SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI ZINK(II) FORMAT DAN LIGAN N,N’-DIETILTIOUREA NURUL AFFI NI’MAH 130332603281 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2017
SENYAWA KOMPLEKS
ATOM PUSAT
ATOM
ION LOGAM
LIGAN
MOLEKUL
ION
Teori HSAB (Hard and Soft Acids and Bases) Keras Asam/Basa Lunak
Perbatasan
(Pearson, 1963)
ATOM PUSAT
ZINK
[18Ar] 4s2 3d10
ZINK(II)
[18Ar] 4s0 3d10
ION KARBOKSILAT
ION ASETAT
ION FORMAT
Penelitian Sebelumnya
[Zn(Diap)2(OOCCH3)2] (Azizolla et al., 2007)
[PATH)Zn(O2CH)] Chang et al., 2001
PATH : 2-metil-I-[metil-(2pyridyn-2-il-etil)amino]propane-2-tiolat Diap : Diazinane-2-tione
TIOUREA DAN TURUNANNYA
Dapat bertindak sebagai ligan Donor atom N atau S
Penelitian sebelumnya
[Zn(tu)2I2] (Albov et al., 2013)
Zn[SC(NH2)2 ]2(CH3COO)2 Cavalca et al, 1966
Penelitian sebelumnya
[Zn(CH3COO)2(C4H8N2S)2]·H 2O Razak et al., 2001
Ligan N,N’-Dietiltiourea
Zink(II) Format
Perbandingan 1:2
Belum disintesis
Tujuan Penelitian
Mensintesis senyawa kompleks dari Zn(HCO2)2 dan N,N’-dietiltiourea dengan perbandingan stoikiometri 1 : 2
Memprediksi struktur senyawa kompleks hasil sintesis berdasarkan karakterisasi.
Metodologi Penelitian
Metode Penelitian
Sintesis Zink(II) Karbonat
Sintesis Zink(II) Format
Sintesis dari Garam Zink(II) Format dan Ligan Detu (1:2)
Karakterisasi Hasil Sintesis
Sintesis Zink(II) karbonat
ZnSO4.7H2O 5 mmol;1,43765 gram
Na2CO3 5 mmol ; 0,5299 gram
Dilarutkan dalam akuades
Dilarutkan dalam akuades
Endapan putih Disaring Diuji kandungan endapan karbonat Zink(II) karbonat
(Vasselva & Petrova., 2004)
Sintesis Zink(II) Format
ZnCO3 3 mmol; 0,3762 gram
HCOOH 6 mmol ; 0,22 mL
Dilarutkan dalam 10 mL Akuades Diaduk dengan magnetic stirrer Asam format ditambahkan setetes demi setetes Larutan garam Diaduk dengan magnetic stirrer selama 3 jam pada temperatur 100°C
Larutan tidak berwarna Ditutup dengan plastik wrap Diberi lubang kecil dengan menggunakan jarum pada plastik wrap Dibiarkan pada temperatur kamar (25°C) selama 2 hari Padatan garam zink(II) format
Uji Titik Lebur
Zink(II) Format
Uji analisis Kualitatif
Sintesis Senyawa Kompleks Zink(II) format : detu (1:2)
Ajibade & Zulu., 2010 N,N’-Dietiltiourea 2 mmol; 0,2645 gram
Zn(HCO2)2 1 mmol ; 0,1544 gram
Dilarutkan dalam 10 mL metanol Diaduk hingga homogen
Dilarutkan dalam 10 mL metanol Diaduk hingga homogen Dicampurkan ke dalam labu alas bulat Direflux selama 6 jam pada temperatur 60°C Larutan Larutan disaring Filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi Ditutup dengan plastik wrap Diberi lubang dengan menggunakan jarum Dibiarkan hingga membentuk kristal Kristal Dikarakterisasi
Kesimpulan
Uji Titik lebur dan Uji Daya Hantar Listrik
Uji SEMEDX
Karakterisasi Kristal
Uji FT-IR
Analisis Struktrur Kristal
