PEMICU 4 KELOMPOK 4 Derita Jadi Laki-laki Jumat 2 Maret 2018
ANGGOTA KELOMPOK Tutor Ketua Sekretaris Penulis
: dr. Liliyana : Astri Gunardi (405150127) : Satria Ghaibi Saputra (405130180) : Alfred Hartoyo Alphanto (405150114)
Anggota: 1.
Fransiska Alisa Ariyanti
(405130173)
2.
Maria Meilani Chiristina
(405140127)
3.
Elfinder Singh Dhillon
(405140180)
4.
Stephan Immanuel
(405150032)
5.
Theresia Fitriyana Dwi K.
(405150086)
6.
Ulmi Auly Hidayati
(405150169)
7.
Wulandari Kezia Karamoy
(405150184)
8.
Reinhart Eugene Sampakang
(405150186)
Pemicu 4
DERITA JADI LELAKI
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri hebat dan bengkak pada buah zakar sebelah kanannya sejak 3 jam yang lalu. Nyeri muncul mendadak saat ia sedang bersepeda disertai pusing, mual dan sempat muntah satu kali sejak keluhan utama dirasakan. Tidak ada demam dan tidak ada nyeri ataupun keluhan lainnya dalam berkemih. Menurut pasien, air seni tampak kuning dan tidak ditemukan adanya darah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, tekanan darah dan frekuensi nadi sedikit meningkat. Tanda-tanda vital lainnya dalam batas normal. Tidak ditemukan adanya massa di daerah supra symphisis. Pada pemeriksaan genitalia didapatkan scrotum dextra tampak oedema, terletak lebih tinggi dari scrotum sinistra dan nyeri. Refleks kremaster menghilang. Pada saat yang sama seorang laki-laki berusia 35 tahun dating ke UGD dengan keluhan tidak enak pada perut bagian bawahnya sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengeluh anyang-anyangan dan buang air kecilnya tidak lampias. Menurut pasien, air seni tampak keruh namun tidak berdarah. Buang air besar baik. Pasien menanyakan apakah ia menderita penyakit yang sama denga ayah kandungnya yang berusia 70 tahun yang saat ini harus memakai kateter. Menurut pasien, ayahnya sejak 5 bulan lalu mengalami kesulitan buang air kecil (BAK), dimana BAK-nya tidak lampias, pancaranya lemah, menetes dan harus mengedan saat berkemih. Namun tidak ada darah dalam air seni ayah pasien. Pada anamnesis diketahui juga pasien sering berhubungan seksual dengan “pasangan” tanpa pengaman. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, tekanan darah, frekuensi nadi dan frekuensi nafas dalam batas normal, suhu 38,3°C. pemeriksaan rectal toucher terasa nyeri pada arah jam 12 (ventral). Apa yang dapat anda pelajari dari kasus di atas?
MIND MAP Anotomi, Fisiologi, Histologi Oedema
PROSTAT Inflamasi
Infeksi
Infeksi Menular Seksual (I M S)
M E N Y E B A B K A N
Obstruksi Benign Prostat Hiperplasia Keganasan
Usia
MIND MAP Anatomi, Fisiologi, Histologi
Skrotum
TESTIS Saraf
Terganggu
Refleks Kremaster (-)
Testis (D D) Bengkak Limfe (D D) Diagnosis Banding
Kompetensi Blok Sistem Urogenital Kelainan Prostat 1.
1. Menjelaskan Anatomi, Fisiologi, Histologi Prostat dan Testis
2.
2. Menjelaskan Kelainan-kelainan pada Prostat dan Testis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi, Histopatologi, Tanda & Gejala, Prosedur Diagnostik (Pemeriksaan Fisik maupun Penunjang), Diagnosis Banding, Komplikasi, Prognosis, Tatalaksana, K I E)
3.
3. Menjelaskan pemeriksaan Rectal toucher
4.
