Pertolongan Pertama Pada Serangan Jantung.docx

  • Uploaded by: Yulian Mutiara Agustin
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pertolongan Pertama Pada Serangan Jantung.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 620
  • Pages: 3
PERTOLONGAN PERTAMA PADA SERANGAN JANTUNG DI RUMAH Pertolongan pertama pada seseorang yang mengalami serangan jantung, sebaiknya diberikan kurang dari 5 menit dari awal gejala dirasakan oleh penderita. Protocol standar dunia telah menetapkan pengobatan serangan jantung dengan istilah MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat dan Aspirin). Pertolongan awal yang maksimal dapat mencegahan perburukan kondisi. Adapun pertolongan pertama yang dapat dilakukan saat menemui korban dengan tanda gejala serangan jantung, sebagai berikut: 1. Hentikan semua aktivitas fisik Posisikan penderita pada posisi istirahat yang nyaman, seperti posisi duduk bersandar. Duduk dilantai dapat mengurangi resiko cedera jika korban tiba-tiba pingsan. Kemudian longgarkan pakaian yang dikenakan penderita. 2. Tanyakan riwayat konsumsi obat Apakah penderita sebelumnya, pernah mengkonsumsi obat-obatan untuk mengurangi nyeri dada. Bila iya, bantulah meminumkan obat-obatan tersebut kepada penderita, seperti obat tablet maupun obat semprot. Dilarang memberikan makanan/minuman lewat mulut kecuali obat-obatan yang diresepkan untuk penderita 3. Segera hubungi bantuan Hubungi ambulan atau nomor darurat medis setempat, bila gejala semakin memberat dan tidak hilang dengan istirahat. Keluarga penderita yang memiliki riwayat serangan jantung harus mengetahui dan menyimpan nomor ambulans rumah sakit terdekat. Tidak disarankan untuk mengabaikan atau mencoba untuk menahan gejala selama lebih dari 5 menit. Jika tidak memiliki akses ke layanan medis darurat, hubungi keluarga, tetangga, atau teman untuk mengantar penderita ke Rumah Sakit terdekat. Tidak diperbolehkan membiarkan seseorang yang terkena serangan jantung mengemudi sendiri. 4. Berikan obat aspirin Sambil menunggu bantuan pertolongan medis, penyedia pertolongan pertama dapat menganjurkan penderita dengan nyeri dada untuk mengunyah 1 aspirin dosis dewasa (325 mg) atau 2 aspirin dosis ringan jika tanda dan gejala menunjukkan bahwa penderita mengalami infarksi miokardium, dan jika penderita tidak memiliki alergi maupun

kontraindikasi lain terhadap aspirin. Jika penderita yang mengalami nyeri dada tersebut tidak menunjukkan bahwa penyebabnya adalah jantung pada asal mulanya, atau jika penyedia pertolongan pertama tidak yakin tentang penyebab nyeri dada atau tidak nyaman dengan pemberian aspirin, maka penyedia pertolongan pertama tidak boleh menyarankan penderita untuk meminum aspirin dan keputusan untuk memberikan aspirin dapat dialihkan kepada petugas kesehatan yang akan membantu menolong penderita ke tempat kejadianAspirin dapat mengurangi resiko kematian akibat serangan jantung hingga 20% sehingga disarankan pada penderita yang memiliki faktro resiko sakit jantung untuk selalu membawa aspirin. 5. Berikan obat nitrogliserin bila diresepkan oleh Dokter. Tanyakan apakah pasien pernah mendapat resep/membawa obat nitrogliserin, jika iya, maka berikan obat tersebut dengan meletakan obat/tablet nitrogliserin dibawah lidah korban 6. Jangan meninggalkan penderita sendirian Tetap awasi penderita sambil meminta bantuan sambil beri persuasi positif pada penderita. Ajak penderita berbicara sehingga penderita terjaga dalam keadaan sadar. Bila perlu, sarankan penderita untuk menarik napas yang dalam serta batuk sekuat-kuatnya. Napas dalam akan membantu meningkatkan pemasukan oksigen, sedangkan usaha batuk akan membantu menjaga kinerja jantung untuk terus berdetak. 7. Pasien tidak sadarkan diri Apabila penderita tidak sadarkan diri, nadi tidak teraaba atau tidak bernapas, segera lakukan prosedur resusitasi jantung paru (RJP). Apabila belum pernah menerima pelatihan RPJ, disarankan untuk menghubungi PMI, Rumah Sakit, atau tenaga medis terdekat. Sambil menunggu datangnya bantuan, penolong tidak terlatih harus memberikan RJP hanya kompresi (hands-only) (sekitar 100-120 x per menit, dengan kedalaman minimum 2 inci atau 5 cm) dengan atau tanpa panduan operator untuk penderita serangan jantung dewasa sambil menunggu bantuan datang. Penolong harus melanjutkan RJP hanya kompresi hingga AED atau penolong yang terlatih tiba dilokasi kejadian. Semua penolong tidak terlatih, pada tingkat minimum harus memberikan kompresi dada untuk korban serangan jantung. Selain itu, jika penolong terlatih mampu melakukan napas buatan, penolong harus menambahkan napas buatan dalam rasio 30 kompresi berbanding 2 napas buatan. Penolong harus melanjutkan RJP hingga AED tiba dan siap digunakan, penyedia EMS (petugas kesehatan yang terlatih) mengambil alih perawatan penderita, atau penderita mulai bergerak.

Daftar Pustaka American Heart Association. (2015). Fokus Utama Pembaharuan Pedoman American Heart Association 2015 untuk CPR dan ECC. Texas: Greenville Avenue. Retrieved from: www.international.heart.org.

Related Documents


More Documents from "Duwi Ella"