Ppp Kel. 5.docx

  • Uploaded by: ikke
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppp Kel. 5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,478
  • Pages: 16
TUJUAN PEMBELAJARAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran PAI Dosen Pengampu : Dra. Dihliz Zuna’im, M.Pd.I.

Disusun Oleh: Ikkerosy Susmiarti

23010160141

Misbachul Munir

23010160153

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA TAHUN 2019

i

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr. wb. Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami selaku pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diampu oleh dosen Dra. Dihliz Zuna’im, M.Pd.I., dengan lancar dan tepat waktu. Makalah berjudul Tujuan Pembelajaran ini diharapkan mampu menambah dan memperluas ilmu para pembacanya, terutama dalam menyusun sebuah tujuan pembelajaran. Makalah ini kami susun menggunakan berbagai referensi dan sumber informasi sehingga bukan datang dari satu sudut pandang saja lalu kami rangkum menjadi sebuah makalah. Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu pemakalah sangat membutuhkan kritik dan saran bagi makalah ini agar semakin baik lagi. Wassalamu’alaikum wr. wb. Salatiga, 12 Maret 2019

Pemakalah

ii

DAFTAR ISI Kata Pengantar ....................................................................................................... ii Daftar Isi ................................................................................................................ iii BAB I :

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................................1 C. Tujuan .................................................................................................................1 BAB II:

PEMBAHASAN

A. Arti Tujuan Pembelajaran ...................................................................................2 B. Taksonomi Tujuan Pembelajaran ........................................................................4 C. Format untuk Menulis Tujuan Pembelajaran ......................................................9 BAB III:

PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................11 B. Saran .................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran menjadi salah satu aspek yang paling penting dalam menyusun sebuah perencanaan pembelajaran. Dengan adanya tujuan yang jelas maka akan mempermudah dalam proses pembelajaran itu sendiri. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka perencanaan pembelajaran itu belum dikatakan lengkap atau sempurna, bahkan pembelajaran yang berlangsung tidak akan efektif dan efisien. Maka dengan adanya pernyataan tersebut, makalah ini akan membahas mengenai tujuan pembelajaran agar memberikan sedikit banyak pengetahuan dan pemahaman mengenai tujuan pembelajaran itu sendiri.

B. Rumusan Masalah 1. Apa arti dari tujuan pembelajaran? 2. Bagaimana taksonomi tujuan pembelajaran? 3. Bagaimana format untuk menulis tujuan pembelajaran?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui arti dari tujuan pembelajaran. 2. Untuk mengetahui taksonomi tujuan pembelajaran. 3. Untuk mengetahui format untuk menulis tujuan pembelajaran.

1

BAB II PEMBAHASAN A. Arti Tujuan Pembelajaran Dilihat dari sejarahnya, tujuan pembelajaran pertama kali diperkenalkan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavioral

science)

dengan

maksud

untuk

meningkatkan

mutu

pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku Preparing Instructional Objective pada tahun 1962. Selanjutnya diterapkan secara meluas pada tahun 1970 di seluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia. Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisien diperoleh hasil yang maksimal. Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: 1.

Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.

2.

Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlelu mendaam atau terlalu sedikit.

3.

Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaliknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.

4.

Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat.

Artinya, peletakan masing-masing

materi pelajaran akan

memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran. 5.

Guru dapat dengan mduah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik.

6.

Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar.

7.

Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.

8.

Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.1

1

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 34.

2

Selanjutnya mengenai arti dari tujuan pembelajaran itu sendiri dikemukakan oleh beberapa ahli berikut: 1.

Robert F. Mager (2012) memberikan pengertian tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.

2.

Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel (2011), juga Kemp (2007) memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang konkrit serta dapat dilihat dan fakta yang tersamar.

3.

Fred Percival dan Henry Ellington (2014) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyatan yang jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.2 Dari beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli di atas,

pemakalah memberikan pendapat bahwa tujuan pembelajaran yaitu sebuah pernyataan

yang dikemukakan di

awal

sebelum

terjadinya

proses

pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai setelah proses pembelajaran usai atau bisa dikatakan sebuah hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan dengan mengupayakan usaha terkait dengan sungguh-sungguh dan terstruktur. Artinya, tujuan pembelajaran dibuat oleh seorang pendidik yang ditujukan terhadap kegiatan pembelajaran maupun peserta didik berdasarkan dan mempertimbangkan kriteria tertentu. Maka dalam menyusun sebuah tujuan pembelajaran harus sesuai dan tepat terhadap sasaran yang ingin dicapai. Selanjutnya, upaya yang dilakukan harus berjalan dengan sebaikbaiknya agar tujuan pembelajaran dapat terwujud.

2

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 54-55.

3

B. Taksonomi Tujuan Pembelajaran Taksonomi berasal dari bahasa Yunani “taxis” yang berarti pengaturan dan “nomos” yang berarti ilmu pengetahuan. taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi atau juga dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi. Taksonomi merupakan sistem klasifikasi yang berdasarkan datapenelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan dalam sistematika itu.3 Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl (2014) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan sebagai berikut: 1.

