1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses dimana perilaku yang dihasilkan atau dimodifikasi melalui pelatihan atau pengalaman (Djamarah,Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta;1999). Menurut Howard L.Kingskey (Djamarah,Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta,1999) pengertian lain dari belajar adalah proses dimana prilaku disebabkan atau diubah melalui praktik atau latihan. Bertitik tolak dari pengertian diatas, maka anak usia Sekolah Dasar merupakan masa awal kehidupan untuk memperoleh pendidikan yang sangat berguna sebagai dasar untuk menentukan pendidikan masa – masa berikutnya. Sedangkan pendidikan anak usia dini akan bermanfaat untuk menumbuh kembangkan potensi anak yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan dasar yang menyangkut tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih para siswanya agar mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik guru harus mempunyai kemampuan secara profesional. Ini berarti guru tidak hanya dituntut mengajar materi ajaran atau mampu menyajikannya secara tepat, tetapi juga dituntut untuk melihat / menilai kinerja sendiri melalui perbaikan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat. Untuk memenuhi tugas tersebut, pelaksanaan perbaikan pembelajaran kami laksanakan dikelas 1 SD N 3 Langkapura dengan jumlah 25 orang, dimana dalam proses pembelajaran diketahui nilai tes formatif bahwa tingkat penguasaan materi pengerjaan hitung penjumlahan bilangan sampai 20 dikelas 1 nilainya masih rendah. Pada saat studi pra siklus dari tes formatif hasil yang
2
dicapai hanya 9 siswadari 25 siswa yang tuntas belajar (menguasai 36,00% ke atas) masalah tersebut jika dibiarkan akan berdampak buruk pada proses dan hasil belajar siswa selanjutnya. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa kelihatan kurang aktif dan dan kurang tertarik dalam menerima pembelajaran. Hal ini terbukti dengan kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran. Banyak siswa yang bermain sendiri. 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan hal tersebut maka peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi ada beberapa masalah yang dihadapi dalam pembelajaran yaitu: Kemampuan menghitung penjumlahan bilangan siswa kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 3 Langkapura rendah. Rendahnya keaktifan dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran matematika. Rendahnya persentase ketuntasan belajar siswa mata
pelajaran
matematika materi penjumlahan bilangan 1 sampai 20 kelas I SD Negeri 3 Langkapura. 2. Analisis dan Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan dari identifikasi masalah peneliti melakukan refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat, dapat di ketahui bahwa kemungkinan faktor penyebab
rendahnya
tingkat
penguasaan
siswa
terhadap
materi
pembelajaran dan rendahnya keaktifan serta perhatian siswa dalam proses pembelajaran adalah: a. Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran. b. Kurangnya bimbingan guru kepada siswa dalam proses pembelajaran. c. Guru kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan upaya perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. Adapun upaya
3
yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan media cetak seperti gambar bilangan, namun menurut peneliti yang paling tepat melalui pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan. Dengan media kartu bilangan, diharapkan proses pembelajaran sesuai target dalam proses pembelajaran pada materi penjumlahan bilangan sampai 20 di kelas I SD Negeri 3 Langkapura. B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah dapat di rumuskan masalah yang akan digunakan sebagai fokus perbaikan pembelajaran. Adapun fokus perbaikannya sebagai berikut : “ Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar matematika materi penjumlahan bilangan 1 sampai 20 dengan menggunakan media kartu bilangan pada siswa kelas I SDN 3 Langkapura tahun pelajaran 2018/2019?’’. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah pemantapan kemampuan profesional (PDGK 4501) pada program S1 PGSD Universitas Terbuka 2.Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi penjumlahan bilangan 1 sampai 20 dengan menggunakan media kartu bilangan pada siswa kelas I SDN 3 Langkapura tahun pelajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa 1. Siswa dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran 2. 3.
matematika dengan materi penjumlahan bilangan sampai 20. Siswa dapat lebih aktif dengan menggunakan media kartu bilangan. Siswa dapat menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil belajarnya.
4
4.
Siswa dapat memperbaiki praktik pembelajaran dengan sasaran untuk memperbaiki hasil belajar siswa.
b. Bagi guru 1. Guru 2.
dapat
memperbaiki
serta
memaksimalkan
kegiatan
pembelajaran. Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk menggunakan media kartu bilangan dalam rangka meningkatkan
3.
prestasi belajar siswa. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam upaya
4.
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri. Guru dapat berkembang menjadi lebih profesioanal.
c. Bagi sekolah 1. Sekolah dapat meningkatkan kualitas pendidikan para siswa. 2. Sekolah memiliki kesempatan untuk berkembang lebih maju.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori Peningkatan Hasil Belajar Matematika a. Peningkatan Peningkatan belajar adalah proses perubahan yang terjadi dalam kegiatan belajar menuju arah yang lebih baik. b. Hasil belajar
5
Sudjana (2004:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Lindgren (Suprijono,2009:7) menyatakan bahwa hasil pembelajaran meliputi kecakapan informasi,pengertian dan sikap. Fontana (dalam Erman Suherman dkk, 2003:7) mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku individu yang relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman. Hasil belajar adalah ketercapaian semua kompetensi dasar, baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berorientasi pada hasil belajar siswa dalam memahami suatu konsep. Bloom
(Suprijono,2009:6-7)
hasil
belajar
mencakup
kemampuan
kognitif,afektif dan psikomotorik. c. Matematika Abdurrahman (2002)
menyatakan bahwa matematika adalah bahasa
fungsi praktis simbiolis untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan spasial sementara fungsi teoritis adalah untuk memfasilitasi berfikir. Suherman (2003) matematika adalah disiplin ilmu tentang tata cara berfikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Matematika berfungsi sebagai alat, pola pikir/pengetahuan. Fungsi matematika tersebut hendaknya dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Dengan mengetahui fungsi-fungsi matematika tersebut diharapkan matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan :
6
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Beberapa komponen dalam standar guru matematika yang profesional adalah: 1. Guru yang mengenal tentang dirinya, mempunyai kepribadian dan mampu mendampingi peserta didik untuk belajar. 2. Guru dituntut mencari tahu terus menerus bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Maka dari kegagalan peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan jawabannya. Guru matematika yang professional dan komponen mempunyai wawasan landasan matematika dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika. Agar tercipta situasi pembelajaran yang mengesankan
dan
merangsang
daya
kreatifitas
perlu
adanya
penggunaan media atau alat peraga yang sesuai pembelajaran. 3. Media kartu bilangan Media kartu bilangan merupakan suatu media abstrak jenis hitungan yang diekspresikan lewat benda sebagai media hitung. Media kartu bilangan ini lebih mendorong siswa untuk menghitung mengenai apa yang mereka lihat. Oleh karena itu, kartu bilangan tersebut harus disesuaikan dengan perkembangan usia dan kondisi lingkungan siswa.
