Erica Febriana (17360056) Pembimbing: dr. Hj. Sumarnita Tarigan Sp.S
Pendahuluan
Cerebellum adalah organ sentral yang terletak di fossa posterior intracranial. Cerebellum terbagi menjadi 3 bagian yaitu vestibuloserebelum, spinoserebelum, dan serebroserebelum. Cerebellum memiliki 3 lapis cortex dan serabut saraf aferen dan eferen yang saling berhubungan. Cerebellum berfungsi dalam kontrol motorik dan fungsi kognitif selain itu juga berfungsi sebagai fungsi sensoris.
Cerebellum Cerebellum terletak di fossa cranii posterior dan di bagian superior ditutupi oleh tentorium cerebelli, dan terletak di posterior ventriculus quartus, pons, dan medula oblongata. Cerebellum berbentuk agak lonjong dan menyempit pada bagian tengahnya serta terdiri dari dua hemispherium cerebelli yang dihubungkan oleh bagian tengah yang sempit yaitu vermis. Cerebellum berhubungan dengan aspek posterior batang otak melalui tiga berkas serabut saraf yang simetris yang disebut pedunculus cerebellaris superior, medius, dan inferior.
Cerebellum tersusun dari: 2 tipe input akson : climbing fibers dan mossy fibers 5 tipe serabut neuron instrinsic : sel granula, sel stelata, sel basket, sel golgy dan sel purkinje 1 tipe output neuron : sel dari nucleus cerebellar 2 tipe serat aferen menuju korteks yaitu : mossy fibers yng berakhir kontak sinaptik dengan sel granuler
Mossy fibers bercabang cabang dan berakhir di lapisan granuler. Cabang ini berhubungan dengan cabang dendrit yang berbentuk seperti cakar dari sel granuler. Mossy fiber menghantar impulsnya ke sel-sel granuler. Climbing fiber yang masuk ke lapisan molekuler dan berada diantara dendrit sel purkinje. Serat ini berakhir di nucleus central cerebelli, dengan pengecualian beberapa serat dari korteks lobulus flocculonoduler keluar dari cerebellum dan berakhir di nucleus dibatang otak. Kedua serabut ini mempunyai asal yang berbeda. Mossy fiber adalah kedua ujung saraf yang memasuki cerebellum dari luar yaitu traktus spinocerebellaris dan ontocerebellaris. Sedangan climbing fiber berasal dari nukleus dalam cerebellum
lanjutan
Intrinsik neuron : 1. Granule sel 2. Sel stelata dan sel basket 3. Sel golgi 4. Sel purkinje
Output neuron : sel output terletak pada nucleus cerebelli. Menerima impuls dari climbing, mossy fiber dan axon sel purkinje. Aksonnya menuju batang otak dan thalamus melalui pedunculus cerebelli superior dan juxtarestiform body
Ada 3 jalan yang dapat dilalui untuk dapat keluar atau masuk dari cerebellum, di dalam jalur ini terdapat serabut-serabut yang serebelopetal (aferen), disamping itu ada pula serabut-serabut yang serebelofugal (eferen) yaitu korpus restiforme : serabut aferen dan serabut eferen, brachium pontis, brachium konjungtivum. Secara filogenetik cerebellum dapat dibagi atas : 1. Paleocerebellum terdiri dari lobus anterior, pyramis, dan uvula 2. Neocerebellum terdiri dari lobus posterior 3. Archicerebellum terdiri dari lobus flocculonodularis
Hemisphaerium cerebelli terbagi oleh adanya fissura posterolateral menjadi corpus cerebelli yang secara filogenetik tergolong paleocerebelli maupun non cerebelli. Corpus cerebelli terbagi menjai lobus anterior dan lobus posterior. Lobus anterior terletak di depan fissura primarius yang terdiri dari vermis anterior dan korteks paravermian. Fungsi utama bagian ini adalah untuk regulasi tonus otot dan mempertahankan sikap badan. Seluruh lobus anterior bersama pyramis dan uvula tergolong paleocerebelli. Dan lobus posterior terletak antara fissura primarius dengan fissura posterolateralis yang terdiri dari vermis dan bagian terbesar hemisfer cerebellum.fungsi utama bagian ini adalah koordinasi berbagai gerakan lincah yang diawali dari korteks serebri. Seluruh lobus posterior kecuali pyramis dan uvula tergolong neocerebellum.
Bagian vermis yang sesuai dengan tonsil ialah uvula, pyramis dan uvula vermis termasuk paleocerebellum menerima input dari neocortex via tractus cortico pontocerebellaris, fungsinya yaitu mengatur koordinasi aktivitas otot skelet dan mempertahankan sikap tubuh. Untuk lobus flocculonodularis tergolong archicerebellum menerima input dari komplek vestibuler, fungsinya untuk menjaga postur dan mempertahankan keseimbangan.
Suplai darah dari cerebellum
Arteri Cerebellum menerima suplai darah dari tiga pasang arteri yaitu: Arteri serebelaris inferior anterior, arteri serebelaris superior dan arteri serebelaris posterior inferior Vena Setiap hemisfer cerebellum mempunyai empat kelompok besar: a. Vena serebelaris rostromedial b. Vena serebelaris rostrolateral c. Vena serebelaris kaudal d. Venae flocuccaleres
1. 2. 3. 4.
