POTENSI JELLY DAUN MANGGA ASAM SEBAGAI SNACK ANTI SEPSIS Rio Jati Kusuma Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM Abstrak Sepsis merupakan salah satu penyakit yang menyerang setengah juta pasien dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Sepsis juga merupakan penyebab kematian utama pada pasien yang dirawat di ruang ICU. Sepsis disebabkan akibat masuknya agent infeksi seperti bakteri, racun atau virus ke dalam sirkulasi yang salah satunya disebabkan karena ketidakseimbangnya kondisi mikroflora di usus. Pengobatan dan penanganan sepsis saat ini melalui pemberian obat antimikrobia dan virus tidak menunjukkan kemajuan yang berarti. Selain itu, harga obat yang mahal membuat insidensi kematian akibat sepsis semakin tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alternatif pencegahan dan penanganan sepsis yang terjangkau dan murah oleh masyarakat. Mangga merupakan salah satu tanaman yang telah lama digunakan sebagai obat oleh masyarakat di berbagai dunia. Kandungan zat antibakteri dan antioksidan yang terdapat di dalam mangga, terutama di bagian daunnya sangat potensial dalam penanganan dan manajemen pasien sepsis. Selain itu, melalui proses fermentasi dari bakteri Lactobacillus sp. dan metabolitnya, diharapkan mampu mengembalikan kondisi mikroflora usus yang tidak seimbang. Akan tetapi daun mangga jarang diolah sehingga menjadi komoditas yang tertinggal dan sampah. Pada tulisan ini, penulis ingin menawarkan suatu gagasan pengolahan mangga menjadi jelly asam daun mangga yang diharapkan mampu dalam manajemen dan penanganan pasien sepsis serta mencegah mortalitas dan morbiditas sepsis di masyarakat.
I.
Pendahuluan Latar Belakang Masalah Sepsis merupakan respon sistemik tubuh akibat adanya agent infeksi yang masuk ke dalam darah (Krauses, 2004). Sepsis menyerang sekitar setengah juta pasien dengan tingkat kematian (mortality rate) sekitar 35% (Balk, 2000). Sepsis juga merupakan penyebab kematian utama pada pasien yang dirawat di ruang ICU (Cirioni et al., 2006). Kematian yang disebabkan karena sepsis pada pasien yang dirawat di ICU mencapai 10-50% (Friedman, 1998). Selain itu, di Amerika serikat, sekitar 750.000 pasien mengalami sepsis berat dan 200.000 pasien meninggal akibat sepsis. Minimo et al. (2000), melaporkan bahwa sepsis merupakan penyebab kematian dan kesakitan terbanyak di Negara Amerika Serikat pada tahun 2000 dengan riwayat akhir meninggal akibat infeksi. Sepsis dapat disebabkan karena masuknya beberapa agent infeksi ke dalam tubuh. Agent infeksi ini dapat berupa bakteri, endotoksin, atau jamur yang dapat meningkatkan respon immune tubuh. Salah satu sebab agent infeksi dapat masuk ke dalam tubuh akibat keseimbangan mikroflora usus yang terganggu. Gangguan mikroflora usus berupa peningkatan bakteri patogen dapat menyebabkan invasi bakteri ke dalam tubuh melalui usus. Oleh karena itu, pengobatan sepsis merupakan hal yang krusial dalam menyelematkan nyawa pasien yang menderita sepsis. Pengobatan sepsis dilakukan dengan cara pemberian obat-obatan antimikrobia dan antiinflamasi. Obat-obatan yang menghambat inflamasi seperti PAFase, TFPI, Steroids, ATIII dan Ibuprofen tidak signikan terhadap penyembuhan sepsis (Opal et al., 2004, Abraham et al., 2003, Annane et al., 2002, Warren et al., 2001, Bernard et al., 1997, William et al., 2005). Selain itu, karena harganya yang mahal, sangat sedikit masyarakat yang mampu membelinya. Hal ini mengakibatkan meningkatnya resiko kematian pada pasien sepsis akibat sensitifitas obat yang
kurang. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alternatif manajemen dan pencegahan sepsis yang murah dan terjangkau oleh masyarakat. Mangga (Magnifera indica L.) merupakan tanaman tropis yang terkenal di dunia dan memiliki sekitar 69 varietas spesies yang telah diketahui (Stoilova et al., 2005). Daun mangga merupakan bagian dari mangga yang terkenal dapat digunakan sebagai obat di beberapa Negara seperti Bolivia, Southern Guiana, the Antilles, Kolumbia, Filipina dan India. Daun mangga yang hanya berupa tumpukan sampah ternyata memiliki khasiat sebagai antimikrobia, antioksidan serta menekan aktivitas neutrofil yang potensial dalam pencegahan dan pengobatan sepsis (Akinpelu dan Onakoya, 2004, Andreu et al., 2006, Nwinuka et al., 2008). Oleh karena itu, penulis ingin memberikan suatu gagasan untuk mengatasi sepsis melalui pembuatan jelly asam daun mangga yang diharapkan mampu menekan angka kesakitan dan kematian pada pasien sepsis.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut, maka terdapat suatu permasalahan yaitu apakah jelly asam daun mangga dapat digunakan sebagai alternatif pangan fungsional pada penderita sepsis?
