Perkembangan Kain Tradisi Indonesia.docx

  • Uploaded by: Nadya P
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perkembangan Kain Tradisi Indonesia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,121
  • Pages: 4
Batik Pola hiasan Nusantara Di Indonesia semua suku memiliki ragam hias, namum tidak semua daerah menghasilkan batik. Batik berkembang pulau Jawa dan Madura serta beberapa daerah yang memiliki penduduk berasal dari Jawa. Di Sumatera dan Indonesia timur banyak dihasilkan kain tenun, semisal Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan terkenal dengan Songket, Batak dengan Ulos, Lombok ada tenun sulam. Secara umum ragam hias Nusantara ini dapat dikelompokan jenisnya menjadi : 1. Motif Klasik 2. Motif Modern 3. Motif Kontemporer Adapun hiasan motif tradisional yang senantiasa melekat pada kain ini diantaranya : 1. Pilin; ragam memiliki bentuk seperti huruf S. Selain bentuk seperti huruf S, terdapat pula ragam hias pilin yang bentuknya SS atau sering disebut sebagai pilin ganda

2. Meander; Merupakan ragam hias dengan bentuk dasar seperti huruf T yang berkembang dan memunculkan ragam hias swastika. Digunakan sebagai hiasan pinggir dalam batik. Dalam perkembangannya, motif meander kemudian memunculkan motif Pinggir Awan

3. Tumpal; Ragam hias memiliki bentuk segitiga sama kaki, yang pada zaman prasejarah melambangkan hal magis. Ragam hias tumpal juga disebut sebagai motif pucuk rebung. Motif pucuk rebung dianggap sebagai lambang pertumbuhan

4.

Swatika; Bentuk dasar motif swastika adalah huruf Z atau zig-zag yang zaling berlawanan. Ada pula motif swastika yang dibuat saling berkaitan satu dengan lainnya; motif ini disebut motif banji, sebagai warisan sejarah dan budaya. Dalam kepercayaan agama Hindu dipercaya sebagai simbol yang paling suci

5. Batik Menjadi warisan dunia non bendawi yang dikeluarkan oleh Badan PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan atau UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009. Yang dimaksud dengan non bendawi ini bukan benda atau kainnya yang bercorak motif hiasan tertentu, melainkan bagaimana batik itu dibuat. Oleh karena itu kita tidak terlalu bangga dengan memakai batiknya, melainkan proses pembuatannya. Cina, Malaysia, ataupun Singapura bahkan bangsa Mesir kuno sudah membuat kain bermotif. Apalagi Cina yang terkenal kemampuan meniru, sudah banyak menghasilkan kain kain bermotif seperti batik Indonesia dengan kehalusan dan keindahan warnanya lebih sempurna. Mereka tidak membuat batik tapi membuat kain dengan teknologi mesin yang mampu menghasilkan bermeter meter kain bermotif mirip batik dalam waktu singkat. Adapun yang dimaksud dengan nonbendawi ini adalah batik yang merupakan sebuah proses memberi motif kain warna dengan cara menutup menggunakan lilin. Batik atau mbatik punya pengertian memberi titik pada kain sudah dilakukan masyarakat di pulau Jawa sejak jaman Majapahit (sekitar Mojokerto dan Tulung Agung sekarang), dan memang didaerah inipun sampai saat ini terkenal sebagi sentra batik. Pada waktu itu bahan yang dipakai adalah kain hasil tenunan sendiri sedangkan untuk mewarnai menggunakan tumbah tumbuhan seperti jambal, mengkudu, nila, kunyit, suji dan lain sebagainya. Kain membatik Saat ini kain batik menggunakan kain buatan pabrik, yang paling bagus adalah berbahan dasar kapas (cotton/katun), kain katun adalah kain yang sering dan umum digunakan untuk membuat batik. Berikut adalah beberapa tingkatan batik, ada beberapa jenis kain ; 1. Kain mori primisima primisima adalah jenis kain no. 1 secara kualitas. Ketebalan benang tinggi, anyaman rapat sehingga kainnya halus dan padat. Susunan benang yang di pakai Ne 50-56. Kepadatan benang untuk lusi antara 105-125/inch ( 42-50/cm ). Pakan antara 100120/inch ( 42-50/cm ). Sekarang ini di produksi kain mori primisima mercerized maupun sanforized sebagai progres atas kurangnya daya serap kain mori primisima terdahulu. Kain mori ini digunakan untuk membuat batik tulis dan batik lukis. Barubaru ini kain mori primisima di buat batik ciprat. 2. Kain mori prima

