Pkn Mklh.docx

  • Uploaded by: jemima wattimena
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pkn Mklh.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,487
  • Pages: 14
MAKALAH PKN

DIANNOVA UTARI XI MIPA 9

ASEAN (Association of Southeast Asian Nation) atau yang juga dikenal dengan perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia tenggara (Perbara) merupakan organisasi kerjasama regional yang bergerak di bidang ekonomi dan geo-politik diantara negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini didirikan berdasarkan “deklarasi Bangkok” pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. Adapun pendiri dari Asean adalah Indonesia, Malaysia, Filiphina, Thailand, dan singapura. Tujuan pendirian ASEAN Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, serta pengembangan budaya negaranegara anggotanya  

Memajukan perdamaian dan stabilitas di tingkat regional Meningkatkan kesempatan guna membahas perbedaan diantara anggota ASEAN secara damai

Saat ini ASEAN beranggotakan seluruh negara-negara yang berada di kawasan Asia tenggara, dan beberapa tahun belakangan ini, ASEAN telah menjajaki perluasan anggota terhadap negara-negara yang berada disekitar kawasan ASEAN seperti Bangladesh, Papua Nugini, Palau, Republik China (Taiwan), serta Timor Leste. ASEAN merupakan soko guru dari politik luar negri yang dianut oleh Indonesia, dimana dengan terciptanya kawasan wilayah Asia Tenggara yang stabil, damai, aman, kondusif, serta terjalinnya hubungan yang harmonis diantara negara-negara di kawasan tersebut merupakan hal yang penting serta sebagai modal dasar dari pembangunan Indonesia. Indonesia memiliki peranan yang cukup penting di dalam perkembangan ASEAN, dimana Indonesia merupakan salah satu penentu arah perkembangan organisasi tersebut. Berikut adalah penjelasan dari peran Indonesia dalam ASEAN :

1. Sebagai salah satu pendiri ASEAN Indonesia adalah salah satu dari lima negara pemrakarsa berdirinya ASEAN. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa dasar berdirinya ASEAN adalah deklarasi Bangkok, dimana deklarasi tersebut ditanda tangani oleh menteri luar negri dari kelima negara pendiri ASEAN, Yaitu :     

Adam Malik dari Indonesia Narsisco Ramos dari Filipina Tun Abdul Razak dari Malaysia Rajaratnam dari Singapura Thanat Koman dari Thailand

Sedangkan isi Dari Deklarasi Bangkok yang menjadi dasar berdirinya ASEAN adalah :

    

Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi Memelihara kerja sama yang erat di tengah – tengah organisasi regional dan internasional yang ada Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara

Indonesia telah dianggap sebagai tulang punggung ASEAN oleh beberapa negara yang berada di luar ASEAN, dimana Indonesia telah mampu menciptakan stabilitas regional di kawasan Asia Tenggara.

2. Sebagai Salah Satu Pemimpin ASEAN Pada Zaman Orde Baru yaitu pada masa kepemimpinan Presiden Suharto (tahun 2004), Indonesia menjadi pemimpin ASEAN, dimana dengan gaya kepemimpinannya Indonesia mampu menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, Indonesia juga memperkenalkan doktrin ketahanan nasional pada pertemuan ASEAN ministerial meeting ke-5 di Singapura melalu menteri luar negeri Adam Malik. Hal tersebut ditujukan untuk mempertegas tujuan ASEAN. Indonesia juga telah menyampaikan makalah yang berjudul reflection dalam rangka mengajak para anggota ASEAN yang lain untuk mengevaluasi kesepakatan ekonomi sebelumnya, dimana kesepakatan tersebut berkaitan dengan program kerjasama sektoral di berbagai bidang. Selain itu, pada masa kepemimpinannya, Indonesia telah berhasil menyelenggarakan serangkaian pertemuan seperti :   

Asean Ministerial Meeting (Pertemuan Tingkat Menteri Asean) Asean Regional Forum (Forum Kawasan Asean) Pertemuan kementerian kawasan yang membahas mengenai penanggulangan berbagai masalah yang terjadi, dan lain sebagainya.

