PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN SILABUS DAN CONTOH / MODEL SILABUS SMA / MA
MATA PELAJARAN FISIKA
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN DIKDASMEN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
KATA PENGANTAR Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Panduan Penyusunan KTSP terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama berupa Panduan Umum dan bagian kedua Model KTSP. Panduan Umum memuat pedoman dan rambu-rambu yang perlu diacu, dijabarkan dari berbagai ketentuan-ketentuan tentang kurikulum yang terdapat dalam UU No. 20 tahun 2003 dan PP No. 19 tahun 2005, serta aturan pada umumnya yang berlaku dalam mengembangkan kurikulum. Panduan Umum diterbitkan terpisah dari model KTSP. Satuan Pendidikan yang telah melakukan uji coba kurikulum 2004 secara menyeluruh diperkirakan mampu secara mandiri mengembangkan kurikulumnya berdasarkan SKL, SI dan Panduan Umum. Bagian kedua Panduan Penyusunan KTSP terdiri atas contoh atau model KTSP sebagai hasil pengembangan SKL dan SI dengan menggunakan Panduan Umum. Sebagai contoh hendaknya tidak secara utuh digunakan oleh satuan Pendidikan, namun dapat dimanfaatkan sebagai referensi. Satuan pendidikan perlu memperhatikan kepentingan dan kekhasan daerah, sekolah dan peserta didik dalam mengembangkan KTSP. Untuk itu dapat menggunakan model KTSP sebagai referensi dengan melakukan perubahan dan penyesuaian yang diperlukan. Model KTSP terlampir berupa model silabus setiap mata pelajaran, ditujukan terutama bagi satuan pendidkan yang saat ini belum mampu mengembangkan kurikulum secara mandiri. Bagi satuan pendidikan, mempunyai waktu sampai dengan tiga tahun untuk mengembangkan kurikulumnya, yaitu selambat-lambatnya pada tahun ajaran 2009/2010. BSNP menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada banyak pakar yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi, Pusat Kurikulum dan Direktorat di lingkungan Depdiknas, serta Depag. Selain itu, ucapan terima kasih juga ditujukan kepada para guru bidang studi di lingkungan SMA dan MA yang telah membantu proses validasi dan uji keterbacaan. Berkat bantuan dan kerjasama yang baik dari mereka, model silabus mata pelajaran untuk SMA/MA ini dapat diselesaikan.
Jakarta,
Juli 2006 i
Ketua BSNP
BAMBANG SOEHENDRO
ii
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA
A. Pendahuluan Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Standar nasional pendidikan (SNP) digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selain mengacu pada SNP juga berpedoman pada Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterbitkan oleh BSNP. Salah satu bagian penting dari KTSP adalah Silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Agar silabus dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi peserta didik, potensi daerah diperlukan petunjuk teknis. Dalam dokumen ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan silabus mencakup : 1. Prinsip-prinsip pengembangan silabus 2. Karakteristik Mata Pelajaran 3. Langkah-langkah Pengembangan Silabus Dengan adanya petunjuk teknis dan contoh silabus ini diharapkan sekolah dapat menyusun/ mengembangkan silabus secara mandiri sesuai karakteristik mata pelajaran, kondisi dan kebutuhan masing-masing sekolah.
Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA
ii
B. Prinsip Pengembangan Silabus 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Sumber-sumber yang dijadikan sebagai rujukan dalam memilih materi dan kegiatan pembelajaran, serta penetapan penilaian memiliki landasan teori yang sudah teruji kebenarannya. Oleh karena itu materi pelajaran yang masih diperdebatkan misalnya, tidak boleh digunakan karena belum teruji kebenarannya. Begitu pula dalam mengembangkan bahan ajar, sumber referensi yang digunakan harus jelas dan otentik. Beberapa lembar kerja (LKS) yang beredar yang belum diverivikasi tidak boleh dijadikan sebagai rujukan. 2. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. Pendidik secara cermat dan teliti merancang kegiatan pembelajaran, indikator dan materi pembelajaran sesuai dengan tingkat berpikir pesereta didik. Standar kompetensi yang berkaitan dengan mekanika di kelas X dirancang lebih sederhana dibanding dengan standar kompetensi yang hampir sama di kelas XI. Selain tingkat berpikir yang berbeda, kebutuhan dan potensi kelas XI sudah lebih spesifik karena peserta didik ada dalam kelompok program IPA. Dengan demikian tingkat kesukaran, cakupan dan kedalaman materi menjadi berbeda. Perbedaan tingkat kesukaran, cakupan, dan kedalaman materi dapat terjadi karena perbedaan sekolah berdasarkan potensi peserta didik atau daya dukungnya. 3. Sistematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Hubungan antara kompetensi dasar dengan materi dan kegiatan pembelajaran serta penilaian harus sistematis dan koheren. Pemilihan materi pembelajaran, indikator, kegiatan pembelajaran serta penilaian harus merupakan kesatuan yang utuh. Kompetensi mengukur seperti di kelas X dengan kegiatan pembelajaran praktik secara sistematis memerlukan penilaian kinerja, tidak cukup hanya sebatas dengan penilaian tertulis. Begitu pula dalam memilih materi dan membelajarkan KD 1.2 di kelas X tentang penjumlahan vektor, pendidik perlu mengkonstruksi konsep vektor melalui tahap-tahap yang sistematis. Pendidik perlu memeragakan beberapa contoh bentuk-bentuk vektor yang bisa dipahami oleh peserta didik. Perlu dihindari penanaman konsep dimulai dari definisi yang abstrak bagi peserta didik.
Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA
iii
4. Konsisten Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. Konsistensi diperlukan dalam semua langkah pengembangan silabus terutama dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian. Sebagai contoh beberapa konsep dan prinsip penulisan hasil pengukuran secara konsisten harus digunakan dalam semua kompetensi di semua tingkatan kelas. Kekeliruan yang sering terjadi guru hanya menggunakan prinsip penulisan hasil pengukuran pada KD 1.1 di kelas X. Angka penting tidak lagi digunakan oleh pendidik mau pun peserta didik ketika menuliskan hasil pengukuran melalui praktik atau latihan penyelesaian soal.
Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA
iv
5. Memadai Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. • Indikator harus memadai sehingga mencapai kompetensi yang diperlukan. Keseluruhan indikator dalam satu KD minimal harus mencapai tingkat kompetensi dalam KD, meskipun dapat dikembangkan lebih tinggi jika kondisinya memungkinkan • Materi harus memadai dari kedalaman dan keluasannya. • Pengalaman belajar yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran memadai dalam keragaman dan kekayaannya. Pengalaman aktif di kelas melalui praktik dan bersentuhan langsung dengan objek atau miniatur objek yang dipelajari sangat disarankan dalam mata pelajaran fisika • Penilaian memadai sehingga keseluruhan indikator dan KD terukur keberhasilannya baik dari aspek pengetahuanh, praktik, dan/atau sikap. • Pemanfaatan sumber belajar harus memadai baik referensi, media atau alat yang digunakan termasuk lingkungan sebagai sumber belajar. Contoh pengalaman belajar yang memadai untuk pembelajaran tentang listrik di kelas X semester 2 dapat dilakukan melalui: • strategi ekspositori di kelas dalam kegiatan tatap muka, • kegiatan praktik dalam kegiatan tatap muka atau tugas terstruktur, dan • kegiatan eksplorasi lingkungan atau melalui jelajah internet dalam kegiatan tugas mandiri tidak terstruktur. 6. Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. Penggunaan materi yang aktual dan kontekstual dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian lebih memotivasi peserta didik. Hal ini disebabkan karena fakta yang aktual yang menjadi isu publik (misalnya masalah nuklir) serta kontekstual yang menjadi kebutuhan hidup manusia (masalah hemat energi) akan lebih menarik menjadi bahan kajian dalam diskusi. 7. Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Variasi peserta didik yang berbeda gaya belajar (misalnya kinestetik, visual-verbal, atau interpersonal) dapat diakomodasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang beragam, penilaian yang bervariasi maupun sumber belajar. Kegiatan pembelajaran dan Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA
v
penilaian melalui praktik di laboratorium akan memunculkan potensi terbaik peserta didik yang memiliki gaya belajar psikokinetetik. Sedangkan diskusi pemecahan masalah dan latihan soal memunculkan potensi terbaik peserta didik dengan kecerdasan verbal dan logik-matematik. 8. Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor). Rumusan indikator dikembangkan sebaiknya mencakup ketiga ranah tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan pemilihan kegiatan maupun materi pembelajaran yang dapat menampilkan indikator kompetensi.
Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA
vi
C. Karakteristik Mata Pelajaran Fisika Mata pelajaran Fisika di SMA dikembangkan dengan mengacu pada pengembangan Fisika yang ditunjukkan untuk mendidik siswa agar mampu mengembangkan observasi dan eksperimentasi serta berpikir taat asas. Hal ini didasari oleh tujuan Fisika, yakni mengamati, memahami dan memanfaatkan gejala-gejala alam yang melibatkan zat (materi) dan energi. Kemampuan observasi dan eksperimentasi ini lebih ditekankan pada melatih kemampuan berpikir dan bernalar eksperimental yang mencakup tata laksana percobaan dengan mengenal peralatan yang digunakan dalam pengukuran baik di dalam laboratorium maupun di alam sekitar kehidupan siswa. Selanjutnya, dengan didukung kemampuan matematis yang dimiliki, siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan bernalar yang taat asas. Kemampuan berpikir dan bernalar ini dilatihkan melalui pengelolaan data yang akurat, yang kebenarannya tidak diragukan lagi untuk selanjutnya dengan menggunakan perangkat matematis dibangunlah konsep, prinsip, hukum dan teori. Untuk melengkapi pemahaman yang lebih utuh tentang Fisika, maka perlu diperkenalkan pula postulat. Melalui konsep, prinsip, hukum, teori dan postulat ini dirumuskan materi pemersatu dalam Fisika (unifying conceptual). Beberapa deskripsi keadaan diantaranya yang dapat dianggap sebagai materi pemersatu adalah deskripsi keadaan gerak (kinematika translasi dan rotasi), deskripsi interaksi mekanik (hukum Newton, gerak translasi dan rotasi, energi, momentum linier, momentum sudut). Konsep kerja sebagai upaya menampilkan deskripsi interaksi dan perubahan energi. Adapun konsep daya yang merupakan besaran laju perubahan energi melalui gaya dan impuls adalah deskripsi interkasi yang menyatakan perubahan momentum. Untuk deskripsi keadaan mikroskopis yang digunakan sebagai materi pemersatu antara lain konsep gelombang yang menyatakan deskripsi keadaan atomis. Deskripsi mengenai partikel identik menghasilkan prinsip Pauli sedangkan deskripsi interaksi kelistrikan dan interaksi kemagnetan serta medan elektromagnet mampu mengubah pandangan Fisika ke arah yang lebih rumit dan menarik perhatian banyak pihak. Sejalan dengan uraian di depan, keilmuan Fisika mencakup perangkat keilmuan, perangkat pengamatan, dan perangkat analisis. Keempat perangkat tersebut bersinergi satu sama lain dalam membangun konsep, prinsip, teori, dan hukum Fisika. Selanjutnya untuk memperoleh pemahaman mengenai keutuhan Fisika SMA juga diperkenalkan adanya postulat-postulat sederhana.
Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA
vii
Perangkat keilmuan mencakup obyek telaah Fisika yang meliputi: zat, energi, gelombang dan medan. Sedangkan telaah keilmuan mencakup bangunan ilmu yang meliputi: mekanika, termofisika, gravitasi, optika, kelistrikan dan kemagnetan, Fisika atom dan inti Perangkat pengamatan mencakup perangkat untuk melaksanakan observasi untuk menelaah fenomena obyek dan kejadian fisis pada daerah makroskopis maupun mikroskopis. Perangkat ini mencakup alat ukur besaran fisis dan tata kerja dalam pelaksanaan eksperimen. Dalam kaitan ini disamping pemahaman alat ukur secara benar, diperlukan pula tata kerja dalam pelaksanaan eksperimen. Perangkat analisis merupakan perangkat dalam melaksanakan perhitungan terhadap hasil pengukuran. Perangkat ini meliputi penguasaan matematis di kalangan siswa baik penguasaan trigonometri, aljabar, geometri bidang dan ruang sebagai upaya menelaah bangun ilmu secara akurat. D. Langkah-langkah Pengembangan Silabus 1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut: a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI; b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran. d. Keterkaitan dengan Standar Kompetensi Lulusa Mata Pelajaran Fisika, Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan tingkat SMA. Hasil kajian terhadap SK, KD dan SKL dijadikan pertimbangan dalam mengembangkan silabus yang mencakup kegiataan pembelajaran, materi pembelajaran, dan penilaian. Beberapa rumusan SKL yang terlihat lepas dari mata pelajaran fisika seharusnya diisikapi dengan merancang silabus yang mendukung pencapaia standar kompetensi secara keseluruhan. Misalnya standar kompetensi lulusan yang menyatakan bahwa lulusan SMA mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan Inggris dilakukan dengan cara diantaranya kegiatan pembelajaran atau penilaian secara bervariasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. 2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA
viii
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi mempertimbangkan: a. potensi peserta didik; b. relevansi dengan karakteristik daerah; c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik; d. kebermanfaatan bagi peserta didik; e. struktur keilmuan; f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan h. alokasi waktu.
dasar
dengan
Materi pelajaran fisika mencakup fakta, konsep, prinsip atau hukum, dan prosedur. Pemilihan materi pembelajaran harus sesuai dengan tuntutan kompetensi yang dapat diketahui melalui kata kerja operasional yang digunakan. Misalnya kata kerja mengukur pada kompetensi 1.1 kelas X semester 1 memerlukan pemilihan materi pembelajaran prosedural. Sedangkan kompetensi dasar mendeskripsikan perkembangan teori atom di kelas XII semester 2 memerlukan materi pembelajaran fakta, konsep, dan prinsip. Beberapa contoh pengukuran yang berlaku di daerah dapat dijadikan sebagai bahan sebagai materi pembelajaran. 3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Kegiatan pembelajaran harus didesain dengan metode dan strategi yang efektif dan bervariasi sehingga peserta didik kaya akan pengalaman belajar. Strategi yang dapat digunakan pada kegiatan tatap muka adalah ekspositori atau discovery-inquiry dengan metode ceramah interaktif, diskusi kelas, demonstrasi dan lain-lain. Dalam kegiatan tugas terstruktur dan mandiri tidak terstruktur digunakan strategi discovery inquiry dengan metode observasi, eksperimen, penugasan, dan lain-lain. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA
ix
Dalam strategi ekspositori peran guru cenderung lebih dominan. Pemilihan strategi ekpositori berdasarkan karakteristik materi yang dominan pada konsep dan prinsip, serta lebih abstrak. Sementara sumber belajar langsung berupa alat atau model yang tersedia terbatas. Kompetensi dasar berkaitan dengan relativitas dan teori kinetik gas misalnya lebih tepat menggunakan strategi ekspositori. Strategi discovery-inquiry memberikan pengalaman belajar lebih kaya bagi peserta didik. Peran guru relatif tidak dominan, dengan menggunakan metode ekperimen, observasi, presentasi hasil kerja individu atau kelompok, dan lain-lain. Pemilihan strategi ini berdasarkan karakteristik kompetensi yang dituntut dominan pada fakta dan prosedural. Kompetensi dasar berkaitan dengan mendeskripsikan karakteristik gerak dan mengukur merupakan contoh KD yang dapat menggunakan strategi discovery-inquiry. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran. d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi. Kegiatan pembelajaran dirancang dan dikembangkan berdasarkan karakteristik kompetensi dasar, standar kompetensi, potensi peserta didik dan daerah, serta lingkungan. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran mata pelajaran fisika, kegiatan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan keterampilan proses, meliputi eksplorasi (untuk memperoleh informasi, fakta), eksperimen, dan pemecahan masalah (untuk menguatkan pemahaman konsep dan prinsip). Setiap kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mencapai kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indikator dengan intensitas pencapaian kompetensi yang beragam. Kegiatan eksplorasi (informasi dan fakta) dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengkonstruksi pengetahuan sesuai tuntutan kompetensi dasar. Kegiatan eksperimen dilakukan untuk memperkuat kompetensi yang dicapai. Sedangkan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan dalam diskusi kelas bertujuan untuk menguatkan kompetensi dalam penguasaan konsep maupun prinsip sesuai dengan kompetensi dasar.
Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA
x
Kegiatan pembelajaran seperti yang tertuang dalam contoh silabus mata pelajaran fisika bersifat fleksibel sehingga tidak dinyatakan dalam sejumlah indikator maupun alokasi waktu tertentu.. Guru mata pelajaran dapat membagi alokasi waktu untuk setiap kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan sumber daya yang dimiliki mengacu pada alokasi waktu dalam satu kompetensi dasar. Rincian kegiatan pembelajaran disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. 4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan karakteristik SK-KD melalui telaah kata kerja operasional yang digunakan. Untuk kompetensi yang menuntut penguasaan konsep dan prinsip menggunakan kata kerja operasional yang sesuia dan berbeda untuk kompetensi yang menuntut kemapuan opersional atau prosedural. 5. Penentuan Jenis Penilaian Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA
xi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian. a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi. b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik. d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan. e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan. Jenis dan bentuk penilaian tes yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar mata pelajaran fisika adalah tes tertulis dalam bentuk uraian dan/atau pilihan ganda pada saat ulangan harian, ulangan tengah semester, atau ulangan akhir semester. Jenis dan bentuk penilaian non tes untuk menilai proses dan hasil belajar dalam bentuk pengamatan kinerja, sikap, hasil karya atau produk, atau laporan hasil praktik. 6.
Menentukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Alokasi waktu per semester untuk mata pelajaran fisika kelas X (sepuluh) berjumlah minimal 36 jam pelajaran yang diperoleh dari alokasi waktu 2 jam pelajaran per minggu dikalikan 18 minggu efektif dalam satu semester. Alokasi waktu per semester untuk mata pelajaran fisika kelas XI (sebelas) dan XII (duabelas) minimal
Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA
xii
berjumlah 72 jam pelajaran yang diperoleh dari alokasi waktu 4 jam pelajaran per minggu dikalikan 18 minggu efektif dalam satu semester.
Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA
xiii
7.
Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Bahan ajar disusun dan dikembangkan oleh guru sebagai acuan kegiatan peserta didik maupun materi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Penentuan bahan ajar didasarkan pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan kegiatan pembelajaran baik dalam bentuk cetak maupun non cetak. Bahan ajar cetak dapat berupa buku, modul, lembar kerja, hands out, foto, atau gambar. Bahan ajar non cetak dalam bentuk VCD, CD interaktif, atau bahan presentasi. Pemilihan alat dan media untuk kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan tuntutan kompetensi, karakteristik satuan pendidikan, dan kebutuhan peserta didik. Prioritas pemilihan alat dan media dilakukan guna mendukung pencapaian kompetensi peserta didik secara optimal. Alat dan media pembelajaran fisika dapat memanfaatkan alat di laboratorium atau alat peraga yang tersedia maupun alat peraga yang dikembangkan guru/peserta didik.
Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA
xiv