1. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik di Masa Bayi Pola Pertumbuhan Pola Sefalokaudal adalah urutan oertumbuhan yang selalu dimulai dari bagian paling atas— yaitu kepala—kemudian pertumbuhan fisik dan diferensiasi karakteristik-karakteristiknya berlangsung secara bertahap dari atas ke bawah (contoh, ke pundak, batang tubuh, dan seterusnya) (Pedroso, 2008). >> Pertumbuhan terjadi dari atas ke bawah, lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh.
Pola Proksimodistal yaitu perubahan yang dimulai dari bagian tengah lalu bergerak menuju bagian ujung. Contohnya, pada bayi dapat mengendalikan otot-otot batang tubuh dan lengannya sebelum dapat mengendalikan tangan dan jari-jarinya dan mereka harus menggunakan keseluruhan tangannya sebelum dapat mengendalikan jari-jarinya. >> Pertumbuhan terjadi dari dalam ke luar, lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus.
Tinggi dan Berat Rata-rata bayi yang baru lahir panjangnya berkisar antara 45 - 53cm dengan berat 2,5 – 4kg. Bayi bertumbuh kira-kira 1 inci perbulan selama tahun pertama, dan pada saat usia bayi menginjak 12 bulan berat badan mereka akan mencapai hampir 3 kali lipat dari berat badan lahirnya. Otak Salah satu perubahan dramatis yang berlangsung di dua tahun pertama kehidupan adalah penyebaran dendrit yang meningkatkan koneksi di antara neuron. Mielinasi yang mempercepat transmisi saraf, perluasan dari koneksi-koneksi dendrit dapat mempermudah perluasan jalur-jalur saraf selama perkembangan di masa bayi. Korteks serebral memiliki dua hemisfer (kiri dan kanan), saat kelahiran, korteks-korteks serebral telah mulai melakukan spesialisasi: bayi baru lahir memperlihatkan aktivitas listrik otak yang lebih besar di hemisfer kiri dibandingkan dengan hemisfer kanan ketika mereka mendengarkan percakapan orang (Hahn, 1987). Daerah lobus frontal memiliki masa perkembangan paling lama dibandingkan dengan lobus-lobus lainnya. Pengalaman & Lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangan otak di masa awal kehidupan. Koneksikoneksi saraf dibentuk di awal kehidupan bayi. Anak-anak yang dibesarkan di lingkungan yang sangat kekurangan dapat mengalami aktivitas otak yang sangat rendah (Polak dkk, 2010). Otak bergantung pada pengalaman-pengalaman untuk menentukan bagaimana koneksi-koneksinya terbentuk. Setiap kali bayi mencoba menyentuh sebuah benda atau wajah yang menarik perhatiannya, terjadi percikan elektrik kecil di otak yang merajut neuron-neuron menjadi jaringan. Tidur Biasanya bayi yang baru lahir akan membutuhkan waktu tidur kira-kira 18 per hari. Pada usia sekitar 6 bulan, pola tidur kebanyakan bayi di Amerika biasanya mulai menyerupai pola tidur orang dewasa. Survei menunjukkan 20%-30% dari keseluruhan bayi mengalami kesulitan tidur di waktu malam dan tidur sepanjang malam (Saleh, 2008). Dalam tidur REM, mata bergerak-gerak dengan cepat di bawah kelopak mata yang tertutup, sering terjadi mimpi, tetapi sebagian besar mimpi tidak dapat diingat. Di Amerika, bayi lebih cenderung tidur sendiri dibandingkan budaya lain. Beberapa ahli berpendapat bahwa berbagi tempat tidur dapat mengakibatkan SIDS yakni suatu kondisi ketika bayi berhenti bernapas, biasanya terjadi di malam hari dan meninggal tanpa penyebab yang jelas. Gizi Ahli nutrisi merekomendasi para bayi untuk mengonsumsi sekitar 50 kalori per hari untuk setiap pon berat tubuhnya. Banyak ahli berpendapat bahwa pemberian ASI lebih baik dibandingkan dengan susu botol. Pemberian gizi yang memadai di masa awal kehidupan merupakan hal penting dilakukan untuk menunjang perkembangan yang sehat (Schiff, 2011). Kekurangan gizi dapat mengakibatkan dua kondisi yang membahayakan hidup yakni Marasmus, disebabkan oleh kekurangan protein dan kalori secara parah yang mengakibatkan pengerutan jaringan penting pada bayi selama satu tahun pertama, dan Kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan protein secara parah yang biasanya terjadi antara usia 1 sampai 3 tahun.