KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada saya, sehingga saya diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan penyusunan makalah tentang strategi penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dan juga menambah wawasan mengenai program-program apa saja yang digalakkan dalam pengentasan serta penanggulangan kemiskinan di Indonesia ini. Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat ikut serta dalam mensukseskan program-program yang diselenggarakan oleh pemerintah dalam proses pelaksanaan energi berkelanjutan baik secara lansung maupun tidak lansung. Dan saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk ke depannya, sehingga kritik dan saran pembaca harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Banyuwangi, 5 Oktober 2017
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... 1 Daftar Isi ................................................................................................................... ..........2
BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. ........ 3 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... ........ 4 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... ........ 4
BAB II: PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Energi Berkelanjutan........................................................................ 5 2.2 Kebijakan Energi Nasional................................................................................. 5 2.3 Macam-Macam Energi Berkelanjutan atau Energi Terbarukan di Indonesia.... 7 2.4 Prospek Pemanfaatan Energi Berkelanjutan di Indonesia ................................ 11 2.5 Contoh kasus ..................................................................................................... 11
BAB III: PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................................. ....... 13 3.2 Saran ........................................................................................................... ....... 13
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Indonesia adalah negara khatulistiwa,
dengan posisi yang strategis dimana
Indonesia diapit oleh dua benua dan dua samudra membuat Indonesia memiliki sumber daya alam atau energi yang melimpah. Energi sendiri memiliki peran penting yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia. Terlebih, saat ini hampir semua aktivitas manusia sangat bergantung pada energi. Namun, seperti yang telah diketahui, terdapat dua kelompok besar energi yang didasarkan pada pembaharuan. Dua kelompok tersebut adalah energi terbarukan dan energi yang tersedia terbatas di alam. Energi terbarukan terkondisi sebagai penemuan energi baru dari sumber daya yang bisa diperbarui, seperti: energi matahari, energi air, energi angin, dan lain-lain. Energi terbarukan digunakan sebagi alternatif dari energi yang tersedia terbatas seperti batu bara, minyak bumi, dan bahan tambang lainnya agar tetep bisa digunakan untuk kemudian hari. Pada dasarnya, pemanfaatan energi-energi tersebut sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi yang tidak dapat diperbaharui secara berlebihan dapat menimbulkan krisis energi. Energi menjadi komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia karena hampir semua akitivitas kehidupan sangat bergantung pada ketersediaan energi yang cukup. Manusia masih bergantung kepada energi yang tersedia terbatas dalam menjalani aktifitas mereka sehari-hari. Hall ini terjadi karena sudah menjadi kebiasaan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi jika energi yang tersedia terbatas habis tanpa ada bahan pengganti. Untuk itulah perlu adanya energi berkelanjutan sebagai upaya manusia melindungi ketersediaan energi dikemudian hari dengan mencari alternatif energi atau menggunakan energi yang tersedia terbatas dengan seefisien mungkin.
3
1.2
Rumusan Masalah Ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas selanjutnya pada makalah ini,diantaranya : A.
Apa yang dimaksud dengan Energi Berkelanjutan?
B.
Bagaimana Kebijakan Energi Nasional?
C.
Apa Saja Macam-Macam Energi Berkelanjutan atau Energi Prospek Pemanfaatan Energi Berkelanjutan di Indonesia Terbarukan di Indonesia?
D. 1.3
Bagaimanakah?
Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui informasi tentang pengertian energi terbarukan, sumber-simber utama energi terbarukan, contoh teknologi dari sumber tersebut, masalah dan cara mengatasi masalah yang dapat ditimbulkan dari energi terbarukan.