Uji Kualitatif ion format
Data Hasil Penelitian
Sintesis Zink(II) Karbonat
ZnSO4(s)
H2O
Zn2+(aq) + SO42-(aq)
Na2CO3(s)
H2O
2Na+(aq) + CO32-(aq)
Zn2+(aq) + SO42-(aq) + 2Na+(aq) + CO32-(aq)
ZnCO3(s) + Na2SO4(aq)
Analisis Zink(II) Karbonat
H2O
ZnCO3(s)
ZnCO3(s) + 2HCl(aq)
H2O
CO2(g) + Ca(OH)2(aq)
ZnCO3(s)
ZnCl2(aq) + CO2(g) + H2O CaCO3(s) + H2O(l)
Sintesis Zink(II) Format
H2O
ZnCO3(s) ZnCO3(s) + HCOOH(l) Zn(HCO2)2(aq)
H2O
ZnCO3(s) Zn(HCO2)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Zn(HCO2)2(s) (Penguapan Lambat)
Analisis Zink(II) Format
Zn(HCO2)(s)
H2O
6HCOO-(aq) + Fe3+(aq)
Zn2+(aq) + 2HCOO-(aq) [Fe(HCOO)6]3-(aq)
Karakterisasi Zink(II) format
Uji titik lebur Zn(HCO2)2 Senyawa
Titik Lebur
ZnCO3
3000C (merck index)
ZnCO3 (hasil sintesis)
291-2930C
HCOOH
8,40C (merck index)
Zn(HCO2)2.2H2O
1400C (dekomposisi)
(Kendall & Adler., 1921) Zn(HCO2)2 (hasil sintesis)
110-1120C (dekomposisi)
TL garam ≠ TL reaktan
Sintesis Senyawa Kompleks Zink(II) format : detu (1:2)
Reaksi yang diharapkan
Zn(HCO2)(s) (C5H12N2S)(s)
CH3OH CH3OH
Zn2+(CH3OH) + 2HCOO-(CH3OH) (C5H12N2S)(CH3OH)
Zn2+(CH3OH)+2HCOO-(CH3OH)+(C5H12N2S)(CH3OH)
[Zn(HCO2)2(C5H12N2S)2](CH3OH )
Penguapan Lambat
[Zn(HCO2)2(C5H12N2S)2](CH3OH)
[Zn(HCO2)2(C5H12N2S)2](s)
Karakterisasi Senyawa Kompleks UJI TITIK LEBUR (Hasil yang Diharapkan)
Senyawa
Titik Lebur
Zn(HCO2)2
1400C (Kendall & Adler., 1921)
detu
76-780C (merck index)
Kompleks:
Pada rentang titik lebur
Zn(HCO2)2:detu = 1:2
reaktan: 780C-1100C
T.L kompleks ≠ T.L reaktan Senyawa kompleks hasil sintesis = baru
Karakterisasi Senyawa Kompleks UJI DHL (Hasil yang diharapkan)
PELARUT
Kompleks Molekuler
DHL larutan kristal LARUTAN GARAM
Kompleks Ionik
Analisis ion format
6HCOO-(aq) + Fe3+(aq)
[Fe(HCOO)6]3-(aq)
SEM
Permukaan kristal
%MASSA
EDX
%ATOM Perbandingan atom Zn : S Rumus Molekul
Prediksi Struktur
Prediksi Struktur (Gaussian 09W) • • • •
Hasil Karakterisasi Titik lebur senyawa kompleks berbeda dari Titik lebur Rektan DHL senyawa mendekati DHL pelarut Uji ion format negatif Hasil SEM-EDX Zn:S 1:2
[Zn((C5H12N2S)2(HCO2)2] Kompleks Molekuler
Energi Bebas = -1000,053 kJ/mol Tetrahedral terdistorsi di sekitar Zink(II)
Prediksi Struktur (Gaussian 09W) • • • •
Hasil Karakterisasi Titik lebur senyawa kompleks berbeda dari Titik lebur Rektan DHL senyawa mendekati DHL reaktan Uji ion format positif Hasil SEM-EDX perbandingan Zn:S 1:4
[Zn((C5H12N2S)4] (HCO2)2 Energi Bebas = -414,829 kJ/mol Kompleks Ionik Tetrahedral terdistorsi di sekitar Zink(II)
Kesimpulan
Senyawa kompleks Zn(HCO2)2 dengan ligan detu pada perbandingan stoikiometri 1 : 2 belum berhasil disintesis.
Kesimpulan yang diharapkan
Senyawa kompleks Zn(HCO2)2 dengan ligan detu pada perbandingan stoikiometri 1: 2 berhasil disintesis.
