Pertempuran Terdahsyat

  • Uploaded by: Omantea Atuh
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pertempuran Terdahsyat as PDF for free.

More details

  • Words: 811
  • Pages: 14
Akupun

berlibur

ke

galaksi

penuh mimpi, pergi untuk menenangkan diri, timbul suatu yang tak kumengerti!

Disana,

tak

sengaja

kutemui

seseorang yang dianggap suci, dia sodorkan janji sajikan indahnya mimpi pada kawannya sendiri padahal diapun tak mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi

Yang membuat aku heran bahkan jadi lamunan ketika orang itu bicarakan kebaikan, kemurahan, kedermawanan dan kepedulian berikan petuah laksana

dewa berikan perintah laksana raja padahal

selama

tersebut

tak

ku

perhatikan

pernah

dia

hal

lakukan,

kawannya pun merasakan.

Saat

kian

mendekat

akupun

merasakan napas dia memang harum namun pengap kata katanya memang manis tapi panas suaranya memang merdu tapi menulikan. mana mungkin bisa kawannya itu tepana, sungguh aneh.

Aku kawannya

sangat

terkejut

karena

langsung

menurut

bukan

karena takut, namun terpukau akan kata

kata laksana mutiara dan membiarkan dirinya

dibuai

dengan

kepedihan,

bahagia tatkala dibelenggu, bersorak ketika dijerat. apakah kawannya itu idiot?

Ternyata disana sedang terjangkit wabah menular berbahaya membuat makhluk menjadi tanpa rasa, yang menyebar dengan tanda perubahan sifat mereka,

penyakit

tersebut

jadikan

mereka gila harta dan suka berdusta.

Mungkin kawannya itu bukan tolol ataupun bodoh atau bahkan gila

mau di perdaya tapi ternyata karena galaksi

itu

tercipta

penuh

penyakit

mimpi

sehingga

durjana

ciptakan

habitat makhluk durhaka,

Hawatirku

karena

penyebaran

penyakit itu, suatu saat nanti aku seperti mereka! bahkan mungkin saat ini telah sama.

Akupun pulang dengan sejuta kegalauan. kecemasan kegelisahan.

Hatiku hari

hariku

dikungkung di

penuhi

Waktu berlalu kotaku memang diserang makhluk keparat dari planet bejat,

penyerangan

mereka

begitu

dahsyat, tak terlihat tapi menghancurkan tak

terasa

tapi

mematikan.

Bukan

menggunakan bom biologi atau kimia yang ramai di dibicarakan, hanya duduk diatas bendera lambaikan tangan.

Komandan mereka teriakan lantang akan kemajuan, senjata mereka harapan indah yang ditawarkan, tentara mereka kebahagiaan yang dijanjikan. Mereka menyerang tampakan senyum merekah,

menggempur dengan wajah yang ramah menyiksa dengan membagikan harta.

Aku pun sempat terpana, aku terlena

terbuai

dengan

angan

dan

harapan yang mereka janjikan, hingga suatu saat tak sengaja mataku terbuka, aku terkejut teman temanku terkoyak bersimbah

darah

tersayat

hingga

bernanah menggelpar di atas tanah

akhirnya aku sadari mereka pandai sembunyikan

dendam

sebelum

menerkam, ku cium amis darah keluar dari mulut mereka selagi bicara, nanar

ku lihat dia tertawa, taringnya mencuat keluar lidahnya menjulur bercabang dua teteskan ludah yang sepanas bara

akupun tersentak namun terlambat langit kotaku telah melepuh hingga runtuh

karena

digerogoti akhirnya

pilar

sampai kotaku

pilarnya rapuh,

tercecer

telah hingga

berkeping

keping hanya sisakan seonggok puing.

Aku

duduk

sambil

menunduk

dengan sejuta perasaan berkecamuk, seluruh

tubuhku

penuh

luka

yang

menganga, membuatku tak bisa apa apa

karena daya ku tidak bersisa, tapi aku masih bisa mendengar bahwa mereka akan meyerang ke planetmu dan merebut bendera negerimu disana

Sedikit

yang kuharapkan dari

berita yang ku berikan yaitu agar dirimu tak terperangkap dalam sesuatu yang kurasakan “PENYESALAN”,

Akhirnya planet kawanku di serang oleh makhluk terkejam memiliki hati yang kelam. Dengan lambang bendera bintang enam, kawanku adalah komandan,

pengatur

prajurit

dalam

pertempuran, dia bergerak mati matian lindungi pertiwi dari lawan, dia maju dengan semangat membela hak dan martabat dia berperang membabi buta melindungi negrinya yang tercinta.

Namun musuh kian menerpa menghantam membabi buta bergerak tanpa di duga menggila memporak poranda, prajuritnya pun tercerai berai tercecer berkeping – keping banyak prajurit

kehilangan

arah

banyak

diantaranya syahid tak mau menyerah

Kawanku memanggil prajuritnya

karena mereka kian berkurang akibat pertarungan yang tidak berimbang, dia mencoba mendongkrak agar prajuritnya terus bergerak berbekal tenaga yang ada semangat

yang

tersisa

sambil

mengangkat bendera dia berkata

Kawan ku! Mungkin hatimu gentar dengan apa yang kau dengar mungkin hatimu segan

dengan apa yang kau lawan,

memang tentara mereka begitu kuat senjata mereka begitu hebat dengan amunisi begitu dahsyat

Tenanglah!

“itu bukan

suatu

jaminan “ “itu bukan suatu kepastian “ tuk

dapatkan

sebuah

kemenangan

yakinlah, kita masih punya iman bahwa semua itu di tangan Tuhan teruslah melawan dengan segenap kekuatan terus berusaha dengan segenap daya yang ada karena “ harapan itu masih ada” kawanku

“janganlah

kita

berhenti

pertahankan

mimpi

mari

kita

perjuangkan

angan

agar

jadi

kenyataan”

Selama darah masih mengalir jantung masih berdetak

nafas masih

berhembus jalan itu masih terbuka maka satukan langkah kalian bulatkan tekad singsingkan lengan ayo kita kembali menuju medan pertempuran

Dan Ingatlah kita merupakan keluarga terbesar disemesta Meskipun mereka belum tiba aku yakin saudara kita akan membela tapi sekarang masih sibuk dengan

urusan mereka, mereka

pasti mendengar teriakan pertarungan maka pertahankan semangat kita. Hidup mulia atau mati sayhid

Bendera dikibarkan genderang di

bunyikan

menuju

pertempuran,

ke

medan

merekapun

kembali

bergerak berperang menghalau ganasnya penyerang

berjuang

dengan

garang,

bermodal bendera lusuh dari kain rapuh bertiang kayu lapuk yang hampir busuk dengan senjata keyakinan akan hak kemerdekaan dengan dorongan impian akan kebahagiaan.

Pertempuran itu hingga sekarang pun masih berlanjut, negri kawan ku kian menyusut, kawan ku tetap berjuang dengan prajurit kian berkurang, namun bantuan tak kunjung ada keluarganya tak

juga membela. Hanya sejuta doa dan bela sungkawa yang mereka terima.

Akupun cuma bisa berkata “Ku doakan kawan agar kalian memenangkan peperangan “dan kuharap anda berbeda.

Related Documents


More Documents from ""

Duit
May 2020 30
Kisah Cinta
May 2020 23