Kawasan Kognitif Kawasan

kognitif

adalah

kawasan

yang

membahas

tujuan

pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri atas enam tingkatan yang secara hierarkis berurutan dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi (evaluasi) sebagai berikut: a.

Tingkat Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan dalam hal ini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya. Contoh: 1) Siswa dapat menyebutkan kembali rukun iman dan rukun Islam. 2) Siswa dapat menyebutkan perilaku terpuji dan perilaku tercela.

b.

Tingkat Pemahaman (Comprehension) Pemahaman di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

3

Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2013), hlm.

88.

4

Contoh: 1) Siswa dapat menjelaskan makna hadits yang menerangkan tentang rukun Iman. 2) Siswa dapat menjabarkan dengan bahasanya sendiri mengenai jenis-jenis najis. c.

Tingkat Penerapan (Application) Penerapan dalam hal ini yakni kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: 1) Siswa mampu menghitung seberapa banyak zakat mal yang harus dikeluarkan dan melaksanakannya. 2) Siswa melaksanakan shalat hajat saat ingin melakukan sesuatu.

d.

Tingkat Analisis (Analysis) Dalam hal ini, analisis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menjabarkan atau menguraikan suatu konsep menjadi bagianbagian yang lebih rinci, memilah-milah, merinci, mengaitkan hasil rinciannya. Contoh: 1) Mahasiswa mengemukakan pendapat mengenai alasan besarnya minat mengambil jurusan PAI. 2) Mahasiswa dapat menentukan hubungan berbagai variabel penelitian dalam mata kuliah metodologi penelitian

e.

Tingkat Sintesis (Synthesis) Sintesis di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan

dan

menyatukan

berbagai

elemen

dan

unsur

pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Contoh: 1) Siswa dapat menyusun rencana belajar yang lebih efektif dan efisien.

5

2) Siswa dapat menyusun metode baru dalam memahami penghitungan harta waris. f.

Tingkat Evaluasi (Evaluation) Evaluasi dalam konteks ini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya.4 Contoh: 1) Siswa dapat menilai unsur kepadatan isi, cakupan materi, kualitas analisis dan gaya bahasa yang dipakai oleh seorang penulis makalah tertentu. 2) Siswa dapat menilai kualitas bacaan Al-Qur’annya berdasarkan penjelasan dari guru.

2.

Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku) Keberhasilan pengembangan ranah kognitif tidak hanya akan membuahkan kecakapan kognitif saja, tetapi juga menghasilkan kecakapan di ranah afektifnya yang merupakan pembinaan sikap mental (mental attitude) yang mantap dan matang.5 Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Seperti Tingkatan afeksi ini ada lima, dari yang paling sederhana sampai yang kompleks, sebagai berikut: a.

Kemauan menerima Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca AlQur’an, membaca buku, mendengarkan pendapat orang lain, bergaul dengan orang yang berbeda latar belakang, dan sebagainya.

4 5

Amiruddin, Perencanaan Pembelajaran (Yogyakarta: Parama Ilmu, 2016), hlm. 55-58. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 76.

6

b.

Kemauan menanggapi Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur,

menaati

peraturan,

mengikuti

diskusi

kelas,

menyelesaikan tugas di laboratorium atau menolong orang lain. c.

Berkeyakinan Berkeyakinan berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu. Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan (komitmen) untuk melakukan suatu kehidupan sosial.

d.

Penerapan Karya Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi. Seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau menyadari peranan perencanaan dalam memecahkan suatu permasalahan.

e.

Ketekunan dan Ketelitian Ini adalah tingkat afeksi yang tertinggi. Pada taraf ini individu sudah memiliki sistem nilai yang selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya seperti misalnya sikap objektif terhadap segala hal.6

3.

Kawasan Psikomotor Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Jadi keterampilan ini bisa diasah jika sering melakukannya. Domain ini mempunyai

6

Ibid., Amiruddin, Perencanaan Pembelajaran, hlm. 58-60.

7

beberapa tingkatan dengan urutan dari yang paling rendah sampai yang paling kompleks (tertinggi) seperti: a.

Persepsi Persepsi

berkenaan

dengan

penggunaan

indera

dalam

melakukan kegiatan seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu. b.

Kesiapan melakukan suatu kegiatan Kesiapan berkaitan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan (set) termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set (kesiapan fisik), atau emotional set (kesiapan emosi perasaan) untuk melakukan suatu tindakan.

c.

Mekanisme Mekanisme berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari

dan

menjadi

kebiasaan,

sehingga

gerakan

yang

ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran seperti menulis halus, menari, atau menata laboratorium. d.

Respons terbimbing Respons terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).

e.

Kemahiran Kemahiran

adalah

penampilan

gerakan

motorik

dengan

keterampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik, namun menggunakan sedikit tenaga seperti keterampilan menyetir kendaraan bermotor. f.

