Porto Pertemuan 5 Sim.docx

  • Uploaded by: nadya
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Porto Pertemuan 5 Sim.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,203
  • Pages: 7
TUGAS RANGKUMAN MANAJEMEN PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI MERUMUSKAN DAN MENGANALISA PORTOFOLIO YANG OPTIMAL BERDASARKAN MODEL SINGLE MODEL INDEX (SIM)

Disusun Oleh : Kelompok 5 / Kelas A Marshelino Boyke

3203016005

Samuel Widarto

3203016006

Ivana Angela

3203016015

Christella Gabriel P. 3203016028 Hendronoto H

3203016043

Aurelia Bevelin

3203016215

Bonita I.

3203016218

Mery Sutanto

3203016223

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2018

PORTOFOLIO OPTIMAL Portofolio optimal menurut Tandelilin (2010: 157) merupakan portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya. Menurut Jogiyanto (2010:309). Menyebutkan bahwa portofolio efisien merupakan portofolio yang memiliki return maksimum dengan tingkat risiko tertentu atau yang memiliki risiko minimum dengan tingkat return tertentu. Pemilihan portofolio optimal tergantung kepada preferensi investor terhadap return dan risiko yang diharapkan : 1. Investor penghindar risiko jika dihadapkan pada dua investasi dengan pendapatan diharapkan yang sama dan risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah (Fabozzi, 2001). 2. Investor yang lebih menyukai risiko akan memilih portofolio dengan return yang tinggi dengan membayar risiko yang juga lebih tinggi (Jogiyanto, 2003).

MODEL INDEKS TUNGGAL Menurut Bodie et al (2008:406), “Model indeks tunggal (single-index model) menggunakan indeks pasar sebagai proksi atas faktor umum atau faktor sistematik”. Model indeks tunggal atau model satu faktor mengasumsikan bahwa imbal hasil atau return antara dua sekuritas atau lebih akan berkorelasi (akan bergerak bersama) dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu faktor atau indeks tunggal yang dimasukkan dalam model (Halim, 2015:64). Menurut Hartono (2012:339), model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. William Sharpe (1963) mengembangkan model indeks tunggal yang menyederhanakan perhitungan model Markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan di dalam perhitungan model Markowitz serta digunakan untuk menghitung return ekspektasian dan risiko portofolio.

Model portofolio Markowitz dengan perhitungan kovarians yang kompleks dikembangkan oleh William Sharpe dengan menciptakan model indeks tunggal. Model ini mengaitkan perhitungan return setiap aset pada return indeks pasar. Model indeks tunggal ini didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Secara materitas indeks tunggal sebagai berikut : Ri = αi + βi Rm + ei Dalam hal ini : Ri = return sekuritas I Rm = return indeks pasar Αi = return sekuritas i tidak dipengaruhi kinerja pasar Βi = kepekaan return sekuritas i terhadap perubahan return pasar ei = kesalahan residual Perhitungan return sekuritas dalam model indeks tunggal melibatkan dua komponen yaitu : 1. Komponen return yang terkait dengan keunikan perusahaan dilambangkan dengan αi 2. Komponen return yang terkait dengan pasar dilambangkan dengan βi Beta sistematis dapat diperhitungkan dengan rumus : βi = σim / σ2m Asumsi yang dipakai dalam dalam model indeks tunggal adalah bahwa sekuritas akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas mempunyai respon yang sama terhadap return pasar. Dalam model indeks tunggal, kovarians antara saham A dan saham B hanya bisa dihitung atas