7
Selain itu, guru sebagai pembimbing dapat menerapkan yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 1. Langkah-langkah pembelajaran dengan media kartu bilangan adalah: a. Pertama kali guru mengenalkan bilangan 1 sampai 20. b. Guru memberikan contoh bentuk kartu bilangan 1 sampai 20. c. Anak disuruh menulis bilangan 1 sampai 20 di buku tulis sebanyak 5 kali sampai anak didik paham bilangan tersebut dengan baik. d. Guru memberikan contoh penjumlahan bilangan dengan menunjukkan kartu bilangan kepada anak didik. Misalkan guru menunjukkan kartu bilangan 3+4=7. e. Anak didik menirukan dengan mencari bilangan yang telah disebutkan oleh guru. 2. Keunggulan menggunakan media kartu bilangan a. Merangsang kretifitas anak didik dalam
melakukan
praktek
menghitung dengan media kartu bilangan. b. Mengembangkan keterampilan dalam berhitung. c. Memperluas wawasan anak didik. d. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat berfikir kritis. B. Kerangka Berpikir Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir
Tindakan (action)
Guru belummenggunakan media kartu bilangan 1 20
Siklus I: Pembelajaran demonstrasi tanya jawab. Siklus II: Pembelajarandeng an media kartu bilangan 1 -20.
Kondisi Akhir
Meningkatnya kemampuan dan keaktifan siswa dalam menghitung bilangan 1 – 20.
8
Penjelasan Kerangka berpikir: Pada kondisi pra siklus guru belum menggunakan media kartu bilangan 1 - 20, siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep penjumlahan 1 - 20 sehingga hasil belajar rendah. Dengan rendahnya hasil belajar tersebut guru berupaya meningkatkan hasil belajar matematika dengan melakukan variasi pembelajaran. C.Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori tersebut di atas, peneliti merumuskan hipotesis tindakan
sebagai
berikut:
penggunaan
media
kartu
bilangan
dapat
meningkatkan keaktifan dan kemampuan menghitung siswa kelas 1 SD Negeri 3 Langkapura pada mata pelajaran matematika dengan materi pokok penjumlahan bilangan sampai 20. D. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa. Keberhasilan siswa adalah ketuntasan siswa menguasai pembelajaran matematika di SDN 3 Langkapura dengan kriteria siswa di nyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat penguasaan materi 75,00% ke atas.Merupakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah disepakati bersama antar peneliti beserta kepala sekolah dan dewan guru adalah 65. Keberhasilan siswa dinyatakan apabila siswa aktif memberikan respon positif terhadap penjelasan dan pertanyaan yang diajukan guru, aktif dalam belajar dan bekerja kelompok dan aktif dalam berkomunikasi. Tingkat keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran dapat diukur dengan kriteria sebagai berikut : a.
Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan prestasi belajar siswa) dinyatakan berhasil jika 75,00% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.
9
b.
Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan keaktifan belajar siswa) dinyatakan berhasil jika 75,00% dari jumlah siswa terlibat aktif proses pembelajaran berlangsung.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa terhadap metode tanya jawab dalam pembelajaran adalah : a. b.
Keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Keaktifan belajar siswa dalam kegiatan tanya jawab (baik dengan guru
c.
maupun dengan teman) Kelancaran mengemukakan ide/gagasan dalam memecahkan masalah/studi
d. e.
kasus dalam pembelajaran. Keaktifan belajar siswa dalam sekala kelompok besar maupun kecil Kelancaran dan ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang Membantu 1. Subjek penelitian Subjek penelitian tindakan kelas (PTK) yang menjadi subjek penelitian adalah semua siswa kelas 1 SD Negeri 3 Langkapura Kecamatan Langkapura semester I tahun pelajaran 2018/2019. Siswa kelas 1 berjumlah 25, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. 2. Tempat penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Langkapura Kecamatan Langkapura.Peneliti menjadi pengampu kelas 1 di sekolah tersebut sejak tanggal 9 Januari 2009. Permasalahan yang muncul saat pembelajaran matematika materi menghitung bilangan 1 sampai dengan bilangan 20. 3. Waktu Penelitian
10
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan September sampai dengan bulan Nopember 2018. Adapun rincian kegiatan penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Menyusun proposal penelitian Membuat instrumen penelitian Pelaksanaan penelitian Analisis data penelitian Pembahasan / revisi hasil Pengetikan hasil
Ket Nop.
Kegiatan
Oktober
No
Sept.
