Ppt Buk Ekaaaaaaaaaaa.pptx

  • Uploaded by: Fauziah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Buk Ekaaaaaaaaaaa.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,078
  • Pages: 15






Tumbuh kembang anak menurut Dr. Soedjiningsih mencakup dua peristiwa yang berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu mengenai pertumbuhan dan perkembangan. Menurut Ngastiah (2002) yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan perdevinisinya seperti berikut: Pertumbuhan (growth) merupakan masalah dalam besar, jumlah ukuran dimensi tingkat sel organ maupun individu yang dapat di ukur dengan ukuran berat (gram, volum, kilo). Ukuran panjamg dengan cm atau m, umur tulang dan keseimbanmgan metabolik (retensi kalsium nitrogen tubuh). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratrur sebagai hasil dari proses pematangan.

Menurut Rohmah (2009) secara umum ada dua faktor yang mempengaru di antaranya adalah herediter dan faktor lingkungan. 1. Faktor herediter Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil-hasil proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah di buahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan termaksud faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku atau bangsa. 2. Faktor lingkungan 

1. Perkembangan kognitif Perkembangan anak usia dini meliputi perkembangan kemampuan kognitifnya.kemampuan kognitif ini berkaitan dengan daya ingat, kemampuan menganalisi maupun kemampuan memecahkan masalah. Anak usia dini adalah peneliti kecil, mereka aktif melakukan percobaan dan menganalisa apa yang ada disekelilingnya. Di sini dukungan lingkungan untuk menunjang perkembangan kognitif anak sangat diperlukan . interaksi yang sehat antara anak dan lingkungan dapat mengoptimalkan perkembangan kognitifnya. 2. Perkembangan intelektual Perlu kita ketahui bahwa perkembangan intelektual anak pada usia dini sangat berpotensi untuk menyerap berbagai macam hal baru. Untuk itu, kita harus membimbing anak kita untuk bisa terus mengembangkan intelektualitasnya dengan berbagai cara. Selain itu, intelektual anak pada usia dini juga sangat kuat untuk menyerap kesenian dan bahasa. Mengajarkan kesenian pada anak usia dini akan mudah terserap dari pada usia dewasa. Kemudian , mengajarkan anak untuk mempelajari bhasa akan lebih mudah diserap saat usianya masih dini.

1. Peristiwa kelahiran Di negara sedang berkembang, penyebab cacat mental yang utama kerusakan pada otak saat kelahiran. Kehamilan yang tidak terkontrol, bimbingan persalinan yang tidak tepat, bantuan persalinan salah, fasilitas persalinan yang tidak memadai banyak mengakibatkan kerusakan pada otak anak. 2. Infeksi Anak menderita infeksi yang merusak otak seperti meningitis, enchephalitistu berkulosis, dan lain-lain. 3. Malnutrisi berat Kekurangan makanan bergizi semasa bayi dapat mengganggu pertumbuhan dan susunan syaraf pusat. Malnutrisi ini kebanyak terjadi pada kelompok ekonomi lemah. 4. Kekurangan yodium Kekurangan yodium dapat mempengaruhi perkembangan mental anak, termasuk penyebab cacat mental anak.

1. Periode infant (0-1 thn) a. Pada masa intra uterine merupakan masa yang aman dan nyaman serta terjaminnya kebutuhan diri secara langsung melalui peradaran blood flow feto plasenta. Sementara kehidupan ekstra uterine seorang bayi merupakan mahluk yang tidak berdaya sehingga lingkungan perlu melindungi dan menciptakan rasa aman dan dapat di percaya.

b. Perkembangan psikointelektual ( fase semsorik motorik) pada masa ini terbagi menjadi 6 sub masa:  (0-1 bln) modifikasi reflek-reflek dan adanya reflek primitive  (4 bln) reaksi pengulangan pertama , aktivitas yang memberikan kepuasaan akan di ulang-ulang (pada umumnya berasal dari tubuhnya sendiri)  (4-10 bln ) reaksi pengulangan dua obyek aktivitas diluar dirinya.  (10-12 bln) koordinasi reaksi sekunder, mengkoordinasikan dua kegiatan.  (12-18 bln) reaksi pengulangan ketiga, anak mulai mencari dan mencapai sistem untuk mencapai tujuan.  (18-24 bln) permulaan berpikir dulu sebelum bertindak

c. Tugas perkembangan pada fase infant

a. belajar memakan makanan yang keras b. belajar berbicara c . berjalan d. Perkembangan psikososial (fase oral)

Sumber kepuasaan dan kenikmatan terletak di mulut. Rangsangan lapar dan semua benda yang dapat dimasukan ke mulut.

