Ppt Perspektif Agama Kristen Terhadap Hiv.pptx

  • Uploaded by: Eunike Chrystina
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Perspektif Agama Kristen Terhadap Hiv.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,485
  • Pages: 16
PERSPEKTIF AGAMA KRISTEN TERHADAP HIV/AIDS

Nama : Eunike Chrystina Eryanti Nim : 010116A032

Latar Belakang Seperti yang diketahui , AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Pemerintah disetiap negara tidak tinggal diam melihat wabah penyakit yang melanda negara mereka. Berbagai upaya dilakukan untuk mengadakan penyuluhan bagi Penyakit ini.Usaha ini juga melibatkan masyarakat biasa, baik itu secara organisasi, maupun pribadi memberikan kepedulian mereka terhadap penderita HIV/AIDS. Virus ini tidak hanya didiskusikan dalam kalangan masyarakat secara umum, tetapi mendapat berbagai sorotan, khususnya dalam beberapa agama. Didalam kekristenan, virus ini tidak lepas dari perhatian para hamba Tuhan maupun jemaat biasa. Berbagai pandangan dilontarkan kepada para pengidap penyakit ini. mayoritas dari pendapat mereka menilai secara negatif. Bagaimanakah penderita virus HIV/AIDS ditinjau dari sudut pandang Etika Kristen? Dan apakah cara yang harus dilakukan orang percaya dalam menangani penyebaran Virus yang mematikan ini?

Pengertian HIV/AIDS • HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel limfosit. Karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. • AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain.

Patogenesis • HIV menyerang jenis sel tertentu, yaitu sel-sel yang mempunyai antigen permukaan CD4, terutama sekali limposit T4 yang memegang peranan penting dalam mengatur dan mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Selain limfosit T4, virus juga dapat menginfeksi sel monosit dan makrofag, sel langerhas pada kulit, sel dendrit folikuler pada kelenjar limfe, makrofag pada alveoli paru, sel retina, sel serviks uteri dan sel-sel mikroglia otak. Virus yang masuk ke dalam limfosit T4 selanjutnya mengadakan replikasi sehingga menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel limfosit itu sendiri. • Sistem kekebalan tubuh menjadi lumpuh akibat hancurnya limposit T4 secara besar-besaran yang mengakibatkan timbulnya berbagai infeksi oportunistik dan keganasan yang merupakan gejala-gejala klinis AIDS. Perjalanan penyakit lambat dan gejalagejala AIDS rata-rata baru timbul 10 tahun sesudah infeksi.

Cara Penularan HIV/AIDS • Seksual • Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan virus HIV. • Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau tertusuk ke dalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV, seperti jarum tato atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian • Bisa juga terjadi ketika melakukan prosedur tindakan medik ataupun terjadi sebagai kecelakaan kerja (tidak sengaja) bagi petugas kesehatan. • Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot secara bergantian hendaknya dihindarkan karena dapat menularkan virus HIV kecuali benda-benda tersebut disterilkan sepenuhnya sebelum digunakan.

• Melalui transplantasi organ pengidap HIV • Penularan dari ibu ke anak • Penularan HIV melalui pekerjaan: Pekerja kesehatan dan petugas laboratorium. Beberapa cara dimana HIV tidak dapat ditularkan antara lain: 1. Kontak fisik 2. Memakai milik penderita 3. Digigit nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya. 4. Mendonorkan darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV.

Gejala Klinis • Gejala mayor (umum terjadi) : a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis e. Demensia/ HIV ensefalopati • Gejala minor (tidak umum terjadi) : a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan b. Dermatitis generalisata c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang d. Kandidias orofaringeal e. Herpes simpleks kronis progresif f. Limfadenopati generalisata g. Retinitis virus Sitomegalo

Pengobatan • Pemberian anti retroviral (ARV) telah menyebabkan kondisi kesehatan para penderita menjadi jauh lebih baik. Penekanan terhadap replikasi virus menyebabkan penurunan produksi sitokin dan protein virus yang dapat menstimulasi pertumbuhan. Obatobat ini hanya berperan dalam menghambat replikasi virus tetapi tidak bisa menghilangkan virus yang telah berkembang. • Vaksin terhadap HIV dapat diberikan pada individu yang tidak terinfeksi untuk mencegah baik infeksi maupun penyakit. Dipertimbangkan pula kemungkinan pemberian vaksin HIV terapeutik, dimana seseorang yang terinfeksi HIV akan diberi pengobatan untuk mendorong respon imun anti HIV, menurunkan jumlah sel-sel yang terinfeksi virus, atau menunda onset AIDS. Namun perkembangan vaksin sulit karena HIV cepat bermutasi, tidak diekspresi pada semua sel yang terinfeksi dan tidak tersingkirkan secara sempurna oleh respon imun inang setelah infeksi primer

Pencegahan • melalui seks aman yaitu dengan melakukan hubungan seks tanpa melakukan penetrasi penis ke dalam vagina, anus, ataupun mulut. • Hindari berganti-ganti pasangan dimana semakin banyak jumlah kontak seksual seseorang, lebih mungkin terjadinya infeksi. • Bagi pengguna obat-obat terlarang dengan memakai suntik, resiko penularan akan meningkat. Oleh karena itu perlu mendapat pengetahuan mengenai beberapa tindakan pencegahan. Pusat rehabilitasi obat dapat dimanfaatkan untuk menghentikan penggunaan obat tersebut. • Bagi petugas kesehatan, alat-alat yang dianjurkan untuk digunakan sebagai pencegah antara lain sarung tangan, baju pelindung, jas laboratorium, pelindung muka atau masker, dan pelindung mata. Pilihan alat tersebut sesuai dengan kebutuhan aktivitas pekerjaan yang dilakukan tenaga kesehatan

