Ppkn Bab 5.docx

  • Uploaded by: Hafizhah Fasaenjori
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppkn Bab 5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,087
  • Pages: 17
KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI YANG BERSUMBU PADA KEDAULATAN DAN MUSYAWARAH MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Anngota Kelompok 2: Fahratul Aini

(1805)

Hafizhah Fasaenjori

(1805124080)

Nurhasikin

(1805)

Wiza Amelia Putri

(1805)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU 2018

Kata Pengantar

Puji syukur kami hadiahkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara dalam Demokrasi Yang Bersumbu pada Kedaulatan dan Musyawarah” dengan baik dan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah pendidikan kewarganegaraan yaitu bapak Dr. Rendi Prayuda, S.IP,M.Si. Makalah ini kami susun untuk membantu mengembangkan kemapuan pemahaman pembaca terhadap Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara dalam Demokrasi Yang Bersumbu pada Kedaulatan dan Musyawarah. Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui pendahuluan, pembahasan masalah, serta penarikan kesimpulan dalam makalah ini. Makalah Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara dalam Demokrasi Yang Bersumbu pada Kedaulatan dan Musyawarah disajikan dalam konsep dan bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini. Dengan makalah ini, diharapkan dapat memahami mengenai kewajiban dan hak negara dan warga negara. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada dosen pembiming mata kuliah pendidikan kewarganegaraan yang telah memberikan kesempatan kepad kami untuk menyusun makalah Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara dalam Demokrasi Yang Bersumbu pada Kedaulatan dan Musyawarah. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan berupa konsep da pemikiran dalam penyusunan makalh ini. Semoga makalh ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Kesalahan milik kami dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritikan yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca demi meningkatkan pembuatan makalah pada tugas lain dan waktu mendatang.

Pekanbaru, 27 Februari 2019 Penulis

Kelompok 2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................... Error! Bookmark not defined. Daftar Isi .....................................................................................................3 Bab I ......................................................... Error! Bookmark not defined. Pendahuluan ............................................. Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ................................... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah .............................. Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Masalah .................................. Error! Bookmark not defined. Bab II ........................................................ Error! Bookmark not defined. Pembahasan .............................................. Error! Bookmark not defined. 2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara .............................................. Error! Bookmark not defined.

2.2 Alasan Mengapa Diperlukan Wawasan NusantaraError! Bookmark not defined. 2.3 Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan Nusantara ............................................................. Error! Bookmark not defined. 2.4 Membangun Arguman tentang Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara ........................................... Error! Bookmark not defined. 2.5 Mendeskripsikan Esensi dan Uurgensi Wawasan NusantaraError! Bookmark not defined. Bab III Kesimpulan ............................................................ Error! Bookmark not defined.

