PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI Sebagai pengusaha maupun yang tidak bekerja pada bidang keuangan, kita tentu harus mengetahui apa kondisi ekonomi yang sedang dialami oleh negara kita saat ini. Pengetahuan ini bukan hanya akan menambah wawasan anda dalam bidang ekonomi, tetapi juga akan membantu anda ketika harus mengambil keputusan-keputusan finansial dalam hidup anda. Dengan mengetahui kondisi ekonomi, anda akan dituntun untuk mengambil keputusan yang tidak meraba-raba tetapi didasarkan dari argumen-argumen rasional yang bisa diperhitungkan. Ekonomi Indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat,dengan pertumbuh dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada Negara lain,dengan pendapatan nasional pertahun Indonesia mampu memberikan kemajuan. Ekonomi makro yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat ini,salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestic masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu,ekspor dan impor,serta investasi.
Menurut menteri keuangan
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada hari ini menggelar dialog perkembangan makro fiskal 2017 dan langkah-langkah kebijakan makro fiskal 2018 bersama kalangan pengusaha dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Dalam pemaparan sekitar 2 jam tersebut, Menkeu meminta para pengusaha optimis dalam menghadapi tantangan, baik itu dari ekonomi global mapun domestik tahun ini. Berikut pandangan Sri Mulyani mengenai kondisi ekonomi Indonesia dan dunia tahun ini seperti dikutip CNBC Indonesia.
Ekonomi global masih cerah World Economic Organization (WEO) memproyeksikan, ekonomi negara-negara berkembang tahun ini bisa tumbuh lebih baik di kisaran 4,9%. Meski demikian, ekonomi di negara-negara maju diperkirakan hanya mampu tumbuh 2%. Namun, lembaga tersebut memproyeksikan ekonomi dunia bisa tumbuh 3,7% tahun ini. Perbaikan harga komoditas dan peningkatan harga minyak dunia pun diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sejumlah negara-negara yang selama ini mengandalkan komoditas untuk tumbuh, tak terkecuali bagi Indonesia.Menkeu menilai risiko yang perlu diwaspadai tahun ini adalah normalisasi kebijakan moneter negara maju, yang berpotensi menarik modal dari negara berkembang, moderasi ekonomi China, dan isu geopoltik yang terjadi di Eropa, Timur Tengah, dan Korea Utara. Kondisi makro ekonomi domestik lebih baik Realisasi pertumbuhan ekonomi tahun ini, diperkirakan meleset dari target atau hanya tumbuh 5,05% dari target yang ditetapkan sebesar 5,2%. Namun, perbaikan sejumlah indikator makro ekonomi tahun ini bisa membawa optimisme lebih bagi para pelaku usaha untuk mengarungi 2018.Pada tahun ini, pemerintah memperkirakan konsumsi masyarakat tumbuh lebih
baik, seiring dengan inflasiyang cukup rendah, aktivitas pilkada dan persiapan pemilu, serta perubahan pola belanja masyarakat ke belanja aktivitas rekreasi.Selain itu, hal ini ditambah dengan hadirnya perhelatan Asian Games dan Annual Meeting IMF - World Bank. Dengan rangkaian acara tersebut, maka Menkeu memperkirakan konsumsi masyarakat pada tahun ini bisa tumbuh di atas 5%. Dari sisi investasi, pemerintah memperkirakan masih bisa tumbuh stabil di angka 5%. Optimisme tersebut sejalan dengan pembangunan program infrastruktur, dan perbaikan iklim usaha yang akan dituangkan pemerintah dalam rangkaian paket-paket kebijakan. Sementara dari kinerja ekspor dan impor tahun ini, diperkirakan bisa terus berlanjut. Menkeu mengatakan, proyeksi ini sejalan dengan membaiknya perekonomian negara mitra dagang utama, didukung perbaikan kapasitas produksi dan sistem logistik nasional.