3. Sebagai Tuan Rumah KTT Asean Indonesia telah mendapatkan kepercayaan untuk mengadakan beberapa kali Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. Adapun KTT ASEAN yang pernah diselenggarakan di Indonesia antara lain adalah : 

KTT ASEAN Ke-1 yang dilaksanakan pada 23 hingga 24 Februari 1976 di Bali. Dalam KTT tersebut terdapat kesepakatan tentang pembentukan sekretariat ASEAN yang berpusat di Jakarta dengan Sekretaris Jendral (Sekjen) pertamanya adalah putra Indonesia yang bernama H.R. Dharsono



 

KTT ASEAN ke-9 yang dilaksanakan pada 7 hingga 8 Oktober 2003 di Bali. Dalam KTT tersebut, Indonesia mengusulkan pembentukan Komunitas Asean (Asean Community) yang mencakup bidang ekonomi, sosial, budaya, serta keamanan. KTT ASEAN ke-18 yang dilaksakan pada tanggal 4 hingga 8 Mei 2011 di Jakarta KTT ASEAN ke-19 yang dilaksanakan pada tanggal 17 hingga 19 Nopember 2011 di Bali. Dalam Konferensi tersebut didapat kesepakatan tentang Kawasan bebas senjata nuklir di Asia tenggara atau yang dikenal dengan Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ)

4. Mampu menciptakan perdamaian di kawasan Asia Tenggara Indonesia telah banyak membantu menjaga perdamaian khususnya di kawasan Asia Tenggara, yaitu dengan membantu penyelesaian konflik-konflik yang dialami oleh negara anggota ASEAN lainnya. 



Pada tahun 1987, Indonesia menjadi penengah saat terjadinya konflik antara Kamboja dan Vietnam yang pada akhirnya pada tahun 1991 dalam Konferensi Paris, kedua negara tersebut menyepakati adanya perjanjian damai. Indonesia menjadi penengah antara Moro National Front Liberation (MNFL) dengan pemerintah Filiphina, yang pada akhirnya kedua belah pihak tersebut sepakat untuk melakukan perjanjian damai yang dilakukan pada pertemuan di Indonesia.

Beserta Perwujudannya - Gerakan non blok memiliki pengertian yaitu salah satu tindakan yang tidak memihak antara salah satu blok kekuatan manapun di dunia. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk meredam ketegangan dunia. Indonesia sendiri memiliki peran serta dalam gerakan non blok tersebut. Peran Indonesia dalam gerakan non blok disertai dengan peran dari beberapa negara. Keberadaan dari organisasi non blok akan membendung perluasan yang dimiliki oleh kedua blok yang berselisih. Dalam pelaksanaan gerakan non blok memang diikuti dengan berbagai anggota negara tetapi negara ini juga berperan dalam mendirikan gerakan tersebut.

Di dunia ini terdapat pembagian dua blok antara Blok Barat dengan Blok Timur akibat perang dunia ke-2. Untuk Blok Barat dikuasai oleh Amerika yang berpaham Liberal. Sedangkan untuk Blok Timur dikuasai oleh Uni Soviet yang berpaham Komunis. Perbedaan paham tersebut membuat kedua blok saling bermusuhan. Walaupun begitu, tidak semua negara dapat bersedia untuk bergabung dengan kedua blok tadi. Adapula negara yang bersikap netral artinya tidak memihak kedua blok tersebut. Di situlah awal terbentuknya gerakan non blok. Kali ini saya akan menjelaskan mengenai peran Indonesia dalam gerakan non blok. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini.

Peran Indonesia Dalam Gerakan Non Blok Lengkap Negara negara yang bersikap netral diantara lain negara Mesir, Ghana, Indonesia, Yugoslavia, dan India. Pemimpin dari kelima negara tersebut mengusulkan untuk membentuk sebuah organisasi yang bernama Non Aligned Movement (NAM) atau Gerakan Non Blok (GNB). Pemimpin kelima negara tersebut yaitu Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India), Kwame Nkrumah (Presiden Ghana), Soekarno (Presiden Indonesia), Josep Broz Tito (Presiden Yugoslavia), dan Gamal Abdel Naser (Presiden Mesir). Pada tanggal 1 September 1961 sebagai awal berdirinya gerakan non blok. Hal inilah yang mengilhami peran Indonesia dalam gerakan non blok. Lalu pada tahun 1955, gerakan ini di sepakati dalam Konferensi Asa Afrika dengan pedoman Dasasila Bandung. Baca juga : 20 Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli

