Asuhan Keperawatan Overdosis Kelompok 4 : Rina Nur Insani Nurhadaya Fauziah. L Nur Atmasari Riska Megawati Yunus
Kasus : Tn. F berusia 23 tahun di rawat RS Bhakti Husada ,purwakarta pada hari selasa 08/02/2019 datang kerumah sakit di temani keluarga dengan keluhan ,pusing,mual dan muntah ,keram dan panas serta nyeri di bagian perut dengan skala 7 dan merasa sesak , klien nampak lemas, muka nampak pucak,dan nampak sesak ,nampak otot bantu pernapasan dan terpasang infus di tangan kirinya TTV : TD: 100/70 mmhg, N : 70 X/m, P : 28 X/m , S : 36,5 c. Klien menyatakan bahwa klien dan teman-temannya mengkomsumsi obat batuk,Tn. F sebayak 10 bungkus dan 3 temannya yang meninggal dunia mengkomsumsi rata-rata 15-25 bungkus obat batuk yang dituang kedalam satu gelas, keluarga klien juga menjelaskan bahwa ini merupakan kedua kalinya klien mengkomsumsi obat batuk dalam dosis yang banyak,pertama kalinya ditawari oleh temannya tanpa mengetahui dampak dari obat tersebut.
Pengkajian : 1. Data umum a). Identitas pasien nama : Tn. F umur : 23 tahun alamat : cibatu purwakarta pekerjaan : buruh bangunan agama : islam b). Identitas penanggung jawab nama : Tn. S umur : 30 tahun alamat : cibatu purwakarta pekerjaan : buruh bangunan
2. Riwayat kesehatan a. keluhan utama : klien menyatakan nyeri perut skala 7 b. riwayat penyakit sekarang setelah minum obat klien mengatakan nyeri pada perut skala 7, pusing,mualmual,muntah darah, keram dan panas dan nyeri di bagian perut serta sesak. Provocative :klien menyatakan bahwa nyeri yang dirasakan karena obat batuk yang dikomsusmsinya. Quality : klien mengatakan gejala nyeri yang dirasakan seperti di pukul dan terasa panas. Regional :klien mengatakan nyeri pada abdomen kanan atas disertai rasa panas. Severity : skala nyeri 7
3. pengkajian primer a. Airway : Airway support terdapat sumbatan pada jalan napas berupa sekret dan lidah tidak jatuh kebelakang. b. Breathing Look : adanya pengembangan dinding dada .frekuensi 28 /menit Listen : terdengar suara nafas ronkhi. Feel : terasa hembusan nafas ,terlihat otot bantu pernafasan c. Circulasi : TD 100/70 mmhg,N 70x/menit ,klien nampak muntah darah. d. Disability : e. Exposure : rambut dan kulit kepala nampak ketombe f. Secondary survey Kesadaran : somnolen Keadaan umum : Jelek GCS : TTV : TD: 100/70mmhg N : 70 X/m P : 28 X/m S : 36, 5c 4. Pemerikasaan fisik a. Kepala Inspeksi : bentuk simetris ,rambut tampak kusam. Palpasi : ada ketombe,merasa pusing ketika digerakkan. b. Mata Inspeksi : bentuk simetris,konjungtiva nampak pucat. Palpasi : tidak ada nyeri tekan c. Hidung Inspeksi : bentuk simetris,tidak ada polip, keluar darah dari hidung Palpasi : ada nyeri tekan. d. Telinga Inspeksi : bentuk simetrisPalpasi : tidak ada nyeri tekan
e. Mulut Inspeksi : tidak terdapat darah segar saat klien muntah. f. Leher Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,getah bening dan vena jugolaris, dicurigai adanya fraktur servikal. g. Thorak Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, terdapat otot bantu pernapasan ,bentuk dada simetris Palpasi : tidak ada nyeri tekan , dan tidak ada benjolan Perkusi : resonan Auskultasi : bunyi nafas ronkhi ,frekuensi 28 x/menit,tidak ada wheezing dan stridor. h. Jantung Perkusi : mur-mur(-) ,gallop (-),bj1 dan bj2 normal i. Abdomen Inspeksi : bentuk simetris, tidak terdapat jejas Auskultasi : bissing usus normal(10 x/menit) Palpasi : turgor kulit kering, tidak ada nyeri tekan. Perkusi : timpani (redup pada organ) j. Genetalia Inspeksi : Bersih, tidak ada kelainan, terpasang kateter k. Kulit Turgor kulit kering, warna kulit sama dengan warna kulit lainnya l. Ekstremitas Atas : reflek bisep dan trisep normal ,tidak ada kelainan,ada bekas luka ditangan kanan ,terpasang infus ditangan kiri,fleksi dan ekstensi(+) Bawah : tidak ada kelainan,jari-jari lengkap
5. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorik. Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma, penting untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronik (Menurun sekian % dari harga normal ). Kercunan akut : Ringan : 40 - 70 % Sedang : 20 - 40 % Berat : < 20 % Keracunan kronik bila kadar KhE menurun sampai 25 - 50 % setiap individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus segara disingkirkan dan baru diizinkan bekerja kemballi kadar KhE telah meningkat > 75 % N 2. b. Patologi Anatomi ( PA ) Pada keracunan acut,hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas.sering hanya ditemukan edema paru,dilatsi kapiler,hiperemi paru,otak dan organ-oragan lainnya. 6. Therapi pengobatan Infus set + RL Kateter polay Suction
Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d intoksikasi 2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
Intervensi Diagnosa 1 Tujuan : pasien menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif Kriteria : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, pasien menunjukkan kemudahan bernapas, pergerakan sumbatan keluar dari jalan napas Intervensi : 1. Kaji frekuensi, kedalaman dan upaya pernapasan 2. Pengisapan jalan napas : mengeluarkan sekret dari jalan napas dengan memasukkan sebuah kateter pengisap ke dalam jalan napas oral dan/atau trakea 3. Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui penurunan atau ketiadaan ventilasi dan adanya suara napas tambahan 4. Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan pada sputum, seperti warna, karakter jumlah dan bau 5. Konsultasikan dengan tim medis dalam pemerian oksigen, jika perlu
Diagnosa 2. Tujuan : pengembalian volume cairan klien Kriteria : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam hidrasi adekuat dan status nutrisi adekuat maupun keseimbangan cairan pasien dalam batas normal Intervensi: 1. Pantau cairan elektrolit pasien (intake/output) Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur keseimbangan elektrolit. 2. Manajemen cairan (timbang berat badan, ttv, intake/output) Rasional : meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat dari kadar elektrolit serum yang tidak diharapkan. 3. Anjurkan pasien untuk menginformasikan perawat bila haus Rasional : agar dapat mencatat intake pasien Kolaborasi : laporkan dan catat haluaran kurang/lebih dari batas normal dan berikan terapi IV sesuai program.
Assalamualaikum wr. wb