4
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Pengertian Energi Berkelanjutan Energi berkelanjutan adalah produksi dan konsumsi energi yang bertanggung jawab guna memenuhi kebutuhan energi saat ini tanpa mengorbankan ketersediaan energi di masa yang akan datang atau membahayakan lingkungan, kegiatan tersebut meliputi efisiensi energi (EE) dan menggunakan energi terbarukan (renewable energy). Sumber Energi
Terbarukan adalah Sumber
Energi
yang dihasilkan
dari
Sumber Daya Energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut. Sebagai kebutuhan dasar bagi manusia untuk menjalankan aktifitas sehari-hari, energi harus tetap ada dalam kelansungan hidup umat manusia. Untuk itu, pengembangan energi terbarukan harus sesuai dengan kondisi energi saat ini, dimana pertumbuhan kebutuhan energi rata-rata adalah 7 % per tahun. Namun, hal yang disayangkan adalah kebutuhan energi masih sangat bergantung
pada energi fosil
(94%). Ini mencerminkan jika negara Indonesia masih mengandalkan energi fosil yang bisa habis kapan saja. Walaupun potensi energi baru terbarukan relatif besar tetapi, pangsa energi terbarukan masih sangat kecil (6%) untuk mencukupi rata-rata energi yang dibutuhkan tiap tahunnya. Kurangnya pengelolaan dan keterbatasan fasilitas bisa menjadi faktor mengapa energi terbarukan masih terbatas di Indonesia. Hal inilah yang mendorong pengembangan energi terbarukan sebagai bagian dari energi berkelanjutan dalam menghadapi masalah energi di Indonesia, masih kurang dan tidak bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. 2.2
Kebijakan Energi Nasional Kebijakan energi nasional merupakan
kebijakan
pengelolaan energi
yang
berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya Kemandirian Energi dan Ketahanan Energi nasional. Kemandirian
Energi adalah
terjaminnya
ketersediaan energi
dengan
memanfaatkan semaksimal mungkin potensi dari sumber dalam negeri. Sedangkan Ketahanan Energi adalah suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi dan akses 5
masyarakat terhadap energi pada harga yang terjangkau dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan perlindungan terhadap Lingkungan Hidup. Kebijakan energi nasional dibedakan menjadi dua, yaitu: a.
b.
Kebijakan Utama, yang terdiri dari: 1)
Ketersediaan Energi untuk kebutuhan nasional;
2)
Prioritas pengembangan Energi;
3)
Pemanfaatan Sumber Daya Energi nasional;
4)
Cadangan Energi nasional.
Kebijakan Pendukung yang terdiri dari: 1)
Konservasi
Energi, Konservasi Sumber Daya Energi,
dan
Diversifikasi Energi a)
Konservasi Energi Memanfaatkan energi sebaik mungkin atau seefisien mungkin tanpa mengurami pemakaian energi yang sangat dibutuhkan. Konservasi di sisi pembangkit, yang didahului oleh audit energi Mengurangi pemakaian listrik yang bersifat konsumtif, keindahan, kenyamanan Mengganti peralatan yang tidak effisien Mengatur waktu pemakaian peralatan listrik
b)
Diversifikasi Energi Usaha untuk menyediakan dan memanfaatkan berbagai macam sumber energi yang bertujuan untuk optimasi penyediaan energi. Dalam rangka diversifikasi, penggunaan energi yang tersedia terbatas kesumber energi terbarukan, misalnya: Menggagas upaya mengganti BBM dengan Bio-diesel atau biomassa Mendorong pembangunan PLT mikro hidro di pedesaan Mengurangi peran pembangkit BBM dan menggantikannya dengan pembangkit non-BBM.
2)
Lingkungan Hidup dan keselamatan;
3)
Harga, subsidi, dan insentif energi;
Intensifikasi Energi
6
Upaya mencari sumber energi baru yang lebih ramah lingkungan agar dapat meningkatkan cadangan energi dan ketahanan energi yang ada. 4)
Infrastruktur dan akses untuk masyarakat terhadap Energi dan Industri Energi;
5)
Penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi Energi; dan kelembagaan dan pendanaan.
2.3
Jenis-Jenis Energi Berkelanjutan di Indonesia a.