Dibawah ini terdapat beberapa peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok yaitu sebagai berikut : 1. Presiden Sokekarno merupakan salah satu pemimpin dunia yang berperan dalam mendirikan Gerakan Non Blok (GNB). 2. Pada tahun 1991, Indonesia diberikan wewenang dalam memimpin GNB. Pada saat itulah ketua GNB dipegang oleh Presiden Soeharto. Selain itu Indonesia juga berhasil menggelar KTT X GNB yang bertempat di Jakarta. 3. Peran Indonesia dalam gerakan non blok selanjutnya ialah meredam ketegangan pada daerah bekas Yugoslavia pada tahun 1991.

Tujuan Gerakan Non Blok Selain peran Indonesia dalam gerakan non blok, adapula tujuan dari pembentukan gerakan tersebut. Dasasila Bandung dengan Gerakan Non Blok mempunyai hubungan yang cukup erat. Hal tersebut diketahui dengan salah satu asas yang digunakan daam Gerakan Non Blok yaitu berusaha untuk mendukung perjuangan kemerdekaan di semua tempat. Kemudian terdapat asas lainnya yaitu memegang teguh perjuangan dalam melawan kolonialisme, neokolonialisme, dan imperialisme. Semangat perjuangan yang terdapat dalam Dasasila Bandung juga dapat kita lihat dalam tujuan Gerkan Non Blok di bawah ini :   

Menumbuhkan sikap solidaritas di berbagai negara berkembang agar dapat meraih kemakmuran, kemerdekaan dan persamaan. Ikut berperan serta dalam meredam ketegangan dunia karena perselisihan yang terjadi antara Blok Timur dengan Blok Barat. Mencegah adanya pengaruh buruk dari Blok Timur maupun Blok Barat.

Headline

16 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia 06:40:56 pm Tuesday 26th, February 2019 / 9 July,2018

         

Home Pemerintahan Moral Lingkungan Pendidikan Lembaga Negara Hukum UUD HAM Politik



Home → Lembaga Internasional → 4 Peran Indonesia dalam KAA Saat Penyelenggaraannya

4 Peran Indonesia dalam KAA Saat Penyelenggaraannya Setiap negara di dunia tidak dapat berdiri sendiri. mereka membutuhkan negara lain dalam memenuhi semua keperluannya. Oleh karena itu, hubungan internasional dan organisasi internasional. Hubungan dan kerjasama antar negara yang saling menguntungkan. Indonesia sejak memproklamasikan kemerdekaannya sangat menyadari akan hal tersebut di atas. Bahkan jauh sebelum pernyataan kemerdekaan dikumandangkan. Ini dibuktikan dengan beberapa perjanjian dengan Belanda yang dimediasi oleh negara lain di dunia seperti Komisi Tiga Negara yang melibatkan Australia. Selain itu, pada pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4 tertulis salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang tentu saja hanya dapat diwujudkan dengan kerjasama internasional. Dalam perkembangan selanjutnya, Indonesia menetapkan contoh politik luar negeri bebas aktif dalam hubungan internasional. Bebas, berarti bebas dari pengaruh negara lain

menentukan setiap keputusan negara. Bebas dari pengaruh Blok barat dan Blok Timur yang pada saat itu menguasai dunia. Sementara aktif, berarti dalam hubungan dengan negara lain Indonesia akan aktif dan turut serta dalam setiap kegiatan yang memajukan semua bidang dan menjaga ketertiban dunia. Landasan politik luar negeri Indonesia ini jelas tercantum dalam UUD 1945. Salah satu perwujudan dari politik bebas aktif Indonesia adalah adanya Konferensi Asia Afrika. Sangat besar peranan Indonesia dalam konferensi yang dikenal dengan sebutan KAA ini. Dalam artikel ini kita akan membahas sedikit tentang Konferensi Asia Afrika dan peranan Indonesia dalam KAA tersebut. Sejarah Penyelenggaraan KAA Konferensi Asia Afrika atau KAA merupakan konferensi pertama di dunia yang melibatkan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Di mana bangsa-bangsa tersebut sebagian besar baru merdeka dari penjajahan negara-negara Eropa , bahkan ada beberapa yang baru merdeka. Bangsa Asia Afrika ini juga sebagian besar masih belum menjadi anggota organisasi internasional dunia PBB. Berdasarkan hal di atas, beberapa negara kemudian sepakat untuk mengadakan pertemuan pendahuluan untuk membicarakan nasib Bangsa-Bangsa Asia Afrika. jadi, sebelum diselenggarakannya KAA diadakan pendahuluan. 1. Konferensi Colombo

