PERENCANAAN KEGIATAN PEMANFAATAN PENGEMBANGAN PEMELIHARAAN DAN PEMULIHAN LINGKUNGAN HIDUP 1. PENGERTIAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Dalam berbagai aturan, pengelolaan lingkungan hidup sering didefinisikan sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Berdasarkan UU no. 32 tahun 2009, Perlindungan dan pengelolaan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,pemanfatan,pengendalian,pemeliharaan,pengawasan dn penegakan hukum. 2. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan, disebut pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah : Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbgangan antara manusia dan lingkungan hidup; Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup; Terjaminnya kepentingangenerasi masa kini dan generasi masa depan; Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup; Terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana; Terlindungnya NKRI terhadap dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan perusakan lingkungan hidup Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan, disebut perusakan lingkungan hidup. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Selain mempunyai hak, setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
a.
b. c. d. e.
berkewajban memberikan informasi yang besar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Masyarakat mempunyai kesempatan yanmg sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pelaksanaanya dilakukan dengan cara sebagai berikut: Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan, Kemampuan dan keberdayaan masyarakat merupakan prasyarat untuk menumbuhkan kemampuan masyarakat sebagai pelaku dalam pengelolaan lingkungan hidup bersama dengan pemerintah dan pelaku pembangunan lainnya. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat.Meningkatnya kemampuan dan kepeloporan masyarakat akan meningkatkan efektifitas peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial. Meningkatnya ketanggapsegeraan masyarakat akan semakin menurunkan kemungkinan terjadinya dampak negatif. Memberikan saran dan pendapat. Menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan. Dengan meningkatnya ketanggapsegeraan akan meningkatkan kecepatan pemberian informasi tentang suatu masalah lingkungan hidup sehingga dapat segera ditindaklanjuti.
3. PERKEMBANGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Sejarah pengelolaan lingkungan hidup Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup dimulai di kalangan Dewan Ekonomi dan Sosial. PBB pada waktu diadakan peninjauan terhadap hasil gerakan “ Dasawarsa Pembangunan 1. 1, pada dekade 1960-1970, untuk merumuskan strategi Dasawarsa Pembangunan Dunia ke 2. 2 (1970-1980). Laporan Sekreatris Jendral PBB yang diajukan dalam sidang umum PBB, dandisahkan dengan resolusi PBB No 2581 (XXIV) tanggal 15 Desember 1969. Dalam resolusi tersebut diputuskan untuk membentuk Panitia Persiapan yang bersama sekjen PBB untuk menarik perhatian dunia dalam masalah-masalah lingkungan.Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia (United Nation Conference on Human Environment) diselenggarakan di Stockholm Swedia pada tanggal 5-16 Juni 1972. Hasil perumusan tersebut adalah:
1. Deklarasi tentang Lingkungan Hidup Manusia 2. Rencana Aksi Lingkungan Hidup Manusia, terdiri dari 109 rekomendasi 3. Rekomendasi tentang kelembagaan dan keuangan yang menunjang pelaksanaan antara lain: Dewan Pengurus (UN Environmental Program, UNEP), Sekretariat, Dana Lingkungan Hidup, Badan Koordinasi Lingkungan Hidup 4. Menetapkan tanggal 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Perkembangan selanjutnya Komisi PBB membentuk World Commission on Environmental and Development (WCED), yang diketuai oleh Gro Harlem Brundtland, pada tahun 1983, dengan anggota terdiri dari berberapa negara, termasuk Indonesia (Prof. Dr. Emil Salim). Hasil kerja dari WCED yang tercacat sampai saat ini dan digunakan sebagai tonggak dalam pengelolaan lingkungan adalah Our Common Future (Hari Depan Kita Bersama). WCED mendekati Masalah lingkungan dan pembangunan dengan sudut pandang sebagai berikut:
Ketergantungan (Interdependency) Masalah polusi, penggunaan bahan kimia, kerusakan sumber plasma nutfah, pertumbuhan kota, konservasi sumberdaya alam, tidak mengenal batas negara. Mengingat permasalahan saling tergantungan maka pendekatan harus dilakukan lintas sektor antar negara.
Berkelanjutan (sustainability) Sumberdaya alam sebagai sumber bahan baku kegiatan industri, perdagangan, perikanan, energi, harus dipertimbangkan untuk generasi yang akan datang.
Pemerataan (Equity) Desakan kemiskinan bisa mengakibatkan eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan, sehingga perlu dilakukan pengaturan untuk pemerataan.
Sekurity dan Risiko Lingkungan Perlombaan senjata dan pembangunan tanpa memperhitungkan dampak negatip kepada lingkungan turut memperbesar risiko lingkungan. Segiini perlu ditanggapi dalam pembangunan berwawasan lingkungan.
Pendidikan dan Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi berwawasan lingkungan dibutuhkan untuk ditingkatkan di berbagai tingkat pendidikan dan lapisan masyarakat.
Kerjasama Internasional Pola kerjasama internasional dipengaruhi oleh pendekatan pengembangan sektoral. Pertimbangan lingkungan kurang diperhitungkan. Pada Dasa Warsa Pembangunan Dunia 4 (1990-2000), pada tingkat dunia keprihatinan tentang perubahan lingkungan pada tingkat global semakin tinggi. Perubahan tersebut tidak hanya terjadi pada skala lokal tapi sudah melintas pada wilayah lain. Fenomena hujan asam, efek gas rumah kaca dan akibat lain dari perubahan lingkungan menjadi bahan pertimbangan yang serius bagi komisi PBB tentang pembangunan dan lingkungan. Pada Tahun 1992 United Nation Conference on Environmental and Development mengagendakan Koferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio De Jenairo, Brasilia, yang diprakarsai oleh PBB mulai tanggal 3 sampai 14 Juni 1992. KTT ini Sudut pandang WCED dalam mendekati Masalah lingkungan dan pembangunan: Ketergantungan (Interdependency), Berkelanjutan (sustainability), Pemerataan (Equity), Sekurity dan Risiko Lingkungan, Pendidikan dan Komunikasi, Kerjasama Internasional
4. PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makluk lainnya, disebut daya dukung lingkungan hidup. Sedangkan, daya tamping lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Pelestarian lingkunagn hidup yang dilakukan di Indonesia mengacu pada UU No.32 2009. UU ini berisi tentang rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap terhadap tekanan perubahan dan dampak negative yang ditimbulkan suatu kegiatan. Upaya ini dilakukan agar kekayaan sumberdaya alam yang ada dapat berlanjut selama ada kehidupan. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dalam pelestarian lingkungan hidup antara lain : Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan dengan tugas pokok sebagai berikut : - Menanggulangi kasus pencemaran. - Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3). - Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). - Mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerinta antara lain: a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan) Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan. b. Pelestarian udara Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain: Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pelestarian hutan Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan: Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan. Ikut berpartisipasai dalam kegiatan pecinta alam. Memasok peralatan yang canggih. Melakukan penyuluhan pada masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup.
d. Pelestarian laut dan pantai Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara: 1. Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai. 2. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut,karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut. 3. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan. 4. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan. e.
Pelestarian flora dan fauna Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah: 1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa. 2. Melarang kegiatan perburuan liar. 3. Menggalakkan kegiatan penghijauan.