Biofuel Ada dua macam jenis biofuel yang bisa dikembangkan yaitu, etanol dan biodiesel. Etanol berasal dari alkohol yang strukturnya sama dengan bir atau minuman anggur. Untuk membuat alkohol dilakukan melalui proses fermentasi dari bahan baku tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti ketela pohon. Etanol dipergunakan untuk menggerakkan mesin berbahan bakar bensin.Khusus untuk mesin diesel, bisa mempergunakan bahan bakar jenis biodiesel. Diproduksi dari dari senyawa kimia bernama alkil ester yang bisa diperoleh dari lemak nabati. Bahan ester ini memiliki komposisi yang sama dengan bahan bakar diesel solar, bahkan lebih baik nilai C-etananya dibandingkan solar. Sebagai bahan bakar cair, biodiesel sangat mudah digunakan dan dapat langsung dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa perlu memodifikasi mesin. Selain itu, dapat dicampur dengan solar untuk menghasilkan campuran biodiesel yang memiliki C-etana lebih tinggi. Biodieselpun sudah terbukti ramah lingkungan karena tidak mengandung sulfur. Menggunakan biodiesel dapat menjadi solusi bagi Negara Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar solar sebesar 39,7%
b.
Biomassa Biomassa merupakan sumber energi primer yang sangat potensial di Indonesia, karena dihasilkan dari kekayaan alamnya berupa vegetasi hutan tropika. Berlimpahnya bahan untuk Biomassa bukan berarti Indonedia dapat berproduksi dengan mudah. Kurangnya terknologi dan pengelolaan yang mumpuni membuat energi biomassa belum terlaksana secara apik. Selain itu, limbah biomassa yang sangat besar jumlahnya pada saat ini juga belum dimanfaatkan dengan baik.
7
Limbah biomassa padat dari sektor kehutanan, pertanian, dan perkebunan adalah limbah pertama yang paling berpotensi misalnya limbah limbah padi, jagung, ubi kayu, kelapa, kelapa sawit dan tebu. Dengan pemutakhiran teknologi budidaya tanaman, dimungkinkan pengembangan hutan energi untuk pengadaan biomasa sesuai dengan kebutuhan dalam jumlah yang banyak dan berkelanjutan. Selain limbah biomassa padat, energi biogas bisa dihasilkan dari limbah kotoran hewan, misalnya kotoran sapi, kerbau, kuda, dan babi juga mudah dijumpai di seluruh provinsi Indonesia dengan kuantitas yang berbeda-beda. Namun, kembali lagi pada keterbatasan pengelolaan di Indonesia yang membuat biomassa belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. c.
Panas Bumi Energi panas bumi atau geothermal adalah sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi panas bumi diyakini cukup ekonomis, berlimpah, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Sebagian besar wilayah Indoensia kaya akan sumber energi panas bumi. Jalur gunung berapi membentang di Indonesia dari ujung Pulau Sumatera sepanjang Pulau Jawa, Bali, NTT, NTB menuju Kepulauan Banda, Halmahera, dan Pulau Sulawesi. Panjang jalur itu lebih dari 7.500 km dengan lebar berkisar 50-200 km dengan jumlah gunung api baik yang aktif maupun yang sudah tidak aktif berjumlah 150 buah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di sepanjang jalur itu, terdapat 217 daerah prospek panas bumi. Potensi energi panas bumi total adalah 19.658 MW dengan rincian di Pulau Jawa 8.100 MW, Pulau Sumatera 4.885 MW, dan sisanya tersebar di Pulau Sulawesi dan kepulauan lainnya. Sumber panas bumi yang sudah dimanfaatkan saat ini adalah 803 MW. Hanya sebagian kecil saja yang telah dimanfaatkan, lalu bagaimana dengan sumber energi panas yang lainnya? Pemanfaatan sumber energi panas bumi di Indonesia masih terkendala pada teknologi eksploitasi yang hanya dapat menjangkau di sekitar lempeng tektonik. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dimiliki Indonesia antara lain: PLTP Sibayak di Sumatera Utara, PLTP Salak (Jawa Barat), PLTP Dieng (Jawa Tengah), dan PLTP Lahendong (Sulawesi Utara).
d.
