Pr Kulit Shanu.docx

  • Uploaded by: Ambhi Gana
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pr Kulit Shanu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,520
  • Pages: 5
Bagaimana proses melanogenesis ? Melanogenesis Proses biokimia pigmentasi kulit (melanogenesis) bersifat sangat kompleks. Proses melanogenesis ini menghasilkan pigmen eumelanin dan feomelanin. Baik eumelanin maupun feomelanin keduanya adalah derivat tirosin melalui beberapa tahapan. Tirosin mengalami proses oksidasi menjadi 3,4-dihidroksi-fenilalanin (DOPA) oleh aktivitas enzim tirosinase dan kemu-dian dioksidasi lagi menjadi bentuk dopa-kuinon. Setelah tahap ini, jalur melano-genesis terbagi menjadi dua bagian, yaitu eumelanogenesis dan feomelanogenesis. Pada jalur eumelanogenesis, senya-wa dopakuinon mengalami oksidasi men-jadi bentuk leuko-dopakrom (siklodopa) yang secara cepat pula berubah menjadi bentuk dopakrom. Selanjutnya dopakrom mengalami perubahan bentuk menjadi 5,6 dihidroksiindol dan 5,6 dihidroksi-indol 2 asam karboksilik. Pada tahap akhir pembentukan pigmen eumelanin apakah lebih dipengaruhi oleh polimer-isasi senyawa 5,6 dihidroksiindol atau 5,6 dihidroksiindol 2 asam karboksilik sampai saat ini masih kontroversial. Pada jalur feomelanogenesis, pe-nambahan kelompok sulfhidril (sistein ataupun glutation) pada senyawa dopa-kuinon, akan menyebabkan reaksi non- enzimatis secara cepat pada metabolisme melanosit sehingga terbentuk senyawa sisteinildopa. Kemudian senyawa ini mengalami oksidasi menjadi benzotizi-nilalanin sampai pada tahap terbentuknya pigmen feomelanin.

MELANOKORTIN Melanokortin terdiri atas -MSH, -MSH, -MSH dan ACTH.Rang-kaian asam amino dari melanokortin di-murnikan dan dirangkaikan pada tahun 1950an menunjukkan dan -MSH dan ACTH. Melanokortin berasal dari suatu prohormon yaitu POMC. POMC dieks-presikan dan mengalami pemecahan se-cara proteolitik pada sejumlah tempat di tubuh misalnya kelenjar hipofisis dan kulit, dimana keratinosit kelihatannya merupakan sumber utama dari peptida ini. POMC juga dihasilkan dalam melanosit, sel Langerhans dan sistem imun. Melanokortin terlibat dalam peng-aturan yang luas dari respon fisiologi manusia yaitu pigmentasi kulit, fungsi adrenal, fungsi seksual, analgesia, kon-trol temperatur, kontrol kardio-vaskuler, inflamasi, homeostasis energi, sekresi endokrin, mengontrol masukan makanan, dan fungsi otonom. Secara umum respon ini diawali dengan pengikatan melanokortin dengan reseptornya. Di mana hormon melanosit stimulating hormon ? Tempat utama yang menghasilkan MSH adalah pars intermedia dari kelenjar hipofisis. Karena pars intermedia pada manusia sedikit maka hanya menyekresi MSH dalam jumlah yang sedikit kecuali pada keadaan patologi. Meskipun begitu -MSH dan melanokortin yang lain di-hasilkan juga di kulit. DAFTAR PUSTAKA : Mamoto, Kalangi, Karundeng: Peran Melanokortin pada Melanosit Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 1-11

Apa yang memicu pigmentasi pada perempuan hamil ? Wanita yang sedang hamil mengalami perubahan fisiologis pada kulitnya. Beberapa kondisi yang biasanya terdapat pada wanita hamil yaitu garis kehamilan di kulit, chloasma, peningkatan munculnya jerawat, dan pertumbuhan rambut di kulit. Garis kehamilan atau biasa disebut striae gravidarum merupakan salah satu efek dari peningkatan kadar Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada kulit terutama deposit pigmen dan hiperpigmentasi. Salah satunya adalah striae gravidarum yang merupakan lesi memanjang berwarna merah yang pigmentasinya menghilang di akhir persalinan. Terjadinya striae gravidarum mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Peningkatan hormon dan regangan kulit karena disrupsi jaringan kolagen dan elastin dermis saat uterus semakin membesar merupakan dua faktor yang menyebabkan munculnya striae

gravidarum. Chloasma (melasma) sering dikenal dengan topeng kehamilan karena menimbulkan pigmentasi kulit muka terutama di sekitar pipi. Melasma berkaitan dengan perubahan hormonal karena muncul pada sebagian besar ibu pada masa hamil. Bila setelah persalinan hilang, maka kemungkinan terbesar penyebabnya adalah perubahan hormon. Jerawat merupakan problem yang dipicu oleh kondisi fluktuatif hormon. Selama hamil, hormon androgen akan meningkat yang menimbulkan aktifnya kelenjar minyak yang menimbulkan deposit sebum yang menutup pintu keluar kelenjar sehingga muncul komedo.

