Ppkn

  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppkn as PDF for free.

More details

  • Words: 2,503
  • Pages: 5
Posted June 21st, 2008 by arfanfuad •

Pendidikan Kewarganegaraan

MINAT ANAK TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR BIDANG STUDY PPKn DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR abstraks: ABSTRAKSI ARFAN FUAD, Minat Anak Terhadapt Proses belajar Mengajar Bidang Study PPKn dan hubungannya dengan prestasi belajar. Pada era sekarang kemerosotan moral dan akhlak telah merebak sampai ke tingkat desa. Ini disebabkan dari kurangnya minat siswa dalam memahami dan menghayati arti dari Pendidikan Moral Pancasila dan kewarganegaraan. Tugas ini adalah tugas kita semua sebagai pendidik dan juga tugas negara secara umum sebagai penentu kebijakan dalam proses pendidikan di Indonesia. Agar proses pendidikan dapat berhasil, salah satu diantaranya adalah pendidik harus mengetahui minat anak didiknya, karena minat dapat mempengaruhi terhadap keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian dalam masalah tersebut. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn? Bagaimana prestasi belajar anak dalam bidang studi PPKn? Bagaimana hubungan antara minat anak terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn dengan prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut? Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn, Untuk mengetahui prestasi belajar anak dalam bidang studi PPKn, dan Untuk mengetahui hubungan minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn dengan prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut. Peneltiain ini bertolak dari pemikiran bahwa seorang pendidik harus dapat menempatkan seseorang/anak didiknya sesuai dengan tempatnya. Seorang pendidik harus dapat menempatkan seseorang/anak didiknya sesuai dengan akalnya/perkembangannya. Jika tidak demikian sama saja dengan menempa besi yang dingin yang berarti bahwa hasil usahanya tidak akan berhasil. Hipotesis yag diajukan dalam penelitian ini yaitu semakin besar minat anak terhadap proses belajarmengajar bidang studi PPKn, semakin besar pula prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut. Semakin kecil minat anak terhadapproses belajar-mengajar bidang studi PPKn, semakin kecil pula prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tehnik angket, dokumentasi, dan wawancara. Angket untuk mengetahui minatnya, sedangkan dokumentasi untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Kemudian dihubungkanantara kedua variabel tersebut dengan menggunakan rumus koefisien korelasi dengan rumus angka kasar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan dewasa ini dalam proses belajar mengajar di kelas, aspek minat sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Untuk itu penulis sengaja mengajukan judul skripsi ini dengan harapanagar setidaknya siapapun yang membaca dapat tergerak dan mau memperjuangkan aspek yang satu ini untuk menjadi unggulan dalam penanganan yang profesional khususnya masingmasing individu, umumnya seluruh pihak terkait mulai Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan, Pemerintah maupun masyarakat, untuk terus menjagaagar tetap fokus terhadap minat belajar siswa, sehubungan nampaknya minat belajar siswa akhir-akhir ini menurun. Untuk hal di atas penulis melihat ada tiga aspek terpenting yang perlu segera ditangani di samping aspek-aspek lain, ketiga aspek tersebut adalah aspek psikologis, tehnik, dan manajerial. Ketiga aspek diatas sangat mempengaruhi minat siswa dalam proses pembelajaran serta kehidupan sosial edukasinya. Ketiga aspek tersebut menjadi tanggung jawab guru bidang study untuk memenuhinya. Hal ini berarti merupakan refleksi internal untuk mengintrospeksi diri maupun mengkonsolidasinya. Manusia adalah merupakan makhluk yang termulia di muka bumi ini (Al-Qur’an). Oleh karenanya manusia mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap penciptanya secara vertikal dan juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan alam sekitarnya secara horizontal. Secara vertikal tanggung jawab tersebut dapat diwujudkan dengan mematuhi segala yang diperintahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan semua laranganNya. Adapun secara horizontal manusia memiliki tanggung jawab memelihara alam lingkungan sekitar. Disisi lain bahwa hakikat manusia adalah makhluk pribadi, makhluk sosial dan mahkluk ciptaan Tuhan. Sebagai mahkluk sosial manusia hidup bersama-sama dengan manusia lain yang saling membutuhkan. Oleh karena itu manusia harus saling bekerja sama dengan berbagai kehidupan baik