Air Air sebagai bagian penting memegang dalam unsur lingkungan abotik untuk memenuhi kebutuhan bagi kehidupan makhluk hidup. Energi air adalah 8
salah satu alternatif bahan bakar fosil yang paling umum. Sumber energi ini didapatkan dengan memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki air. Besar potensi energi air di Indonesia adalah 74.976 MW, sebanyak 70.776 MW ada di luar Jawa, yang sudah termanfaatkan adalah sebesar 3.105,76 MW sebagian besar berada di Pulau Jawa. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu teknologi yang sudah terbukti (proven), tidak merusak lingkungan, menunjang diversifikasi energi. Di Indonesia saja terdapat puluhan PLTA, seperti : PLTA Singkarak (Sumatera Barat), PLTA Gajah Mungkur (Jawa Tengah), PLTA Karangkates (Jawa Timur), PLTA Riam Kanan (Kalimantan Selatan), dan PLTA Larona (Sulawesi Selatan). e.
Angin Energi angin atau bayu adalah sumber energi terbarukan yang dihasilkan oleh angin. Secara umum Indonesia masuk kategori negara tanpa angin, mengingat bahwa kecepatan angin minimum rata-rata yang secara ekonomis dapat dikembangkan sebagai penyedia jasa energi adalah 4m/dt. Kendatipun demikian ada beberapa wilayah dimana sumber energi angin kemungkinan besar layak dikembangkan. Wilayah tersebut antara lain Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan dan Tenggara, Pantai Utara dan Selatan Jawa dan Karimun Jawa. Sebagai sarana, Kincir angin digunakan untuk menangkap energi angin dan diubah menjadi energi kinetik atau listrik. Pemanfaat energi angin menjadi listrik di Indonesia telah dilakukan seperti pada Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTBayu) Samas di Bantul, Yogyakarta.
f.
Matahari Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia menunjukan bahwa radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut- turut untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran : 1)
Kawasan barat Indonesia (KBI) = 4.5 kWh/m persegi. hari, variasi bulanan sekitar 10%
2)
Kawasan timur Indonesia (KTI) = 5.1 kWh/m persegi. hari, variasi bulanan sekitar 9%
3)
Rata-rata Indonesia = 4.8 kWh/m persegi . hari, variasi bulanan sekitar 9%. Hal ini mengisyaratkan bahwa: radiasi surya tersedia hampir merata sepanjang tahun, 9
4)
Kawasan timur Indonesia memiliki penyinaran yang lebih baik. Energi surya dapat dimanfaatkan melalui dua macam teknologi yaitu energi
surya termal dan surya fotovoltaik. 1)
Surya Fotovoltaik Energy surya atau lebih dikenal sebagai solar cell atau photovoltaic cell, merupakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, yang mampu merubah langsung energi surya menjadi energi listrik.
