Percobaan kali ini berjudul korelasi antara besaran—besaran pada pengendali tekanan. Percobaan ini bertujuan untuk mencari korelasi antara input dan output pada sistem pengendali tekanan dan mendapatkan karakteristik masing-masing elemen pada sistem pengendali tekanan. Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah PCT-14 (modul proses pengendali tekanan), PCT-10 (electrical console), kompresor, dan recorder. Prinsip kerja pada alat ini adalah mengalirkan udara masuk ke dalam alat untuk dikendalikan tekanannya. Percobaan ini dilakukan dengan dua tahap. Percobaan pertama dengan menggunakan tabung dan percobaan kedua dengan tidak menggunakan tabung. Untuk masing-masing percobaan menggunakan %PO 0-100 dan 100-0. Sebelum melakukan percobaan hal yang harus dilakukan adalah menentukan MV (manipulated variable) dan PV (process variable). Control valve dinyatakan sebagai MV karena control valve merupakan variabel yang akan diubah—ubah dan P4 dinyatakan sebagai PV dikarenakan P4 merupakan variabel yang akan di kendalikan. Apabila dengan tangki maka valve yang dibuka adalah V3 dan V5 sedangkan V4 ditutup. Valve yang dibuka apabila tanpa tangki adalah V4 sedangkan V3 dan V5 ditutup. Pada alat ini instrument pengendalian : -
Transmiter menggunakan sinyal umum
-
Proses yang digunakan adalah direct acting karena PV dan MV berbanding lurus
-
Unit pengendali (controller) yang digunakan jenis reverse acting.
-
Control valve yang digunakan adalah direct acting karena aliran udara berasal dari atas, sehingga valve menutup (menekan kebawah) atau disebut air to close/fail open
-
Actuator atau penggeraknya berjenis pneunmatic. Hasil dari percobaan didapatkan grafik hubungan antara %PO dengan %PV, %PO
dengan P4, %PO dengan Flow Rate, dan %PO dengan P2. Dari percobaan ini diperoleh hasil sebagai berikut:
Perbandingan Antara %PO dan P4 (Dengan Tabung) 10 9 8 7
P4
6 5 4 3 2 1 0 0
20
40
60
80
100
120
%PO 0-100
100-0
Gambar 1. Grafik hubungan antara %PO dengan %PV dengan tabung
Perbandingan Antara %PO dan %PV (Dengan Tabung) 120 100
%PV
80 60 40
20 0 0
20
40
60
80
100
%PO 0-100
100-0
Gambar 2. Grafik hubungan antara %PO dan P4 dengan tabung
120
Perbandingan Antara %PO dan Flow Rate (Dengan Tabung) 9
8 7
Flow Rate
6 5 4 3
2 1 0 0
20
40
60
80
100
120
%PO 0-100
100-0
Gambar 3. Grafik hubungan antara %PO dan Flow Rate dengan tabung
Perbandingan Antara %PO dan P2 (Dengan Tabung) 18 16 14
P2
12 10 8 6 4 2 0 0
20
40
60
80
100
%PO 0-100
100-0
Gambar 4. Grafik hubungan antara %PO dan P2 dengan tabung
120
Perbandingan Antara %PO dan %PV (Tanpa Tabung) 120 100
%PV
80 60 40 20 0 0
20
40
60
80
100
120
%PO 0-100
100-0
Gambar 1. Grafik hubungan antara %PO dengan %PV tanpa tabung
Perbandingan Antara %PO dan P4 (Tanpa Tabung) 9 8 7
P4
6 5 4
3 2 1 0 0
20
40
60
80
100
%PO 0-100
100-0
Gambar 2. Grafik hubungan antara %PO dan P4 tanpa tabung
120
Perbandingan Antara %PO dan Flow Rate (Tanpa Tabung) 9 8 7
Flow Rate
6 5 4 3 2 1 0 0
20
40
60
80
100
120
%PO 0-100
100-0
Gambar 3. Grafik hubungan antara %PO dan Flow Rate tanpa tabung
Perbandingan Antara %PO dan P2 (Tanpa Tabung) 18 16 14
P2
12 10
8 6 4 2 0 0
20
40
60
80
100
%PO 0-100
100-0
Gambar 4. Grafik hubungan antara %PO dan P2 tanpa tabun
120
Hasil dari grafik pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai %PO nilai P2 juga semakin besar dikarenakan banyaknya pasokan udara yang masuk. Hal ini menyebabkan turunnya nilai P4 dan Flow Rate dikarenakan control valve semakin menutup. Dari kedua percobaan dapat dibedakan apabila menggunakan tabung nilai yang diperoleh lebih stabil dari pada tanpa tabung. Hal ini dikarenakan semakin panjang aliran yang dilalui udara maka tekanan udara semakin stabil.