Saran ......................................................... Error! Bookmark not defined. Daftar Pustaka ..................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan merupakan suatu keharusan atau kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai denagn pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelksanaan kehidupam individu baik dalamkehidupan masyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Dewasa ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban, terutama dalam bidan lapangan pekerjaaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap warga negara. Lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hal yang perlu diperhatikan. Pasal 27 ayat 2 UUD 1941 menjelaskan bahwa, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan peghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hak untuk setiap warga negara sebagai slah satu tanda adanya perikemanusiaan. Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar seperti : pangan, sangdang dan papan. Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya akan tuntutan hak tanpa diimbangi dengan kewajiban. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya makahal ini pembaca dapat mengerti hak dan kewajiban warga negara Indonesia lalu menggunakan sekaligus melakukan hak dan kewajiban secara berimbang. 2.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan makalah pada makalah ini ditujukan untuk merumuskan permasalahan yang akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian kewajiban dan hak negara dan warga negara ? 2. Apakah wujud hubungan antara negara dan warga negara ? 3. Apakah kewajiban dan hak negara dan warga negara sudah terealisasi seperti yang tercantum dalam UUD NRI 1945? 4. Apa saja kebutuhan negara dan warga negara ? 2.3 Tujuan Masalah Untuk mengkaji makalah ini ada beberapa tujuan yang akan dicapai, yaitu : 1. Memahami kewajiban dan hak negara dan warga negara. 2. Mengetahui alas an diperlukannya kewajiban dan hak negara dan warga negara. 3. Mengetahui sumber historis, sosiolosis, dan politik tentang kewajiban dan hak negara dan warga negara. 4. Mengetahui aturan dasar kewajiban dan hak negara dan warga negara.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilaukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya (Dr. Notonegoro). Kewajiban berasal dari kata wajib yang artinya beban untuk memberikan suatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa ole hang berkepentingan. Kewajiban adalah apa yang harus dilakukan (Prof.Dr. Notonegoro). Warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu (KBBI 2002). Sebagai warga negara, bentuk ketertarikan kita terhadap negara adalah adanya hak dan kewajiban secara timbal balik (resiprokalitas). Warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya pila negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga negara. Hak dan kewajiban warga negara adalah merupakan isi konstitusi negara perihal hubungan antara warga negara dan negara. Di Indonesia, peraturan hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD NRI 1945. Kita sebagai warga Indonesia diharapkan berdisiplin diri melaksanakan kewajiban dan hak warga negara dalam tatanan kehidupan demokrasi Indonesia yang bersumbu pada kedaulatan rakyat dan musyawarah untuk mufakat, mampu menerapkan harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara, dan melaksanakan proyek belajar kewarganegaraan yang terfokus pada hakikat dan urgensi kewajiban dan hak negara dan warga negara dalam tatanan kehidupan demokrasi Indonesia yang bersumbu pada kedaulatan dan musyawarah untuk mufakat. Dalam tradisi budaya Indonesia semenjak dahulu, saat wilayah Nusantara ini diperintah raja-raja, kita lebih mengenal konsep kewajiban disbanding konsep hak. Konsep kewajiban selalu menjadi landasan aksiologis dalam hubungan rakyat dan penguasa. Rakyat wajib patuh kepada tiah raja sebagai bentuk penghambaan total. Keadaan yang sama pun terjadi pada masa penjajahan di Nusantara, baik pada masa penjajahan Belanda atau pun Jepang yang relatif singkat. Horizon kehidupan politik daerah jajahan mendorong aspek kewajiban sebagai postulat ide dalam praktis

kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya. Lambat laun terbentuklah mekanisme mengalahkan diri dalam tradisi budaya nusantara. Perjuangan melawan imprialisme adalah bukti nyata bahwa sejarah kebudayaankita tidak hanya berkutat pada raanah kewajiban. Para pejuang kemerdekaan melawan kaum penjajah tak lain karena hak-hak pribumi dirampas dan dijarah. Situasi perjuangan merebut kemerdekaan yang pantang menyerah, sambungmenyambung, dan tiada henti, sejak perjuangan yang bersifat kedaerahan, dilanjutkan perjuangan menggunakan organisasi modern, dan akhirnya perang kemerdekaan memngkinkan kita sekarang ini lebih paham akan budaya dan hak daripada kewajiban. Akibatnya tumbuhlah mentalitas yang gemar menuntut hak dan jika perlu dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan kekerasan, akan tetapi ketika dituntut untuk menunaikan kewajiban malah tidak mau. Dalam sosiologi ini dikenal dengan isitilah “strong sense of entitlement”. Hak dan kewajiban merupakan suatu yang tidak dapat dipisahkan. Menurut teori korelasi yang dianut pengikut utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara hak an kewajiban. Menurut mereka, setiap kewaiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain, dan begitu pula sebaliknya. ,mereka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara tentang hak dalam arti sesungguhnya, jika ada kolerasi itu, hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai dengannya tidak pantas desebut hak. Hal ini sejalan denganfilsafat kebebasan Mill (1996) yang menyataka bahwa lahirnya hak asasi manusia dilandaskan dua hak yang paling fundamental, yaitu hak persamaan dan hak kebebasan. Hak kebebasan seseorang menurutnya, tidak boleh dipergunakan untuk memanipulasi hak orag lain demi kepentingan sendiri, kebebasan menurut Mill secara ontologis subtabsial bukanlah perbuatan bebas atas dasar kemauan sendiri, bukan pula perbuatan bebas tanpa control, namun perbatan bebas yang diarahkan menuju sukap positif, tidak mengganggu dan merugikan orang lain. 2.2 Alasan Mengapa Diperlukan Warga Negara Telah kita ketahui bahwa tradisi budaya Indonesia semenjak zaman kerajaankerajaan di nusantara lebih mengenal konsep kewajiban dibandingkan konsep hak. Mekanismenya adalah kepatuhan tanpa tara rakyat terhadap penguasa dalam hal ini raja atau sultan sebagai bentuk penghambaan secara total. Keadaan yang sma berlangsung katkala masa penjajahan di nusantara di mana horizon kehidupan politik daerah jajahan mendorong aspek kewajiban sebagai postulat ide dalam praksis kehidupan berpolitik, ekonomi, dan sosial budaya. Dan kekuatan ini yang mengkonstruksikan pemikiran rakyat di nusantara untuk mengedepankan kewajiban dan dalam batas-batas tertentu merupakan pemerolehan hak, walaupun pada