Fungsi : Mempertahankan keseimbangan tubuh Orientasi dalam ruangan Mengatur tonus otot Mengatur ostur tubuh
Cerebellum adalah bagian otak dimana korteks cerebri menerima impuls darinya untuk melalukan koordinasi yang mengatur gerakan voluter, sehingga memegang peran penting pada fungsi motorik.semua modalitas sensoris (taktile, auditori, visual) memberi impuls pada cerebellum, secara umum vermis menerima input aferen dari medula spinalis, floculonoduler dari sistem vestibuler, dan hemisfer cerebellum dari korteks serebri.setelah menerima signal, cerebellum mengoreksi kesalahan dari gerak otot.
Truncal ataksia: pasien tidak dapat duduk atau berdiri tanpa bantuan dan cenderung untuk jatuh ke belakang. Limb ataksia: kadang lengan cenderung hiperpronasi saat istirahat dan menjulang keatas jika ditekan ke bawah dan dilakukan pemeriksaan finger nose dan heelkneeeshin test akan menunjukkan ataksia ringan pada tungkai Ataksia akut:baik karena perdarahan serebelar atau infark Ataksia subakut disebabkan oleh: a. Infeksi virus anak-anak 2-10 tahun: tungkai dan gait ataksia, disatria muncul lebih dari beberapa jam hingga hari dapat berlangsung hingga 6 bulan dan dapat sembuh b. Infeksi lainnyahidrosefalus, tumor fossa posterior, abses, infeksi, parasit dan keracunan.
Ataksia episodik: ataksia yang menetap.berbagai penyebab: penaruh obat-obatan, mltiple sclerosis, dan TIA Ataksia progresif kronik: disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol kronis yang berhubungan dengan malnutrisi, dan dapat juga terjadi dengan kekurangan lainnya, termasuk zinc dan vitamin E
Lesi di neocerebellum: Hipotonia: otot kehilangan kemampuan untuk melawan , pasien akan berjalan sempoyongan. Disebabkan oleh hilangnya pengaruh fasilitas cerebellum terhadap stretch reflex Disequilibrium: kehilangan keseimangan oleh karena tak asa kordinasi kontraksi otot skelet Dissynergia: kehilangan koordinasi kontraksi otot meliputi, Disarthria: dimana berbicara tergagap, tersendak-sendak dengan suku kata terpisah dapat dibuktikan dengan meminta pasien untuk mengulang kata-kata. Distaxia : tidak bisa mengkoordinasikan kontraksi otot skelet Dismetria : salah menafsir jarak, disebabkan karena kontraksi otot tidak dihentikan oleh otot-otot. Tiak mampu menghentikan gerakan pada titik yang diiinginkan. Disdiadikokinesis : tidak mampu mengubah gerakan dengan cepat disebabkan oleh adanya kontraksi dan relaksasis yang lambat atau berlebihan (contoh: dari fleksi ke ekstensi). Intentio tremor : tremor di tangan bila hendak melakukan sesuatu gerakan. Tremor ini terjadi karena ada gangguan dalam koordinasi gerakan, penderita sadar dan berusaha untuk mengoreksinya.
Titubasi : tremor yang ritmis pada kepala dengan kecepatan 34 kali /menit Nystagmus : bola mata distaxia kiri dan kanan, karena suatu iritasi vestibuler fiber atau oleh karena penekanan nucleus vestibuler Gangguan pada mata : terjadi deviasi ke atas dan keluar dari bola mata pada sisi berlawanan dengan lesi dan deviasi ke bawah dan ke dalam dari bola mata pada sisi lesi Gerakan rebound : ketidakmampuan mengontrol gerakan. Contoh: kalau lengan bawah difleksikan dengan pasif, kalau dilepas lengan tersebut akan memukul dada Sindroma hemisfer cerebellaris : rusak satu hemisphaerum cerebella, gejala: Distaxia dan hipotonia anggota badan ipsilateral. Etiologi: neoplasma dan infark Sindroma vermis rostralis : rusaknya lobus anterior, gejala: distaxia kaki dan truncus, etiologi: keracunan alkohol, terjainya degenerasi bagian anteriror vermis.
Sindroma vermis caudalis : rusak lobus posterior dan flocculonodularis, gejala : distaxia truncus sehingga tak mampu berdiri tegak dan nystagmus Sindroma pancerebellaris : rusak pada kedua hemisphaerum cerebellaris, gejala: bilateral distaxia, disarthria, nystagmus, hipotonia, etiologi: degenerasi, multiple sclerosis, keracunan alkohol Lesi di paleocerebellum dapat memberikan gejala gangguangangguan sikap tubuh dan tonus otot Lesi di archicerebellum dapat memberikan gejala berupa ataksia trunkal, yaitu dimana penderita bila disuruh dduduk tampak badannya bergoyang. Selain itu juga memberikan gejala berupa vertigo dimana penderita merasa seikitar atau badannya bergoyang
Kesimpulan Cerebellum menempati fossa kranialis posterior dan diatapi oleh tentoriumserebeli. Suatu gerakan volunter akan melibatan cerebellum untuk menyusun konsep gerakan, sistem peglihatan (untuk memberi informasi tentang usaha yang harus dibuat dan pengarahan urutan gerakan), sistem motorik, sitem sensorik, dan sebagai pengawas serta pengarah informasi. Gangguan pada cerebellum dapat disebabkan oleh idiopatik degeneration, neoplasma, infeksi, gangguan vascular, trauma dan metabolic disorder.