2. Periode toodler (1-3 thn) a . perkembangan psikososial ( fase autonomy vs fase shame) anak dapat mengatur dirinya sendiri , jika hasilnya baik anak akan meningkatkan kontrol diri. Jika hasilnya tidak baik maka nak akan meras malu. Bila pada fase ini kebutuhan tidak dapat di penuhi dengan baik maka akan timbul perassn malu, ragu-ragu tempartentrum sadistic, keras kepala, menentang,paranoid, obsessive convulsive. b . perkembangan psikointelektual (fase preoposioanal) c. ciri pada fase ini adalah sifat egoentris dan tidak mampu berpikir dari sudut pandang orang lain. d. tugas perkembangan pada fase ini  Belajar toilet training  Belajar otonomi  Belajar independent

d . perkembangan psikososial ( fase anal) pusat kenikmatan terletak pada anus di bagi 2 sub masa:  Pada masa ini anak akan merasa puas jika mengotori lingkungan, pada masa ini penuh dengan simbol menentang dan bebas.  Pada masa ini anak akan merasa puas jika jika dapat menahan kotoran. Bila tidak akan timbul rasa kakuk, keras kepala, kerapian dan keteraturan stimulasi pada masa ini harus seimbang

Stimulus merupakan merupakan hal paling penting dalam tumbuh kembang anak guna mendukung perkembangan motorik kasar, halus, kemampuan bahasa dan kemampuan sosial emosional. a. Stimulasi untuk merangsang perkembangan motorik kasar  Usia 3-4 thun melompat dengan kedua kaki selama 5-10 kali.  Menendang bola dengan kaki kiri dan kanan.  Memanjat tali di area playgrup.  Usia 4-5 thun thun melompat ubin tanpa menginjak garis pembatas ubin/kramik lantai di rumah.  Berlatih berjalan di atas papan berukuran kecil.  Bermain petak bulan di rumah.



 

Usia 5-6 thun melari cepat sejauh 500 m bolak balik. Memanjat rumah-rumah di play grup. Melompat seutas tali setinggi 50-70 cm.

b. Stimulan untuk merangsang motorik halus  Usia 3-4 thun melakukan keterampilan hidup montessor di rumah.  Menggambar garis, tanda silang, atau lingkaran.  Menggunting sesuai aturan secara rapi.  Mengambil potongan puzzle dengan sederhana.  Membanggun menara atau balok-balokan  Usia 4-5 thun belajar menulis dengan hands on seperti tracing, menggunakan sand paper letter meniru gambargambar sederhana atau menjiplak bentuk.  Menempel gambar dengan benar.  Usia 5-6 thun belajar menjahit sederhana dengan tali rafia, benang wol dll.  Memasukan benang ke jarum berukuran besar.  Memasukan kertas ke dalam amplop

Setiap anak di dunia ini memiliki hak untuk bermain. Bermain juga adalah kegiatan pokok anak. Dengan bermain anak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang membantu perkembangannya untuk menyiapkan diri dalam kehidupan selanjutnya. Para ahli pendidikan menganggap bahwa bermain sebagai kegiatan yang memiliki nilai praktis, artinya bermain digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Bermain merupakan jembatan bagi anak dari belajar informal menjadi formal. Dengan bermain, anak dapat melakukan kegiatan sehingga semua aspek perkembangan dapat berkembang secara maksimal. Bermain bukan hanya menjadi kesenangan saja, tetapi juga suatu kebutuhan yang mau tidak mau harus terpenuhi. Menurut Cony Semiawan, dalam kegiatan bermain, seluruh tahapan perkembangan anak dapat berfungsi dan berkembang dengan baik dan hasil dari perkembangan yang baik itu akan muncul dan terlihat pada saat si anak menginjak masa remaja.

Related Documents

Buk Netha.docx
April 2020 20
Buk Yayuk.docx
April 2020 18
Buk Ros.docx
November 2019 27
Buk Review
November 2019 25

More Documents from ""