dasar kesamaan respon kedua saham tersebut terhadap return pasar. Sehingga, risiko yang relevan dalam model tersebut hanyalah risiko pasar. Secara matematis, kovarians antarsaham yang terkait dengan risiko pasar bisa ditulis sebagai: ρAB = βAβBσ2M Bisa dilihat bahwa perhitungan kovarians dengan model Markowitz dan dengan model indeks tunggal mengandung perbedaan dan persamaan. Perbedaannya, Model Markowitz menghitung kovarians melalui penggunaan matriks hubungan varians-kovarians, yang memerlukan perhitungan yang kompleks. Sedangkan dalam model indeks tunggal, risiko disederhanakan ke dalam dua komponen, risiko pasar dan risiko keunikan perusahaan. Persamaannya, perhitungan risiko sekuritas dengan model indeks tunggl juga dapat diterapkan dalam menghitung risiko portofolio. Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan analisis portofolio berdasarkan model indeks tunggal adalahsebagai berikut: 1) Menghitung Retur Realisasian Hal pertama yang dilakukan dalam menganalisis portofolio optimal adalah menghitung return realisasian yang diberikan berdasarkan data harga saham. Return realisasian (realized return) terdiri atas capital gain (loss) dan yield, dinyatakan sebagai berikut Return realisasian =capital gain (loss) + yield Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi periode lalu (Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain) sebaliknya terjadi kerugian modal (capital loss). Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Dalam penelitian ini tidak mengikutsertakandividen karena data pembagian dividen selama periode pengamatan masing-masing aktiva mengalami perbedaan seperti pembagian dividen berupa mata uang asing dan dalam bentuk lembar saham.

2) MenghitungReturn Bebas Risiko, ReturnEkspektasian, Deviasi Standar, Beta, Alpha, Risiko Unik, danReturnEkses (1) ReturnBebas Risiko (RBR) Dari data SBI yang terkumpul selama periode pengamatan dicari nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata bulanan yang diperoleh digunakan sebagai return bebas risiko dalam penelitian ini. (2) ReturnEkspektasian Retur nekspektasian (expected return) merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan. Return ekspektasian ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasian digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Metode yang digunakan dalam menghitung return ekspektasian dalam penelitian ini adalah metode rata-rata (3) Deviasi Standar Risiko adalah variabilitas return terhadap return yang diharapkan. Untuk menghitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar (standard deviation) yang mengukur absolut penyimpangan nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya. Dalam hal ini dilakukan perhitungan untuk mencari deviasi standar individual aktiva dan deviasi standar pasar. (4) Beta Individual Aktiva Beta individual (βi) dihitung dengan rumus kovarian return aktiva dengan return pasar dibagi dengan varian atau deviasi standar pasar kuadrat. (5) Alpha Individual Aktiva Alpha individual (αi) dihitung dengan rumus returnekspektasian individual dikurang Beta individual dikalir eturn ekspektasi pasar. Dengan demikian, rumus Alpha (αi) adalah : αi = E(Ri) – (σi . E(Rm))

(6) Risiko Unik Aktiva Risiko (varian return) aktiva yang dihitung berdasarkan model ini terdiri atas dua bagian: risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk), dan risiko unik masing-masing perusahaan (7) Return Ekses Returnekses (excess return) didefinisikan sebagai selisih Return ekspektasian dengan return aktiva bebas risiko. Excess return to beta(ERB) berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasi yang diukur dengan beta. Rasio ERB ini juga menunjukkan kinerja dari aktiva. 3) Menentukan Portofolio Optimal Berdasarkan Cut-off Point Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan demikian, diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi. 4) Penentuan Proporsi Dana Setelah aktiva-aktiva yang membentuk portofolio optimal telah dapat ditentukan, pertanyaan berikutnya adalah berapa besar proporsi masing-masing aktiva tersebut di dalam portofolio optimal. Model indeks tunggal menggunakan asumsi-asumsi yang merupakan karakteristik model ini sehingga menjadi berbeda dengan model-model lainnya. Asumsi-asumsi dari model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritas-sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar (misalnya efek dari industrial atau perusahaan-perusahaan itu sendiri), melainkan karena mempunyai hubungan yang umum terhadap indeks pasar. Menurut Jogiyanto (2003) menambahkan bahwa selain hasil dari model indeks tunggal dapat digunakan sebagai input análisis portofolio, model indeks tunggal dapat juga digunakan secara langsung untuk análisis portofolio. Análisis portofolio menyangkut perhitungan return ekspektasi portofolio dan risiko portofolio.

Related Documents

Porto Pertemuan 5 Sim.docx
November 2019 24
Pertemuan 5
June 2020 14
Pertemuan 5
June 2020 15
Porto
November 2019 44
Porto
October 2019 42

More Documents from ""

Mncgroup.docx
November 2019 35
Morning Report.docx
April 2020 21
Cyber Sastra.docx
November 2019 47
Miller And Value Trust.docx
November 2019 38