Bulan
√ √ √ √ √ √
Penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut : a. Peneliti sebagai guru kelas ingin memperbaiki proses pembelajaran. b. Permasalahan rendahnya hasil belajar matematika kelas 1 tentang Menghitung bilangan 1 sampai dengan 20 c. Waktu yang digunakan untuk Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu pada Semester I Tahun Pelajaran 2018/ 2019, tepatnya pada bulan Oktober. Dengan perincian per siklus sebagai berikut: 1. pra siklus Dilaksanakan pada hari selasa, 2 Oktober 2018 2. Siklus I Dilaksanakan pada hari selasa, 9 Oktober 2018 3. Siklus II Dilaksanakan pada hari selasa, 16 Oktober 2018 Masing-masing pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. 4. Pihak yang Membantu Penelitian ini dilaksanakan dengan bantuan dari berbagai pihak yang mendukung jalannya penelitian, yaitu : a. Siti Patmawati,M.Pd Sebagai ibu Tutor / Supervisor sekaligus pembimbing dalam penyusunan pembuatan tugas Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
11
b. Indun Marwani,S.Pd Selaku ibu Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin dan membantu terlaksananya PKP di SD Negeri 3 Langkapura Kecamatan Langkapura Bandar Lampung. c. Lucia Sudarmi,S.Pd.,SD Sebagai Supervisor yang telah membantu dalam hal pengamat, teman diskusi, membantu dalam mengumpulkan data dan menganalisis masalah. d. Siswa kelas I Sebagai subyek penelitian dalam penelitian ini yaitu siswa kelas 1 SD Negeri 3 Langkapura. B. Data dan Teknik Analisis Data 1. Data Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat 2 sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Adapun penjabarannya sebagai berikut: a.
Data Primer Data primer bersumber dari subjek penelitian.Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 1 SD Negeri 3 Langkapura Kecamatan Langkapura Semester I tahun pelajaran 2018/2019. Data primer diperoleh dari hasil belajar siswa pada tes tiap akhir siklus.Nilai pertama diperoleh dari nilai akhir siklus I, sedangkan nilai kedua diperoleh dari nilai akhir siklus II. Dengan demikian, sumber data primer berasal dari hasil ulangan setiap akhir
b.
siklus.Wujud dari data primer berupa data angka kuantitatif. Data Sekunder Data sekunder bersumber dari kolaborator. Data sekunder diperoleh dari kolaborator selama mengamati jalannya proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan instrumen yang ada. Dengan demikian, wujud dari data sekunder berupa data kualitatif. Adapun identitas
kolaborator yang membantu peneliti mengamati
jalannya proses pembelajaran sebagai berikut.: Nama : Lucia Sudarmi,S.Pd.,SD NIP : 196608111998032003 Jabatan : Guru Kelas V
12
Unit Kerja 2.
: SD Negeri 3 Langkapura
Teknik Analisis Data Untuk mendapatkan data dari penelitian, dibutuhkan teknik analisis data dan alat pengumpulan data. Dengan menggunakan teknik analisis data yang tepat, akan memudahkan peneliti dalam mendapatkan data yang dibutuhkan. Dengan alat pengumpulan data yang lengkap akan diperoleh data yang akurat. Data yang akurat dapat memecahkan masalah yang dihadapi peneliti. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu tes dan non tes. Tes diberikan kepada subjek penelitian dalam bentuk tertulis sehingga nantinya didapatkan data berwujud angka kuantitatif. Teknik non tes diperoleh dari kolabor yang mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sehingga nantinya b.
didapatkan data
kualitatif. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan perangkat butir soal tes tertulis yang dibuat oleh peneliti sebagai
c.
pengampu kelas 1. Perangkat butir soal diberikan tiap akhir siklus I dan siklus II kepada siswa kelas 1 SD Negeri 3 Langkapura Kecamatan Langkapura.
Penelitian ini tidak menggunakan uji statistik karena merupakan penelitian tindakan kelas. Dalam analisis data, langkahnya sebagai berikut : a.
Hasil siklus I dianalisis untuk mencari nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai terendah sehingga diperoleh persentase serta jumlah siswa
b.
yang tuntas KKM. Hasil siklus II dianalisis untuk mencari nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai terendah sehingga diperoleh persentase serta jumlah siswa
c.
yang tuntas KKM. Dari hasil siklus I dan siklus II, dapat dibandingkan antara nilai ratarata, nilai tertinggi dan nilai terendah dari semua siswa pada studi pra siklus dan pada akhir tiap siklus.
13
3. Validasi Data Untuk keabsahan hasil penelitian, peneliti menyusun perangkat tiap siklus sebagai berikut. a. b. c. d. e. f.
RPP Kisi-kisi butir soal Butir soal Kriteria penilaian Lembar observasi Dokumentasi kegiatan
C. Desain Pelaksanaan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Perbaikan pembelajaran
dilaksanakan melalui
proses
pengkajian yang
berdasar yang terdiri dari empat tahap yaitu : merencanakan (Planning), melakukan tindakan
(acting),
mengamati
(observing),
dan refleksi
(reflecting). Setelah melaksanakan studi pra siklus, peneliti melakukan refleksi. Hasil refleksi digunakan untuk merencanakan tindakan siklus pertama dan siklus kedua, sampai tujuan perbaikan pembelajaran tercapai.