Gangguan jerawat semasa hamil perlu dicermati, terutama untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Sebagian wanita hamil pada tiga bulan pertama setelah persalinan akan mengalami kerontokan dan sebagian akan kembali seperti semula. Selain itu beberapa wanita akan mengalami pertumbuhan rambut seperti pada pria seperti di dagu, di atas bibir yang disebabkan karena perubahan hormon yang biasanya akan kembali semula setelah enam bulan persalinan.

DAFTAR PUSTAKA https://viniezharachma.wordpress.com/2014/04/08/perubahan-fisiologi-pada-ibu-hamil/ Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Rahmadhani, Retty. 2010. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil. Dikutip dari: http://curahanretty.blogspot.com/2010_08_01_archive.html.

Peranan SPF untuk melindungi kulit dari radiasi matahari UVB ? Sinar matahari yang membahayakan kulit adalah radiasi ultraviolet (UV).Berdasarkan panjang gelombang dan efek fisiologi, sinar UV dibedakan menjadi tiga, yaitu: UV-A (320400nm) yang menimbulkan pigmentasi sehingga menyebabkan kulit berwarna coklat kemerahan tanpa menimbulkan inflamasi sebelumnya; UV-B (290-320nm) yang mengakibatkan sunburn maupun reaksi iritasi, serta kanker kulit apabila terlalu lama terpapar dan UV-C (200-290nm) yang tertahan pada lapisan atmosfer sehingga tidak dapat masuk ke bumi karena adanya lapisan ozon, efek penyinaran paling kuat karena memiliki energi radiasi paling tinggi diantara ketiganya, yaitu dapat menyebabkan kanker kulit dengan penyinaran yang tidak lama (Taufikkurohmah, 2005).

Secara alami, kulit sudah berusaha melindungi dirinya beserta organ-organ dibawahnya dari bahaya sinar UV matahari yaitu dengan membentuk pigmenpigmen kulit yang sedikit banyak memantulkan kembali sinar matahari. Namun bila pembentukan pigmen itu terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan noda hitam pada kulit. Maka diperlukan perlindungan kulit yaitu dengan penggunaan tabir surya (Tranggono dan Latifah, 2007). Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetik yang digunakan pada permukaan kulit yang bekerja antara lain dengan menyerap, menghamburkan, atau memantulkan sinar ultraviolet (Ditjen POM., 1985).

Kemampuan menahan sinar ultraviolet dari tabir surya dinilai dalam faktor proteksi sinar (Sun Protecting Factor/SPF) yaitu perbandingan antara dosis minimal yang diperlukan untuk menimbulkan eritema pada kulit yang diolesi oleh tabir surya dengan yang tidak. Nilai SPF ini berkisar antara 0-100, dan kemampuan tabir surya yang dianggap baik berada diatas 15 (Wasitaatmadja, 1997).

Tabir surya terbagi menjadi 2 macam yaitu tabir surya kimia yang dapat mengabsorpsi energi radiasi dan tabir surya fisik yang dapat menahan UVA maupun UVB (Wasitaatmadja, 1997). Bahan tabir surya yang sering digunakan di pasaran yaitu avobenzone dan oktil metoksisinamat. Avobenzone merupakan salah satu sunscreen yang paling umum digunakan dalam formulasi kosmetik karena kemampuannya dalam menyerap sinar UV pada rentang 310-400 nm (Pattanargson, dkk., 2004). Oktil metoksisinamat adalah sunscreen yang digunakan secara luas dalam berbagai macam formulasi kosmetika karena kemampuannya dalam melindungi kulit terhadap UV-B (Barel, dkk., 2009). Namun, avobenzone dan oktil metoksisinamat memiliki kekurangan yaitu avobenzone terdegradasi saat terpapar sinar matahari, sedangkan oktil metoksisinamat dapat berubah bentuk trans-oktil metoksisinamat menjadi cis-oktil metoksisinamat akibat radiasi sinar UV, perubahan ini dapat menyebabkan berkurangnya efikasi UV filter dari sunscreen (Pattanargson, dkk., 2004;Wahlberg, dkk., 1999).

