Dalam adab membaca, mengamalkan,dan memelihara AlQuran.
Figur Anugerah
(1700022018)
Tomy Chandra M
(1700022019)
Bagas Yudhi Pratama
(1700022020)
Guguh Makbul
(1700022021)
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh
suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.[2] cara membedakan akhlak, moral dan etika yaitu Dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolok ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila menggunakan tolok ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat),
Al-Quran adalah kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh
dunia dari awal diturunkan hinggan waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi maupun di luar angkasa akibat kiamat besar. Dan merupakan kitab terakhir turun yang telah di sempurnakan dari kitab-kitab sebelumnya yang di wahyukan oleh Allah SWT. kepada nabi Muhammad SAW. Sebagai padoman hidup umat muslim.
Dianjurkan atau bahkan diwajibkan bersuci (berwudhu) sebelum membaca Al
Qur’an. Menurut Imam Nawawi dalam At-Tibyan dan ijma’ ulama, berwudhu itu hukumnya sunah. Menurut Imam Haramain, tidak makruh hanya saja meninggalkan keutamaan.
Jika tidak ditemukan air, boleh dengan cara tayamum.
Menurut Imam Malik Orang yang sedang junub dan haid tidak boleh membacanya kecuali untuk kepentingan belajar dan zikir atau tahaffuzh (hafalan). Allah swt. Berfirman: َ سهُ إِال ْال ُم َط َّه ُرون ُّ ال يَ َم “Tidak menyentuhnya (Al Qur’an) kecuali orang-orang yang disucikan.” (Q.S 56, Al-
Waqi’ah:79).
Anjuran mengamalkan al-quran
Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : َ » ا ْق َر ُءوا ا ْلقُ ْر « ص َحابِه َ آن فَ ِإنَّهُ يَأْتِى يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة ْ َ ش ِفيعًا أل “Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804] Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk membaca Al-Qur`an dengan
bentuk perintah yang bersifat mutlak. Sehingga membaca Al-Qur`an diperintahkan pada setiap waktu dan setiap kesempatan. Lebih ditekankan lagi pada bulan Ramadhan. Nanti pada hari Kiamat, Allah subhanahu wata’ala akan menjadikan pahala membaca Al-Qur`an sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, datang memberikan syafa’at dengan seizin Allah kepada orang yang rajin membacanya.
Mushaf adalah Nama dari apa saja yang dituliskan di atasnya kalamullah (Al-
Quran) yang berada pada dua sampulnya. (menurut para ulama)
Etika Terhadap Mushaf al-Qur’an.Yakni Al-Qur‟an yang paling mulia, yang
mencerahkan dan mengajarkan malaikat, jin, dan manusia tentang kebijaksanaan Allah, memiliki keistimewaan suci, yaitu setiap huruf membawa banyak kebaikan. Semua jin atau manusia, walaupun mereka bekerja sama, tidak bisa membuat sesuatu yang sepadan dengan Al-Qur‟an.
1. Meletakkannya. Letakkanlah al-Qur‟an itu ditempat yang terhormat menurut
pandangan agama, baik dirumah, di masjid, di sekolah, di perpustakaan atau yang lainnya.
2. Membawanya. Bawalah al-Qur‟an itu dengan cara yang terhormat, seperti ;
dijunjung di atas kepala atau dipangku.
3. Kalau diketemukan robekan-robekan al-Qur‟an atau kertas-kertas yang
bertuliskan ayat-ayat al- Qur‟an, maka hendaklah diambil, lalu disimpan di tempattempat yang terhormat atau dibakar saja.21 Dalam kitab at Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur‟an dijelaskan bahwa orang yang mencela dan mendustakan alQur‟an termasuk orang kafir ;
ً ٔي أ ي ي ٍ حكى أٔ خبس أٔ أثبت يا َف ِا ّ ي أٔ كرب بشئ يًا صسح ُّ سبا أٔ جحد حسفا ُّ أعهى أ ٌ ي ٍ استخف بانقسآ ٌ أٔ انًصحف أٔ بشئ ّ بف ّ “أٔ َفي يا ٕٓ أثبت ٕٕٓ عانى برنك أٔ يشك في شئ ي ٍ ذنك ٍ ف كافس بإ ًجاع انًس ًهي
Ketahuilah siapa yang meremehkan al-Qur‟an atau mushaf-nya, atau benda apapun
yang terdapat tulisan al-Qur‟an, atau ia mencelanya, atau mendustakan satu huruf saja, atau mendustakan suatu perkara yang telah jelas diterangkan dalam alQur‟an, baik berupa suatu hukum ataupun kabar berita, atau ia menetapkan apa yang dinafikan oleh al-Qur‟an, atau menafikan apa yang ditetapkan oleh alQur‟an, padahal ia dalam keadaan mengetahui (tidak jahil) terhadap hal itu, atau meragukan satu bagian dari al-Qur‟an, maka ia kafir dengan kesepatakan kaum Muslimin.
Maksud dan tujuan utama adalah mengambil manfaat dari Al-Qur’an dan
mengamalkannya. Membaca Al-Qur’an merupakan sarana dan jalan untuk mengamalkan Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an sendiri adalah sebuah amal shalih, namun kita tidak mengkhusukan hanya membaca Al-Qur’an dan berhenti di sana. Lebih dari itu, kita harus merenungi makna dan mengamalkannya, sehingga kita bisa menjadi hamba yang mengambil manfaat dari ayat-ayat Al-Qur’an.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ف َ َوال َح،ٌس َنة َ َّللاِ فَ َلهُ ِب ِه َح ٌ ف َو ِمي ٌم َح ْر ٌ ف َو ََل ٌم َح ْر ٌ ٌ َح ْر ٌ َو َل ِك ْن أ َ ِل،ف ٌ ََل أ َقُو ُل الم َح ْر،س َنةُ ِبعَش ِْر أ َ ْمثَا ِل َها َّ ب ِ َم ْن قَ َرأ َ َح ْرفًا ِم ْن ِكتَا “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah, baginya satu kebaikan. Satu kebaikan
akan dilipatgandakan sepuluh. Aku tidak mengatakan ‘alif laam miim’ itu satu huruf, akan tetapi, Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf” (HR. Tirmidzi no. 2915. Dinilai shahih oleh Al-Albani).