Senyawa kompleks tersebut memiliki rumus kimia [Zn((C5H12N2S)2(HCO2)2] merupakan kompleks molekuler dengan geometri tetrahedral terdistorsi disekitar atom Zn(II)
Terima Kasih
Penelitian yang Gagal Hasil sintesis senyawa kompleks berupa kristal tidak berwarna dengan titik lebur 76-79°C
Ligan
Titik lebur berada pada titik lebur ligan detu (76-78°C)
Perhitungan
Saran Dilakukan analisis menggunakan XRD single crystal untuk mengetahui struktur kristal yang terbentuk
Penelitian dapat dilanjutkan untuk mengetahui kegunaan dari kompleks yang diperoleh.
Pengertian • Nanopartikel : Nanopartikel adalah partikel yang berukuran antara 1 dan 100 nanometer • Antibakteri : zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan
Antimikroba
Penggantian ligan yang terikat oleh atom pusat dengan ligan pada sistem biologi misalnya protein dan DNA.
(Malik et al, 2011)
Senyawa Kompleks
Antibakteri
[Zn(Dmtu)2Cl2] (Burrow, et al., 2004)
Aktivitas Antibalkteri (µg mL-1) Dmtu
[Zn(Dmtu)2Cl2]
Aspergillus niger
440
540
Penicillium citricum
360
380
Malik et al., 2011
Zn(HCO2)2.2H2O
Antibakteri Bakteri
Aktivitas antibakteri (µg/mL)
S. aureus
312
E. coli
5000
C. albicans
625 Zalenak et al., 2002
(Malik et al, 2011)
Prekursor sintesis nanopartikel ZnS Kompleks zink(II) dengan ligan N,N’diisopropylthiourea and N,N’-dicyclohexylthiourea
Prekursor sintesis nanopartikel ZnS (Moloto et al, 2009) [Cd(Detu)2(OOCCH3)2]·H2O
Prekursor nanopartikel CdS (Ajibade., 2013)
POLA KOORDINASI ION KARBOKSILAT SEBAGAI LIGAN
Kumar et al., 2010
Pola koordinasi urea sebagai ligan
(Drakopoulou et al., 2010)
SEM Permukaan sampel
Scanning Electron Microscopy Untuk mengetahui bentuk perm. kristal
Pelapisan Lapisan tipis emas
Berkas elektron
Elektron pantulan
46
EDX Sinar-X dipancarkan
Energy Dispersive XRay Untuk mengetahui komposisi unsur kristal
Elektron jatuh ke tempat kosong
M
L
K
Elektron terpental
Elektron penumbuk
47
UJI FTIR
(Marcotrigiano & Bettistuzzi., 1974)
(Marcotrigiano & Bettistuzzi., 1972)
(Gosavi dan Rao., 1966)
Asam-Basa Keras-Lunak (HSAB) •
Asam basa lunak adalah asam basa yang elektron-elektron valensinya mudah terpolarisasi atau dilepaskan (sifat terpolarisasi tinggi).
•
Asam basa keras adalah asam basa yang tidak mempunyai elektron valensi atau elektron-elektron valensinya sukar terpolarisasi atau dilepaskan (sifat terpolarisasi rendah).
•
Ion logam-logam yang terletak pada bagian kiri sistem periodik unsur bersifat asam keras karena rendahnya sifat elektronegatif atau tingginya sifat elektropositif.
•
Logam pada bagian kanan sistem periodik unsur bersifat asam lunak karena tingginya sifat elektronegatif atau rendahnya sifat elektropositif.
•
Beberapa ion logam dengan muatan ion rendah bersifat asam lunak, dan muatan ion tinggi bersifat asam keras.