Penambahan senyawa polifenol pada sediaan tabir surya dapat menstabilkan UV filter dari avobenzone dan oktil metoksisinamat. Flavonoid merupakan kelompok besar senyawa polifenol (Velasco, dkk., 2008). Pigmen atau zat warna yang terdapat dalam tumbuhtumbuhan seperti zat warna merah, ungu,biru, kuning dan hijau tergolong senyawa flavonoid. Beras ketan hitam diketahui memiliki pigmen antosianin. Antosianin berperan dalam memberikan pigmen pada beras ketan hitam yang merupakan kelompok flavonoid dan berfungsi sebagai antioksidan (Lestari, 2013).Flavonoid melindungi tanaman dari radiasi UV dengan meredam UV yang dihasilkan oleh Reaction Oxygen Spesies (ROS). Selain dapat meredam radikal yang diinduksi olehUV, flavonoid dapat memberikan efek perlindungan terhadap radiasi dengan bertindak kuat menyerap UV (Raimundo, dkk., 2013).

DAFTAR PUSTAKA Jurnal Integrasi Proses Vol. 6, No. 3 (Juni 2017) 143 – 147 PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP NILAI SUN PROTECTING FACTOR(SPF) PADA EKSTRAK KUNYIT PUTIH SEBAGAI BAHAN PEMBUAT TABIR SURYA MENGGUNAKANPELARUT ETIL ASETAT DAN METANOL Nufus Kanani1, Agus Rochmat, Reza Pahlevi, Fitri Yayu Rohani

Apa yang dimaksud 10,30,50 pada SPF ? FDA mensyaratkan tabir surya yang beredar di pasaran harus memiliki SPF dengan nilai minimum 2 (Draelos & Thaman, 2006).Klasifikasi nilai SPF menurut European Commission(EC) Recommendation dalam Osterwalder & Herzog (2009) adalah sebagai berikut : 1). Nilai SPF 6-10, memberikan perlindungan rendah 2). Nilai SPF 15-25, memberikan perlindungan. 3). Nilai SPF 30-50,memberikan perlindungan tinggi. 4) Nilai SPF 50+,memberikan perlindungan yang sangat tinggi.Semakin tinggi nilai SPF yang diinginkan, dibutuhkan jumlah zat aktif tabir surya yang semakin tinggi juga (Draelos & Thaman, 2006).

DAFTAR PUSTAKA Draelos, Z. D., &Thaman, L. A., 2006, 157-159, Cosmetic Formulation of Skin Care Products, Taylor and Francis Group, New York

Kenapa strechmark pasca hamil bisa recovery ? Apakah bisa pulih ? Mengapakah strechmark yang berperan ?

Perubahan kulit yang terjadi pada saat kehamilan disebabkan oleh peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, peregangan kulit lantaran tubuh membesar, atau juga faktor genetik. Pada dasarnya kulit mempunyai kemampuan untuk berkembang mengikuti kondisi tubuh atau disebut dengan elastisitas kulit. Elastisitas kulit tersebut dipengarungi oleh keturunan, berat badan, dan faktor usia. Pada ibu hamil, elastisitas kulit dipaksa mengembang sampai pada level maksimum untuk mengakomodasi pertumbuhan janin, akibatnya timbul stretch mark. Stretch mark merupakan tanda parut berupa gurat-gurat putih yang muncul pada permukaan kulit, berbentuk garis yang berliku seperti anak sungai. Masalah ini muncul karena peregangan kulit secara cepat, seperti pada kehamilan atau peningkatan berat badan yang drastis, atau karena pengaruh obat yang mengandung steroid, yang merusak jaringan yang terdapat di dalamnya sehingga kulit mengalami over stretched dan kolagennya rusak. Stretch mark biasanya muncul pada dinding perut, lengan atas, pinggul, paha, bokong, dan payudara pada tubuh wanita hamil. Stretch mark karena kehamilan umumnya berwarna merah jambu dan lebar, kemudian berangsur berubah menjadi garis tipis berwarna putih atau kecoklatan. Bagi mereka yang memiliki jenis kulit kering kecenderungan akan masalah ini dapat terjadi pada saat kehamilannya. Untuk ibu hamil stretch mark terjadi pada trimester kedua atau usia kandungan sekitar empat bulan. Pada wanita hamil yang telah melahirkan, garis-garis akan memudar setelah bayi lahir. Namun umumnya tidak dapat hilang 100% karena sudah terjadi robekan pada bagian jaringan bawah kulit. DAFTAR PUSTAKA AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA HUSADA BOGOR Sulistyowati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika Salmah, et al.2006.Asuhan Kebidanan Ante Natal. Jakarta : EGC

Related Documents

Pr Kulit Shanu.docx
June 2020 8
Kulit
August 2019 59
Kulit
June 2020 35
Kulit
April 2020 35
Pr
November 2019 68
Pr
November 2019 68

More Documents from ""