JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ANDALAS
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN RAYA Perencanaan Campuran Beraspal ( Kuliah ke 6 )
Perencanaan Campuran Aspal Mix design adalah prosedur kegiatan untuk menentukan proporsi (dalam batas-batas spesifikasi) material yang merupakan kompromi campuran supaya tercapai kinerja yang optimum. Prosedur mix design termasuk mempertimbangkan faktor ekonomi dan lingkungan.
Perencanaan Campuran Aspal Kandungan aspal cukup, untuk menjamin campuran tahan terhadap ‘fatigue cracking’ dan ‘durability’. Stabilitas dan stiffness cukup, untuk menjamin ketahanan terhadap deformasi akibat beban kend. Kandungan void cukup, untuk memberi kesempatan pemadatan akibat beban kend. tanpa terjadi flushing, bleeding atau loss of stability. Cukup mudah dikerjakan, sehingga efektif saat dihamparkan tanpa tejadi segregasi. Skid resistance cukup (untuk campuran wearing course).
Karakteristik Campuran Aspal Karakteristik yang disyaratkan : 1. Stabilitas (’stability’) 2. Durabilitas (’durability’) 3. Fleksibilitas (’flexibility’) 4. Tahanan geser (’skid resistance’) 5. Kedap air (’impermeability’) 6. Kemudahan pekerjaan (’workability’) 7. Ketahanan kelelahan (’fatigue resistance’) Faktor yang mempengaruhi : 1. Kondisi agregat 2. Penyerapan aspal 3. Kadar aspal efektif 4. Rongga antar butir 5. Rongga dalam campuran 6. Gradasi agregat
Stabilitas yang cukup. Lapisan beraspal harus mampu mendukung beban lalin yang lewat tanpa mengalami deformasi permanen dan deformasi plastis selama umur rencana. Durabilitas yang cukup. Lapisan beraspal mempunyai keawetan yang cukup akibat beban lalin Kelenturan yang cukup. Lapisan beraspal harus mampu menahan lendutan akibat beban lalin tanpa mengalami retak. Cukup kedap air. Lapisan beraspal cukup kedap air sehingga tidak ada rembesan air yang masuk ke lapis pondasi di bawahnya. Kekesatan yang cukup. Kekesatan permukaan lapisan beraspal berhubungan erat dengan keselamatan pengguna jalan. Ketahanan terhadap retak lelah (fatique). Lapisan beraspal harus mampu menahan beban berulang dari beban lalin selama umur rencana. Kemudahan kerja. Campuran beraspal harus mudah dilaksanakan, mudah dihamparkan dan dipadatkan.
Perencanaan Campuran Aspal Perencanaan Agregat :menentukan proporsi agregat kasar, halus dan ’filler’. Metode : 1. Analitis (cara Trial Error ) 2. Cara Grafis Metode Diagonal Metode kotak bujur sangkar Perencanaan Aspal :menentukan kadar aspal dalam campuran. Metode :1. Luas Permukaan 2. Marshall
Gradasi agregat
Design Mix Formula
Hub. Volume-Rongga-density
Keterangan : Va :volume udara/pori = VIM Vma :volume pori antar butir agregat Vmb :volume bulk campuran padat Vmm :volume campuran tanpa volume udara Vb : volume aspal Vba : volume aspal yang terabsorbsi Vsb : volume bulkagregat Vse : volume agregat efektif
Keterangan : Va : volume udara/pori = VIM Vma : volume pori antar butir agregat Vmb : volume bulk campuran yg telah dipadatkan Vmm : volume campuran tanpa volume udara Vb : volume aspal Vba : volume aspal yang terabsorbsi Vsb : volume bulkagregat Vse : volume agregat efektif
Contoh Campuran aspal beton mengandung : 2250 kg agregat dan 150 kg aspal per m3. Absorpsi agregat 1.2 % BJ bulk agregat = 2,67 dan BJ aspal = 1,05. Hitunglah kadar aspal (total, efektif, terserap) dan sifat-sifat volumetrik (VIM, VMA dan VFA)
Penyelesaian Diasumsikan volume = 1 m3. Massa aspal terserap = 1,2 % × 2250 = 27 kg. Massa aspal efektif (yang melapisi agregat) = 150 – 27 = 123 kg. Volume bulk agregat = 2250 / (2,67 × 1000)= 0,843 m3. Volume aspal efektif = 123 / (1,05 × 1000) = 0,117 m3. Volume rongga berisi udara = 1 – (0,843 + 0,117) = 0,04 m3. Kadar aspal = 150 / (2250 + 150) = 6,25 %. Kadar aspal efektif = 123 / (2250 + 150) = 5,12 %. Kadar aspal terserap = 27 / (2250 + 150) = 1,12 VIM = 0,04*100 = 4%. VMA = (0,04+0.117) *100 = 15,7 % = (1-0,843) *100 = 15,7 % V FA = ((0,157-0,04)/0,157))*100 = 74,5 %
See you in the next Chapter…………