Konferensi Colombo, dikenal dengan sebutan Konferensi Panca Negara I. Konferensi disebut Colombo, karena diadakan di Colombo, ibukota Sri Langka. Sedangkan penyebutan Konferensi Panca Negara, sesuai dengan lima negara (panca) yang mengikuti pertemuan. Konferensi Colombo diadakan 28 April sampai 2 Mei 1954, dianggap sebagai cikal bakal diadakannya KAA. Negara yang hadir beserta perwakilannya dalam Konferensi Colombo, yaitu :     

Indonesia yang diwakili oleh Perdana Menteri Ali Satroamidjoyo India yang diwakili oleh perdana Menteri Shri Pandit Jawarhalal Nehru Pakistan yang diwakili oleh Perdana Menteri Mohammad Ali Jinnah Burma (sekarang Myanmar) yang diwakili oleh Perdana Mneteri Unu Sri Langka yang diwakili oleh Perdana Menteri Sir John Kotelawata

Indonesia saat itu diwakili diwakili oleh PM karena memang pada tahun 1954 menganut ciriciri kabinet parlementer, di mana kepala pemerintahannya adalah Perdana Menteri. Dalam Konferensi Colombo para Kepala Pemerintahan yang hadir membicarakan tentang kondisi kawasan Indocina atau Asia Afrika saat itu dan kerjasama yang akan dijalin. Dan dalam akhir Konferensi, dicapai kesepakatan beberapa hal, yaitu :    

Seluruh kawasan Indocina, dalam hal ini Asia Afrika harus merdeka seluruhnya Menuntut kemerdekaan atas Tunisia dan Maroko yang masih dijajah oleh Bangsa Eropa Akan diadakannya Konferensi Asia Afrika yang rencananya bertempat di Indonesia. Mengadakan pertemuan pendahuluan sebelum KAA

2. Konferensi Bogor (Konferensi Panca Negara II)

Konferensi pendahuluan sebelum diadakannya KAA adalah di Bogor, 28 sampai 31 Desember 1954. Konferensi Panca Negara kembali diadakan degan perwakilan dari negara yang sama. Konferensi ini mematangkan rencana diadakannya KAA di Indonesia. Hasil dari konferensi Bogor, antara lain :  

KAA akan diselenggarakan di Bandung, Indonesia dengan 5 negara yang hadir dalam Konferensi Bogor dan Konferensi Colombo menjadi negara sponsor atau pengundang. KAA akan mengundang sekitar 25 negara di kawasan Asia Afrika