Tujuan 1. Mengulas potensi jelly daun mangga sebagai antisepsis 2. Mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat sepsis melalui pemberian jelly daun mangga asam 3. Dapat dijadikan alternatif sebagai snack antisepsis dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat Luaran yang diharapkan
Diharapkan melalui penulisan ini diharapkan mampu membuat suatu artikel yang berupa idea tau gagasan yang dapat diterapkan atau diteliti lebih lanjut sehingga mampu digunakan dalam manajemen dan penanganan sepsis, baik di masyarakat maupun di rumah sakit.
Kegunaan 1. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut mengenai terapi diet bagi penderita sepsis dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. 2. Dapat dijadikan sumbangsih pikiran dalam menurunkan tingkat kesakitan dan kematian pada pasien sepsis. 3. Sebagai dasar pengembangan dan pemanfaatan mangga sebagai alternatif snack anti sepsis.
II.
Tinjauan Pustaka Mangga (Mangifera indica L.) merupakan tanaman tropis yang memiliki efek bagi kesehatan sehingga sering digunakan sebagai obat pada beberapa suku tertentu di belahan dunia. Di dalam buah mangga terdapat banyak sekali senyawa polyphenolic yang berperan sebagai antioxidant. Daun dan tunas mangga mengandung senyawa polyphenol. Senyawa atau komponen polyphenol dalam daun dan tunas mangga antara lain Galloyl, hydroxy benzoyl esters dan epicatechin (Masibo dan He, 2008). Studi yang dilakukan oleh Sanchez et al. (2000), menemukan bahwa ekstrak daun dan tunas mangga menggunakan air panas akan menghasilkan beberapa senyawa asam phenolic (gallic acid, 3,4 dihydroxy benzoic acid, benzoic acid), ester phenolic (gallic acid methyl ester, gallic acid propyl ester, benzoic acid propyl ester), flavan-3-ols (catechin and epicatechin) dan xantone mangiferin yang menyusun sekitar 10% dari ekstrak. Mangiferin merupakan komponen
penyusun bunga, cabang, daun serta tunas dimana merupakan komponen penyusun terbanyak dalam tunas daun (Saleh dan El-Ansari, 1975). Mangiferin merupakan zat yang banyak diteliti dan memiliki efek atau manfaaat sebagai antioksidant, antikanker, antimicrobial, antiaterosklerotik, antiallergenic, antiinflamasi dan Imunnomodulatory (Masibo dan He, 2008). Analisis antioksidant in vitro dilakukan oleh Roulliard et al. (1998), sedangkan in vivo menggunakan mencit menunjukkan bahwa mangiferin dapat digunakan sebagai pelindung hati dan jantung terhadap radikal bebas (Muruganandan, 2002). Halliwel dan Gutterridge (1986) mengatakan potensi mangiferin sebagai pelindung membrane mitokondria terhadap oksidasi. Selain sebagai antioksidan dan antikanker, mangiferin dapat digunakan sebagai antibakteri gram positif dan negatif. Penelitian yang dilakukan oleh Stoilova et al. (2005) menemukan bahwa mangiferin dapat digunakan sebagai antibakteri bakteri gram positif dan negative. Bakteri gram positif yang sensitive terhadap mangiferin adalah Bacillus pumilus, sedangkan bakteri gram negatif yang sensitive terhadap mangiferin adalah Salmonella agona. Lova et al. (2005), menemukan bahwa mangiferin dapat digunakan sebagai antifungal pada beberapa jenis jamur antar lain Thermoascus aurantiacus, Saccharomyces cerevisiae, Trichoderma reesei dan Aspergillus flavus.
III.
Metode Penulisan Data yang diambil pada penulisan ini berasal dari literatur jurnal yang dicari dengan bantuan www.pubmed.gov dan menggunakan google dengan memasukkan kata kunci: Phytochemical, mango and sepsis, mangiferin and antimicrobial effect,mango and
health
beneffits,
immunosupresan.
mango
leaves
and
sepsis
dan
sepsis
and
Selain menggunakan pubmed.gov, pencarian data dan literatur dicari dengan menggunakan www.google.com dengan menggunakan kata kunci fitokimia dan daun mangga serta search dengan kata kunci jurnal didalam pubmed tidak dapat diakses. Referensi dari buku juga digunakan untuk menunjang ketajaman isi dan mendukung gagasan.
IV.