14
Gambar 3.1: Alur Tahapan PTK (Sumber : Kemmis dan Taggart)
SIKLUS I
PELAKSANAAN N PENGAMATAN
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
SIKLUS II PELAKSANAAN N PENGAMATAN
PERENCANAAN Refleksi
Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali pertemuan, barangkali perbaikan yang diinginkan sudah terjadi. Dalam hal ini daur penelitian tindakan kelas dengan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berhasil. Namun biasanya akan muncul masalah baru. D. Deskripsi Per Siklus 1. Pelaksanaan perbaikan Siklus I Perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dengan rincian sebagai berikut:
15
a. Perencanaan (1). Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas, diperoleh kesepakatan tentang jadwal penelitian tindakan kelas pada siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2018 (2). Menyusun rencana pembelajaran dengan materi Penjumlahan bilangan 120 (3). Mempersiapkan soal yang akan dikerjakan siswa dengan metode tanya jawab dan demonstrasi (4). Mempersiapkan lembar kerja siswa. (5). Mempersiapkan lembar evaluasi untuk akhir tindakan siklus I b. Pelaksanaan Kegiatan awal Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru mengadakan kegiatan pendahuluan yaitu sebagai berikut: a. Guru mengkodisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran b. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan bacaan basmalah c. Guru memprensesikan siswa d.Guru melakukan apresiasi dengan mengutarakan sebuah pertanyaan: anak anak berapa jumlah tangan jari tangan kanan dan tangan kiri kalian. e. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang menjumlah bilangan 1 sampai bilangan 20 f. Guru memotivasi siwa dengan bernyanyi lagu Balonku ada lima Kegiatan inti Setelah kegiatan pendahuluan dilaksanakan kemudian pelaksanaan perbaikan masuk pada kegiatan inti yang meliputi a.
Guru bersama siswa menulis bilangan 1 sampai 20 Guru: anak-anak terlebih dahulu mari kita bersama menulis bilangan 1 sampai 20 di buku tulis masing-masing
16
b. Guru menginformasikan simbol penjumlahan (+) dan sama dengan (=) Kepada siswa. Guru : Nah, Karena kalian sudah pintar menulis dan membaca bilangan 1 sampai 20 sekarang ibu akan memberitahukan simbol penjumlahan dan sama dengan. Guru :
Menulis simbol penjumlahan (+) dan simbol sama dengan (=) di papan tulis
c.
Guru menjelaskan cara menjumlah bilangan 1 sampai bilangan 20 Guru: Nah, anak-anak sekarang kita akan belajar penjumlahan yaitu menjumlahkan bilangan 1 sampai dengan bilangan 20, perhatikan baik-baik contoh soal yang ibu tulis di papan tulis. contoh soal: 6+3= . . . Berapakah hasil penjumlahan enam di tambah tiga? (sambil menghitung dengan jari)
d. Guru bersama siswa bertanya jawab untuk mengerjakan soal penjumlahan bilangan 1 sampai 20. Adapun pertanyaan yang di sampaikan adalah berapa hasil penjumlahan dari 7+4= . . . e. Guru memberikan lembar kerja siswa dan menugaskan siswa untuk mengerjakan. f. Guru memeriksa siswa apakah sudah bekerja dengan benar serta memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mendapat kesulitan. Kegiatan akhir Sebelum pelajaran di akhiri, guru membuat kesimpulan dalam pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh dari proses pembelajaran. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam. a.
Observasi Peneliti melakukan observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah di persiapkan sebelumnya. Hal yang di observasi adalah hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Berdasarkan hasil pengamatan kolaborator dan peneliti melakukan refleksi untuk menemukan kelemahan dan kelebihan
17
tindakan perbaikan pembelajaran,Kelemahan yang ditemukan antara lain, peneliti belum melaksanakan proses perbaikan pembelajaran secara maksimal, peneliti kurang memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, kurang dalam memberikan bimbingan kepada siswa sehingga hasil post test belum memuaskan. Kelebihannya adalah peneliti sudah melakukan apersepsi dengan baik dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan. b.
Refleksi Perbaikan Pembelajaran pada pembelajaran Matematika kelas I materi Penjumlahan bilangan 1 sampai dengan 20.di SDN 3 Langkapura, untuk hasil belajar siswa pada siklus 1 hanya 15 siswa (60,00%) yang telah tuntas belajar.
Pembelajaran Matematika pada siklus 1 tercatat hanya 15 siswa (60,00%) untuk siswa yang mempunyai motivasi belajar.Hasil belajar siswa pada siklus I belumlah memenuhi kriteria keberhasilan, hal ini dapat terlihat dari respon siswa terhadap pertanyaan guru yang masih kurang, perhatian siswa belum semua terpusat pada pelajaran, masih banyak siswa yang terlihat pasif. Perbaikan pembelajaran pada Siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan yaitu 75,00% hasil belajar siswa, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada Siklus II. 2. Pelaksanaan perbaikan siklus II Perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II dapat peneliti jabarkan sebagai berikut: Kegiatan awal Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru mengadakan kegiatan pendahuluan yaitu sebagai berikut: a. Guru mengkodisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran b. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan bacaan basmalah 1. Guru memprensesikan siswa
18
2. Guru melakukan apresiasi dengan mengutarakan sebuah pertanyaan: anak anak berapa Hasil 8+9? 3. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang menjumlah bilangan 1 sampai bilangan 20 4. Guru memotivasi siwa dengan bernyanyi lagu Balonku ada lima Kegiatan inti Setelah kegiatan pendahuluan dilaksanakan kemudian pelaksanaan perbaikan masuk pada kegiatan inti yang meliputi a. Guru bersama siswa menulis bilangan 1 sampai 20 Guru:anak-anak terlebih dahulu mari kita bersama menulis bilangan 1 sampai 20 di buku tulis masing-masing b. Guru menginformasikan simbol penjumlahan (+) dan sama dengan(=) Kepada siswa. Guru : Nah, Karena kalian sudah pintar menulis dan membaca bilangan 1 sampai
20 sekarang
ibu akan memberitahukan
simbol
penjumlahan dan sama dengan. Guru : Menulis simbol penjumlahan (+) dan simbol sama dengan (=) di papan tulis c. Guru menjelaskan cara menjumlah bilangan 1 samapai bilangan 20 Guru:
Nah, anak-anak sekarang kita akan belajar penjumlahan yaitu
menjumlahkan bilangan 1 sampai dengan bilangan 20, perhatikan baikbaik contoh soal yang ibu tulis di papan tulis.contoh soal : 9+3= . . . Berapakah hasil penjumlahan enam di tambah tiga? (sambil menghitung dengan jari) d. Guru bersama siswa bertanya jawab untuk mengerjakan soal penjumlahan bilangan 1 sampai 20. Adapun pertanyaan yang di sampaikan adalah berapa hasil penjumlahan dari 4 + 4 =. . . e. Guru memberikan lembar kerja siswa dan menugaskan siswa untuk mengerjakan. f. Guru memeriksa siswa apakah sudah bekerja dengan benar serta memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mendapat kesulitan.