4. Menjelaskan Diagnosis banding, meliputi; Polikisuria dan pembesaran Prostat & Testis.
No
Daftar Penyakit
Tingkat Kemampuan
1
Prostatitis
3A
2
Hiperplasia Prostat Jinak
2
3
Karsinoma Prostat
2
Kelainan Testis No
Daftar Penyakit
Tingkat Kemampuan
1
Hernia Sacrotalis
2
Karsinoma Testis
1
3
Torsio Testitis
3B
4
Epididimitis
2
Menjelaskan Anatomi, Fisiologi, Histologi Prostat dan Testis
Learning Issues 1
KAPSUL PROSTAT Secara normal 2, tetapi secara patologis 3 jumlah: 1.
Kapsul sejati (true capsule) selubung fibrosa tipis yang mengelilingi kelenjar.
2.
Kapsul palsu (false capsule) fasia ekstraperitoneal kental yang berlanjut ke dalam fasia yang mengelilingi kandung kemih dan dengan fasia Denonvilliers posterior. Antara lapisan 1 dan 2 terletak pleksus vena prostat.
3.
Kapsus patologis bila hipertrofi 'adenomatosa' jinak dari prostat terjadi, bagian perifer normal dari kelenjar menjadi dikompres menjadi kapsul
di sekitar massa pembesaran ini. Harold Ellis. Clinical Anatomy. Edisi 11
MENJELASKAN FISIOLOGI PROSTAT & TESTIS Fisiologi prostat
Fungsi kelenjar prostat: Mengeluarkan cairan alkalis Untuk menetralkan sekresi vagina yang asam
Sperma lebih dapat bertahan hidup pada lingkungan yg sedikit basa Menghasilkan enzim2 pembekuan Bekerja pada fibrinogen untuk menghasilkan fibrin Fibrin -> membekukan semen -> sperma yang diejakulasikan tetap tertahan di dalam saluran reproduksi ♀ saat penis ditarik keluar Menghasilkan enzim2 fibrinolisin Menguraikan bekuan seminal -> sperma motil dpt bergerak dlm sal reproduksi ♀
Sherwood L. Human physiology: from cells to
FISIOLOGI TESTIS Sel Sertoli
Spermatogenesis
Sel Leydig
Menghasilkan testosteron
Testis
Perdarahan testis • Testis mendapat darah dari arteri testicularis menuju funiculus spermaticus • Darah dialirkan kembali melalui plexus pampiniformis ke vena testicularis ke vena cava inferior (kanan) dan vena renalis (kiri) Persarafan testis Plexus aorticus dan renalis dari nervus segmentalis T10
Hipotalamus
(-)
GnRH
(+)
Hipofisis anterior
FSH
(+)
LH TESTIS
Sel Sertoli (-) (+)
(+)
Inhibin
(+) Spermatozoa
Sel Leydig (-) (+)
Testosteron
Testis with epididymis
Epididymis with basal cells and smooth muscle
Seminiferous tubule (×540). Note the seminiferous epithelium (SE), pale spermatogonia A (Ap), dark spermatogonia A (Ad), spermatogonia B (B), Sertoli cell (SC), and spermatozoa (Sz).
Light micrograph of the epididymis in a monkey (×270). Basal cells (BC), epithelium (Ep), principal cells (PC), smooth muscle (SM).
Gartner LP, Hiatt JL. Color atlas and text histology. 6th ed
Gartner LP, Hiatt JL. Color atlas and text histology. 6th ed
Light micrograph of the monkey seminal vesicle (×270). Basal cells (BC), columnar cells (CC), lumen (L), spermatozoa (Sz) .
Light micrograph of the prostate gland of a monkey (×132). Note areas of prostatic concretion (arrows).
Gartner LP, Hiatt JL. Color atlas and text histology. 6th ed
Gartner LP, Hiatt JL. Color atlas and text histology. 6th ed
PROSTATITIS
LEARNING ISSUES 2
KLASIFIKASI
Prostatitis adalah reaksi infalamasi pada kelenjar prostat
yang dapat disebabkan oleh bakteri maupun non bakteri.