kenyataannya bersifat temporal karena sebagaimana terekan dalam Max Havelaar rakyat yang tertoindas akhirnya memberontak menuntut hak-hak mereka. Pergerakan budaya rupanya mengikuti dinamika kehidupan sosial politik di mana tatkala hegemoni kaum kolonial mulai dipertanyakan keabsahannya maka terjadilah perlawanan kaum tertindas dimana-mana menutut hak-haknya yang dirampas. Sejak itulah konsep hak mulai mengemuka dan konsep kewajjiban mulai meredup. Di saat ini kita menyaksikam fenomena yang anomali di mana orang-orang menuntut dak dengan sangat gigih dan jika perlu dilakukan dengan kekerasan, Nmun pada saat unuk menunaikan kewajiban mereka tampak seperti kehilangan arah. 2.3 Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan Nusantara 1. Sumber Historis Secara historis perjuangan menegakkan hak asasi manusia terjadi di dunia barat (Eropa) adalah John Locke, seorang filsuf Inggris pada abad ke-17, yang pertama kali merumuskan adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan, dan hak milik. Perkembangan ditandai adanya tiga peristiwa penting di dunia barat, yaitu Magna Charta, Revolusi Amerika, dan Revolusi Perancis. a. Magna Charta Piagam perjanian antara raja John dari Inggris dengan para bangsawan. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para bangsawan beserta keturunannya, seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan pengadila. Jaminan iru diberikan sebagai balasan ats bantuan biaya pemerintahan yang telah diberikam oleh para bangsawan. Sejak saat itu, jaminan hak tersebut berkembang dan menjadi bagian dari sistem konstitusi Inggris. b. Revolusi Amerika Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris disebut Revolusi Amerika. Declaration of Independence (deklarasi kemerdekaan) Amerika Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli 1776 merupakan hal dari revolusi ini. c. Revolusi Perancis Revolusi Perancis adalah bentuk perlawanan rakyat Perancis terhadap rajanya sendor yaitu Louis XVI yang telah bertindak sewenang-wenag dan absolut. Declaration des droits de I’homme et du citoyen (pernyataan hak-hak manusia dan