antar pribadi maupun antar kelompok dalam masyarakat. Kerjasama merupakan langkahyang baik dalam kehidupan berbangsa bernegara dan bermasyarakat untuk mewujudkan suatu harapan menuju masyarakat madani. Begitu juga para ahli pendidikan mengemukakan bahwa pendidikan wajib dilaksanakan oleh kita. Demikian pula menurut Pupuh Faturrahman (1986:3): “Dimana ada manusia, disana ada pendidikan”. Bahkan ada yang berpendapat : “Pendidikan itu adalah proses dari kehidupan itu sendiri” (Ahmad Tafsir, 1986:1). Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan itu tidak akan lepas dari tanggung jawab kita dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melaksanakan pendidikan itu, seorang pendidik harus mengetahui teori-teorinya dengan sebaik mungkin. Hal ini agar usaha pendidikan dapat mencapai keberhasilan optimal, maka seorang pendidik hendaknya mengetahui tentang cara-cara atau metode mendidik dengan sebaik-baiknya. Ag. Soejono (1980:62) mengemukakan, agar pendidikan dapat berhasil, tugas seorang guru antara lain ialah : a. Ia wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak didik, baik pembawaan jasmani maupun pembawaan rohani dengan berbagai jalan : observasi, wawancara, pergaulan, angket, penyelidikandan sebagainya. b. Ia wajib berusaha menolong anak didik dalam perkembangannya, agar pembawaan buruk tidak berkembang dan pembawaan baik berkembang subur, mendekati puncak kemungkinannya, dengan menyiapkan lingkungan yang diperlukan. Lingkungan itu berisi segala kebutuhan guna berkembangnya jasmani dan rohani anak didik dengan baik. c. Ia wajib tiap waktu mengadakan evaluasi untuk mengetahui, apakah perkembangan anak didik dalam usaha mencapai tujuan sudah cukup baik. Begitu juga menurut Ngalim Purwanto (1985:9): “Kita perlu mengetahui perkembangan dan watak serta sifat-sifata anak didik kita, untuk dapat melayani mereka, memberikan pelajaran dan mendidik mereka sesuai dengan perkembangan dan sifat-sifat serta bakat mereka masing-masing.” Lebih dari itu, Henry Ford (Bambang Marhiyanto, 1987:121) mengemukakan: “Rahasia kemenangan dalam perjuangan hidupyang disebut sukses, terletak dalam kemampuan orang untuk memahami pendirian orang lain dan menimbang soal-soalnya dengan timbangan dia dan timbangan kita sendiri.” Dengan demikian, jika dalam mendidik anak ingin berhasil dengan baik, maka seorang pendidik harus memahami perkembangan dan watak serta keadaan fisik dan psikologis anak didiknya. Selanjutnya, seorang pendidik harus mengarahkan perkembangan, watak, keadaan fisik, dan psikologis anak didik ke arah yang baik. Di antara aspek psikologis anak didik yang dapat mempengaruhi terhadap keberhasilan pendidikan adalah tentang “minat”. Ahmad Tafsir (1984:48) mengemukakan: “Bila murid telah berminat terhadap kegiatan belajar-mangajar, maka hampir dapat dipastikanproses belajar-mengajar itu akan berhasil.” Begitu juga merurut Usman Effendi dan Juhaya S. Praja (1984:72): “Suatu kegiatan akan berjalan dengan lancar apabila ada minat, atau motif itu akan bangkit bila ada minat yang besar”. Sehubungan dengan itu, seorang pendidik hendaknya mendorong/membangkitkan minat anak didiknya dalam setiap kegiatan belajar mengajar,agar memperoleh hasil yang memuaskan. Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, minat anak didik harus mendapat perhatian penting, terutama sekali dalam proses belajar mengajar bidang studi PPKn, sebab Pendidikan Kewarganegaraan adalah merupakan pokok utama dalam membentuk karakter peserta didik ke arah kehidupankita. Bidang studi PPKn diajarkan di berbagai lembaga pendidikan. Di antaranya yaitu di MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung. Di sekolah ini siswa selain mendapatkan pelajaran PPKnjuga memperoleh pelajaran Aqidah-Akhlak yang sangat membantu keberhasilan pembelajaran PPKn karena keduanya berbasis pembinaan karakter siswa. sejalan dengan hal tersebut, semua guru MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung sangat memperhatikan keberhasilan pembelajaran bidang studi PPKn pada sekolah tersebut. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis meneliti minat anak didik terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn dan hubungannya dengan prestasi belajarnya, dengan judul : “MINAT ANAK TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR BIDANG STUDI PPKn DAN HUBUNAGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR” (Penelitian di MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung Kab. Lebak). B. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn? b. Bagaimana prestasi belajar anak dalam bidang studi PPKn? c. Bagaimana hubungan antara minat anak terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn dengan prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut? C. Tujuan Penelitian Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn; b. Untuk mengetahui prestasi belajar anak dalam bidang studi PPKn;