19
Kegiatan akhir Sebelum pelajaran di akhiri, guru membuat kesimpulan dalam pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh dari proses pembelajaran. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam. a. Observasi Peneliti melakukan observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah di persiapkan sebelumnya. Hal yang di observasi adalah hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. b. Refleksi Pada proses pelaksanaan siklus Kedua, hasil yang di capai dari 25 siswa kelas I, yang sudah memenuhi harapan tuntas belajar yaitu 22 siswa sudah mencapai 88,00% maka kegiatan perbaikan di hentikan sebagai tindak lanjut siswa diberi kegiatan pengayaan. Dengan demikian perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20 melalui penelitian tindakan kelas (PTK) sudah berakhir. Hal ini diketahui dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran Matematika tentang Penjumlahan bilangan 1 sampai 20. Pada hasil belajar siswa pada pra siklus hanya 9 siswa (36,00%) pada siklus I meningkat menjadi 15 siswa (60,00%) dan pada siklus II mencapai peningkatan menjadi 22 siswa (88,00%)). Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dinyatakan bahwa upaya perbaikan pembelajaran Matematika materi
penjumlahan
bilangan 1 sampai 20 dinyatakan berhasil dan tindakan perbaikan dihentikan di Siklus II, karena perbaikan pembelajaran pada Siklus II sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu 75,00% hasil belajar siswanya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
20
Penelitian Tindakan
Kelas
dilaksanakan
oleh
peneliti
di
SDN
3
Langkapura.Subyek penelitian adalah siswa kelas I sebanyak 25 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam II tahapan Siklus, yaitu untuk hari Selasa tanggal 9 Oktober 2018 tahapan Siklus I, sedang untuk tahapan Siklus II peneliti laksanakan pada minggu berikutnya, yakni pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2018. Berikut ini merupakan paparan hasil Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Matematika,
dengan
menggunakan
Metode
Kartu
bilangan
materi
Penjumlahan bilangan sampai 20. 1. Pra Siklus Berdasarkan data yang terkumpul dan data hasil diskusi bersama teman sejawat, peneliti melakukan penelaahan dan menyimpulkan hasil pra siklus menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah dan masih dibawah indikator keberhasilan dan indikasi semacam ini tergambar jelas dari data hasil perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi tindakan yang penulis telah laksanakan. a. Data hasil perencanaan (Planning) Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa Rencana Pelaksanaan perbaikan Pembelajaran (RPPP), yang di dalamnya tercakup komponen skenario pembelajaran, yang sudah digunakan untuk pengumpulan data, dan data pendukung pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). b. Data hasil pelaksanaan tindakan (Action) Pada tahap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selesai, peneliti menyajikan hasil data nilai tes formatif dalam Tabel berikut ini :
21
Tabel. 4.1 Hasil Perolehan Tes Formatif Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah Rata-rata
Nama Siswa Ade Irma Suryani Aisyah Afrida Andi Prasetyo Anindya Arkaan Ramadhan Azka Wanna Nofriano Bianca Putri Darrel Rafif Dwiki Febrian Dwi Maihany Eka Kurnia Wati Keyla Indah Marissa Anggraini M. Labiib Kiroom M. Syafiq Umar Nia Wulandari Rafa Ananda Riski Hidayat Revan Kalvani Shinta Dewi Safira Zahra Aprilia Danu Saputra Fadli A Rafi Prasetiawan
Pra Siklus 80 35 50 80 45 80 85 35 60 45 40 90 60 55 60 55 60 50 80 55 80 85 80 60 60 1565 62,6
Ketuntasan BT
TB Tuntas belajar
Belum tuntas Belum tuntas Tuntas belajar Belum tuntas Tuntas belajar Tuntas belajar Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas belajar Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas belajar Belum tuntas Tuntas belajar Tuntas belajar Tuntas belajar Belum tuntas Belum tuntas
Sambungan Nilai tertinggi Nilai terendah Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Belum Tuntas Persentase Tuntas (%) Persentase Belum Tuntas (%) Keterangan :
90 35 9 16 36,00% 64,00%
9 16 36,00% 64,00%
22
TB
: Tuntas Belajar
BT
: Belum Tuntas
KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal 65 Berdasarkan pada Tabel 4.1 diatas, dapat terlihat perolehan hasil nilai tes formatif siswa, dan penulis mendiskripsikanya sebagai berikut :
Hasil pra siklus diperoleh data untuk nilai rata - rata kelas 62,6. Dengan ketuntasan belajar siswa hanya 9 siswa atau (36,00%) dari 25 siswa
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Terdapat 16 siswa, atau (64,00%) yang belum mencapai nilai ketuntasan, ini berarti masih rendah dan belum mencapai indikator keberhasilan. Dimana untuk hasil belajar siswa dinyatakan berhasil jika (75,00%) dari jumlah siswa tuntas belajar.
