RETENSIO PLASENTA
Disusun oleh : Adelia febriani Ahmad diki baidillah
DEFINISI Retensio plasenta adalah lepasnya plasenta tidak bersama sehingga sebagian masih melekat pada tempat implantasi yang menyebabkan terganggunya tetraksi dan kontraksi otot uterus sehingga sebagian pembuluh darah terbuka serta menimbulkan pendarahan. (Manuaba, 2002)
ETIOLOGI
Faktor maternal : gravida berusia lanjut dan multiparitas. Faktor uterus : bekas operasi SC, kuretasi uterus, pengeluaran plasenta secara manual, kontraksi uterus ridak efektif. Faktor plasenta : plasenta previa, implementasi cornual, kelainan bentuk plasenta, plasenta belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan. Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis menembus desi dua sampai miometrium sampai di bawah peritoneum
TANDA DAN GEJALA
Pendarahan jalan lahir berwarna merah segar disertai nyeri. Kelainan bentuk plasenta. Uterus tidak berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang
PATOFISIOLOGI
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah di dalam uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.
Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Pada kondisi retensio plasenta, lepasnya plasenta tidak terjadi secara bersamaan dengan janin, karena melekat pada tempat implantasinya. Menyebabkan terganggunya retraksi dan kontraksi otot uterus sehingga sebagian pembuluh darah tetap terbuka serta menimbulkan perdarahan.
PATHWAY
PEMERIKSAAN PENUNJANG Untuk memperkuat adanya dugaan retensio plasenta maka dilakukan pemeriksaan penunjang meliputi :
Hitung darah lengkap : untuk menentukan tingkat hemoglobin (Hb) dan hemotokrit (Hct), melihat adanya trombositopenia serta jumlah leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan infeksi leukosit biasanya meningkat. Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung protombin time (pt) dan Activated Partial Tromboplastin Time (APTT) atau yang sederhana dengan clotting time (CT) atau bleeding time (BT). Ini penting untuk menyingkirkan pendarahan yang disebabkan oleh faktor lain.
PENGOBATAN
Resusitasi oksigen dan transfusi jika diperlukan. Oksitosin dalam NaCl 0,9% sampai uterus berkontraksi. Plasenta dilahirkan brandt andrews, jika berhasil lanjutkan okstiosin untuk mempertahankan uterus. Jika plasenta tidak lepas dilakuakan tindakan manual plasenta. Jika manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat dikeluarkan dengan tang (curam) abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta. Setelah tindakan pengeluaran sisa plasenta selesai, dilanjutkan pemberian uterotonika melalui suntikan/peroral. Pemberian antibiotik apabila ada tanda-tanda infeksi dan pencegahan infeksi sekunder
KOMPLIKASI
Syok naemorargic Sepsis Multiple organ failure yang berhubungan dengan kolaps sirkulasi dan penurunan perjusi organ
ASUHAN KEPERAWATAN RETENSIO PLASENTA Pengkajian a) b)
Identitas klien Data biologi/fisiologi meliputi : keluhan utama,riwayat kesehatan masa lalu,riwayat penyakit keluarga,riwayat obsetrik(GPA,riwayat kehamilan)&pola sehari-hari
Diagnosa Keperawatan
Risiko tinggi terhadap deficit volume cairan berhubungan dengan perdarahan Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di butuhkan untuk pengiriman oksigen/ nutrient ke sel. Risiko sepsis berhubungan dengan infeksi pada pengambilan placenta. Gangguan aktifitas berhubungan dengan penurunan sirkulasi, kelemahan. Gangguan pada pola nafas
Intervensi Dx 1 : Risiko tinggi terhadap deficit volume cairan berhubungan dengan perdarahan Tujuan: Agar tidak terjadi deficit volume cairan, seimbang antara inteks dan output baik jumlah maupun kualitas. Interveni : 1. Kaji kondisi status hemodinamika, R/Memberikan pengukuran lebih langsung dari volume sirkulasi dan kebutuhan penggantian.
Dx 2 : Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di butuhkan untuk pengiriman oksigen/ nutrient ke sel. Tujuan: Agar tidak terjadi perubahan perfusi jaringan selama perawatan perdarahan Intervensi: 1. kaji tanda vital, warna kulit dan ujung jari. R/ memastikan bahwa tidak adanya perfusi jaringan
Dx 3 : Risiko sepsis berhubungan dengan infeksi pada pengambilan placenta. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dirumah sakit di harapkan tidak terjadi peningkatan suhu Intervensi : 1. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab panas R/ Klien dan keluarga mengerti tentang penyebab panas
Dx 4 : Gangguan aktifitas berhubungan dengan penurunan sirkulasi, kelemahan. Tujuan: Klien dapat melakukan aktifitas tanpa adanya komplikasi Intervensi : 1. kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktifitas 2. kaji pengaruh aktifitas terhadap kondisi uterus
Dx 5 : gangguan pada pola nafas Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama pasien menunjukkan keefektifan pola nafas dibuktikan dengan kriteria hasil tanda-tanda vital rentang normal , menunjukkan jalan nafas yang normal. Intervensi : 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi R : posisikan pasien dengan posisi semi flower untuk mengurangi sesak.
KESIMPULAN Berdasarkan uraian tersebut maka ada beberapa hal yang dapat di simpulkan yaitu sebagai berikut. Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta tidak lahir selama dalam waktu atau lebih dari 30 menit setelah bayi lahir. Ada dua keadaan yang menyebabkan terjadinya retensio placenta yaitu : 1) Placenta belum lepas dari dinding rahim dikarenakan placenta tumbuh melekat lebih dalam dan. 2) Placenta telah terlepas akan tetapi belum dapat dikeluarkan. (masih ada sisa-sisa potongan plasenta di rahim) Masalah yang terjadi akibat dari retensio plasenta adalah perdarahan bahkan bisa berakibat syok.
TERIMA KASIH