Klasifikasi yang baru berdasarkan National Untuk diagnosa, ambil sample urin dan getah kelenjar
prostat, melalui uji 4 tabung (Stamey-Meares) Terdiri: 1. 10cc pertama: Yaitu urine yg dikemihkan pertama kali (VB1) menilai keadaan mukosa uretra 2. Urine porsi tengah (VB2) menilai keadaan mukosa kandung kemih 3. Getah prostat yg dikeluarkan melallui masase prostate / expressed prostatic secretion (EPS) menilai keadaan kelenjar prostat 4. Urine yg dikemihkan setelah masase prostat 1-4 dianalisis secara mikroskopik dan dikultur untuk mencari kuman penyebab Pemeriksaan metoda dua porsi (urin pre dan post masase) Urin premasase diambil urin porsi tengah urin inisial 10 cc pasca masase prostat. angka sensitifitas dan spesifisitas mencapai 91 %.
Institutes of Health classification system (1995) menjadi : NIH kategori I (Prostatitis Bakteri Akut) NIH kategori II (Prostatitis Bakteri Kronik) NIH kategori III (Chronic Pelvic Pain Syndromes/ (CPPS)) NIH kategori IIIa (Inflammatory CPPS) Ditemukan sel darah putih yang bermakna pada sekresi prostat yang dimasase, sedimen urin pasca masase, atau semen NIH kategori IIIB (Non inflammatory CPPS) Tidak ditemukan sel darah putih yang bermakna pada sekresi prostat yang dimasase, sedimen urin pasca masase, atau semen NIH kategori IV (asimtomatik)
Gejala klinis: Akut Kronis (minimal 3 bulan menderita)
Tersering E. coli
Staphylococci
Klebsiella spp
Chlamydia trachomatis
Proteus mirabilis
Ureaplasma urealyticum
Enterococcus faecalis
Mycoplasma hominis
Pseudomonas aeruginosa
walaupun masih menimbulkan perdebatan
Paling sering dikeluhkan: NYERI Prostat/perineum Skrotum dan atau Testis Penis Kandung kemih Punggung
: 46 % : 39 % : 6% : 6% : 2%
dan LUTS: Sering BAK
Tanda dan Gejala
Sulit BAK seperti pancaran lemah, mengedan Nyeri saat BAK/nyeri bertambah saat BAK
PROSTATITIS BAKTERIAL AKUT (KATEGORI I) Etiologi : E.coli, Proteus, Klebsiella, Pseudomonas spp., Enterobacter,
Serratia spp.
Bakteri masuk secara: Ascending dari urethra Refluks urine yang terinfeksi ke dalam duktus prostatikus Langsung atau secara limfogen
Hematogen
Gambaran klinis Tampak sakit, demam, menggigil, rasa sakit daerah perineal, gangguan
miksi.
Pemeriksaan fisik: Rectal toucher prostat teraba membengkak, hangat, nyeri Penatalaksanaan: Antibiotika Fluoroquinolone Trimetoprim sulfametoksazol (Kotrimoksazol)
Aminoglikosida Setelah keadaan membaik antibiotika per oral diteruskan hingga 30 hari Pemasangan kateter suprapubik Komplikasi: Abses prostat Urosepsis
PROSTATITIS NON BAKTERIAL KRONIS (KATEGORI III)
Karena ISK yang sering kambuh Gejala: Disuri, urgensi, frekuensi, nyeri perineal, kadang nyeri saat
ejakulasi atau hematospermi
Pemeriksaan fisik: Rectal toucher mungkin teraba krepitasi (tanda kalkulosa
prostat)
Uji 4 tabung EPS dan VB3 didapatkan kuman yg lebih banyak daripada
VB1 dan VB2
Pemeriksaan mikroskopik EPS tampak oval fat body Penatalaksanaan: Trimetoprim-sulfametoksasol, doksisiklin, minosiklin,
karbenisilin, & fluoroquinolone
Antimikroba diberikan jangka panjang hingga tidak
Adalah reaksi inflamasi kelenjar prostat yang belum diketahui penyebabnya Dibagi jadi 2 subkategori: IIIA : Tidak tampak kelainan pada Pemeriksaan Fisik Uji 4 tabung tidak didapatkan pertumbuhan kuman EPS banyak leukosit dan bentuk oval fat body Diduga karena infeksi Ureoplasma urealitikum atau Chlamidia trachomatis -> Antibiotik (minosikilin, doksisiklin, eritromisin 2-4 minggu) IIIB : Nyeri pelvis yang tidak berhubungan dengan keluhan miksi Sering pada usia 20-45 tahun Diduga berhubungan dengan faktor stress Obat simptomatik berupa obat penghambat adrenergik alfa (mengurangi keluhan miksi)
ditemukan kuman pada pemeriksaan
PROSTATITIS INFLAMASI ASIMPTOMATIK (KATEGORI IV) Gejala: Tidak ada keluhan atau tanda prostatitis Reaksi inflamasi Diketahui dari cairan semen saat analisis semen & jaringan prostat Terapi: Tidak menunjukkan gejala tidak memerlukan terapi Antibiotika jika didapatkan sel inflamasi pada analisis semen pria yang mandul
BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA Hiperplasia : penambahan ukuran suatu jaringan yang
disebabkan oleh penambahan jumlah sel pembentuknya.
