Konsep Dasar Penyakit dan Konsep Asuhan Keperawatan Pada Apendisitis dan Peritonitis
APENDISITIS
Konsep Dasar Penyakit
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
ANATOMI Appendik adalah suatu pipa tertutup yang sempit yang melekat pada secum (bagian awal dari colon). Bentuknya seperti cacing putih. Secara anatomi appendik sering disebut juga dengan appendix vermiformis atau umbai cacing. Appendik terletak di bagian kanan bawah dari abdomen. Tepatnya di ileosecum dan merupakan pertemuan ketiga taenia coli. Muara appendik berada di sebelah postero-medial secum.
PENGERTIAN Apendisitis adalah peradangan dari apendik vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Arif Mansjoer 2001). Apendisitis akut adalah penyebab paling umum, inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001). Dapat disimpulkan bahwa apendisitis
3. Laki-laki lebih banyak dari wanita. remaja dewasa ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut.
4. Kelainan bentuk apendik
1. Obstruksi Lumen
2. Infeksi kuman dari kolon yang paling sering adalah E. Coli dan streptococcus
PENYEBAB
KLASIFIKASI Apendisitis Akut
Apendisitis akut memiliki gejala khas yang didasari oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat,
Apendisitis Kronik
Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan adanya : riwayat nyeri perut kanan bawah
Tanda dan Gejala Nyeri mulai pada pertengahan abdomen
Mual dan muntah
Demam ringan dan lekositosis
- Nyeri tekan - Bila apendisitis obstruktif, nyeri mungkin bersifat kolik - Pada apendisitis kataralis, umumnya lebih bersifat toksik - Apendiks yang tidak pada tempat yang klasikretrosekal, pelvis dan lain-lain, memberikan tanda yang tidak khas misalnya tanda-tanda saluran kemih dan lainlain - Pada perforasi, akan ditemukan leukositosis, demam dan nyeri. - Abses apendikular, dengan terbanyak suatu massa, dapat timbul 24 s/d 72 jam setelah gejala pertama.
KOMPLIKASI PERFORASI
PERITONITIS
Keterlambatan penanganan merupakan alasan penting terjadinya perforasi. Perforasi apendik akan mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat meliputi seluruh abdomen menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defabs muskuler di seluruh perut, peristaltik usus menurun sampai menghilang karena ileus peristaltik (Syamsuhidajat, 1997)
Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dan apendisitis. Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritonium menyebabkan timbulnya peritonitis generalista. Dengan begitu, aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus peristaltik, usus kemudian menjadi meregang (Price dan Wilson, 2006).
Terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi pendindingan oleh omentum. Umumnya massa apendik terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan MASSA mulai apabila tidak terjadi peritonitis generalisata PERIAPENDIKULE (Ahmadsyah dan Kartono. 1995)
R
PORTOFLEBITIS
Portoflebitis adalah tromboflebitis yang bersifat supuratif pada sistem vena portal. Demam tinggi, menggigil, ikterus yang samar-samar, dan nantinya dapat ditemukan abses hepar, merupakan pertanda telah terjadinya komplikasi ini.
Penatalaksanaan Medis
1. Pemeriksaan Darah Lengkap 2. Urinaslisis 3. Foto Abdomen
Apendikt omi
1. Terapi Antibioti k 2. Perawata
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
Periode Praoperasi 1. Kaji tanda vital
2. Pengkajian abdominal dapat menunjukkan nyeri abdomen kuadran bawah, nyeri lepas McBurney. 3. Kapan defekasi terakhir. Adakah kesulitan berkemih.
Peride Post Operatif
1. Kaji tingkat kesadaran 2. Ukur tanda-tanda vital. 3. Kaji kulit : Warna. Bengkak, Suhu (hangat, kering, dingin, lembab) 4. Kaji terhadap nyeri atau mual. 5. Kaji status infuse, alat drainase luka 6. Evaluasi kembalinya reflex gag
Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan apendisitis pre operatif menurut (Doenges,2000) antara lain: 1. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi. 2. Resiko tinggi terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan pemasukan cairan yang tidak adekuat (mual,muntah dan anoreksia).
Diagnosa keperawatan post operasi apendisitis, antara lain adalah: 1. Nyeri berhubungan dengan adanya insisi bedah. 2. Resiko tinggi terjadinya kekurangan cairan berhubungan dengan pembatasan cairan pascaoperasi. 3. Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mendapat informasi.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
PERITONITIS
ANATOMI Peritoneum terdiri dari dua bagian yaitu peritoneum parietal yang melapisi dinding rongga abdomen dan peritoneum visceral yang melapisi semua organ yang berada dalam rongga abdomen. Ruang yang terdapat diantara dua lapisan ini
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum PENGERTIAN lapisan membrane serosa rongga abdomen dan meliputi visera merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Peritonitis merupakan sebuah proses peradangan pada membrane serosa yang
1. Penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi. Perforasi lambung, kandung empedu, usus buntu, asites 4. Peritonitis mekonium dapat terjadi jika ada defek pada dinding usus pada masa antental
Peritonitis dapat terjadi setelah suatu pembedahan. Cedera pada kantung empedu, ureter, kandung kemih, atau usus selama pembedahan dapat memindahkan bakteri ke dalam perut.