Adaptasi Adaptasi

berkenaan

dengan

keterampilan

yang

sudah

berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti pada

8

orang yang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan. g.

Originasi Originasi menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai keterampilan tinggi seperti menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menciptakan tarian.7

C. Format untuk Menulis Tujuan Pembelajaran Di dalam buku Akta Mengajar V (Depdikbud, 1982), tujuan pembelajaran sangat penting dalam proses instruksional atau dalam setiap kegiatan belajar mengajar, karena tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara spesifik dan jelas akan memberikan keuntungan kepada: 1.

Siswa, untuk dapat mengatur waktu dan pemusatan perhatian pada tujuan yang ingin dicapai

2.

Guru, untuk dapat mengatur kegiatan instruksional, metode, dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut,

3.

Evaluator, untuk dapat menyusun tes sesuai dengan apa yang harus dicapai oleh anak didik. Dick and Carrey (1985) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah

untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Rumusan tujuan umum pembelajaran menurut Dick and Carrey harus jelas dan dapat diukur, berbentuk tingkah laku. Pandangan

lain

seperti

(Uno

Hamzah,

1993,

mengemukakan rumusan pembelajaran yang baik ialah: 1.

Menggunakan istilah yang operasional,

2.

Berbentuk hasil belajar,

7

Ibid., Amiruddin, Perencanaan Pembelajaran, hlm. 60-62.

9

Miarso

1984)

3.

Berbentuk tingkah laku,

4.

Jelas hanya mengukur satu tingkah laku. Pendapat lain dikemukakan Gagne (1990), rumusan tujuan pembelajaran

yang baik ialah: 1.

Formulasi dalam bentuk yang operasional,

2.

Bentuk produk belajar,

3.

Dalam tingkah laku si belajar,

4.

Jelas tingkah laku yang ingin dicapai,

5.

Hanya mengandung satu tujuan belajar,

6.

Tingkat keluasan yang sesuai,

7.

Rumusan kondisi pembelajaran jelas dan cantumkan standar tingkah laku yang dapat diterima. Sedangkan (Dengeng, 1989; Uno Hamzah, 1993) mengemukakan ada

tiga komponen utama dari suatu rumusan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku, kondisi, dan derajat kriteria keberhasilan. Instruksional Development Institute (IDI) menambahkan satu komponen lagi yang perlu dispesifikasi dalam rumusan tujuan, yaitu sasaran (audience). Agar lebih mudah mengingatnya, maka komponen-komponen tersebut oleh Dengeng (1989) dan Uno Hamzah (1993) disebut dengan bantuan mnemonik ABCD (Audience, Behavioral, Conditions, dan Degree), yaitu:8 A = Audience (pelajar, siswa, mahasiswa, murid, dan sasaran didik lainnya) B = Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar) C = Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai) D = Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima) Untuk menuliskan tujuan pembelajaran, tata bahasa merupakan unsur yang perlu diperhatikan, sebab dari tujuan pembelajaran tersebut dapat dilihat konsep atau proses berpikir seseorang dalam menuangkan ide-idenya.

8

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, hlm. 90-91.

10

Menurut Mager, tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup tiga elemen utama, yakni: 1.

Menyatakan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan apa yang sebaiknya dikuasai pada akhir pelajaran.

2.

Perlu dinyatakan kondisi

dan hambatan yang ada pada saat

mendemonstrasikan perilaku tersebut. 3.

Perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima.9

9

Ibid., Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, hlm. 40.

11

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan materi dalam makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa arti dari tujuan pembelajaran adalah sebuah pernyataan yang dikemukakan di awal sebelum terjadinya proses pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai setelah proses pembelajaran usai atau bisa dikatakan sebuah hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan dengan mengupayakan usaha terkait dengan sungguh-sungguh dan terstruktur. Selanjutnya mengenai taksonomi tujuan pembelajaran yaitu terdiri atas kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kawasan kognitif yaitu kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat evaluasi. Sedangkan kawasan afektif yaitu berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial. Lalu yang terakhir adalah kawasan psikomotor yang berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual atau motorik. B. Saran Apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini, penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya. Untuk itu penulis mengharapkan adanya saran maupun kritik bagi penyempurnaan makalah ini. Jika dalam penulisan makalah yang penulis buat dirasa masih kurang lengkap. Pembaca bisa menambah referensi dengan membaca materi di perpustakaan, jurnal, buku, dan lain sebagainya.

12

DAFTAR PUSTAKA Amiruddin. 2016. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Parama Ilmu. Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Uno, Hamzah B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara. Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

13

Related Documents

Ppp Kel. 5.docx
May 2020 7
Ppp
May 2020 24
Ppp
April 2020 21
Ppp
April 2020 25
Ppp
November 2019 44
Ppp
December 2019 38

More Documents from ""

Ppp Kel. 5.docx
May 2020 7
Pls Madin.docx
December 2019 11
Hikmah Rpp.docx
December 2019 10
Human Creation
July 2020 1
Gardu Induk.docx
May 2020 9