Ppt Tahapan Konseling.pptx

  • Uploaded by: ShinNaRin
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Tahapan Konseling.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,659
  • Pages: 23
TAHAPAN TAHAPAN KONSELING

Nama Kelompok : Eis Sholihah Imas Suryani Mira Andriani Nafatalia Isdarina Nurhabibah Risma Erlisya

Ada tahapan-tahapan yang mesti dilalui untuk sampai pada pencapaian konseling yang sukses. Tetapi sebelum memasuki tahapan tersebut, sebaiknya konselor memperoleh data mengenai diri klien melalui wawancara pendahuluan (intake interview). Gunarsa (1996) mengatakan bahwa manfaat dari intake interview adalah memperoleh data pribadi atau hasil pemeriksaan klien (Sofyan S. 2009).  Fase pembukaan dan pengakhiran konseling dapat dipecahkan menajdi serangkaian elemen atau tugas yang terpisah. Fase awalnya misalnya, mencakup penegoisasian harapan, penilaian kesesuaian konseling, formasi aliansi terapeutik, menyepakati kontrak membantu klien untuk menceritakan kisah mereka dan seterusnya.  Sedangkan fase final bisa dipecahkan menjadi penegosiasikan akhir, memberikan rujukan, menyelesaikan isu rasa kehilangan, memastikan pentransferan apa yang dipelajari kedalam situasi kehidupan real, mengantisipasi atau mencegah keambuhan dan merencanakan pertemuan lanjutn. Tiap aspek dari proses konseling ini menimbulkan isu kunci bagi teori dan praktik.

Tahap Tahap dalam Konseling Membangun Hubungan

Identifikasi Dan Penilaian masalah Memfasilitasi Perubahan Konseling

Evaluasi Dan Terminasi

1. Membangun Hubungan (Good Raport)

Willis (2009) mengatakan bahwa dalam hubungan konseling harus terbentu a working relationship yaitu hubungan yang befungsi, bermakna, dan berguna. Konselor dan klien saling terbuka satu sama lain tanpa adanya kepura-puraan. Selain itu, konselor dapat melibatkan klien terus-menerus dalam proses konseling. Keberhasilan pada tahap ini akan menemukan keberhasilan langkah konseling selanjutnya (Sofyan S. 2009).

Apabila konseli merasa konselor mendengarkan ceritannya dengan baik apa yang disampaikannya, maka konseli akan menaruh kepercayaan terhadap konselor dan tentunya hal ini akan memperlancar jalannya konseling. Dalam mendengarkan membutuhkan komitmen dan komplimen. Dalam komunikasi sesungguhnya isi pesan hanya memegang peranan 7% dari keseluruhan. Hal yang memegang peranan penting dalam komunikasi adalah nonverbal yaitu bahasa tubuh dan mimik wajah seseorang, dan yang kedua adalah nada suara. Meskipun isi pesan yang hendak disampaikan sama, maknanya dapat jauh berbeda apabila bahasa tubuh, mimik wajah dan nada suaranya berbeda (Metowbian, 1971).

Empat keterampilan mendengar yang reflektif (Lesmana, 2006):

Paraphasing

Summative Reflection

Reflecting Feeling

Reflecting Meaning

McKay, Davis dan Fanning (1992 dalam Lesmana, 2006) menambahkan dua unsur penting dalam mendengarkan yaitu:

Clarifying, yaitu mengajukan pertanyaan untuk memperoleh kejelasan dari apa yang dikatakan klien.

Feedback, yaitu konselor menyampaikan kesimpulannya dan meminta feedback dari klien.

2. Identifikasi Dan Penilaian Masalah

Langkah selanjutnya adalah mulai mendiskusikan sasaransasaran spesifikdan tingkah laku seperti apa yang menjadi ukuran keberhasilan konseling. Konselor perlu memperjelas tujuan yang ingin dicapai oleh mereka berdua. Hal yang penting dalam langkah ini adalah bagaimana keterampilan konselor dapat mengangkat isu dan masalah yang dihadapi klien. Pengungkapan masalah klien kemudian diidentifikasi dan didiagnosis secara cermat. Sering kali klien tidak begitu jelas mengungkapkan masalahnya, atau ia hanya secara samar menjelaskannya. Apabila hal ini terjadi, konselor harus membantu klien mendefinisikan masalahnya secara tepat agar tidak tejadi kekeliruan dalam diagnosis.