Data hasil refleksi (Reflection)
Pembelajaran Matematika penjumlahan bilangan 1 sampai 20 di kelas I SDN 3 Langkapura, pada kondisi pra siklus ketika pembelajaran berlangsung sebagian siswa asyik dengan kegiatannya sendiri, perhatian tidak terfokus pada guru dan materi pelajaran yang sedang diajarkan, dan tingkat
penguasaan terhadap pemahaman materi pelajaran masih rendah. Ini terjadi karena ada keterkaitan dengan metode yang digunakan guru kurang tepat, sehingga siswa kurang aktif belajar, penjelasan guru terlampau abstrak sehingga perhatian siswa terhadap pembelajaran kurang terfokus, dan proses pembelajaran kurang menarik, sehingga berdampak pada tingkat penguasaan terhadap pemahaman materi dan hasil belajarnya.
Dari data menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang tercermin dalam hasil belajar siswa pada pra siklus menunjukan, untuk nilai rata - rata kelas 62,6 dengan ketuntasan belajar siswa hanya 9 siswa atau (36,00%) dari 25 siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Terdapat 16 siswa, atau (64,00%) yang belum mencapai nilai ketuntasan, ini berarti masih rendah dan belum mencapai indikator keberhasilan. Dimana untuk hasil belajar siswa dinyatakan berhasil jika (75,00%) dari jumlah siswa telah tuntas belajar. Itu berarti masih terpaut angka (39,00%) dari indikator keberhasilan.
23
2. Siklus I Mengkaji dan mengakomodasi hasil data dan fakta pada pra siklus, pelaksanaan perbaikan siklus I, mengimplementasikan alternatif pemecahan masalah dengan penggunaan metode tanya jawab. Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan, diketahui adanya perubahan ke arah yang lebih baik dan positif baik peningkatan hasil belajarnya. Peneliti akui bahwa perubahan yang dimaksudkan belumlah mencapai batas kriteria yang telah ditetapkan,dan indikasi semacam ini tergambar
jelas
dari
data
hasil
perencanaan,
pelaksanaan,
pengamatan/observasi dan refleksi tindakan yang peneliti telah laksanakan. a. Data hasil perencanaan (Planning) Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPPP), yang di dalamnya tercakup komponen skenario pembelajaran, yang akan digunakan untuk pengumpulan data, dan data pendukung pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) b. Data hasil pelaksanaan tindakan (Action) Pada tahap pelaksanaan tindakan perbaikan siklus I selesai, penulis mendapatkan hasil data nilai tes formatif yang peneliti resume dan peneliti sajikan dalam Tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Hasil perolehan nilai tes formatif
No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Siswa Ade Irma Suryani Aisyah Afrida Andi Prasetyo Anindya Arkaan Ramadhan Azka Wanna N. Bianca Putri
Pra Siklus 80 35 50 80 45 80 85
Siklus I 80 75 50 80 45 80 85
Ketuntasan BT
TB Tuntas Belajar Tuntas Belajar
Belum Tuntas Tuntas Belajar Belum Tuntas Tuntas Belajar Tuntas Belajar
24
Darrel Rafif 8 Dwiki Febrian 9 10 Dwi Maihany 11 Eka Kurnia Wati 12 Keyla Indah 13 Marissa Anggraini 14 M. Labiib Kiroom 15 M. Syafiq Umar 16 Nia Wulandari 17 Rafa Ananda 18 Riski Hidayat 19 Revan Kalvani 20 Shinta Dewi 21 Safira 22 Zahra Aprilia 23 Danu Saputra 24 Fadli 25 A Rafi Prasetiawan Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Jumlah Siswa Tuntas Jumlah siswa Belum Tuntas Persentase Tuntas (%) Keterangan: TB BT KKM
35 60 45 40 90 60 55 60 55 60 50 80 55 80 85 80 60 60 1565 62,6 90 35 9
40 60 45 40 90 60 75 60 75 75 50 80 55 80 85 80 75 75 1645 65,8 90 45 15
Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
16
10
10
36,00
60,00
Tuntas Belajar Belum Tuntas Tuntas Belajar Belum Tuntas Tuntas Belajar Tuntas Belajar Belum Tuntas Tuntas Belajar Belum Tuntas Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar
15
: Tuntas Belajar : Belum Tuntas : Kriteria Ketuntasan Minimal 65
Berdasarkan pada Tabel 4.2 diatas, dapat dilihat perubahan atau peningkatatan perolehan hasil nilai formatif siswa, dan peneliti mendiskripsikanya sebagai berikut : a) Pada data Pra Siklus nilai rata - rata kelas 62,6 setelah dilakukan perbaikan pada Siklus I nilai rata - rata mengalami kenaikan menjadi 65,8. b) Terdapat 15siswa yang mengalami kenaikan perolehan nilai prestasi, atau (60,00%) dari data pra siklus hasil belajar siswa. c) Siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar,sebanyak 15 siswa atau (60,00%), sedangkan 10 siswa atau (40,00%) dinyatakan belum tuntas
25
Ketika
melaksanakan
perbaikan
pembelajaran,
peneliti
masih
kurang
memperhatikan keterlibatan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Ketika pembahasan materi pembelajaran antusias siswa dalam kegiatan bertanya jawab, baik guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa masih kurang. Berdasarkan indikator yang telah ditentukan baru 15 siswa yang menunjukkan kesungguhan dalam belajarnya. Berdasarkan data yang terkumpul dan data hasil diskusi bersama teman sejawat, peneliti melakukan penelaahan dan menyimpulkan hasil tindakan yang telah dilakukan. Kesimpulan ini menunjukan bahwa upaya peningkatkan hasil belajar siswa sudah dilakukan. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang tercermin dalam hasil belajar siswa sudah meningkat. Dari data pra siklus untuk nilai rata-rata kelas yang hanya (62,6) meningkat menjadi (65,8), sekalipun hasil belajar tersebut belumlah optimal. Dalam siklus I yang penulis lakukan belumlah memenuhi kriteria keberhasilan,sehingga penulis akan melaksanakan perbaikan pembelajaran kembali pada Siklus II. Dengan membentuk empat kelompok dan siswa yang memiliki kemampuan lebih akan diberi tugas sebagai tutor sebaya untuk membimbing siswa yang kurang kemampuannyadan untuk guru (peneliti) akan berperan dan memposisikan diri menjadi
pembimbing
dalam
seting
pembelajaran
di
Siklus
perbaikan
pembelajaran 3. Siklus II Mengkaji dan mengakomodasi hasil data dan fakta pada Siklus I, pelaksanaan perbaikan Siklus II, mengimplementasikan alternatif pemecahan masalah dengan mengoptimalisasikan penggunaan metode kartu bilangan pada penjumlahan bilangan sampai 20 pada setiap diri individu dan kelompok siswa.
