PRAKTIKUM TELEKOMUNIKASI DIGITAL PPM (Pulse Position Modulation) Modulator dan Demodulator
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Telekomunikasi Digital Semester 4
Disusun Oleh: NAMA
: Erica Dwi Yuni A. N. A
NIM
: 1731130008
KELAS : TT - 2C
TEKNIK TELEKOMUNIKASI TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2019
MODULATOR DAN DEMODULATOR PPM 3.1 TUJUAN Melakukan percobaan untuk menghasilkan sinyal PPM dari lebar pulsa sinyal modulasi yang diberikan. 3.2 ALAT DAN BAHAN 1. Generator Fungsi
: 1 buah
2. Osiloskop
: 2 buah
3. Kabel banana to banana
: seperlunya
4. Kabel BNC to BNC
: seperlunya
5. Kabel BNC to Aligator
: seperlunya
6. Modul Modulator Demodulator PPM
: 1 buah
7. Power supply
: 1 buah
8. T-konektor
: 1 buah
3.3 TEORI DASAR PPM (Pulse Position Modulation) Pulse Position Modulation merupakan bentuk modulasi pulsa yang mengubah-ubah posisi pulsa (dari posisi tak termodulasinya) sesuai dengan besarnya tegangan sinyal pemodulasi. Semakin besar tegangan sinyal pemodulasi (informasi) maka posisi pulsa PPM menjadi semakin jauh dari posisi pulsa tak-termodulasinya. Ilustrasi sinyal PPM dapat dilihat pada gambar 5.6 berikut.
Modulasi posisi pulsa memiliki berbagai tujuan, terutama di RF (Radio Frekuensi) komunikasi. Sebagai
contoh,
pulsa
modulasi
posisi
digunakan
dalam
pesawat terbang dikendalikan remote, mobil, kapal, dan kendaraan lainnya dan bertanggung jawab untuk menyampaikan kontrol pemancar untuk receiver. Setiap posisi pulsa yang dapat menggambarkan arah
fisik
controller
analog,
sementara
jumlah
pulsa dapat menjelaskan beberapa perintah mungkin bahwa perangkat dapat menerima.
3.4 GAMBAR RANGKAIAN
Gambar 1 Modul OP AMP PPM & Rangkaian Modulator PPM
Gambar 2 Rangkaian Demodulator PPM
3.5 LANGKAH KERJA
PERCOBAAN 1 : Modulasi PPM
1. Berdasarkan gambar 2.3 atau modul GOTT ESCS02 PPM OP-AMP 2. Pada saat masukkan sinyal frekuensi audio 1 (Audio I/P 1) , masukkan 1 kHz dan ampiltudo 5VPP pada gelombang sinosoidal dan pada saat masukkan sinyal frekuensi audio 2 (Audio I/P 2) , masukkan 1 kHz dan ampiltudo 5VPP pada gelombang segitiga 3. Dengan menggunakan osiloskop, amati sinyal keluaran dari TP1 dan terminal keluaran modulasi PPM (PPM O/P)
4. Terakhir, catat hasil pengukuran pada tabel 2.1
PERCOBAAN 2 : Modulasi PPM
1. Berdasarkan gambar 2.4 atau pada modul GOTT ECS03 2 Modulasi PPM 2. Pada saat terminal masukkan sinyal audio (Audio I/P), masukkan gelombang sinusoidal 1kHz pada amplitudo 500 MvPP 3. Dengan menggunakan osiloskop , amati sinyal output TP1 , sinyal output TP 2, sinyal output TP 3, sinyal output TP 4, sinyal output TP 5 dan terminal sinyal output modulasi PPM (PPM O/P) 4. Aturlah VR1 untuk mendapat sinyal keluaran modulasi PPM (PPM O/P) 5. Terakhir catat hasil pengukuran pada tabel 2.2
PERCOBAAN 3 : Demodulasi PPM
1. Berdasarkan gambar 2.5 atau modul GOTT ECS01 1 Demodulasi PPM 2. Hubungkan TP 3 O/P ke Carrier I/P dan terminal output modulator PPM ke terminal input Demodulator PPM (PPM O/P) 3. Atur VR1 untuk meminimalkan distorsi dari sinyal keluaran dari IC 1 4. Atur VR2 dan VR3 sampai mendapatkan sinyal demodulasi secara benar 5. Terakhir catat hasil pengukuran pada tabel 2.3 6. Dengan menggunakan osiloskop , amati sinyal masukkan PPM , sinyal carrier , sinyal output TP1 , sinyal output TP 2, sinyal output TP 3, sinyal output TP 4, sinyal output TP 5 , sinyal output TP 6 dan terminal keluaran sinyal audio (Audio O/P) 7. Terakhir catat hasil pengukuran pada tabel 2.3
3.6 Experiment Results Table 3.6.1 Measured results of OP-AMP PPM. Test Points Audio I/P 1
Audio I/P 2
Output Signal Waveforms
TP1
PPM O/P
Table 3.6.2 Measured results of PPM modulator. Test Point
