Pilihlah Caleg Yang Paham Lingkungan Hidup

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pilihlah Caleg Yang Paham Lingkungan Hidup as PDF for free.

More details

  • Words: 645
  • Pages: 3
Mimbar akademik Caleg dan Lingkungan Hidup Pemilu akan dilaksanakan dua bulan lagi. Di setiap sudut negeri ini telah bertebaran pamflet, poster dan spanduk para Calon Anggota Legislatif (Caleg). Dengan sistem pemilihan umum langsung yang berlaku di negeri ini, rakyat diberi peluang menentukan siapa orang-orang yang dianggap pantas mewakili aspirasinya untuk duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Untuk menarik simpati rakyat, setiap Caleg pasti memiliki berbagai program dan janji yang akan dilakukan jika ia terpilih menjadi anggota legislatif. Banyak macam dan ragam program yang ditawarkan oleh setiap Caleg. Program tersebut diantaranya sembako murah, membuka lapangan kerja, pendidikan gratis hingga kenaikan gaji bagi pegawai dan lain sebagainya. Namun, dari sekian banyak program dan janji yang ditawarkan Caleg hanya sedikit yang berbicara tentang lingkungan hidup, apalagi mengenai pelestarian alam. Padahal hampir semua bencana alam hingga masalah kekurangan pangan pasti disebabkan oleh kerusakan lingkungan hidup. Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alam. Flora dan fauna hutan hujan tropis di Indonesia termasuk paling beragam di dunia. Pun demikian dengan kekayaan laut yang sangat melimpah. Negara ini menjadi incaran dari penangkapan ikan illegal (illegal fishing) oleh nelayan asing. Dengan kekayaan yang melimpah seharusnya negara ini mampu menjadi negara yang maju. Sayangnya, dengan kekayaan alam yang melimpah kita tidak menjadi negara yang maju, malah sebaliknya. Kita tidak mampu mengelola kekayaan sendiri. Kita malah ‘menyerahkan’ pengelolaan sumber kekayaan alam kita pada pihak asing. Anggota legislatif tentunya memiliki peran dalam menetukan arah kebijakan negeri ini termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam. Anggota legislatif tentunya ikut bertanggung jawab terhadap ‘penyerahan’ sumber daya alam kita kepada pihak asing. Hingga pada akhirnya anggota legislatif juga ikut bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan di negeri ini. Pengelolaan sumber daya alam oleh pihak asing ataupun lokal sebetulnya tidak akan menjadi masalah kerusakan lingkungan bila pengelolaan dan pemberian izin baik dari eksekutif maupun legislatif dilakukan secara selektif. Izin hanya diberikan pada perusahaan yang ramah lingkungan. Di negara ini, kepentingan ekonomi selalu dapat mengalahkan kepentingan ekologi. Kebijakan negara ini sebagian besar selalu semena-mena terhadap alam. Contohnya seperti

kebijakan lahan gambut sejuta hektar, pemberian hak pengelolaan hutan yang sembarangan, penambangan timah di Pulau Bangka yang menghasilkan banyak lubang galian tambang yang menganga, ekspor pasir dan pasir laut yang baru dihentikan ketika ada pulau yang hampir tenggelam, dan yang terbaru adalah alih fungsi hutan lindung yang menjadi pelabuhan dan menyeret anggota dewan yang terhormat ke hotel prodeo. Itu hanya sebagian kecil dari kebijakan yang tidak memihak alam di negeri ini. Di tingkat lokal seperti kota dan kabupaten, permasalahan lingkungan juga tidak menjadi prioritas bagi sebagian besar anggota dewan. Tingkat polusi di perkotaan, permasalahan banjir yang selalu berulang, hingga tata ruang kota yang semrawut adalah masalah lingkungan hidup sehari-hari yang tidak pernah mendapat prioritas untuk diselesaikan. Banyak hotel, villa, dan perumahan yang dapat dengan mudahnya berdiri di daerah resapan air. Pencemaran limbah pabrik di beberapa daerah pun hanya ditanggapi dengan sekedarnya oleh anggota dewan. Apalagi pelestarian hewan dan tumbuhan yang hampir punah, sepertinya tidak pernah disinggung anggota dewan baik dari tingkat daerah hingga pusat. Akibat dari diabaikannya masalah lingkungan hidup sebenarnya telah kita rasakan saat ini. Banjir, kebakaran hutan, gagal panen, kemarau panjang hingga polusi udara adalah akibat langsung dari kerusakan alam. Lalu bagaimana menyikapinya? Dengan semakin banyaknya bencana alam yang menimpa negeri ini seharusnya menyadarkan kita sebagai pemilih untuk mulai memperhatikan masalah lingkungan hidup sebagai salah satu kriteria penting dalam memilih Caleg. Saatnya kita memilih Caleg yang tidak hanya peduli terhadap lingkungan hidup tetapi lebih dari itu, pilihlah Caleg yang benar-benar mengerti dan memiliki program untuk menanggulangi permasalahan lingkungan hidup. Jangan pilih Caleg yang tidak memiliki wawasan tentang lingkungan hidup apalagi pernah terlibat dalam perusakan lingkungan. Jadilah pemilih yang memihak alam dan lingkungan. Sehingga pada akhirnya kita memiliki anggota dewan yang mampu menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup dan mampu mengatur pengelolaan sumber daya alam dengan bijak.

Oleh : Indra Fardhani Mahasiswa Aktifis Kelompok Pecinta Alam Biocita Formica Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia

Related Documents