Latar Belakang Diselenggarakannya KAA Telah dikemukakan di atas bahwa KAA merupakan pertemuan besar pertama negara-negara Asia Afrika. Negara yang sebagian besar baru merdeka dari penjajahan negara Eropa. Negara-negara ini meskipun sudah merdeka, sebagian besar juga masih dalam pengaruh negara bekas jajahannya atau pengaruh dua kekuatan besar dunia saat itu, yaitu Blok barat (Amerika Serikat dan sekutunya) dan Blok Timur (Uni Sovyet, saat ini menjadi negara Rusia). Jadi, ada beberapa latar belakang terselenggaranya KAA dan berkumpulnya negara-negara Asia Afrika. latar belakang tersebut, yaitu : 1. Rasa Senasib dan Sepenanggungan Perasaan senasib dan sepenanggungan di sini berkaitan dengan persamaan bahwa hampir seluruh negara Asia Afrika adalah bekas negara jajahan. Baik itu sebagai negara jajahan Bangsa-Bangsa Eropa dan penjajahan Jepang saat Perang Dunia kedua. Perasaan yang sama, senasib dan sepenggungan, membuat negara-negara Asia Afrika ingin bersatu mengatasi masalah bersama. 2. Persamaan Masalah Negara Berkembang Karena kebanyakan negara Asia Afrika adalah negara baru merdeka, maka semua termasuk negara berkembang. Negara yang belum maju di segala bidang. Negara yang masih harus bebebah diri untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Persamaan ini juga melatarbelakangi pertemuan KAA. Membuat semua negara ingin bekerja sama di segala bidang. 3. Kedekatan Keturunan, Agama, dan Latar Belakang Sejarah Latar belakang selanjutnya adalah kedekatan hubungan keturunan. Ini dilihat dari ciri-ciri orang Asia yang hampir mirip sesamanya. Begitu pula degan orang Afrika. Aga yang dianut orang Asia afrika kebanyakan juga hampir sama, yaitu Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Sementara latar belakang sejarah, hampir bisa dipastikan mirip sesuai latar belakang pertama. 4. Letak Geografis Sesuai dengan sebuatan negara Asia Afrika, otomatis negara-negara peserta KAA mempunyai letak geografis yang berdekatan dan hampir mirip. Kondisi alam yang hampir mirip satu sama lain akan mudah diatasi jika bekerja sama.

Tujuan Penyelenggraan KAA

Sesuai dengan latar belakang KAA, maka dalam konferensi Colombo dan Bandung juga dirumuskan tujuan dari penyelengggraan KAA. Tujuan dari panca negara menyelenggarakan KAA, antara lain ; 





Mengembangkan pengertian dan kerjasama antar negara-negara Asia dan Afrika Ini diperlukan karena jika negara-negara Asia Afrika ingin segera mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Kerjasama dan pengertian yang saling menguntungkan, baik melalui hubungan bilateral, multilateral, hubungan regional, dan hubungan dalam organisasi internasional. Mengatasi masalah ekonomi, ideologi, politik, sosial dan budaya yang terjadi di negaranegara berkembang Dengan diselnggarakannya KAA diharapkan tiap negara bisa saling membagi pengalamannya di negara masing-masing, untuk selanjutnya dapat bekerja sama mengatasi masalah yang ada. Mengatasi kolonialisme dan imperialisme Kolonialisme dan imperialisme masih menghantui negara Asia Afrika. Di Indonesia, misalnya Indonesia masih harus membebaskan Papua dari Belanda. Sementara Prancis masih menjajah Maroko, dan Aljazair masih menjajah Tunisia. Hal ini menjadi masalah bersama jika ingin menyamakan derajat seluruh bangsa Asia Afrika. Berdiri dan duduk sejajar degan bangsa-bangsa lain di dunia.

Dasasila Bandung Dasasila Bandung adalah hasil atau perjanjian tertulis seluruh negara Asia Afrika yang hadir dalam KAA. Dasasila berarti ada sepuluh dasar yang manjadi dasar, dan dijadikan pedoman bagi semua negara peserta untuk hubungan dan kerjasama selanjutnya. Dasaila Bandung, secara singkat, yaitu ; 1. Menghormati Hak-Hak Dasar Manusia Hak-hak dasar manusia dalam hal ini adalah hak asasi manusia, khususnya adalah hak untuk merdeka dan bebas menentukan nasibnya sendiri. 2. Menghormati Kedaulatan Negara Lain Menghormati kedaulatan negara lain menjadi bagian dari menghormati hak-hak dasar manusia. Khususnya menghormati negara tetangga atau yang berdekatan dan berbatasan dengan negaranya. 3. Mengakui Persamaan Ras Negara-negara Asia Afrika terdiri dari berbagai ras. terlihat dari ciri fisik yang berbeda-beda, meskipun satu sama lain hampir sama. Dengan menghormati persamaan ras, berarti dalam kehidupan sehari tidak membedakan warna kulit. Semua manusia sama haknya. 4. Tidak Melakukan Intervensi Kepada Negara lain Melakukan intervensi kepada negara lain, sekecil apapun akan menajdikan suatu negara tidak dihormati kedaulatannya. Karena negara yang berdaulat seharusnya bebas menentukan nasib bangsa dan negaranya sendiri tanpa intervensi negara lain tanpa diminta. 5. Menghormati Hak Tiap-Tiap negara Untuk Mempertahankan Diri 6. Tidak Menggunakan Pertahanan Kolektif dengan Negara Besar untuk menekan Negara Lain Ini dituliskan karena masa itu, Blok Barat dan Blok Timur saling berebut pengaruh di negaranegara Asia dan Afrika. Salah satu caranya adalah mereka membangun pangkalan militer di negara-negara berkembang. 7. Tidak Melakukan Tindakan atau Ancaman Agresi Melakukan tindakan atau ancaman kepada negara lain otomatis melanggar dasasila yang sudah disebutkan sebelumnya.