warga negara) dihasilkan oleh Revolusi Perancis. Pernyataan ini membuat tiga hal : ha katas kebebasan (liberty), kesamaan (egality), dan persaudaraan (fraternite). Dalam perkembangannya, perkembangan mengnai HAM makin luas. Pejak permulaan aband ke-20, konsep hak asasi berkembang menjadi empat macam kebebasan (the four freedoms). Konsep ini pertama kali diperkenalkan pleh presiden Amerika Setikat, Franklin D. Rooselvelt. Empat macam kebebasan itu meliputi : kebebasan untuk neragama ( freedom of religion), kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech), kebebasan dari kemelaratan (freedom of want), dan kebebasan dari ketakutan (freedom of fear). Hak asasi masusia kini suda diakui seluruh dinua dan bersifat universal, meliputi berbagai bidang kehidupan manusia dan tidak lagi menjadi milik negara barat. Sekrang ini, hak asasi manusia telh menjadi isu kentemporer di dunia. PBB pada tanggal 10 Desember 1948 menyatakan Universal Declaration of Human Rights (deklarsi universal hak assi manusia). Pemahaman HAM di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap yang hidup di masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya berlangsung sudah cukup lama. Perkembangan pemikiran dan pengaturab HAM di Indonesia dibagi dalam dua periode, yaitu periode sebelum kemerdekaan (1908-1945) dan periode setelah kemerdekaan (1945-sekarang). 2. Sumber Sosiologis Sekarang kita sering menyaksikan berbagai gejolak dalam masyarakat yang sangat memprihatinkan, yaitu munculnya karakter buruk yang ditandai kondisi kehidupan sosial budaya kita yang berubah semakin drastis dan fantastis. Bangsa yang sebelumnya dikenal penyabar, ramah, penuh sopan santun,dan pandai berbasa-basi menjadi bangsa yang pemarah, suka mencaci, perang antar suku dan kampong dengan tingkat kekejaman yang sangat biadab. Bahkan yang lebih tragis, anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah pun sudah dapat saling menyakiti.situasi ini dapat dijelaskan secara sosiologis karena ini memiliki kaitan dengan struktur sosial dan sistem budaya yang telah terbangun pada masa yang lalu. Situasi pasca reformasi sekarang ini terdapat banyak gejolak sosiologis fundamental yang menjadi sumber terjadinya berbagai gejolak dalam masyarakat kita (Wirutomo, 2001). Jika meninjau pada proses intrgasi bangsa Indonesia, permasalahannya terletak pada kurangnya pengembangan kesepakatan nilai secara alamiah dan partisipatif (integrasi normatif) dan leih mengandalkan pendapatan kekuasaan (integrasi koersif). Atas dasar kenyataan demikian maka cita-cita reformasi harus dibangun dari hasil

perombakan terhadap keseluruhan tatanan kehidupa masa lalu. Inti daric its-cits tersebut adalah sebuah masyarakat sipil yang demokratis dan mampu mengharmonikan kewajiban dan hak negara dan warga negara. Entitas negara persatuan dari bangsa multikultur seperti Indonesia hanya bisa bertahan lebih kokh jika berdiri di atas landasan pengelolaan pemerintahn yang sanggup menjamin keseimbangan antara pemenuhan prinsip kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan yang berlaku bagi segenap bnagsa dan elemen kebangsaan. Tuntutan bukan hanya tentang pemenuhan hak-hak individu (individual rights) dan kelompok masyarakat (collective rights), melainkan juga kewajiban untuk mengembangkan solidaritas sosial (gotong royong) dalam rangka kemas;ahatan dan kebahagiaan hidup bangsa secara keseluruhan (Latif, 2011). 3. Sumber Politik Sumber politik yang mendasari dinamika kewajiban dan hak negara dan warga negara Indonesia adalah proses dan hasil perubahan UUD NRI 1945 yang terjadi pada era reformasi. Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan reformasi di masyarakat. Tuntutan tersebut disampaikan oleh berbagai komponen bangsa, terutama oleh mahasiswa dan pemuda. Beberapa tuntutan reformasi adalah : a. Mengamandemen UUD NRI 1945 b. Penghapusan dokrin Dwi Fungsi Angkatan Bersebjata Republik Indonesia (ABRI) c. Menegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia, serta pemberantasan kerupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). d. Melakukan desentralisasi dan hubungan ayng adil antara pusat dan daerah. e. Otonomi daerah. f. Mewujudkan kebebasan pers. g. Mewujudkan kehidupan demokrasi. Tuntutan mengamandemen UUD NRI 1945 didasari oleh pandangan bahwa UUD NRI 1945 belum cukup memuat landasan bagi kehidupan yang demokratis, pemberdyaan rakyat, dan penghormatan HAM. Di samping itu, dalam batang tubuh UUD NRI 1945 terdapat pasal-pasal yang menimbulkan penafsiran beragam dan membuka peluang bagi penyelenggaraan negara yang otoriter, sentralistik, tertutup, berpotensi tumbuh praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Penyelenggaraan negara yang demikian menimbulkan kemerosotan kehidupan nasional. Salah satu bukti tentang hal itu adalah terjadinya krisis dalam berbagai bidang kehidupan (krisis multidimensional).