2)
Surya Termal Sebagian besar dan secara komersial, pemanfaatan energi surya termal banyak digunakan untuk penyediaan air panas rumah tangga, khususnya rumahtangga perkotaan. Jumlah pemanas air tenaga surya (PATS) diperkirakan berjumlah 150.000 unit dengan total luasan kolektor sebesar 400,000 m persegi . Secara non-komersial dan tradisional, energi surya termal banyak digunakan untuk keperluan pengeringan berbagai komoditas pertanian, perikanan, perkebunan, industri kecil, dan keperluan rumah tangga. Secara komersial, energi surya mempunyai potensi ekonomi untuk penyediaan panas proses suhu rendah (s/d 90 derajat Celsius) menggunakan sistem energi surya termik (SEST) bagi keperluan pengolahan pasca panen komoditas tersebut dengan lebih efektif dan efisien. Pengalaman
menunjukkan bahwa
penerapan SEST untuk
pengeringan dapat memberikan berbagai nilai tambah yang tinggi berupa: peningkatan dan jaminan kualitas produk, mengurangi rugi-rugi (losses) material selama produksi (a.l. rusak dan hilang), dan waktu pengolahan yang lebih singkat. Meskipun belum banyak dikembangkan, pemanfaatan energi surya termal untuk proses disalinasi pada daerah atau pemukiman dekat pantai kemungkinan besar akan berkembang mengingat mulai munculnya banyak kesulitan air dikawasan-kawasan tersebut. Contoh Pembankit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang terdapat di Indonesia antara lain : PLTS Karangasem (Bali), PLTS Raijua, PLTS Nule, dan PLTS Solor Barat (NTT)
10
2.4
Perkembangan Pemanfaatan Energi Alam Terhadap Perekonomian di Indonesia Alasan utama adanya sumber daya terbarukan bukan hanya sekedar untuk mengurangi jumlah pemakain sumber daya yang tersedia terbatas atau sumber energi, tapi juga berhubungan adanya peningkatan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh adanya pengambilan energi secara tidak bijak. Berbagai persoalan lingkungan pun akhirnya bermunculan seperti tingginya tingkat emisi gas-gas rumah kaca ke atmosfer sebagai hasil pembakaran bahan bakar fosil. Sehubungan dengan ini, peningkatan pemanfaatan sumber- sumber energi terbarukan diyakini dapat mengurangi kerusakan lingkungan. Peningkatan pemanfaatan sumber energi terbarukan di Indonesia masih belum baik karena terdapat banyak kendala untuk menerapkan penemuan mengenai pemanfaatan sumber energi terbarukan. Kendala terbesarnya adalah keterbatasan fasilitas yang berhubungan dengan pendanaan dan berkaitan dengan kemauan politik. Saat ini kebijakan energi hanya bersifat temporer dan berpihak pada pihak-pihak tertentu. Selain keterbatasan fasilitas dan pendanaan, kurangnya kesadaran dari masyarakat juga bisa menghambat perkembangan pemanfaatan sumber daya terbarukaan. Pentingnya edukasi sejak dini kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan dan memilih energi terbarukan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari adalah kendala yang cukup sulit untuk ditangani, karena telah tertanam bahwa energi adalah berasan dari bahan fosil dan akan terasa berbeda jika menggunakan yang berbeda. Pemikiran seperti itulah yang harus dirubah dan diganti agar masyarakat bisa menerima terknologi baru terhadap sumber energi terbarukan.
2.5
Contoh Kasus Nama Naufal Raziq mencuat setelah berhasil menemukan energi listrik dari pohon kedondong pagar. Hal tersebut menjadi prestasi sendiri bagi Indonesia, karena ada anak bangsa dapat menciptakan listrik dengan sumber energi yang belum umum digunakan. Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Langsa Aceh ini menceritakan awal penelitian yang dilakukannya hingga akhirnya bisa menemukan energi listrik di pohon kedondong pagar. Naufal terinspirasi mencari listrik dari tanaman ketika duduk di kelas VII. Saat itu dia mempelajari adanya tegangan listrik dari kentang yang dimasukkan ke dalam lempengan tembaga. "Jadi disitulah Naufal terinspirasi untuk menemukan listrik dari 11