Hasil dan Pembahasan Mangga (Mangifera indica L.) merupakan buah yang diklaim dapat digunakan sebagai obat (Sagrawat dan Khan, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Chattopadyay et al. (1986), melaporkan terdapat peningkatan immunomodulasi secara in vitro pada hewan coba akibat penambahan dari ekstrak alcohol mangga. Peningkatan immunomodulasi ini diduga akibat mediasi sel dan antibody humoral yang memediasi aktifasi dari sel T dan B (Makare et al., 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Garcia et al. (2003), melaporkan bahwa kulit batang mangga dapat digunakan sebagai antihelmintas (anti cacing) dan antialergi. Selain itu, ekstrak daun mangga dapat digunakan untuk menurunkan gula darah pada mencit yang dibuat diabetes (Aderibigbe et al., 2001). Menurut Stoilova et al., (2005), ekstrak dari batang mangga dengan menggunakan air memiliki aktivitas antibakteri untuk beberapa jenis bakteri gram negatif. Menurut Gregorio et al. (2007), aktivitas antikanker yang terdapat didalam mangga disebabkan akibat adanya beberapa senyawa seperti polyphenols,
terpenoids,
steroids,
fatty
acids
(asam
lemak)
dan
microelements. Dari beberapa senyawa tersebut yang esensial dan dibutuhkan tubuh adalah mangiferin. Mangiferin merupakan senyawa xanthone yang memiliki aktivitas antioksidan paling kuat dibandingkan dengan vitamin C atau vitamin E (Masibo dan He, 2008). Mangiferin merupakan senyawa yang
tahan panas yang terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi yang berfungsi dalam mencegah stress static dan dinamik tanaman akibat adanya serangan mikroorganisme patogen (Sanchez et al., 2000, Muruganandan et al., 2002). Mangiferin banyak terdapat pada daun dan tunas daun. Mangiferin merupakan komponen penyusun terbanyak dalam daun dan tunas daun. Mangiferin menyusun sekitar 10% dari daun disamping beberapa senyawa phenols (asam galat, 3,4-dihidroksi asam benzoat, asam benzoate), ester phenol (metil ester asam galat, propil ester asam galat, propil ester asam benzoate) dan flavan-3-ols (catechin dan epicathecin) (Sanchez et al., 2000). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nwinuka et al. (2008), melaporkan bahwa terdapat peningkatan kadar PCV (haematokrit), eritrosit, leukosit, platelet dan limphosit serta penurunan kadar neutrophil dan Hb pada tikus albino yang diberi ekstrak air tunas daun mangga. Sehingga ekstrak air tunas daun mangga dapat digunakan sebagai immunosupresi akibat peningkatan neutrophils. Sepsis merupakan penyakit dimana terjadi kenaikan kadar neutrophils dalam darah yang dapat menyebabkan shock akibat proses vasokonstriksi tidak dapat berjalan sedangkan denyut jantung meningkat (Quezado dan Natanson, 1992). Peningkatan kadar neutrophils di dalam darah ini kemungkinan disebabkan karena adanya inflamasi atau peradangan akibat terbentuknya senyawa radikal oksigen yang reaktif (ROS) (Andreu et al., 2006). Studi pada hewan coba yang dilakukan oleh Redl et al. (1996), melaporkan bahwa terjadi kenaikan kadar ROS pada organ akibat infusi dari endotoxin bakteri atau bakteri lipopolisakarida. Jelly asam daun mangga adalah jelly yang dibuat dari campuran buah mangga, ekstrak daun mangga dan gula yang difermentasi dengan menggunakan bakteri asam laktat. Proses fermentasi bakteri pada jelly ini diharapkan mampu memecah senyawa-senyawa makro dan menghasilkan
bioaktif dan biopeptida yang dapat digunakan pada manajemen dan penanganan sepsis. Oleh karena itu, ekstrak air dari daun mangga beserta tunasnya diharapkan dapat mencegah sepsis karena aktivitas antimikrobia dan antioksidannya. Selain itu, daun dan tunas mangga juga memiliki aktivitas antiinflamasi dan dapat memperbaiki system imun (Garido et al., 2001, Garcia et al., 2002).
V.
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa jelly asam daun mangga dapat digunakan sebagai alternatif manajemen dan pencegahan sepsis melalui komponen bioaktif yang terdapat di dalam daun mangga dan hasil metabolit bakteri selama proses fermentasi yang bermanfaat bagi menjaga kesehatan mikroflora usus. Saran yang kami tawarkan setelah pembuatan gagasan ini adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui komponen atau senyawa bioaktif apa yang terdapat dalam jelly asam daun mangga sehingga dapat diterapkan sebagai manajemen dan penanganan sepsis. 2. Diharapkan dapat dijadikan suatu makanan ringan atau snack yang menyehatkan guna mencegah terjadinya sepsis sejak dini dan digemari oleh masyarakat. 3. Perlu pengembangan produk yang lebih maju dalam memanfaatkan daun mangga sebagai makanan fungsional yang potensial dalam mencegah sepsis.