Tuntutan perubahan UUD NRI 1945 merupakan suatu terobosan yang sangat besar, karena pada era sebelumnya tidak dikehendaki adanya perubahan.apabila hendak merubah UUD NRI 1945 maka harus dilakukan memorandum yaitu meminta pendapat rakyat dengan persyaratan yang sangat ketat dan kecil kemungkinan berhasil. Pada pemilu 1999, melakukan perubahan secara bertahap dan sistematis dalam empat kali perubahan, yakni : (1) perubahan pertama pada siding umum MPR 1999, (2) perubahan kedua pada siding tahunan MPR 2000, (3) perubahan ketiga pada siding tahunan mpr 2001, (4) perubahn keempat pada sudang tahunan. Dari empat kali perbahan tersebut dihasilkan berbagai aturan dasar yang baru, termasuk ikhwal hal dan kewajban asasi manusia yang diatur pada pasal 28 A sampai dengan 28 J. (MPR 2002). 2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara Aturan dasar ihwal dan hak negara dan warga negara setelah perubahan UUD NRI 1945 mengalami dinamika yang luar biasa. Berikut perubahan aturan dasar UUD NRI 1945 sebelum dan sesudah amandemen : 1. Aturan Dasar Ihwal Pendidikan dan Kebudayaan, Serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ketentuan mengenai hak warga negara di bidang pendidikan semula diatur dalam pasal 31 ayat 1 UUD NRI 1945. Setelah perubahan UUD NRI 1945, ketentuan tetap diatur dalam pasal 31 ayat 1 UUD NRI 1945,namun dengan perubahan. Rumusan naskah asli : pasal 31, (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Rumusan perubahan pasal 31, (1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Perubahan UUD NRI tahun 1945 juga memasukkan ketentuan baru tentang upaya pemerintah dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Rumusannya terdapat dalam pasal 31 ayat 5 UUD NRI tehun 1945: “ pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjujungbtingggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Jadi, strategi kebudayaan nasional Indonesia yang kita pilih sebagai berikut : a. Menerima sepenuhnya : unsur-unsur budaya asing yang sesuai dengan kepribadian bangsa. b. Menolak sepenuhnya : unsur-unsur kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

c. Menerima secara selektif : unsur budaya asing yang belum jelas apakah sesuai atau bertentangan dengan kepribadian bangsa. 2. Aturan Dasar Ihwal Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial Sebelum diubah, ketentuan ini diatur dalam Bab XIV dengan judul Kesejahteraan Sosial dan terdiri atas 2 pasal, yaitu pasl 33 dengan 3 ayat dan pasal 34 tapa ayat. Setelah perubahan UUD NRI 1945, judul bab menjadi Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial, terdiri atas 2 pasal, yaitu pasal 33 dengan 5 ayat dan pasal 34 dengan 4 ayat. Salah satu perubahan penting untuk pasal 33 terutama dimaksudkan untuk melengkapi aturan yang sudah diatur sebelum perubahan UUD NRI 1945, sebagai berikut : a. Pasal 33 ayat 1 UUD NRI 1945, menegaskan asas kekeluargaan. b. Pasal 33 ayat 2 UUD NRI 1945, menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara. c. Pasal 33 ayat 3 UUD NRI 1945, menegaskan bahwa bumi dan air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya harus dikuasai negara. Dalam pasal 34 UUD NRI 1945 upaya memajukan kesejahteraan umum lebih dijabarkan lagi ke dalam fungsi-fungsi negara untk : a. b. c. d.

Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat Memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang layak. Menyediakan fasilitas pelayanan umum yang layak

Dalam hal ini negara Indonesia, sebagai negara kesejahteraan, memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kebijakan negara di berbagai bidang kesejahteraan serta meningkatkan kualitas pelayanan umum yang baik..

3. Aturan Dasar Ihwal Usaha Pertahanan dan Keamanan Negara Semua ketentuan tentang pertahanan negara menggunakan konsep pembelaan terhadap negara (pasal 30 ayat 1 UUD NRI 1945). Namun setelah perubahan UUD NRI 1945 konsep pembelaan negara dipindah menjadi pasal 27 ayat 3 denagn sedikit

perubahan redaksional. Setelah perubahan UUD NRI 1945, ketentuan mengenai hak dan kewajiban dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (pasal 30 ayat 1 UUD NRI 1945) merupakan penerapan dari ketentuan pasal 27 ayat 3 UUD NRI 1945. Penerapannya adalah dengan memeberikan hak dan kewajiban kepada warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. 4. Aturan Dasar Ihwal Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Penghormatan terhadap hak asasi manusia pasca amandemen UUD NRI 1945 mengalami dinamika yang luar biasa. Jika sebelumnya perihal hak-hak dasar warga negara yang diatur dalam UUD NRI 1945 hanya berkutat pada pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34, setelah amandemen keempat UUD NRI 1945 aturn dasar mengenai hal tersebut diatur tersebdiri di bawah judul Hak Asasi Mmanusia (HAM). Di samping mengatur perihal hak asasi manusia, juga diatur ihwal perihal kewajiban asasi manusia. 2.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Harmoni Kewaiban dan Hak Negara dan Warga Negara UUD NRI tahun 1945 tidak hanya memuat aturan dasar ihwal perihal kewajiban dan hak negara melainkan juga kewajiban dan hak negara di satu pihak dengan kewajiban dan hak earga negara di pihak lain. Untuk memahami urgensi dan harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara kita pergunakan pendekatan kebutuhan warga negara yang meliputi : 1. Agama Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius. Kepercayaan bangsa kita pada tuhan yang maha esa telah ada semenjak zaman prasejarah, sebelum datangnya pengaruh-pengaruh agama-agama besar ke tanah air kita. Karena itu dalam perkembangannya, bangsa kita mudah menerima penyebaran-penyebaran agama besar tersebut. Rakyat bangsan kita menganut berbagai agama berdasarkan kitab suci yang diyakininya. UUD merupakan dokumen hukum yang mewujudkan cita-cita bersama setiap rakyat Indonesia. Dalam hal ini cita-cita bersama untuk mewujudkan kehidupan beragama juga merupakan bagian yang diatur dalam UUD. Ketentuan mengenai agama diatur dalam UUD NRI 1945. Susunan dasar negara kita yaitu pancasila bersifat hierarkis piramidal. Artinya, urutan lima sila pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingat dalam luasnya da nisi dalam sifatnya yang merupakan pengkhususan dari sila-sila dimuka. Kesatuan sila-sila

pancasila yang memiliki sususan hierarkis piramidal itu harus dimaknai bahwa sila letuhanan yang maha esa menjadi dasar dari : a. Sila kemanusiaan yang adila dan beradab. b. Persatuan Indonesia. c. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kesejahteraan dalam permusyawaratan/perwakilan. d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua istilah yang satu sama lain saling berkorelasi dangan kuat. Pendidikan adalah salah satu bentuk upaya pembudayaan. Melalui proses, pendidikan kebudayaan bukan saja ditransformasikan dari generasi tua ke generasi muda, melainkan dikembangkan sehingga mencapai derajat tertingi berupa peradaban. Dalam konteks ini tujuan pendidikan nasional dapat kita temukan dalam pasal 31 ayat 3 UUD NRI 1945. Dari rumusan pasal 31 ayat 1 UUD NRI 1945 juga terdapat konsep fungsi negara, dalam hal ini pemerintah mengusahakan sekaligus menyelenggarakan sistem pendidikan nasional. Jika kita menengok fungsi-fumgsi negara (fingtion of the state) dalam lingkup pembangunan negara (state building) cakupannya meliputi hal-hal berikut : a. b. c.