• Bagi seorang ibu yang terinfeksi AIDS bisa menularkan virus tersebut kepada bayinya ketika masih dalam kandungan, melahirkan atau menyusui. ASI juga dapat menularkan HIV, tetapi bila wanita sudah terinfeksi HIV pada saat mengandung maka ada kemungkinan si bayi lahir sudah terinfeksi HIV. Maka dianjurkan agar seorang ibu tetap menyusui anaknya sekalipun HIV +. Bayi yang tidak diberi ASI beresiko lebih besar tertular penyakit lain atau menjadi kurang gizi • Bila ibu yang menderita HIV tersebut mendapat pengobatan selama hamil maka dapat mengurangi penularan kepada bayinya sebesar 2/3 daripada yang tidak mendapat pengobatan

Etika Kristen Terhadap HIV/AIDS •

Menurut mereka para penderita terkena penyakit yang mematikan disebabkan oleh tindakan mereka yang melanggar perintah Allah( Kel. 20 :14). Menurut pendapat mereka, virus yang mematikan ini sudah Tuhan sediakan bagi orang yang melanggar kekudusan hidup, melakukan seks bebas. Sehingga orang yang menderita virus ini sama saja terkena kutuk dari Allah. Allah adalah kudus dan Dia menginginkan manusia hidup kudus. Oleh sebab itu menurut mereka menjaga kekudusan perkawinan sangatlah penting. Pendapat ini sedemikian berakar kuat didalam diri sebagian orang Kristen, sehingga banyak diantara mereka yang sama sekali tidak mau mempedulikan para penderita.

• Dipihak lain ada orang Kristen yang berjiwa sosial, sangat memperdulikan akan para penderita. Dengan menerapkan hukum kasih, mereka berusaha untuk menjadi berkat bagi orang lain. Mengadakan penyuluhan dan seminar bagi masyarakat mengenai bahayanya penyakit ini. memberikan perhatian bagi yang sudah terinveksi, tanpa takut terjangkit oleh virus mematikan ini

• Pertanyaan selanjutnya adalah apakah orang yang terkena inveksi virus ini adalah kutuk dari Allah? • Bagaimanakah dengan anak bayi yang terinveksi virus dari ibunya semenjak dari kandungan? apakah ini merupakan dosa kutukan? Atau dengan orang yang terinveksi karena menggunakan donor darah yang sudah terinveksi ? (perlu pertimbangan). • Apakah yang harus kita lakukan sebagai hamba Tuhan ?







Prinsip yang harus diterapkan sebagai umat percaya adalah prinsip yang sudah dilakukan oleh sang guru agung kita yaitu Tuhan Yesus. Selama pelayanannya di bumi, Tuhan Yesus selalu memperhatikan orang –orang yang sudah terbuang dikalangan masyarakat marginal. Dia menunjukan kasihnya dengan menyembuhkan mereka, dan memberikan pemulihan kerohanian.(luk. 17 :11-19). Bagi mereka yang belum terkena inveksi dari virus mematikan ini, sebagai hamba Tuhan, kita harus mengadakan penyuluhan, pembinaan kepada masyarakat, dengan menekankan tentang kekudusan hidup berdasarkan firman Tuhan. Didalam 1 Tesalonika 4 :1-12 memberikan suatu pedoman untuk menjaga kekudusan hidup, dan Amsal 5:1-23 memberikan penjelasan yang sangat mendetail salah satu dampak dari hubungan perzinahan, yang merupakan salah satu cara penularan virus ini. Bagi yang sudah terinveksi, hal yang bisa dilakukan adalah, pemulihan kerohanian bagi mereka, beritakan Injil kepada mereka sehingga walaupun tubuh mereka tidak mungkin disembuhkan lagi tetapi yang terpenting jiwa mereka bisa dipulihkan dan bertobat percaya kepada Yesus.(Kisa Para rasul 4: 12)

• Etika kristen menekankan tentang kepedulian berupa tindakan lansung tanpa mempermasalahkan mengapa dia terinveksi virus yang mematikan ini. pada waktu Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang terkena penyakit kusta,(Mat. 8:1-4 ; Mrk.1:40-45 ;Luk. 5::12-26) dia tidak menanyakan mengapa mereka terkena penyakit, tetapi tindakan yang dilakukan adalah menyembuhkan mereka. Kita mungkin tidak bisa menyembuhkan mereka secara fisik tetapi yang bisa disembuhkan adalah kerohanian mereka. ( PGI untuk HIV/ AIDS dan Narkoba, Jakarta, 2008) • Sebagai orang kristen ketika menyingkapi persoalan yang demikian memang membutuhkan hikmat bukan dengan sembarangan mengeluarkan stetmen yang justru membuat penderita HIV/AIDS semakain menderita dengan keadaannya. Dengan membentuk suatu badan yang khusus menangani penderita HIV/AIDS berupa pelayanan konseling pastoral bahkan mengadakan penyuluhan di berbagai gereja berkenaan dengan bahayanya HIV/AIDS ini juga cukup membantu penderita bahkan mencegah HIV/AIDS.

Bagaimana hukum nya anak yang terinveksi HIV/AIDS sejak lahir menurut perspektif agama kristen?

Related Documents


More Documents from "Denok sisilia"