kedondong pagar," ucap Naufal, di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (19/5/2017). Naufal yang bercita-cita menjadi ilmuwan bidang kelistrikan ini konsisten mengembangkan pelajaran tersebut. Ia mencari buah yang pohonnya memiliki kandungan asam tinggi agar dapat menghasilkan tegangan listrik yang besar. Dia mencoba pada beberapa buah seperti mangga, belimbing dan asam jawa. Namun pohon buah tersebut mudah membusuk ketika dikelupas kulitnya. Selama tiga tahun Naufal dengan bantuan ayahnya meneliti berbagai pohon. Akhirnya anak pertama dari tiga bersaudara ini menemukan pohon kedondong pagar. Pohon tersebut dipilih karena ukurannya besar dan mudah tumbuh selain itu juga jika kulitnya dikelupas tidak mudah membusuk. "Jadi masing-masing dari pohon itu ada keunggulannya, kenapa saya gunakan kedondong pagar karena ini memiliki batang besar dan mudah tumbuhnya. Jika kita buka kulitnya tidak busuk malah menumbuhkan dirinya, recover," papar Naufal yang saat ini sedang beranjak meningkatkan pendidikannya ke Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Untuk menghasilkan listrik, pohon tersebut dilubangi kemudian dimasukan tembaga dan logam yang telah dibungkus kain dan tisu, agar dapat menyerap asam yang ada di pohon. Kemudian dari logam tembaga yang dimasukan ke lubang yang ada pada batang pohon, disambungkan dengan kabel untuk menghantarkan listrik yang diubah arusnya menjadi searah (DC), dengan alat pengubah arus (inverter). Setelah itu baru disambungkan dengan perangkat elektronik. Menurut bocah kelahiran 20 Maret 2002 tersebut, untuk satu lubang di pohon bisa menghasilkan tegangan listrik sebesar 1 volt atau satu lampu hemat energi, sedangkan satu pohon kedodong pagar bisa ada empat lubang. Untuk menciptakan rangkaian listrik dua lampu membutuhkan dana Rp 1,2 juta. "Jadi kalau mau tambah voltase kita tinggal tambah alatnya sama pohonnya. satu pohon kita bisa ada empat lubang. Itu bisa menghidupkan untuk penerangan 4 pohon 1 lampu jenis hanoks atau lampu hemat energi," jelas Naufal. Orang Tua Naufal Supriaman akan terus mendorong putra melakukan penelitian untuk menghasilkan karya yang lebih besar. "Setelah dia berhasil kami terus berikan support berupa materi maupun ide baru. Awalnya ide ini memang dari Naufal sendiri," tutupnya. 12
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan Semakin menipisnya sumber daya alam di Indonesia membuat pemerintah harus segara mencari alternatif energi. Untuk itulah muncul energi berkelanjutan yang menjadi harapan agar energi masih dapat kita nikmati dikemudian hari dengan adanya energi-energi terbarukan yang bisa terus diperbaiki dan dikembangan dibumi. Selain itu, pemerintah dan masyarakat juga menjadi bagian penting untuk mengkaji energi terbarukan agar terus berkembang dan menjadi sumber energi utama tanpa merusak atau mengurangi pemakaian energi yang tersedia terbatas yang sangat dibutuhkan agar bisa dimanfaatkan seefisien mungkin.
3.1
Saran Sebagi negara yang memiliki sumber energi yang besar, seharusnya Indonesia bisa memanfaatkan energi tersebut dengan sebaik-baiknya. Arti sebaik-baiknnya bukan bermaksud memboroskan atau menghabiskan energi yang ada, tetapi memanfaatkan energi sebijak mungkin dan berusaha mencari alternatif-alternatif lain sebagai pengganti energi yang mungkin bisa habis kapan saja. Namun, terkadang dukungan pemerintah juga kurang terhadap pengembangan energi terbarukan untuk menunjang ketahanan energi di Indonesia. Seperti penemuan energi listrik dari pohon kedondong oleh seorang pelajar di Indonesia. Seharusnya pemerintah lebih menghargai dan memfasilitasi temuan-temuan yang berharga untuk keberlanjutan energi di Indonesia. Jika kita bisa menghemat energi yang tersedia terbatas menggantinya dengan energi terbarukan, secara tidak lansung kita juga bisa menghemat pengeluaran negara karena bisa memanfaatkan potensi yang ada di Indonesia untuk menghasilkan energi.
13