8. Menyelesaikan Semua Masalah Dunia dengan Perundingan atau Penyelesaian Secara Hukum yang Berlaku Internasional Berarti tidak ada masalah yang diselesaikan dengan kekerasan atau dengan menyerang negara lain. 9. Memajukan Kerjasama di Segala Bidang untuk Kepentingan Bersama 10. Negara Asia Afrika Menghormati Hukum-Hukum dan Kewajiban-Kewajiban Internasional

Peran Indonesia dalam KAA KAA berpengaruh sangat besar kepada Indonesia dan kepada bangsa-bangsa di Asia Afrika secara keseluruhan. Indonesia mendapat dukungan dari banyak negara mengenai masalah Papua. Setelah KAA, ketegangan RRC dengan Amerika Serikat tentang sengketa Taiwan mulai mencair dengan berbagai perundingan. Selain itu, jumlah negara yang merdeka di wilayah ini semakin banyak. Yang paling besar adalah berdirinya peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok. Gerakan yang menjadikan negara-negara tidak berpihak pada blok mana pun yang saat itu sedang berebut pengaruh terhadap negara-negara berkembang. Peran Indonesia dalam KAA sangat strategis. Peran tersebut, yaitu :

1. Pemrakarsa Indonesia menjadi salah satu negara pemrakarsa diselenggarakannya KAA bersama panca negara. Indonesia ikut serta dalam dua konferensi sebelum diadakannya KAA. 2. Tempat Konferensi Tempat KAA pertama kali adalah di Indonesia. Tepatnya di Gedung Merdeka, Bandung pada tanggal 18 sampai 24 April 1955. Konferensi pendahuluan sebelum diadakannya KAA juga terjadi di Indonesia, yaitu Konferensi Bogor. Penyelenggraan KAA yang kedua juga diadakan di Indonesia, yaitu pada tanggal 19 sampai 23 April 2015 di Jakarta dan pada tanggal 24 April di Bandung. Pada KAA yang kedua ini dihadiri oleh 89 negara Asia Afrika dari 109 negara yang ada. 3. Panitia Konferensi Penyelenggraan KAA pertama di Indonesia, selanjutnya panitia penyelenggartan juga dilakukan oleh tokoh Indonesia.      

Ketua Panitia Penyelenggara KAA adalah Sanusi Harjadinata, Gubernur Jawa Barat saat itu. Ketua KAA adalah PM Ali Sastroamidjoyo Sekjend KAA adalah Ruslan Abdul Gani, Sekjen Kementerian Luar Negeri Indonesia Ketua Komite Kebudayaan adalah Muhammad Yamin, Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia Ketua Komite Ekonomi adalah Prof Ir.Rooseno, Menteri Ekonomi Indonesia Pembukaan KAA diberikan sambutan oleh Presiden Soekarno

4. Kerjasama

Setelah diadakannya KAA sampai kini, Indonesia masih melakukan kerjasama dnegan negara-negara Asia Afrika berdasartkan politik luar negeri bebas aktif. Demikian peran Indonesia dalam KAA lengkap dengan sedikit sejarah KAA. Semoga artikel ini menambah gambaran tentang peran Indonesia dalam hubungan Internasional yang telah dibina sejak zaman Indonesia baru merdeka.