Klasifikasi Asam Basa Lunak-Keras (Pearson, 1963) Klas Keras
Daerah Batas
Lunak
Asam H+, Li+, Na+, K+ Be2+, Mg2+, Ca2+, Sr2+ Ti4+, Cr3+,Cr6+, Mn2+, Mn7+, Fe3+, Co3+
Basa H2O, NH3, N2H4 F-, Cl-, OH-, ROH, R2O NO3-, ClO4-, CH3COO-
BF3, BCl3, Al3+, AlCl3, AlH3 CO2, Si4+ Cl5+, Cl7+, I5+, I7+ HX (Molekul ikatan hidrogen)
O2-, CO32-, SO42PO43-
Fe2+, Co2+, Ni2+, Cu2+, Zn2+, Sn2+, Pb2+
C6H5NH2, N3-, N2, NO2-, Br-
C6H5+, NO+, Sb3+, Bi3+, SO2
SO32-
Cu+, Ag+, Au+, CH3Hg+ Hg2+, Hg2+, Cd2+, Pd2+, Pt2+, Pt4+ Br2, Br+, I2, I+, O, Cl, Br, I, N Atom-atom Logam
H-, C2H4, C6H6, CO, SCNCN-, IS2-, S2O32-
HSAB • Polarisasi adalah Perubahan bentuk awan elektron dari suatu molekul akibat adanya pengaruh dari molekul lain Asam Keras
Basa Keras
Asam Lunak
Basa Lunak
Elektronegatif rendah
Elektronegatif tinggi
Elektronegatif tinggi
Elektronegatif rendah
Menarik elektron Dalam ikatan kuat
Punya eV
Mudah mempolarisasi eV dari basa
Pengaruh Polarisasi (Kashmir Fajan)
(a): Senyawa ionik ideal tanpa adanya polarisasi (b): Senyawa ionik dengan adanya polarisasi (c): polarisasi yang ekstrim hingga menghasilkan senyawa kovalen
Energi bebas?
Jumlah maksimum energi yang dibebaskan pada suatu proses yang terjadi pada suhu tetap dan tekanan tetap.
KEKUATAN LIGAN • Menurut Fajans dan Tsuchida • Deret spektrokimia I- < Br < S2- < SCN- < Cl- < NO3- < F- < urea ~ OH- < ox2- ~ O2- < H2O < NCS- < CH3CN < NH3 ~ py < en < bipy~phen < NO2- < fosfina < C6H5- < CN- < CO
Kepolaran Molekul Molekul Bersifat
µ>0
Polar Tersusun atas
Atom-atom yang sama O3
µ=0
Nonpolar
Tersusun atas
Atom- atom yang berbeda
Atom-atom yang sama
HF H2O
Cl2
Atom-atom yang berbeda CH4
Asam-Basa Lewis • •
Asam : spesies penerima pasangan elektron Basa : spesies donor pasangan elektron
Asam-Basa Lunak-Keras
Asam- basa lunak merupakan asam-basa yang elektron- elektronnya mudah terpolarisasikan atau mudah dilepaskan, sedangkan asam-basa keras merupakan asam-basa yang tidak memiliki elektron valensi atau yang memiliki elektron valensi sukar terpolarisasi.
Teori Hard and Soft Acids and Bases (Pearson; 1963)
59
Elektronegatifitas
Keelektronegatifan berdasarkan skala Pauling
60
Energi Bebas
Jumlah maksimum energi yang dibebaskan pada suatu proses yang terjadi pada suhu tetap dan tekanan tetap.
61
• Titik lebur diukur dengan memanaskan secara perlahan senyawa kompleks hasil sintesis. Senyawa kompleks hasil sintesis adalah senyawa baru jika titik leburnya berbeda dengan titik lebur garam dan ligan penyusun. Senyawa kompleks hasil sintesis adalah senyawa murni jika rentang titik leburnya tidak lebih dari 2°C. • Daya hantar listrik digunakan untuk menentukan senyawa kompleks hasil sintesis sebagai kompleks molekuler atau ionik. Jika DHL senyawa kompleks hasil sintesis mendekati DHL pelarut maka senyawa kompleks tersebut adalah kompleks molekuler sedangkan jika DHL senyawa kompleks hasil sintesis mendekati DHL garam maka senyawa kompleks tersebut adalah kompleks ionik.