c. Untuk mengetahui hubungan minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn dengan prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut. D. Kerangka Pemikiran Andi Mappiare (1982:62) mengemukakan : “Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka rasa takut, atau kecenderungankecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.” Dengan demikian, jika seorang pendidik tidak menghiraukan minat anak didiknya, besar kemungkinan proses pendidikan itu tidak akan berjalan dengan lancar, sebab tidak sesuai dengan harapan, pendirian, perasaan, atau kecenderungan-kecenderungan anak didik. Demikian juga dalam proses belajar mengajar bidang studi PPKn, jika guru bidang studi tersebut tidak menghiraukan minat anak didiknya terhadap proses belajar-mengajar bidang studi itu, besar kemungkinan proses belajar-mengajarnya tidak akan berjalan dengan lancar. Horace Man (Kartono, 1973:83:83) mengemukakan: “Seorang guru yang mencoba mengajar tanpa menimbulkan dan menghidupkan keinginan dan semangat belajar pada muridnya sama saja dengan orang yang menempa besi yang dingin. Sehubungan dengan itu, dengan membahas minat anak terhadap proses belajar-mengajar suatu bidang studi, hendaknya dapat menempatkan anak sesuai dengan tempatnya, sehingga tujuan dari kegiatan itu dapat tercapai. Selanjutnya, dalam membahas minat anak didik terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn dan hubungannya dengan prestasi belajar, terdapat dua variabel yang saling berhubungan. Variabel pertama (variabel X) yaitu minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn. Pada pembahasan variabel pertama ini penulis meneliti minat anak terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan proses belajar-mengajar bidang studi PPKn, yaitu minat anak terhadap: kriteria pendidik, alatalat (metode) pendidikan, lingkungan pendidikan, dan tujuan pendidikan. Variabel kedua (variabel Y) yaitu prestasi belajar anak dalam bidang studi PPKn. Selanjutnya, menghubungkan antara variabel pertama dengan variabel kedua, yaitu untuk mengetahui korelasi antara minat anak terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn dengan prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut. Cara/teknik pengolahan datanya dapat dilihat dalam langkah-langkah penelitian. Secara skematisnya kerangka pemikiran tersebut ialah sebagai berikut: E. Hipotesis Hipotesisnya adalah sebagai berikut : Semakin besar minat anak terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn, semakin besar pula prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut. Semakin kecil minat anak terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn, semakin kecil pula prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut. F. Metode dan Tehnik Penelitian a. Penentuan Metode Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu: “Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa” (Winarno Surachmad, 1985:140) Alasan penulis dengan menggunakan metode ini adalah bahwa masalah yang dibahas dalam penelitian ini sedang menggejala dalam proses belajar-mengajar, dan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam usaha meningkatkan keberhasilan belajar-mengajar di masa yang akan datang. b. Penentuan Lokasi Lokasi penelitian ini yaitu di MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung. c. Populasi dan Sampel Populasi yaitu: “Jumlah data yang tidak terbatas.” (R.G.A. Wahyudin dan Ahmad Supardi, 1982:27). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas II Madrasah Tsanawiyah Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung, yaitu sebanyak 200 orang. Adapun yang dimaksud dengan sample ialah:”kelompok contoh atau misal”(R.G.A. Wahyudin dan Ahmad Supardi, 1982:27). Untuk penentuan sampelnya penulis menggunakan pendapat Winarno Surachmad (1985:100) yaitu: “Untuk pedoman umum saja dapat dikatakan bahwa bila populasi cukup homogen terhadap populasi di bawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50%, dan diatas seribu sebesar 15%.” Sehubungan dengan itu, maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 orang siswa-siswi MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung (20% dari 200 orang, karena populasinya cukup homogen).

d. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik sebagai berikut: • Studi dokumentasi. Studi dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai nilai prestasi belajar anak dalam bidang PPKn dan jumlah siswa-siswi MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung. • Angket. Angket ini ditujukan kepada anak didik, untuk mengetahui minat mereka terhadap proses belajarmengajar bidang studi PPKn di MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung. • Wawancara. Wawancara merupakan salah satu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data. (Muhammad Ali, 1987:83). Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan guru PPKn serta sejumlah siswa / responden MTsN Pasirsukarayat Rangkasbitung. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana guru melaksanakan kegiatan belajar mnegajar pada mata pelajaran PPKn. Disamping itu pula wawancara dengan kepala sekolah terutama dimaksudkan untuk mengetahui kondisi situasi MTsN Pasirsukarayat Rangkasbitung secara umum. e. Teknik Pengolahan Data Setelah data mengenai variabel X dan variabel Y terkumpul, langkah selanjutnya adalah menguji normalitas distribusi frekuensi kedua variabel X dan variabel Y, kemudian menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Pengujian normalitas distribusi frekuensi, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: • Mencari Mean (Nilai Rata-rata Hitung), dengan rumus: 1) Bagi data tunggal yang sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi lebih dari satu, yaitu: Mx = Dimana : Mx = Mean yang kita cari ?fX = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor dengan frekuensinya. N = Number of Cases (Anas Sudijono, 1989:78). 2) Bagi data kelompokan, yaitu: Mx = Dimana : Mx = Mean yang kita cari ?fX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dari masing-masing interval, dengan frekuensinya. N = Number of Cases (Anas Sudijono, 1989:80). • Mencari Deviasi Standarnya, dengan rumus: 1) Bagi data tunggal yang sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi lebaih dari satu, yaitu: SD = Dimana : SD = Deviasi standar ?fX2 = Jumlah hasil perkalian antara frekuensi masing-masing skor yang telah dikuadratkan. N = Number of Cases (Anas Sudijono, 1989:146). 2) Bagi data kelompokan, yaitu: SD = Dimana : SD = Deviasi standar ?fX’2 = Jumlah hasil perkalian antara frekuensi masing-masing interval dengan x’2. ?fX’ = Jumlah hasil perkalian antara frekuansi masing-masing interval dengan x’. N = Number of Cases (Anas Sudijono, 1989:149). • Menguji Normalitas distribusi, dengan rumus: X2 = Dimana : X2 = Chi kuadrat Oi = Frekuensi Observasi Ei = Frekuensi ekspektasi/diharapkan (Edi Nergana, 1985:9; Sudjana,1989:273). Proses pengujiannya dilakukan degnan membandingkan harga X2 hitung dengan X2 tabel. Jika X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel, maka populasi berdistribusi normal, dan jika X2 hitung sama atau lebih besar dari X2 tabel, maka populasi tidak berdistribusi normal (Endi Nurgana, 1985:10). Kemudian menghubungkan antara variabel X dengan variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut: rxy = Dimana : rxy = Koefisien korelasi variabel X dan Y. N = Jumlah subyek yang diteliti (Sutrisno Hadi, 1986:294). Untuk mengadakan penafsirannya penulis menggunakan kriteria penafsiran yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad (1985:302) yaitu sebagai berikut : Sampai - 0.20 = korelasi yang rendah sekali 0,20 - 0,40 = korelasi yang rendah tetapi ada 0,40 - 0,70 = korelasi yang sedang 0,70 - 0,90 = korelasi yang tinggi

0,90 - 1,00 = korelasi yang tinggi sekali Untuk mengetes nilai r yang diperoleh itu signifikan atau tidak signifikan, penulis akan menggunakan taraf signifikan 5%. Ketentuannya menurut Sutrisno Hadi (1986:302) adalah sebagai berikut : Bila nilai r yang kita peroleh sama dengan atau lebih besar daripada nilai r dalam tabel r itu, maka nilai r yang kita peroleh itu signifikan. Dengan nilai r yang signifikan kita akan menolak hipotesa yang mengatakan bahwa korelasi antara X dan Y dalam populasi adalah nol, atas dasar taraf signifikansi yang kita gunakan (yaitu 5% atau 1%). Sedangkan untuk mengetahui ada atau tidak adanya korelasi antara dua variabel tersebut, penulis menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Courts (A. Hasan Gaos, 1983:116) bahwa suatu angka korelasi yang dicapai harus dibandingkan dengan derajat tidak adanya korelasi. Derajat tidak adanya korelasi tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Dimana k = Singkatan dari lack of correlation, yang berarti tidak ada korelasi. 1 = angka konstanta r = koefisien korelasi yang dicapai Selanjutnya, untuk memudahkan dalam menafsirkan tinggi rendahnya korelasi antara dua variabel di atas, akan penulis nyatakan dalam bentuk prosentase. Dalam menghitung prosentase ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut: Dimana E = Indeks of Forecasting Efficiency atau indeks efisiensi ramalan. 1 = angka konstanta k = Derajat tidak adanya korelasi (A. Hasan Gaos, 1983 : 118)

Related Documents

Ppkn
July 2020 33
Ppkn 2006
December 2019 54
Ppkn Final
May 2020 20
Ppkn 1999
December 2019 39
Ppkn 1996
December 2019 33
Ppkn 2000
December 2019 33