Hiperplasia prostat :
pembesaran prostat yang jinak bervariasi berupa
hiperplasia kelenjar atau hiperplasia fibromuskular.
Pada usia lanjut beberapa pria mengalami pembesaran
prostat benigna. 50%pria berusia 60 tahun 80%pria berusia 80 tahun
Hiperplasia prostat terjadi pada zona transisional
menyebabkan penyempitan pada lumen uretra posterior.
Etiologi: Teori dihidrotestosteron Ketidak seimbangan estrogen – testosterone Interaksi antara sel stroma & sel epitel prostat Berkurangnya kematian sel (apoptosis) Teori stem sel
1. TEORI DIHIDROTESTOSTERON Dalam sel prostat :
2. Ketidakseimbangan Estrogen - Testosteron Usia tua: Kadar testosteron
menurun, kadar estrogen tetap perbandingan estrogen:testosteron ↑
Fungsi estrogen: Proliferasi sel-sel
NADPH NADP Testosteron -----------> Dihidrotestosteron 5α – reduktase Berikatan dengan RA (reseptor androgen) ↓
Kompleks DHT – RA (pada inti sel) ↓ Sintesis protein Growth Factor ↓ Pertumbuhan sel prostat ↑
kelenjar prostat dengan cara: Peningkatan sensitifitas
sel-sel prostat terhadap rangsangan hormon androgen Peningkatan jumlah reseptor androgen Penurunan jumlah apoptosis sel prostat umur lebih panjang massa prostat lebih besar
3. INTERAKSI STROMA – EPITEL Diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui suatu
mediator (growth factor) tertentu.
DHT dan estradiol
menstimulasi
Sel – Sel Stroma
4. Berkurangnya Kematian Sel Prostat
Growth Factor
Proliferasi sel
Mempengaruhi sel stroma itu sendiri secara autokrin dan intrakrin, serta sel epitel secara parakrin
Apoptosis :
Kondensasi & fragmentasi sel ↓ Apoptosis sel ↓ Difagositosis oleh sel-sel di sekitarnya ↓ Degradasi oleh enzim lisosom
mensintesis
Faktor yang mempengaruhi perpanjangan usia sel-sel prostat : –
Estrogen : memperpanjang usia sel-sel prostat
5. Teori Sel Stem Dalam kelenjar prostat dikenal suatu stem
cell, yaitu:
Sel yang mempunyai kemampuan
berproliferasi sangat ekstensif Kehidupannya tergantung keberadaan hormon androgen (jika kadar hormon androgen turun apoptosis) Jika aktivitas stem cell tidak tepat produksi berlebihan sel stroma dan sel epitel
1.
Keluhan pada saluran kemih bagian bawah
Terdiri atas :
Hernia inguinalis dan hemoroid karena sering
Obstruksi • Hesitansi (memulai kencing yang lama dan sering disertai dengan mengejan) • Pancaran miksi lemah • Intermitensi (terputusputusnya aliran kencing) • Miksi tidak puas • Menetes setelah miksi
3. Gejala di luar saluran kemih
Iritasi • • • •
Frekuensi Nokturi Urgensi Disuri (nyeri pada waktu kencing)
2. Gejala pada saluran kemih bagian atas Gejala obstruksi antara lain : Nyeri pinggang Benjolan di pinggang (merupakan tanda dari hidronefrosis) Demam (tanda dari infeksi atau urosepsis)
mengejan pada saat miksi mengakibatkan peningkatan tekanan intraabdominal.