Tujuan asesmen dalam konseling            

Melancarkan proses pengumpulan informasi Memungkinkan konselor membuat diagnosis yang akurat Memfasilitasi perkembangan dari suatu rencana tindakan yang efektif Menentukan tepat atau tidaknya seseorang untuk suatu program tindakan tertentu Menyederhanakan pencapaian sasaran dan pengukuran kemajuan Meningkatakan wawasan mengenai kepribadian seseorang dan mengklarifikasi konsep diri Menilai lingkungan Meningkatkan konseling dan diskusi yang lebih terfokus dan relevan Mengindikasikan kemungkinan bahwa peristiwa tertentu akan terjadi, seperti sukse dalam pekerjaan?pendidikan Meningkatkan terjemahan dari minat, kemampuan, dan dimensi kepribadian dalam pekerjaan Menghasilkan pilihan-pilihan Memfasilitasi perencanaan dan pembuatuan keputusan

Komponen Asesmen: 1. Interview/intake riwayat hidup  Presentasi masalah klien:  Tatanan kehidupan klien saat ini (aktivitas sehari-hari, tinggal dengan siapa)  Riwayat keluarga (usia ayah ibu kakak adik, jumlah kakak adik, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan keluarga)  Riwayat pribadi, meliputi riwayat medic, riwayat pendidikan, pekerjaan, pernikahan, pengalaman apa saja yang dimiliki dalam konseling 2. Defenisi Masalah  Temukan  Komponen-komponen masalah: isi pikir, tingkah laku, keluhan fisik yang diasosiasikan dengan masalah dan aspek interpersonal dari masalah  Pola peristiwa (kapan, dimana, dengan siapa masalah muncul)  Lamanya/ durasi masalah  Keterampilan coping klien

3. Memfasilitasi Perubahan Konseling (Intervensi)

Langkah berikutnya adalah konselor mulai memikirkan alternatif pendekatan dan strategi yang akan digunakan agar sesuai dengan masalah klien. Harus dipertimbangkan pula bagaimana konsekuensi dari alternative dan strategi tersebut. Selanjutnya, konselor mulai memikirkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk memecahkan masalah klien. Hal yang harus diingat konselor adalah selain membantu klien mencari alternative pendekatan yang sesuai dengan klien, konselor juga harus mengembangkan minat klien untuk mencari alternatif lain dalam pemecahan masalahnya. Klien diajak untuk memprediksi akibat-akibat dari setiap rencana yang

Dalam memilih strategi intervensi, perlu diperhatikan

Kecocokan metode yang dipakai dengan keluhan/ gejala/ sasaran

Kecocokan metode dengan karakteristik klien

Metode yang dikuasai oleh konselor

Waktu dan biayai yang dimiliki

Ada beberapa strategi yang dikemukakan oleh Willis (2009) untuk dipertimbangkan dalam konseling :  Mengkomunikasikan nilai-nilai inti agar klien selalu jujur dan terbuka sehingga dapat menggali lebih dalam masalahnya.  Menantang klien untuk mencari rencana dan strategi baru melalui berbagai alternatif. Hal ini akan membuatnya termotivasi untuk meningkatkan dirinya sendiri.

4. Evaluasi Dan Terminasi

Langkah keempat ini adalah langkah terakhir dalam proses konseling secara umum. Evaluasi terhadap hasil konseling akan dilakukan secra keseluruhan. Yang menjadi ukuran keberhasilan konseling akan tampak pada kemajuan tingkah laku klien yang berkembang ke arah yang lebih positif. . Pada tahap ini, konselor bertugas mengamati dan melakukan penilaian terhadap tindakan yang dilakukan klien untuk melihat apakah tujuan konseling telah terlaksana atau tidak. Setelah tindakan dilakukan, klien diminta merumuskan kembali pengalaman-pegalamannya selama menjalankan rencana. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada klien telah tumbuh pemahaman baru sesuai rencana konseling atau tidak. Dari sinilah dapat diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan konseling.

Jenis-jenis Terminasi 1. Akhir dari suatu sesi (misalnya setelah 50 menit) Terminasi pada akhir satu sesi konseling:  Biasanya dilakukan oleh konselor dengan menyatakan waktu konseling telah habis  Sebelum mengakhiri sesi, konselor membuat ringkasan/ kesimpulan mengenai proses konseling sesi tersebut  Bila waktu sudah hampir habis, usahakan untuk tidak mendiskusikan materi baru, agar ketika waktu habis diskusi tidak terasa menggantung  Akhir dari suatu proses konseling (misalnya setelah 10 kali pertemuan atau setelah sasaran konseling tercapai. 2. Terminasi pada akhir suatu proses konseling:  Dalam beberapa minggu terakhir proses konseling, konselor sudah harus menyiapkan klien untuk terminasi  Sebagai Persiapan mengakhiri konseling, konselor perlu menngevaluasi halhal berikut: - Apakah masalah dan gejala hilang atau berkurang? - Masih adakah perasaan-perasaan yang menimbulkan stress? - Apakah klien sudah memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah? - Sejauh mana pemahaman diri sendiri dan orang lain?

Langkah-langkah Terminasi  Persiapan verbal: melalui ucapanucapannya konselor mempersiapkan klien bahwa konseling sudah akan berakhir  Buka jalur untuk kemungkinan follow up  Pamit secara formal. Menyatakan konseling telah selesai, diusahakan suasana yang menyenangkan dan penuh kepercayaan, menghargai klien yang sudah dating mempercayakan masalahnya untuk mendapatkan bantuan.