OKI Perannya yaitu : 1. Indonsia memberikan andil penyelesaian sengketa antara pakistan dan bangladesh 2.Indonesia turut menyelesaikan masalh muslim Moro di Filipina 3.Indonesia mmbntu prjuangn rakyat Palestina 4.Mendukung perjuangan OKI melenyapkan rasial,diskriminasi,dan kolonialisme di dunia 5. Sebagai pemrakarsa dibntukny ''Tata informasi Baru Dunia Islam''

Guna meningkatkan pemahaman publik tentang partisipasi Indonesia dalam forum G20, Sherpa G20 Indonesia yang dijabat Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman mengundang pemimpin redaksi media massa nasional. “Forum G20 merupakan wadah strategis bagi sejumlah negara kunci di dunia untuk menentukan arah kebijakan ekonomi global,” ujar Rizal Affandi saat membukaacara “Lunch with the Media: Dialogue on G20”, di Jakarta, Jumat (27/1). Pada kesempatan tersebut, Sherpa Indonesia didampingi oleh Direktur Pembangunan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup (PELH) Kementerian Luar Negeri selaku Sous Sherpa, Muhsin Syihab; Direktur Kebijakan Internasional Bank Indonesia, Harmanta; dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan Kemenko PerekonomianRizal Edwin Manansang. Acara ini juga dihadiri perwakilan Kementerian/Lembaga yang menjadi focal points nasional sejumlah working groups di G20. G20 memiliki nilai strategis karena terdiri dari negara-negara yang menguasai 85% total Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, berkontribusi terhadap 79% perdagangan global, dan memiliki 65% (atau sekitar 2/3) dari jumlah total penduduk dunia. Sebagai the only premier economic forum, G20 beranggotakan: Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Tiongkok, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris dan Amerika Serikat, serta Uni Eropa. Indonesia telah menjadi anggota G20 sejak tahun 1999. Sejumlah pertimbangan menjadi dasar dilibatkannya Indonesia ke dalam forum G20. Mulai dari pengalaman mengatasi krisis ekonomi di Asia akhir tahun 1990an, resiliensi Indonesia dalam menghadapi tekanan krisis ekonomi global pada tahun 2008, posisi Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dengan penduduk mayoritas Muslim, negara dengan jumlah populasi terbanyak ke-empat, serta sebagai pemimpin di ASEAN. “Nilai-nilai dan postur socio-political and economic Indonesia tersebut tentu menjadi aset bagi diplomasi Indonesia di G20,” lanjut Rizal. Pada G20 tahun ini yang berlangsung di bawah Presidensi Jerman, secara garis besar prioritas Indonesia diarahkan pada upaya untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan sosial di masyarakat. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden pada Sidang Kabinet di awal tahun ini. Untuk itu, diplomasi pemerintah di G20 saat ini menekankan pada sejumlah agenda prioritas yang sejalan dengan agenda Presidensi Jerman. Beberapa agenda tersebut di antaranya digitalisasi, ketenagakerjaan, dan pertumbuhan ekonomi.

Secara khusus, Indonesia juga akan berbagi pengalaman dalam mengelola transisi ekonomi digital dengan memperkuat peran serta masyarakat melalui success story antara lain di sektor transportasi publik. Partisipasi Indonesia dalam G20 ini juga sejalan dengan Nawa Cita Presiden Jokowi. Selain itu, keterlibatan Indonesia dalam forum ini penting untuk mendukung prioritas kebijakan dalam negeri, seperti pemberlakuan automatic exchange of information (AEoI) secara tepat waktu pada tahun 2018 yang dapat mendorong upaya Pemerintah meningkatkan pendapatan dari sektor perpajakan. Pada acara ini juga diluncurkan website resmi Sherpa G20 Indonesia (sherpag20indonesia.ekon.go.id). Website ini menjadi sarana penyebaran informasi mengenai perkembangan pembahasan isu di G20 kepada masyarakat luas. Sekaligus sebagai web-based communication platform untuk mendukung koordinasi dan diseminasi informasi secara cepat antar K/L yang terlibat di dalam forum G20. (ekon)

Related Documents

Pkn
May 2020 44
Pkn
October 2019 53
Pkn
April 2020 55
Pkn
July 2020 31
Pkn
October 2019 49
Pkn
June 2020 41

More Documents from ""

Kelompok 6 Biologi.docx
November 2019 6
Pkn Mklh.docx
November 2019 5
June 2020 7
Jgw Lapsus.docx
June 2020 39
Lapsus Jgw Fix.docx
June 2020 20