26
untuk Siklus II pada pemaparan presentasi masing-masing kelompok belajar untuk hasil laporan penugasan kelompok saat menjumlahkan bilangan tertentu sesuai tugas kelompok masing-masing dengan siswa yang memiliki kemampuan lebih akan diberi tugas sebagai tutor sebaya untuk membimbing siswa yang kurang kemampuannya,dan untuk guru (peneliti) akan berperan dan memposisikan diri menjadi pembimbing. Dan hasil ini terlihat dari data hasil perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. a.Data hasil perencanaan(Planning) Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa RPP Siklus II, yang dibuat dengan acuan hasil revisi atau perubahan-perubahan perbaikan setelah mengakomodasikan masukan dari Siklus I. Seperangkat instrumen, yang akan di gunakan dalam pengumpulan data, dan data pendukung pembelajaran berupa LKS serta instrumen lain yang relevan. b.Data hasil pelaksanaan (Action) Pada tahap pelaksanaan tindakan, data yang diperoleh berupa nilai hasil tes formatif pembelajaran.Sebagaimana diuraikanpada tabel di bawah ini : Tabel 4.3 Hasil Perolehan Nilai Tes formatif
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Siswa Ade Irma Suryani Aisyah Afrida Andi Prasetyo Anindya Arkaan Ramadhan Azka Wanna N. Bianca Putri Darrel Rafif Dwiki Febrian Dwi Maihany Eka Kurnia Wati Keyla Indah Marissa Anggraini M. Labiib Kiroom
Pra
Siklus
Siklus
Siklus 80 35 50 80 45 80 85 35 60 45 40 90 60 55
I 80 75 50 80 45 80 85 40 60 45 40 90 60 75
II 85 80 50 85 75 85 90 75 60 75 70 95 80 80
Ketuntasan BT
TB Tuntas Belajar Tuntas Belajar
Belum Tuntas Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar Belum Tuntas Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar
27
15 M. Syafiq Umar 16 Nia Wulandari 17 Rafa Ananda 18 Riski Hidayat 19 Revan Kalvani 20 Shinta Dewi 21 Safira 22 Zahra Aprilia 23 Danu Saputra 24 Fadli 25 A Rafi Prasetiawan Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Jumlah Siswa Tuntas Jumlah siswa Belum Tuntas Persentase Tuntas (%) Persentase Belum Tuntas (% ) Keterangan: TB BT KKM
60 55 60 50 80 55 80 85 80 60 60 1565 62,6 90 35 9
60 75 75 75 80 55 80 85 80 75 75 1565 62,6 90 35 9
70 80 80 80 85 50 85 90 85 80 80 1645 65,8 90 40 15
16
10
3
36,00
60,00
88,00
64,00
40,00
12,00
Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar Belum Tuntas Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar Tuntas Belajar
22 3
: Tuntas Belajar : Belum Tuntas : Kriteria Ketuntasan Minimal 65
Dari Tabel 4.3 Data di atas dapat penulis jelaskan sebagai berikut : a)
Data pra siklus nilai rata - rata kelas 62,6 setelah dilakukan perbaikan pada data siklus I, nilai rata - rata kelas mengalami kenaikan menjadi 65,8. Pelaksanaan perbaikan kemudian dilanjutkan pada Siklus II, yang
menghasilkan peningkatan angka nilai rata-rata kelas menjadi 78. b) Terdapat 22 siswa yang mengalami kenaikan perolehan nilai prestasi, atau c)
(88,00%). Siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar,sebanyak 22 siswa atau (88,00%), sedangkan 3 siswa atau (12,00%) dinyatakan belum tuntas, jadi untuk syarat dalam meningkatkan hasil belajar siswa dinyatakan berhasil jika (75,00%) dari jumlah siswa siswa. Dan ini berarti penulis telah berhasil,dan
tercapai bahkan terlampaui dari batas minimal (75,00%). d) Data hasil refleksi(Reflection)
28
Sebagai upaya mengevaluasi diri, belajar dari setiap kesalahan dan mengambil manfaat dari setiap keberhasilan, pada Siklus II
ini peneliti
menemukan hal-hal sebagai berikut Pembelajaran Matematika materi penjumlahan bilangan 1 sampai 20 kelas I SDN 3 Langkapura, berlangsung sangat kondusif dan interaktif, yang mencerminkan kesungguhan siswa dalam melaksanakan
tugas
yang diberikan oleh peneliti dan ini sangat membantu peneliti dalam
melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran dalam kelas. Dari 25 siswa yang dinyatakan memenuhi kriteria ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa atau 88,00%.