Menurut Willis (2009) pada langkah terakhir sebuah proses konseling akan ditandai pada beberapa hal :  Menurunnya tingkat kecemasan klien.  Adanya perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis.  Adanya rencana hidup di masa mendatang dengan program yang jelas.  Terjadinya perubahan sikap positif. Hal ini ditandai dengan klien sudah mampu berpikir realistis dan percaya diri. tata

Selain hal itu, Willis (2009) juga menambahkan bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam langkah terakhir proses konseling adalah :

 Membuat keputusan untuk mengubah sikap menjadi lebih terarah dan positif.  Terjadinya transfer of learning pada diri klien, artinya klien mengambil makna dari hubungan konseling yang telah dijalani.  Melaksanakan perubahan perilaku.  Mengakhiri hubungan konseling.

Tujuan tahap ini adalah :  konsolidasi dan pemeliharaan apa yang telah diraih  generalisasi pembelajaran kedalam situasi baru  menggunakan pengalaman kehilangan atau kekecewaan yang dipicu oleh pengakhiran konseling sebagai fokus pengetahuan baru cara klien menangani perasaan dalam situasi lain (mira)

TAHAP TAHAP KONSELING ISLAMI

Buston (2013) mendefinisikan konseling islami adalah suatu aktifitas memberikan bimbngan, pelajaran dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dakam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat menangani problema hidup dan kehidupannyadengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma kepada AlQuran dan A-Sunnah Rasulullah SAW. Selanjutnya Bustan (2013) mengungkapkan bahwasanya agama mempunyai makna penting daam berbagai fungsi kejiwaan, ada yang berfungsi sebagai penyembuh (kuratif), pencegah (preventif) dan pembinaan (konstruktif). Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ (17) ayat 82 yang artinya “Dan Kami (Allah) turunkan daripada Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beiman, dan (Al-Qur’an itu) tidaklah menambahkan kepada orang yang zalim selain kerugian”.

Tahap tahapan Konseling dalam Islam Erhamwilda (Bustan, 2013 Dalam Hirmaingsih, Damayanti, 2015 ) membuat langkahlangkah melaksanakan konseling islami adalah sebegai berikut :  Menciptakan hubungan psikologis yang ramah, hangat, penuh penerimaan, keterbukaan.  Meyakinkan klien akan terjaganya rahasia dari apapun yang dibicarakan dalam proses konseling sepanjang, klien tidak menghendaki diketahui orang lain.  Wawancara awal merupakan pengumpulan data sebagai proses mengenal klien, masalahnya, lingkungannya dan sekaligus membantu klien mengenali dan menyadari dirinya.  Mengeksplorasi masalah dengan perspektif islami.  Mendorong klien utuk melakukan muhasabah. Muhasabah hakekatnya merenungkan diri atau dalam konsep psikologi adalah melakukan perenungan diri.  Meneksplorasi klien menggunakan hati/qolb dalam melihat masalah dan sekaligus mendorong klien menggunakan ‘aqalnya dan bertanya pada hati nuraninya.  Mendorong klien untuk menyadari dan menerima kehidupan yang diberikan Allah penih keridhoan dan keikhlasan.  Mendorong klien untuk selalu bersandar dan berdoa serta mohon dibukakan jalan keluar dari masalahnya kepada Allah SWT dengan cara memperbanyak ibadah sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW .  Mengarahkan klien dalam melaksanakan keputusan-keputusan yang dibuatnya.  Mendorong klien untuk terus-menerus berusaha menjaga dirinya dari tunduk pada hawa nafsunya yang dikendalikan oleh setan yang menyesatkan dan menyengsarakan hidup individu.

DAFTAR PUSTAKA Gunarsa, Singgih D. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: BPK Gunung Mulia Latipun. 2001. Pikologi Klien. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang (UMM Press) Lesmana, Jeanette Murad. 2005. Dasar-dasar Koneling. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press) Willis, Sofyan S. 2009. Konseling Individual: Teori dan Praktik. Bandung: Alfabeta. Lubis, Namora, Lumongga. 2011. memahamai dasar dasar konseling dalam teori dan praktik. Jakarta : kencana Hirmanigsih & Damayanti Indah. 2015. Psikologi Konseling Panduan Belajar Mahasiswa. Pekanbaru. Al-Mujtahadah Press. Yulianto. (2015). Konsep Konseling Kreatif Untuk Penangganan Post Traumatic Stress Disorder (Ptsd). Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1.

Related Documents


More Documents from "rasyid muhammad"

Ppt Tahapan Konseling.pptx
November 2019 12
Agresivitas Psp Revisi.docx
November 2019 16
Gangguan Komunikasi.docx
November 2019 23