Test Output Signal Waveforms
Point
s
s
Audi
PPM
o I/P
O/P
TP1
TP4
TP2
TP5
Output Signal Waveforms
TP3
Table 3.6.3 Measured results of PPM demodulator. Test Point
Test Output Signal Waveforms
Point
s
s
TP1
TP4
TP2
TP5
Output Signal Waveforms
TP3
TP6
Audi o O/P
3.7 Analisa Hasil Percobaan -
ANALISIS PENGUKURAN RANGKAIAN PPM OP-AMP Pada percobaan di atas , sinyal input Audio I/P 1 maupun Audio I/P 2 memiliki nilai yang sama seperti masukkan pada generator fungsi jika dilihat melalui osiloskop. Adapun perubahan nilai yang terjadi pada TP 1 yang disebabtkan oleh penguat OP – AMP dimana sinyal menjadi 4 kali lebih besar daripada sinyal masukkan serta perubahan amplitudo yang terjadi pada modulasi itu sendiri yaitu 2 kali lebih besar daripada sinyal input. Sinyal output modulasi PPM berupak sinyal kotak hanya saja lebar pulsanya tidak terlalu lebar. Pada saat gelombang masukkan bernilai positif maka tidak ada gelombang termodulasi (nol) sedangakan sinyal output bernilai tinggi pada saat terjadi perubahan gelombang input dari postif menuju negatif.
-
ANALISIS RANGKAIAN MODULASI PPM
1. AUDIO I/P
: merupakan sinyal masukkan pada modulasi PPM yang
berasal dari generator fungsi yang memiliki besar amplitudo 500 mVPP dan berupa gelombang kotak dimana sinyal ini berupa sinyal informasi yang nantinya akan dimodulasi. 2. TP 1
: merupakan keluaran sinyal proses modulasi PPM pertama
yang melewati IC 1 sehingga memiliki keluaran berbentuk sinyal kotak yang memiliki kerapatan yang tidak terlalu besar 3. TP 2
: merupakan keluaran sinyal proses modulasi PPM kedua
yang melewati pin 5 IC 1 dan R5 sehingga memiliki bentuk sinyal berupa gelombang segitiga. 4. TP 3
: merupakan keluaran sinyal proses modulasi PPM ketiga
yang melewati pin 3 IC 1 sehingga memiliki bentuk gelombang kotak 5. TP 4
: merupakan keluaran sinyal proses modulasi PPM pada pin 6
IC 2 yang bentuk sinyal berbentuk segitiga dan sinyal kotak dimana pada posisi negatif sinyal segitiga akan terpotong dan menjadi datar dan juga besar ampiltudo sinyal berubah – ubah sesuai dengan nilai sinyal masukkan 6. TP 5
: merupakan keluaran sinyal proses modulasi PPM yang
melewati pin 3 IC 2 dimana sinyal berbentuk gelombang kotak dan memiliki lebar pulsa yang berbeda – beda sesuai dengan sinyal input. 7. PPM O/ P
: merupakan sinyal keluaran sinyal termodulasi PPM yang
dihasil pada pin 3 IC 3 yang melewati dioda terlebih dahulu
-
ANALISIS RANGKAIAN DEMODULASI PPM
1. TP 1
: merupakan sinyal proses demodulasi PPM yang melewati
OP – AMP terlebih dahulu sehingga amplitudo menjadi lebih besar daripada sinyal inputannya yang diatur dengan menggunakan VR 1
2. TP 2
: merupakan sinyal proses demodulasi PPM yang melewati
OP – AMP terlebih dahulu sehingga amplitudo menjadi lebih besar daripada sinyal inputannya yang diatur dengan menggunakan VR 2 3. TP 3
: merupakan sinyal proses yang melewati kapasitor (C4)
sehingga memiliki bentuk sinyal yang menyerupai sinyal kotak 4. TP 4
: merupakan sinyal proses yang melewati kapasitor (C5)
sehingga memiliki bentuk sinyal yang menyerupai sinyal kotak dan diatur dengan menggunakan VR3 5. TP 5
: merupakan sinyal proses yang bentuk sinyalnya memiliki besar
pulsa yang berbeda – beda , ada yang sempit dan lebar , sinyal tersebut memasukki IC 3 terlebih dahulu 6. TP 6
: merupakan sinyal proses yang bentuknya menyerupai sinyal
demodulasi akan tatpi memiliki nilai yang berbeda. 7. AUDIO O/P : merupakan keluaran sinyal termodulasi yang bentuknya seperti sinyal input nilainya pun mendekati sinyal input.
3.8 KESIMPULAN Pada sinyal modulasi PPM terjadi perbedaan lebar pulsa PPM sedangkan pada demodulasi PPM sinyal kembali seperti sinyal informasi.