Pemeriksaan fisik : Buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa
kistus di daerah supra simfisis akibat retensi urine.
Kadang didapatkan urine yang selalu menetes
tanpa disadari yang merupakan pertanda dari inkontinensia paradoksa.
Colok dubur : Pembesaran prostat benigna konsistensi prostat kenyal seperti meraba
ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris dan tidak didapatkan nodul. Karsinoma prostat Konsistensi prostat keras/teraba nodul dan mungkin di antara lobus prostat tidak simetri
Robbin’s basic pathology. 9th ed.
PEMERIKSAAN USG Pemeriksaan fisik Teraba massa kistik di supra simfisis akibat retensi urine pada buli-buli Rectal toucher menunjukkan konsistensi prostat kenyal, lobus kanankiri simetris dan tidak terdapat nodul
IPSS scoring
http://www.urospec.com/uro/Forms/ipss.pdf
Konsistensi Hipoekoik : curiga keganasan Shadowing: batu prostat Volume Prostat 0.52 X d1 X d2 X d3 ml d1 : Ø transversal d2 : Ø longitudinal d3 : Ø sagital Patologi lain dalam buli-buli
Imaging -Foto polos ditemukan kalsifikasi pada prostat dan bulibuli yang penuh terisi urine -IVP ditemukan hidroureter atau hidronefrosis, indentasi prostat ( pendesakan buli-buli oleh prostat ), ureter distal berbentuk hooked fish -Ultrasonografi Transrektal (TRUS) mengetahui besar dan volume kel.prostat, kemunkinan pembesaran prostat maligna, jumlah residual urin.
Nilai PSA
Interpretasi
0,5-4,0 ng/ml
Normal
4,0-10 ng/ml
Kemingkinan Ca 20 % (perlu TRUS & biopsi)
> 10 ng/ml
Kemingkinan Ca 50 % (Perlu TRUS & biopsi)
Kenaikan > 20%/th
Segera rujuk untuk TRUS & biopsi
Massa prostat yang besar dapat menaikkan kadar PSA dalam darah dalam batas-batas tertentu. Hasil PSA yang normal salah satu syarat untuk memulai terapi medikamentosa BPH.
Tatalaksana Benign Hiperplasia Prostat
Watchfull waiting Untuk BPH ringan Edukasi:
Jangan mengkonsumsi kopi atau alkohol setelah makan
malam Kurangi kopi atau coklat ( mengakibatkan iritasi buli-buli) Batasi penggunaan obat influensa yang mengandung fenilpropanolamin Kurangi makanan pedas dan asin Jangan menahan kencing terlalu lama
TATALAKSANA
Zat gizi untuk kesehatan prostat MEDIKAMENTOSA
• Vitamin A, E, C, dan antioksidan berperan dalam mencegah pertumbuhan sel kanker (5-10% kasus BPH dapat berkembang menjadi kanker prostat) • Vitamin B1, B2, dan B6, yang dibutuhkan dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, sehingga kerja ginjal dan organ tubuh lain tidak terlalu berat • Copper (gluconate) dan Parsley Leaf, dapat membantu melancarkan pengeluaran air seni dan mendukung fungsi ginjal • L-Glysine, senyawa asam amino, membantu sistem penghantaran rangsangan ke susunan syaraf pusat • Zinc bermanfaat untuk meningkatkan produksi, motilitas dan kualitas sperma
Definisi: Tumor yang berada pada kelenjar prostat tumbuh menembus kapsul prostat &
mengadakan infiltrasi ke organ sekitarnya
Epidemiologi: Keganasan terbanyak diantara sistem urogenitalia pria, menyerang ps usia >
50 th, 30% diantaranya menyerang pria umur 70-80 th & 75% > 80 th, jarang menyerang < 45 th
Etiologi: Predisposisi genetik, pengaruh hormonal, diet, pengaruh lingkungan, & infeksi Patofisiologi: Kelenjar prostat normal PIN (prostate intraepithelial neoplasia) karsinoma prostat
karsinoma prostat std lanjut karsinoma prostat metastasis HRPC (hormone refractory prostate cancer)
Tanda & gejala: Gangguan saluran kemih: Kesulitan miksi, nyeri kencing, hematuria Karena kanker
Smith’s General Urology, 17th ed
telah menekan uretra Kanker dapat menekan rectum & sebabkan keluham BAB Yg sudah metastasis ke tulang: nyeri tulang, fraktur pada tempat metastasis, kelainan neurologis (metastasis pada tulang vertebra)
