, memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang bertugas mengendalikan tingkat pembakaran energi dari makanan. Selain itu sel parafolikular di kelenjar tiroid menghasilkan hormon kalsitonin yang berperan dalam pembentukan tulang.
Kelenjar paratiroid, melepaskan hormon paratiroid yang tugasnya adalah mengatur kadar kalsium dalam darah. Tugas hormon ini dibantu oleh hormon kalsitonin.
Kelenjar pituitary, merupakan kelenjar terpenting dalam sistem endokrin. Kelenjar pituitary memproduksi hormon yang fungsinya mengatur berbagai kelenjar endokrin lainnya.
Kelenjar adrenal terbagi menjadi dua bagian. Pertama, bagian korteks yang memproduksi hormon kortikostreroid. Hormon ini bertugas mengatur keseimbangan cairan dan kadar garam di dalam tubuh. Hormon ini juga memengaruhi metabolisme, sistem imun, respons tubuh terhadap stres, serta perkembangan dan fungsi seksual. Kedua, bagian medulla yang memproduksi hormon seperti epinefrin atau adrenalin. Ketika tubuh mengalami stres, epinefrin meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
Kelenjar pankreas memproduksi setidaknya dua hormon penting, yaitu glukagon dan insulin. Kedua hormon ini bekerja sama untuk memelihara kadar gula darah dan memelihara simpanan energi di dalam tubuh.
Kelenjar reproduksi pada pria (testis) terdapat di skrotum, sedangkan kelenjar reprodukti wanita (indung telur atau ovarium) terdapat di rongga panggul. Testis memproduksi hormon testosteron, sedangkan indung telur memproduksi hormon estrogen dan progesteron.
Tanpa kita sadari, ternyata tubuh kita terdiri dari begitu banyak unsur dan senyawa kimia. Jumlah senyawa kimia atau hormon yang tidak seimbang, misalnya terlalu sedikit atau terlalu banyak, dapat mengundang masalah. Sering kali dokter menangani masalah pada sistem endokrin dengan mengendalikan produksi hormon atau menggantikan hormon tertentu dengan obat-obatan. Referensi :
H. Perrault, M. Cantin.1991. Plasma Atriopeptin response to prolonged cycling in humans. American Physiology Society
9. Terangkan dari sudut pandang endokrinologi tentang tindakan ibu menjemur bayinya di bawah sinar matahari pagi, yang tujuannya agar pertumbuhan bayinya sehat dan kuat. Manfaat Menjemur Bayi Untuk Kesehatan 1. Meminimalisir Kondisi Bayi Kuning Bayi yang baru lahir biasanya sangat berisiko mengalami kuning disebabkan kadar bilirubin yang meningkat pada hari ke-3 hingga hari ke-5. Kemudian akan berangsurangsur turun pada hari ke-7 hingga hari ke-10. Dengan rutin menjemur bayi dibawah sinar matahari, bilirubin dalam tubuh akan terpercah sehingga membantu menurunkan kadarnya hingga kembali normal. 2. Menghangatkan Tubuh Bayi Pada dasarnya, bayi baru lahir sangat mudah kedinginan. Oleh sebab itu, dengan rajin menjemurnya, kamu dapat membantu menghangatkan tubuhnya. Tidak hanya itu, dengan menghangatkan tubuh bayi, risiko alergi juga akan berkurang secara perlahan dengan mengurangi kandungan lendir dalam tubuhnya. 3. Menghindari Bayi Stress Meskipun masih kecil, bayi ternyata juga bisa merasa stress, lho. Hal ini dapat diamati apabila bayi rewel dan sangat sulit untuk ditenangkan. Jika hal itu terjadi pada bayimu,