B. Pembahasan Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. 1. Antar Siklus a. Siklus I Pada kegiatan pra siklus, siswa yang tuntas belajar sebanyak 9 siswa dari 25 siswa (36,00%) dengan nilai rata – rata kelas 62,6 setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada Siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar menjadi 15 siswa dari 25 siswa (60,00%). Dengan nilai rata – rata kelas 65,8. Penggunaan metode kartu bilangan agar setiap siswa dapat dan mampu berinteraksi melakukan prosesi kartu bilangan, baik dengan guru maupun dengan siswa lainnya. Dan ini mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Dari hasil analisis dan refleksi pada Siklus I ternyata tingkat ketuntasan belum sampai pada batas kriteria yang ditetapkan. Hanya 15 siswa yang mencapai tingkat ketuntasan.
29
Dari hasil diskusi bersama observer diketahui, gejala umum yang terjadi pada siswa yang belum tuntas karena mereka kesulitan dalam memahami konsep penjumlahan bilangan sampai 20. Hal ini dapat terlihat dari respon siswa terhadap pertanyaan guru yang masih kurang, perhatian siswa belum semua terpusat pada pelajaran, masih banyak siswa yang terlihat pasif. Dan untuk mengatisipasi hal tersebut, maka pada tindakan kelas selanjutnya, yakni pada Siklus II, peneliti akan membagi kelompok menjadi empat kelompok belajar, dengan menempatkan siswa-siswa yang mempunyai kemampuan akademis lebih sebagai tutor pendamping bagi bagi siswa-siswa yang masih kurang dalam perolehan hasil belajarnya. b. Siklus II Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas belajar mencapai (88,00%) dengan nilai rata – rata kelas 78.Dengan Menggunakan media kartu bilangan dan menempatkan siswa-siswa yang mempunyai kemampuan akademis lebih sebagai tutor pendamping bagi siswa-siswa yang masih kurang dalam perolehan hasil belajarnya, ternyata ini efektif untuk menguatkan konsep metode kartu bilangan terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dinyatakan bahwa upaya perbaikan pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan bilangan 1 sampai 20 dinyatakan berhasil dan tindakan perbaikan dihentikan di Siklus II, karena perbaikan pembelajaran pada Siklus II sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu 75,00% dari hasil belajar siswanya. 2 Hasil Belajar Siswa Setelah dilakukan analisis terhadap data di atas, diketahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan bilangan sampai 20 dengan menggunakan peraga kartu bilangan menunjukkan kenaikan angka pemahaman dan ketuntasan belajar yang sangat signifikan.
30
Tabel 4.4 Hasil belajar siswa Hasil Belajar Siswa No
Pembelajaran
Nilai
dan Tindakan
Rata-rata
Tuntas
Presentase
Belum
Kelas
Belajar
(%)
Tuntas
Presentase (%)
Ketuntasan Belajar
1
Pra Siklus
62,6
9
36,00
16
64,00
2
Siklus I
65,8
15
60,00
10
40,00
3
Siklus II
78
22
88,00
3
12,00
Dari tabel 4.4 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut. a. Pada Siklus I, angka ketuntasan siswa naik 24,00 (bertambah 6 siswa dari pra b.
siklus). Pada Siklus II, angka ketuntasan siswa naik 28,00 (bertambah 7 siswa dari
c.
Siklus I). Pada Siklus I, nilai rata – rata kelas mengalami kenaikan sebesar 3,2 poin
d.
angka. Pada Siklus II, nilai rata – rata kelas mengalami kenaikan12,2 dari siklus I.
Dari hasil refleksi tersebut, disimpulkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan telah berhasil. Meski masih belum sempurna dan ada beberapa yang harus diperbaiki. Berarti upaya perbaikan pembelajaran berakhir di Siklus II.
31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV dapat di simpulkan sebagai berikut : Terdapat peningkatan hasil belajar Matematika dalam materi penjumlahan bilangan 1 sampai 20 dengan menggunakan kartu bilangan di Kelas I SDN 3 Langkapura. Hal ini dapat terlihat dari : a. Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dalam perolehan hasil belajar siswa serta jumlah ketuntasan siswa dalam belajar dari yang semula (pra siklus) untuk nilai rata-rata kelasnya 62,6 pada tindakan Siklus ke I meningkat menjadi 65,8, dan pada tindakan Siklus ke II meningkat menjadi 78. b. Sedang untuk jumlah ketuntasan siswa dalam belajar mengalami peningkatan, pada pra siklus tercatat ada 9 siswa yang telah tuntas dalam belajar atau (64,00%) dari jumlah 25 siswa. Pada tindakan Siklus ke I mengalami peningkatan menjadi 15 siswa atau (60,00%), dan pada tindakan Siklus ke II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 22 siswa atau (88,00%). B. Saran dan Tindak Lanjut 1. Saran
32
Berdasarkan pada kesimpulan penulis menyarankan : Kepada para guru, hendaknya berupaya meningkatkan hasil belajar materi menjumlahkan bilangan dari 1 sampai 20 melalui penggunaan metode tanya jawab, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
2. Tindak Lanjut Laporan hasil perbaikan pembelajaran perlu ditindak lanjuti dengan perbaikan atau PTK berikutnya. Dikarenakan dalam setiap kegiatan pembelajaran pasti ditemukan suatu kelemahan atau kegagalan. Kegagalan ini ditemui dalam suatu siklus yang dapat digunakan untuk mencapai peningkatan prestasi belajar peserta didik. Setelah dilakukan analisis terhadap data pada kegiatan pra siklus, siklus I, siklus II dapat diketahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan bilangan 1 sampai 20 dengan menggunakan peraga kartu bilangan menunjukkan kenaikan angka pemahaman dan ketuntasan belajar yang sangat signifikan. Adapun kelemahan tindakan pada suatu siklus dapat segera diperbaiki pada pelaksanaan siklus berikutnya. Peneliti merencanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada kesempatan yang akan datang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
33