Histopatologi Makroskopik: Biasanya tidak terlihat, lesi yang lebih advanced tampak putih-abu dengan batas tidak jelas yang menginfiltrasi kelenjar sekitarnya. Mikroskopik: Sebagian besar merupakan moderately differentiated
adenocarcinomas
Kelenjar biasanya lebih kecil & dilapisi satu lapisan uniformis epitel
kuboid atau kolumnar rendah, tanpa lapisan sel basal
Sel berkumpul & tidak terdapat branching / papillary infolding Sitoplasma pucat-jernih (kelenjar jinak) atau amnofilik (ungu tua) Inti membesar & mengandung >1 anak inti yang mencolok
TORSIO TESTIS Terpluntirnya funikulus spermatikus yang
berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada testis
Diderita oleh 1 dari 4000 pria yg umurnya < 25 th,
keadaan ini banyak diderita o/ anak pd masa pubertas (12-20 th)
Etiologi : kelainan sistem penyanggah testis Patofisiologi : Otot kremaster berfungsi untuk menggerakkan
testis mendekati & menjauhi rongga abdomen guna mempertahankan suhu ideal untuk testis. Adanya kelainan pada sistem penyanggah testis testis dapat mengalami torsio jika bergerak secara berlebihan Berberapa keadaan yang menyebabkan: perubahan suhu mendadak, ketakutan, latihan yg berlebihan batuk, celana yg terlalu ketat, defekasi, atau trauma yang mengenai skrotum Terpluntirnya funikulus spermatikus sebabkan obstruksi aliran darah testis testis hipoksia, edema testis, iskemia testis nekrosis
Tanda & gejala: Akut skrotum : nyeri hebat di daerah skrotum mendadak & diikuti
pembengkakan pada testis Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal Bayi: gejala tidak khas, rewel, gelisah, tidak mau menyusu Pemeriksaan fisik:
Testis bengkak, letaknya-> tinggi & horizontal dari pada testis sisi
kontralateral Penebalan funikulus spermatikus Pemeriksaan penunjang:
Sendimen urin: tidak menunjukkan leukosit dalam urin
Pemeriksaan darah: tidak menunjukkan tanda2 inflamasi USG Doppler, stetoskop Doppler, & sintigrafi testis menilai adanya
aliran darah ke testis
Diagnosis banding: epididimitis akut, hernia skrotalis inkarserata,
hidrokel terinfeksi, tumor testis, edema skrotum
Tatalaksana: detorsi manual, operasi (orkidopeksi)
Smith’s General Urology, 17th ed
Tanda & Gejala Merupakan keganasan terbanyak pada pria yang
berusia diantara 15-35 tahun
1-2% semua neoplasma pada pria
Pembesaran / rasa tidak nyaman pada testis,
terutama dengan riwayat maldesensus testis
Angka mortalitas menurun dari 50% menjadi 5%
Ginekomastia karena sekresi HCG berlebih
Etiologi
Nyeri punggung & massa di abdomen karena
Belum diketahui dengan pasti
Faktor-faktor yang terkait dengan peningkatan kejadian tumor testis:
dari tumor
pembesaran KGB para-aortic
Batuk, hemoptysis, dyspnea, efusi pleura
karena metastasis ke paru-paru
Diagnosis Banding
Maldesensus testis
Hidrokel
Trauma testis
Torsio testis
Atrofi atau infeksi testis Pengaruh hormon
Degenerative spinal disease (nyeri
punggung)
Limfoma (limfadenopati)
Kirptokidismus faktor resiko timbulnya Ca testis (710%)
Clinical Onclogy. 4th ed
Robbins Basic Pathology. 10th ed
USG: massa solid, terkadang kistik di testis CT-scan Tumor Marker: α-fetoprotein (AFP) & β-human chorionic
gonadotrophin (HCG), lactate dehydrogenase (LDH) [seminoma]
Histopatologi
Clinical Onclogy. 4th ed
Seminoma
Makroskopik: Tumor putih-abu berbatas tegas & lunak Tumor besar bisa mengandung foci nekrosis
koagulatif, biasanya tanpa pendarahan
Miroskopik: Sel uniformis besar, batas sel jelas, sitoplasma
clear kaya glikogen, inti bulat & anak inti mencolok
Sel tersusun dalam lobules dengan septa fibrosa Infiltrat limfosit biasanya ditemukan
Pada15% kasus ditemukan syncytiotrophoblasts,
yg menyebabkan peningkatan serum hcg pada 10% kasus
Robbins Basic Pathology. 10th ed
Yolk sac tumor
Choriocarcinoma
Sel kuboid rendah sampai sel epitel
Terdiri dari lembaran cytotrophoblast like
kolumnar yg membertuk mikrokista, pola retikuler, lembaran, glandular & papilla.