cobalah untuk menjemurnya secara rutin. Hal ini sangat berkhasiat karena sinar matahari dapat membantu pelepasan hormon endorphin yang dapat menghilangkan stress. Manfaat Sinar Matahari Untuk Tumbuh Kembang 1. Vitamin D Untuk Tulang Selain itu, menjemur bayi di bawah sinar matahari dalam memberikan asupan vitamin D yang penting untuk membantu kalsium terserap dalam darah sehingga dapat berkhasiat dengan cepat memperkuat pertumbuhan tulang. 2. Memicu Hormon Serotonin Hormon serotonin adalah hormon yang berfungsi sebagai neurotransmitter dalam otak yang berperan dalam mengatur suasana hati. Dengan rajin memaparkan sinar matahari langsung pada bayi, hormon serotonin akan terangsang untuk menghasilkan suasana hati yang lebih positif. Dengan kata lain, bayi akan lebih ceria dan tenang. 3. Meningkatkan Peredaran Darah Tidak hanya itu, paparan sinar matahari juga berperan dalam meningkatkan sirkulasi darah dengan melebarkan saluran pembuluh darah pada area kulit. Dengan begitu, nutrisi serta oksigen yang diangkut dalam darah akan lebih lancar diterima ke seluruh tubuh. Referensi : Slonane.Ethel, 2004, Anatomi Fisiologi Untuk Pemula, alih bahasa James Veldran, Jakarta: EGC 10. Jelaskan mekanis kerja RAAS (Renin Angiotensin Aldosterone System). Renin Angiotensin Aldosteron System atau disebut juga RAAS adalah suatu sistem/mekanisme hormon yang mengatur keseimbangan tekanan darah dan cairan dalam tubuh. Dalam mekanisme ini ada beberapa hormon yang mempunyai peran penting, diantaranya 1. Renin : suatu enzim protein yang dilepaskan oleh ginjal bila tekanan arteri turun.
2. Angiotensin : merupakan enzim yang dibagi menjadi; angiotensin 1( enzim yang mempunyai sifat vasokonstriktor ringan tapi dapat bertahan lama dalam darah); angiotensin II (enzim yang mempunyai sifat vasokonstriktor kuat tapi hanya 1-2menit dalam darah karena diinaktivasi angiotensinase). 3. Angiotensinogen : pengubah renin menjadi angiotensin I. 4. Angiotensin converting enzim(ACE): enzim pengubah angiotensin I menjadi II. 5. Aldosteron : hormon steroid golongan mineralkortikoid yang dihasilkan oleh korteks adrenal yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan absorpsi natrium dan meningkatkan sekresi kalium oleh sel epitel ginjal terutama sel prinsipal di sel tubulus kolektivus . Mekanisme kerja dari RAAS dapat dimulai dari 3 proses: 1. Penurunan volume darah yang menyebabkan terjadi penurunan tekanan darah di glomerulus.(hipotensi/renal artery stenosis). 2. Stimulasi sel juxtaglomerular oleh saraf simpatis 3. Penurunan konsentrasi osmotic cairan tubular di macula densa.(penurunan kadar sodium)
Tiga proses diatas dapat merangsang sel-sel jukstaglomerular di ginjal untuk melepaskan enzim renin, kemudian renin ini akan bersirkulasi ke seluruh tubuh yang kemudian akan bertemu dengan angiotensinogen yang diproduksi di hati untuk melepaskan enzim angiotensin I. Angiotensin I akan berubah menjadi Angiotensin II setelah diubah oleh Angiotensin Converting Enzim (ACE) yang dihasilkan oleh endotelium pembuluh paru. Angiotensin II akan menyebabkan beberapa efek, yaitu : 1. Vasokontriksi di seluruh tubuh terutama di arteriol yang akan meningkatkan tahanan perifer total sehingga terjadi peningkatan tekanan arteri. 2. Menurunkan eksresi garam dan air sehingga meningkatkan volume ekstra sel yang menyebabkan peningkatan tekanan arteri juga. 1. Merangsang sekresi aldosteron di kalenjar adrenal yang kemudian meningkatkan reabsorpsi garam dan air oleh tubulus ginjal. 2. Merangsang central nervous system untuk menjadi haus sehingga kelenjar pituitary posterior mengeluarkan hormon vasopresin (ADH) yang akan menstimulasi reabsorpsi air di ductus collectivus dan peningkatan tonus simpatis, meningkatkan cardiac output.
Sistem ini juga dapat diaktifkan oleh mekanisme lain yaitu melalui enzim natriuretic peptides (BNP dan ANP) yang dihasilkan oleh jantung. Untuk penjelasan mengenai hal ini dan juga hubungannya RAAS dengan penyakit hipertensi akan dijelaskan dikemudian waktu. Referensi : Fkep.unand.ac.id/images/SISTEM_ENDOKRIN.doc