Kain mori prima adalah jenis kain kualitas no. 2 sesudah kain mori primisima. Ketebalan benang sedang, anyaman sedikit longgar, spesifikasi nomor benang sedikit lebih kasar. Namun tidak panas ( adem ) di pakai. Susunan benang kain mori prima menggunakan Ne 36-46 dan mengandung kanji kurang lebih 10 %. Kain jenis ini digunakan untuk membuat batik tulis, batik ciprat maupun batik cap. 3. Kain mori biru Kain mori biru adalah jenis kain mori kulaitas no. 3. Ketebalan benang dan pegangan lebih kasar. Jenis kain ini tidak digunakan unruk membuat batik halus. Hal ini disebabkan, karena susunan benang kain mori biru menggunakan Ne 28-36. Benang pakan Ne 26-34, sehingga dapat mempengaruhi proses pembatikan dan pewarnaan batik tulis. Kemajuan teknologi dan daya saing membuat perkembangan dunia tekstil mencari inovasi dan kreasi menciptakan jenis kain batik terbaru. Kualitas tinggi dan harga bersahabat akan menjadi motivasi dalam berinovasi mencari jenis batik terbaru dari bahan tertentu. 4. KAIN PARIS Kain batik yang satu ini teksturnya lembut dan jatuh. Bahannya tipis dengan serat kain yang kuat. 5. KAIN SERAT NANAS Kain batik serat nanas teksturnya kasar mirip dobi. Biasanya terlihat sulur-sulur pada kain tersebut dan mengkilap. Hampir semua kain mempunyai tingkatan dari yang paling kasar sampai yang paling halus. Tergantung dari pencampuran bahan dasar pembuatan kain. 6. KAIN SUTERA Kain batik sutera terbuat dari serat kepompong ulat sutera. Sutera merupakan salah satu bahan pakaian terindah di dunia. Sejak jaman dahulu, kain sutra telah digunakan untuk pakaian yang istimewa. Saat mengenakan pakaian yang terbuat dari sutra, kita akan merasakan kenyamanan dan kelembutan dari bahan sutra tersebut. Dari beberapa jenis kain yang digunakan dalam membuat batik ada keunggulan dan kekurangan. Namun pada umumnya jenis kain yang di gunakan adalah dari bahan katun. Bahan yang memiliki kualitas yaitu tahan panas bila di pakai dan harga relatif terjangkau. Memang kain mori lebih baik kualitasnya apalagi kain sutera yang memiliki banyak keunggulan. Akan tetapi bagi ingin mendapatkan jenis kain dengan harga terjangkau dan kualitas tidak di bawah standar maka kain katun www.seragambatiknaura.wordpress.com. Bahan membatik 1. Lilin Lilin atau malam terbuat dari beberapa unsur diantaranya ; a. Gondorukem : (resina colophonium) adalah olahan dari getah hasil sadapan pada batang tusam (Pinus). Gondorukem merupakan hasil pembersihan terhadap residu proses destilasi (penyulingan) uap terhadap getah tusam. Hasil destilasinya sendiri menjadi terpentin, getah pinus dipanaskan, uapnya

ditampung dan didinginkan, hingga dihasilkan bahan cair berupa minyak terpentin, dan bahan padat berupa gondorukem (resin). Di Indonesia gondorukem dan terpentin diambil dari batang tusam Sumatera(Pinus merkusii)

Sebenarnya pinus tidak terlalu cocok untuk dibudidayakan di kawasan pegunungan, dengan tingkat kemiringan lahan lebih dari 45ยบ. Sebab kemampuannya untuk menahan curahan air hujan tidak terlalu baik. Selain itu, pinus juga mengeluarkan zat alelopati, yang mengakibatkan tanaman lain tidak bisa tumbuh di bawah tegakan pinus. Selain itu, serasah pinus juga tidak mudah hancur sebagaimana tumbuhan lain yang berdaun lebar. Hingga tanaman pinus memang tidak cocok dibudidayakan di lahan-lahan pegunungan, terutama sebagai penahan erosi b. Getah damar mata kucing : adalah hasil sekresi (getah) dari pohon Shorea sp., Vatica sp., Dryobalanops sp., dan lain-lain dari suku meranti-merantian atau Dipterocarpaceae. Damar mata kucing dimanfaatkan dalam pembuatan korek api (untuk mencegah api membakar kayu terlalu cepat), plastik, plester, vernis

c. Parafin : dapat berarti minyak tanah (kerosena) atau lilin minyak bumi. Dalam pengertian kimia parafin mempunyai nama sistematik alkana d. lilin lebah : malam yang diproduksi dari sarang lebah 2.

Related Documents

Kain Perca.docx
October 2019 18
Kain Perca.docx
October 2019 21
Kain Songket
December 2019 40
Tradisi Muharram.docx
June 2020 11
Tradisi China
June 2020 7

More Documents from ""