Temuan khas yaitu struktur yg mirip
glomerulus primitive, schiller-duval bodies
cells yang kecil & kuboidal, scr ireguler diselingi syncytiotrophoblast like cells yang besar, eosinofilik & mengandung banyak inti pleomorfik gelap
Robbins Basic Pathology. 10th ed Teratoma Sel heterogen, tidak beraturan atau struktur organoid (jaringan neural, otot, pulau kartilago,
kumpulan epitel skuamosa, struktur mirip tiroid, epitel bronkial, dinding usus / susbtansi otak) yang terdapat pada stroma miksoid / fibrosa.
TATALAKSANA Tatalaksana:
Khusus tumor testis TIDAK dilakukan biopsi (meningkatkan penyebaran)
Curiga Ca orkidektomi PA (+) seminoma/non seminona + stadium masing-masing
Seminoma: Radiasi
Non-seminoma: Pembersihan kelenjar retroperitoneal
Reaksi inflamasi yang terjadi pada epididimis
yang dapat terjadi secara akut atau kronis
Jika tidak ditangani dengan baik dapat menular
ke testis orkitis, abses pada testis, nyeri kronis pada skrotum yang berkepanjangan, & infertilitas
Pria dewasa muda (< 35 th) : Chlamidia
trachomatis atau Neiserria gonorhoika
Anak-anak & orang tua: E.coli atau Ureoplasma ureolitikum Patogenesis: inflamasi berasal dari bakteri yang
berada di dalambuli2, prostat, atau uretra yang secara ascending menjalar ke epididimis. Dapat juga terjadi refluks urin melalui duktus ejakulatorius atau penyebaran bakteri secara hematogen atau langsung ke epididmitis seperti pada penyebaran kuman tuberculosis
Tanda & gejala:
Mengeluh nyeri mendadak pada daerah
skrotum, diikuti dengan bengkak pada kauda hingga kaput epididymis Demam, malaise, & nyeri hingga ke pinggang Pada epididimitis akut jika dilakukan elevasi testis, nyeri akan berkurang, berbeda dengan torsio testis
Pemeriksaan fisik: Bengkak pada hemiskrotum, & kadang pada palpasi sulit
untukmemisahkan antara epididimis dengan testis Mungkin disertai dengan hidrokel sekunder akibat reaksi inflamasi pada epididimis Reaksi iflamasi & bengkak dapat menjalar ke funikulus spermatikus pada daerah inguinal Pemeriksaan penunjang: Urinalisis & darah lengkap membuktikan adanya proses inflamasi USG Doppler & stetoskop Doppler Peningkatan aliran darah di
daerah epididimis
Tatalaksana : Pasien yg usia <35 th dengan perkiraan kuman penyebab adalah
Chlamidia trachomatis atau Neiserria gonorhoica Amoksisilin dengan probenesid, atau seftriakson yang diberi secara IV, selanjutnya diteruskan doksisiklin atau eritromisin per oral selama 10 hari
K I E: Memakai celana ketat agar testis terangkat (terletak-> tinggi), kurangi
aktivitas Untuk menguurangi nyeri dapat dikompres dengan es
Definisi: Penumpukan cairan yang berlebihan antara
lapisan parietalis & viseralis tunika vaginalis
Klasifikasi: Hidrokel testis, hidrokel funikulus, hidrokel
komunikan
Etiologi : Pada bayi baru lahir: Belum sempurnanya penutupan
proc vaginalis tjd aliran cairan peritoneum ke proc vaginalis, belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorpsi cairan hidrokel Pada orang dewasa:Iidiopatik (primer) & sekunder (kelaianan pada testis atau epididimis terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel) Tanda & gejala: Adanya benjolan di kantong skrotum