62
• Kompleks dengan ion logam d10 tidak berwarna: orbital d terisi penuh, tidak terjadi transisi d-d. • Jika seny kompleks berwarna, maka berasal dari ligan • Harga EPML sama dengan nol menyebabkan kestabilan pembentukan senyawa kompleks tidak dapat dijelaskan melalui teori medan ligan dan medan kristal. • Sifat diamagnetik senyawa kompleks disebabkan semua elektronnya berpasangan sehingga momen magnetiknya selalu nol (Fariati, 2000: 4). 63
[Zn(Diap)2(OAc)2].H2O
Baseshti et al, 2007
[Zn3(Oac)2(µ2-η2:η1 –OAc)2(µ2-η1:η1 –OAc)2(H2O)2(3,5-lutidine)2]
Kumar et al, 2010
[Zn3(OAc)2(µ2-η1:η1 –OAc)4(µ2-η2:η0 –OAc)2 (2,3-lutidine)2]
Kumar et al, 2010
[Zn3(OAc)2(µ2-η1:η1 –OAc)4(µ2-η2:η0 –OAc)2 (2,4-lutidine)2]
Kumar et al, 2010
[Zn(OAc)2(µ2-η1:η1 –OAc)(3,4-lutidine)]
Kumar et al, 2010
Zn(II) Acetate Complex with 2-Amino-5-ethyl-1,3,4-thiadiazole
Ishankhodzhaeva et al, 2001
Dichlorobis(1,3-dimethylthioureajS)zinc(II)
Burrow et al, 2004
Ajibade & Zulu, 2010
Aktivitas Biologis •
Ligan memiliki afinitas yang besar terhadap ion logam, sehingga dapat menurunkan kadar ion logam yang toksis dalam jaringan dengan membentuk kelat yang mudah larut dan kemudian diekskresikan melalui ginjal. Contoh ligan dalam sistem biologis : • Asam amino protein seperti; glisin, sistein, histidin, histamin dan asam glutamat • Vitamin sperti ;riboflavin dan asam folat • Basa purin seperti hipoxanthin dan guanosin • Asam trikarboksilat seperti asam laktat dan asam sitrat
Kelat dalam sistem biologis contohnya: 1.Kelat yang mengandung logam Fe a. Enzim forfirin : katalase, peroksidase dan sitokrom b. Enzim non forfirin : akotinase, aldolase dan feritin c. Molekul transfer oksigen spt Hb dan mioglobin 2.Kelat yang mengandung logam Cu Enzim oksidase : asam askorbat oksidase, tironase dan polifenol oksidase 3.Kelat yang mengandung logam Mg Enzim proteolitik, fosfatase dan karboksilase 4.Kelat yang mengandung logam Mn Arginase, prolidase dan oksaloasetat dekarboksilase 5.Kelat yang mengandung logam Co cth :Vit B12 dan enzim karboksi peptidase
• Penggunaan ligan dalam bidang farmakologi: Membunuh mikroorganisme parasit, dengan cara membentuk kelat dengan logam esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan sel(bakterisida. Fungisida, virisida). • Contoh : Isoniazid, tiasetazon, etamburol yang dapat bereaksi dengan ion Cu++ serum, membentuk kelat yang mudah larut dalam lemak, sehingga mudah menembus dinding sel Mycobacterium tuberculosis. Untuk menghilangkan logam yang tidak diinginkan atau yang membahayakan organisme hidup(antidotum keracuan logam) • Contoh : Dimerkaprol yang mengandung gugus sulfhidril yang dapat berinteraksi dengan arsen organic membentuk kelat yang mudah larut. Senyawa ini spesifik untuk antidotum keracunan arsen organik, logam Sb, Au dan Hg. • Penisilamin, senyawa hasil hidrolisis penisilin dalam suasana asam, yang digunakan untuk antidotum keracunan logam Cu, Au dan Pb.
Penggunaan ligan •
Ligan sebagai antidotum keracunan logam berat atau untuk pengobatan lainnya, dapat menimbulkan toksisitas yang cukup besar, karena dapat mengikat logam lain yang justru diperlukan untuk fungsi fisiologis normal.
• contoh : 1. Tiasetazon, difenilditiokarbon, oksin dan aloksan dapat menimbulkan awal penyakit diabetes melitus, karena obat tersebut membentuk kelat denagn Zn pada sel pankreas sehingga menghambat produksi insulin. 2. Hidralazin (apresolin), obat penurun tekanan darah , menimbulkan efek samping anemia karena dapat membentuk kelat dengan Fe darah 3. Dimerkaprol dan isoniazid, cenderung menimbulkan efek seperti Histamin, karena membentuk kelat dengan logam Cu yang berfungsi sebagai katalisator enzim perusak histamin.
UJI FTIR
Marcotrigiano, G., 1976