Ppkn Tugas 3

Etika dan Tata Krama Sepuh di payun, barudak di tukang (sunda) Artinya : �tua di depan, anak di belakang�. Bentuk penghormatan terhadap orang tua atau orang yang lebih tua, dan dipertuakan, dengan menmpatkan mereka didepan, dan yang muda di belakang. Nu haat dipulang mohan, nu asih dipulang sengit (sunda) Artinya : �yang berbaik hati dibalas tidak berterima kasih, yang menyintai dibalas dengan bengis�. Ungkapan yang menggambarkan sifat buruk seseorang yang dengan sengaja telah menyakiti (mengecewakan) pihak-pihak yang banyak memberikan jasa (kebaikan) kepadanya. Mirip pribahasa : air susu dibalas dengan air tuba. Landung kandung laer aisan (sunda) Artinya : �memanjang kebawah kandungan jauh gendongan�. Gambaran dari sifat orang bijak yang banyak memiliki pertimbangan. Dalam meyelesaikan persoalan dia tidak akan gegabah, dan dalam bertindak slalu memperhitungkan banyak aspek dan situasi kondisi orang lain. Hubungan Sosial, Kekerabatan, dan Gotong Royong Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak (Sunda) Artinya : �ke air jadi satu lubuk, ke darat jadi satu lembah�. Sikap setia sekata dimana kebersamaan social sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat sunda. Hubungan Orang Tua dengan Anak Indung tunggul rahayu, bapak tunggul darajat (suda) Artinya : �Ibu symbol keselamatan (kebahagiaan), ayah symbol derajat�. Nasihat ini sering disampaikan kepada anak-anak, bahwa keselamatan dan kebahagiaan dirinya sangat dipengaryhi oleh do�a dan kasih saying ibu, sementara ayah pembimbing utama dalam mencari ilmu dan bekerja. Endog sasayang, peupeus hiji peupeus kabeh (sunda) Artinya : �telur seinduk (sepenetasan), rusak satu rusak semua�. Salah seorang berbuat tidak baik, saudara-saudaranya ikut dihujat orang. Pribahasa lain yang semakna : kaciwit kulit kabawa daging. Artinya : �terjiwit kulit, terbawa daging. Ada juga : mapay ka puhu leugeun, yang maknanya : kesalahan seorang anak dapat berpengaruh pada orang tua dan saudara-saudaranya. Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Uncal tara ridu ku tanduk (sunda) Artinya : �kancil (kijang) tak direpotkan dengan tanduk�. Maknanya, segala ilmu pengetahuan maupun keterampilan tidak akan merepotkan atau memberarti manusia (pemiliknya). Sato busana daging, jalma busana elmu (sunda) Artinya : �binatang pakainnya daging, manusia pakainnya ilmu�. Peribahasa ini menyatakan bahwa nilai harga binatang (misalnya ayam, kambing, sapi) ditentukan berdasarkan dagingnya (gemuk atau kurus). Sedangkan nilai harga manusia ditentukan oleh ilmu yang dimiliki. Kejujuran dan Kebajikan Ka luhur teu sirungan, ka handap teu akaran (sunda) Artinya : �keatas tak bertunas, kebawah tak berakar�. Gambaran orang yang tidak pernah jujur dalam segala tindakan. Semua yang dikatakan atau diperbuat hanyalah untuk menipu, menutupi maksud yang sesungguhnya.

Kemiskinan dan Kesengsaraan Hidup Nu tani kari daki, nu dagang kari hutang (sunda) Artinya : �bertani tinggal daki, berdagang tinggal hutang�. Ungkapan yang menggambarkan orang yang bernasib sial. Setiap usaha yang dilakukan selalu merugi (mendatangkan kesusahan), bukannya membawa keberuntungan (hasil yang memuaskan) Sakura-kira lembu, sarengreng-rengrengna banteng (sunda) Artinya : �sekurus-kurusnya lembu, selemah-lemahnya banteng�. Orang yang tadinya kaya, jika suatu saat mengalami kekurangan tidak akan begitu sengsara karena masih menyimpan harta yang lebih besar dari yang dimiliki orang lain.