Fungsi minimal : melengkapi sarana dan prasarana umum yang memadai, seperti pertahanan dan keamanan, hukum, kesehatan, dan keadilan. Fungsi madya : menagani masalah-masalah eksternalitas, sepeti pendidikan, lingkungan, am monopoli Fungsi aktivis : menetapkan kebijakan industrialmdan redistribusi kekayaan. 3. Perekonomian Nasional dan Ksejahteraan Rakyat

Sesuai semangat pasal 33 ayat 1 UUD NRI 1945 asas perekonomian nasional adalah kekeluargaan. Kekeluargaan merupakan asas yang dianut oleh masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan yang slah satunyan kegiatan perekonomian nasional. Asas kekeluargaan dapat diartikan sebagai kerja sama yang dilakukan lebih dari seorang dalam menyelesaikan pekerjaan, baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan umum. Hasil pekerjaan bersama memberikan manfaat yang dapat dinikmati secara adil oleh banyak orang. Tjuannya adalah agar pekerjaan dapat lebih cepat selesai dan memberi hasil yang lebih baik

4. Pertahanan dan Keamanan Berdasarkan aturandasar ihwal pertahanan dan keamanan negara pasal 30 ayat 2 UUD NRI 1945 bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata) oleh tentara nasional Indonesia (TNI) dan kepolisian negara republic Indonesia (Polri) sebagai komponen utama, dan rakyat sebagai komponen pendukung. Dengan demikian tampak bahwa komponen utama dalam sishankamrata adala TIN dan Polri. Tugas pokok da fungsi TNI dan Polri diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme kedua lembaga yang bergerak dalam bidang pertahanan dan keamanan negara (pasal 30 ayat 5).

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Hak adalah suatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Hak-hak kita sebagai warga negara sebagai anggota masyarakat telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar seperti pada pasal 27 ayat 2, pasal 28 A, paal 28 B ayat 1, pasal 28 B ayat 2, pasal 28 C ayat 1, pasal 28 C ayata 2, pasal 28 D ayat 1, pasal 28 F, pasal 28 I ayat 1. Sedangkan kewajiban adalah suatu yang harus dilakukan dengan oenuh rasa tanggung jawab. Keduanya harus menyatu, maksudnya dikala hak-hak kita sebagai warga negara telah didapatkan, maka kita juga harus menunaikan kewajiban kita kepada negara, seperti : membela negara, ikut nadil dalam mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif yang bisa memajukan bangsa ini. Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh pemerintah negara tersebut dan mengakui pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu. Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2 kriterium, yaitu kriterium kelahiran danpewarganegaraan. 3.2 Saran Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang kewajiban dan hak negara dan warga negara dalam demokrasi yang bersumbu pada kedaulatan dan musyawarah ini, semoga kita semua bisa benar-benar memahami tentang apa yang seharusnya kita dapatkan sebaai warga negara di negeri ini. Sehingga, jika ada hak-hak yang belum kita dapatkan, kita bisa memperjuangkannya. Begitu juga sebaliknya, juka hak-hak sebagai warga negara telah diterima, maka sepatutnya kita juga menjalankan kewajiban kita sebagai warga negara. Dengan demikian, negeri ini akan maju dan penuh dengan keadilan, kemakmuran, aman an sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. M. Arifin Noor. 2007. ISD (Ilmu Sosial Dasar) Untuk UIN, STAIN, PTAIS Semua Fakultas dan Jurusan Komponen MKU. Bandung : Pustaka Setia. Prof. DR. H. Kaelani, M.S. dan Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Paradigma. Hridito, Ivo, dkk. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan di Pergruan Tinggi. Surabaya : Unesa University Press. https://belmawa.ristedikti.go.id

Related Documents

Ppkn Bab 5.docx
June 2020 6
Ppkn
July 2020 33
Ppkn 2006
December 2019 54
Ppkn Final
May 2020 20

More Documents from "M spatrax"