Menurut pengamat ekonomi
Namun jika Menteri Keuangan menganggapnya positif,lain hal dengan pengamat ekonomi Bapak Faisal Basri mengungkapkan kondisi perekonomian Indonesia tidak seindah apa yang digambarkan oleh pemerintah saat ini. Menurutnya kondisi perekonomian Indonesia justru setiap tahunya mengalami pertumbuhannya. Menurutnya, Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi di angka 8%. Namun dari tahun ke tahun hingga saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia justru semakin menurun hingga di angka 5% pada tahun ini. Tetapi Bapak Faisal Basri mengakui, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju. Namun hal tersebut justru menjadi tidak relevan karena secara alamiah pertumbuhan ekonomi Indonesia akan dengan sendirinya tumbuh karena jumlah penduduk Indonesia yang banyak. Selain itu, dirinya juga menilai, tidak relevan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya dibandingkan dengan negara maju. Karena jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asean, peringkat pertumbuhan ekonomi Indonesia justru berada di posisi 6 dan kalah dari Vietnam, Thailand hingga Malaysia.
Kritik dari ketua partai Gerindra
Kritikan tidak terlepas dari ketua partai Gerindra Bapak Prabowo,beliau mengatakan berbagai pernyataan tentang hutang luar negri dan juga kurs mata uang yang memburuk. "Lantas bagaimana realisasi nawacita sementara ekonomi negara kita masih bergantung dengan uatng luar negeri?" tulisnya. tak hanya mengunggah poster itu, partai Gerindra juga menyoroti kinerja Jokowi-JK dan menagih janji kampanye mereka saat tahun 2014.
"Kita masih ingat ketika masa kampanye, banyak pakar ekonomi memprediksi bahwa Rupiah akan menyentuh angkat Rp 10.000 jika Jokowi-Kalla yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI. Namun faktanya saat ini, ekonomi Indonesia dapat dikatakan "hidup segan, mati tak mau." Selain itu mereka melihat beratnya beban hidup yang harus ditanggung masyakarat Indonesia saat ini. "Banyak masyarakat, terutama masyarakat kecil mengeluhkan semakin beratnya beban untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, karena banyak harga dari kebutuhan pokok melambung tinggi. " "Belum lagi nilai tukar Dollar AS yang tidak kunjung turun bahkan Rupiah sempat ditutup melemah pada angka Rp.13.700, terlemah selama setahun terakhir. Jelas ini jauh dari prediksi dan janji-janji kampanye yang digaungkan oleh pasangan Jokowi-JK. Dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS jelas memberikan efek buruk bagi perekonomian bangsa, terlebih jumlah utang yang melilit bangsa yang sudah menyentuh angka Rp. 4.636 triliun, jelas akan semakin mencekik keuangan Negara
Pendapat saya
Perekonomian Indonesia saat ini sudah mengalami pertumbuhan yang cukup baik walaupun belum maksimal. Menurut saya pemerintahan saat ini lebih menuju ke pembangunan nasional,ini terbukti dengan membangun infrastruktur yang ada di pelosok,ini sudah baik dari pemerintah sebelumnya,namun untuk kemiskinan menurut saya tidak terlalu signifikan karena masih ada ketimpangan social yang ada di Indonesia. Menurut dosen saya Bapak Zed ‘’Tolak ukur manusia itu miskin yaitu makan 1 hari sebesar Rp 11.000 ini sangat tidak masuk akal dengan harga bahan baku sehari-hari yang cukup mahal’’. Walaupun data dari BPS tingkat kemiskinan menurun tetapi tidak sebanding dengan kenyataan, dan juga kurs mata uang Indonesia yang melemah karena perdangan global melemah tetapi seharusnya kita bisa mencegah hal tersebut dibanding harus mengalah pada perdagangan global. Walaupun seperti itu saya tetap menghargai usaha pemerintah saat ini untuk memperbaiki perekonomian Indonesia. Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3686800/bagaimana-kondisiekonomi-ri-ini-kata-pengamat-hingga-pengusaha ; https://economy.okezone.com/read/2018/03/16/20/1873919/pertumbuhan-ekonomiindonesia-sedang-dalam-perlambatan ; http://www.tribunnews.com/nasional/2018/03/06/sindir-kondisi-ekonomi-indonesia-saat-inipartai-gerindra-hidup-segan-mati-tak-mau ; https://www.cnbindonesia.com/news/20180108191250-4-929/kondisi-perekonomianindonesia-2018-menurut-sri-mulyani
PEREKONOMIAN INDONESIA