PENYEBAB
3. Trauma tembus dapat mengakibatkan peritonitis sampai dengan sepsis bila mengenai organ yang berongga intra peritonial
PATOFISIOLOGI Reaksi awal peritonium terhadap invasi oleh bakteri adalah keluarnya eksudat fibrinosa. Abses terbentuk di antara perlekatan fibrinosa, yang menempel menjadi satu dengan permukaan sekitarnya sehingga membatasi infeksi. Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi menghilang, tetapi dapat menetap sehingga benang-benang fibrosa nantinya dapat mengakibatkan obstruksi usus. Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritonium atau bila infeksi menyebar, dapat timbul peritonitis umum. Dengan perkembangan peritonitis umum, aktifitas peristaltik berkurang, usus kemudian menjadi meregang. Cairan dan elektrolit hilang ke dalam lumen usus.
klasifikasi Peritonitis Bakterial Primer Merupakan peritonitis akibat kontaminasi bakterial secara hematogen pada cavum peritoneum biasanya E. Coli, Sreptococus atau Pneumococus, dibagi menjadi dua, yaitu Spesifik dan Non spesifik.
Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (Supurativa) Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau perforasi tractus gastrointestinal atau tractus urinarisis. Bakteri anaerob, dapat memperbesar pengaruh bakteri aerob dalam menimbulkan infeksi
Peritonitis Tersier Peritonitis yang disebabkan oleh jamur. Peritonitis Bentuk lain dari Peritonitis 1. Aseptik/steril peritonitis 2. Granulomatous peritonitis 3. Hiperlipidemik peritonitis 4. Talkum peritonitis
Tanda dan Gejala Tanda-tanda peritonitis relative sama dengan infeksi berat yaitu demam tinggi atau pasien yang sepsis bisa menjadi hipotermia, tatikardi, dehidrasi hingga menjadi hipotensi. Nyeri abdomen yang hebat biasanya memiliki punctum maximum ditempat tertentu sebagai sumber infeksi. Dinding perut akan terasa tegang karena mekanisme antisipasi penderita secara tidak sadar untuk menghindari palpasinya yang menyakinkan atau tegang karena iritasi peritoneum.
KOMPLIKASI KOMPLIKASI DINI
KOMPLIKASI LANJUT
1. Septikemia dan syok septik 1. Adhesi 2. Syok hipovolemik 2. Obstruksi intestinal 3. Sepsis intra abdomen rekuren rekuren yang tidak dapat dikontrol dengan kegagalan multi sistem 4. Abses residual intraperitonial 5. Portal Pyemia
Penatalaksanaan Medis Diagnostik
• Laboratorium • X-Ray (Foto polos abdomen anterior, posterior, lateral)
Pembedahan
• Laparatomi • Lavase Peritonium
Non Pembedahan
• Cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik, dan vitamin, analgesik, penghisapan nasogastrik. • Terapi oksigen, spirometer insentif.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Pengkajian Riwayat keperawatan
Identitas klien 1. Riwayat Penyakit
Sekarang; peritinotis dapat terjadi pada seseorang dengan peradangan iskemia, peritoneal diawali terkontaminasi material, sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik, lupus eritematosus, dan sirosis hepatis dengan asites. 2. Riwayat Penyakit Dahulu; seseorang dengan peritonotis pernah ruptur saluran cerna, komplikasi post operasi, operasi yang tidak steril dan akibat pembedahan, trauma pada kecelakaan seperti ruptur limpa dan ruptur hati. 3. Riwayat Penyakit Keluarga; secara patologi peritonitis tidak diturunkan, namun peritonitis ini disebabkan oleh bakterial primer,
Pemeriksaan Fisik – Sistem pernafasan Pola nafas irregular (RR> 20x/menit), dispnea, retraksi otot bantu pernafasan serta menggunakan otot bantu pernafasan. – Sistem kardiovaskuler Klien mengalami takikardi karena mediator inflamasi dan hipovelemia vaskular karena anoreksia dan vomit. Didapatkan irama jantung irregular akibat pasien syok (neurogenik, hipovolemik atau septik), akral: dingin, basah, dan pucat. – Sistem Persarafan Klien dengan peritonitis tidak mengalami gangguan pada otak namun hanya mengalami penurunan kesadaran.
- Sistem Perkemihan Terjadi penurunan produksi urin. - Sistem Pencernaan Klien akan mengalami anoreksia dan nausea. Vomit dapat muncul akibat proses patologis organ visceral (seperti obstruksi) atau secara sekunder akibat iritasi peritoneal. Selain itu terjadi distensi abdomen, bising usus menurun, dan gerakan peristaltic usus menurun (<12x/menit). - Sistem Muskuloskeletal dan Integumen Penderita peritonitis mengalami letih, sulit berjalan, nyeri perut dengan aktivitas. Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kekuatan otot mengalami kelelahan, dan turgor kulit menurun akibat kekurangan volume cairan.
• Complete Blood Count (CBC) • PT, PTT dan INR • Test fungsi hati jika diindikasikan • Urinalisis
• USG • CT Scan • MRI
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiologi
• Foto polos abdomen
X. Ray
Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan pre operatif peritonitis diantaranya adalah: 1. Kurang volume cairan b.d. Perpindahan cairan ke rongga peritoneum, muntah, perforasi intestin. 2. Resiko tinggi terjadinya perluasan infeksi b.d. Inflamasi pada rongga peritoneum. 3. Nyeri akut b.d. Iritasi kimia peritoneum perifer, akumulasi cairan dalam abdomen/peritoneal, trauma
Diagnosa keperawatan pre operatif peritonitis diantaranya adalah:
Rencana Asuhan Keperawatan