Pisang Sedang.docx

  • Uploaded by: Mahwestie Pwarnasoekma
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pisang Sedang.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 472
  • Pages: 2
ANALISIS Pisang sedang Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh nilai rata rata absorbansi dengan panjang gelombang 665 nm dan 649 nm dari setiap daun tua, setengah tua, dan muda yang diambil dari daun pisang dan daun puring. Daun pisang setengah tua memiliki kadar klorofil total dengan jumlah paling sedikit yakni sebesar 12,5 mg/l dengan komposisi kadar klorofil a 3,85 mg/l dan komposisi kadar klorofil b sebesar 8,6 mg/l. PEMBAHASAN Pisang sedang Klorofil total pada daun pisang setengan tua memiliki kadar klorofil terendah. Perhitungan menggunakan panjang gelombang 665 nm dengan rata rata absorbansi sebesar 0,483 dan panjang gelombang 649 rata rata absorbansi sebesar 0,478 menujukkan kadar klorofil total sebesar 12,50 mg/l . Hal tersebut tidak sesuai dengan dasar teori bahwa sejalan dengan pertumbuhan daun, kemampuan untuk berfotosintesis juga meningkat sampai daun berkembang penuh dan kemudian mulai menurun secara perlahan (Salisbury, 1995). Seharusnya semakin tua usia daun maka semakin tinggi pula kadar klorofilnya. Hal tersebut dapat dimungkinkan terjadi karena faktor lingkungan, misalnya ketersediaan air dan unsur hara pada tempat tumbuh tumbuhan tersebut kurang mendukung. Faktor lain yang mungkin mendukung adalah pada saat praktikan menggerus daun pisang setengah tua, daun yang digerus tidak hancur dan larut seluruhnya dan bisa juga disebabkan nilai absorbansi setiap umur daun berbeda-beda. Menurut Mentari (2012), absorbansi larutan akan bervariasi berdasarkan konsentrasi atau ukuran wadah. Absorptivitas molar diperoleh dari pembagian absorbansi dengan konsentrasi dan panjang larutan yang dilalui sinar. Oleh karena itu penentuan absorbansi larutan, apabila suatu larutan terlalu pekat, maka akan menghasilkan absorbansi yang sangat tinggi karena terdapat banyak molekul yang berinteraksi dengam sinar.

Jika larutan

sangat encer, maka sangat sulit untuk melihat

warnanya sehingga absorbansinya sangat rendah. Kadar klorofil dalam tumbuhan juga dapat dipengaruhi keadaan internal tumbuhan seperti kekurangan Unsur N

yang merupakan unsur hara makro. Unsur ini diperlukan oleh tanaman dalam jumlah banyak. Unsur N diperlukan oleh tanaman, salah satunya sebagai penyusun klorofil. Menurut (Hendriyani dan Setiari, 2009). Tanaman yang kekurangan unsur N akan menunjukkan gejala antara lain klorosis pada daun

DAFTAR RUJUKAN Hendriyani, Ika Susanti dan Setiari, Nintya. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan Kacang Panjang (Vigna sinensis) pada Tingkat Penyediaan Air yang Berbeda. J. Sains & Mat. Vol 17 No. 3, Juli 2009: 145-150. Mentari, Sri Rahayu. 2012. Absorbansi. http://www.pdfcoke.com/doc/95126973/m Absorbansi. Diakses pada tanggal 17 November 2018 Salisbury, B. Frank. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB Press

KESIMPULAN Kadar klorofil pada setiap tumbuhan menunjukkan hasil yang berbeda hal tersebut dipengaruhi oleh usia daun, ketersediaan air dan usur hara pada tempat pohon tersebut tumbuh dan kondisi internal tumbuhan yang tidak baik karena diserang penyakit. Spektrofotometri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar klorofil dengan menggunakan dasar interaksi energi dan materi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan spektrum tertentu untuk setiap komponen yang berbeda. Tinggi rendahnya nilai absorbansi juga dipengaruhi oleh kepekatan suatu larutan

Related Documents

Cucur Pisang
May 2020 10
Pisang Sedang.docx
July 2020 7
Pisang Apasih.docx
May 2020 12
Serba Pisang
October 2019 16
Sandwich Pisang
July 2020 5
Pisang Hijau.docx
December 2019 21

More Documents from "irma"