yang tidak nyeri
Tatalaksana: Hidrokel pd bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1
Pemeriksaan fisik: Benjolan di kantong skrotum dng konsistensi kistus &
pada penerawangan menunjukkan ada transiluminasi
Pemeriksaan penunjang: Jika hidrokel terinfeksi & kulit skrotum sangat tebal
kdg sulit u/ lakukan pemeriksaan tsb dibantu dengan USG
th harapan stlh proc vaginalis menutup, hidrokel dpt sembuh sendiri. Tetapi jika masih ada atau bertambah besar koreksi Aspirasi cairan tidak dianjurkan Angka kekambuhan tinggi & kadang menimbulkan infeksi Operasi, indikasi: Hidrokel yang besar menekan pembuluh darah Indikasi kosmetik Hidrokel permagna terlalu berat & menganggu pasien dalam melakukan aktivitas Pada hidrokel inguinal dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini disertai dng hernia inguinalis saat operasi hidrokel sekaligus herniorafi Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal dng lakukan eksisi & marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto
Komplikasi: Mudah mengalami trauma & hidrokel permagna dapat
menekan pembuluh darah yg menuju ke testis atrofi testis
Dasar-dasar Urologi, Edisi 3
LEARNING ISSUES 3: RECTAL TOUCHER
Indikasi: • Diagnosis keganasan prostat atau rektum • Memeriksa pendarahan atau perubahan defekasi • Bagian dari pemeriksaan neurologis, abdominal atau ginekologikal Kontra Indikasi: • Fissura ani • Anak Komplikasi: • Lokal – rasa tidak nyaman • Sistemik – rasa tidak nyaman emosional
LAPORAN PEMERIKSAAN Fissura ani Fistula Hemorroid
Kondiloma Tonus otot Prostat: Normalnya seperti karet penghapus; licin, firm & sedikit mobile,
ukuran sekitar 4 cm dgn protrusi ke rectum <1 cm. Protrusi berlebihan menandakan pembesaran prostat. Sulcus medianus bisa menghilang pada hipertrofi/ neoplasma. Konsistensi kenyal menandakan BPH, sementara keras & nodular menandakan keganasan, prostatic calculi/ chronic fibrosis. Prostat yang nyeri, lembek & berfluktuasi menandakan abses
LI4 Learning Issues 4
LI4
(Learning Issues 4)
D D Pollakiuria ( urinary frequency) Penurunan kapasitas Vesika Urinaria
secara anatomis: Batu Vesika Urinaria, kompresi pada Vesika Urinaria karena tumor pada pelvis, fibrosis dinding Vesika Urinaria, radiasi sistitis, kanker Vesika Urinaria
Penurunan kapasitas fungsi Vesika
Urinaria: Inflamasi (infeksi Vesika Urinaria, prostatitis), urin sisa postvoid karena obstruksi subvesical (BPH), disfungsi Vesika Urinaria neurologis, faktor psikologi
Peningkatan produksi urin: Minum berlebihan, polidipsia
psikogenik, diabetes melitus, diabetes insipidus
Kesimpulan: Kami telah mempelajari segala aspek tentang prostat juga Testis, baik secara Anatomi, Fisiologi, Histologi serta kelainan-kelainan yang dapat terjadi pada organ tersebut. Saran: Pasien harus diterapi secara kausatif (berdasarkan etiologinya) agar dapat bisa menghasilkan prognosis yang baik.