PERCOBAAN II KINETIKA REAKSI ENZIM Ξ±-AMILASE
I.
TUJUAN PERCOBAAN 1.1 Menentukan V0 substrat larutan pati pada konsentrasi 0,002%-0,01% 1.2 Menentukan parameter kinetika Michaelis-Menten (KM) dalam reaksi pemecahan larutan pati. 1.3 Menentukan aktivitas spesifik enzim Ξ±-amilase pada konsentrasi substrat larutan pati 0,002%-0,01%
II.
DASAR TEORI Enzim adalah biomolekul berupa protein berbentuk bulat (globular), yang terdiri atas satu rantai polipeptida atau lebih dari satu rantai polipeptida (Wirahadikusumah, 1989). Enzim adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Enzim bekerja dengan menurunkan energi aktivitas untuk suatu reaksi, sehingga secara dramatis dapat meningkatkan laju reaksi. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu. . Dengan adanya enzim, molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk (Grisham et al., 1999). Cara kerja enzim adalah sebagai berikut:
III. Enzim Gambar 1 Cara Kerja
Konsentrasi enzim yang sangat tinggi dalam suatu sistem yang kompleks akan berpengaruh terhadap terhadap kecepatan reaksi. (Dwidjoseputro, 1992). Pada konsentrasi substrat yang rendah, kenaikan substrat akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis hampir secara linier. Jika konsentrasi substrat tinggi, maka peningkatan kecepatan reaksi enzimatis akan semakin menurun sejalan dengan peningkatan jumlah substratnya. kecepatan maksimum (v maks) reaksi enzimatis ditunjukan dengan garis mendatar yang menggambarkan peningkatan kecepatan yang rendah seiring penambahan konsentrasi substrat. (Dwidjoseputro, 1992)
Gambar 2. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap fungsi enzim Reaksi-reaksi enzimatik dibutuhkan agar bakteri dapat memperoleh makanan/ nutrient dalam keadaan terlarut yang dapat diserap ke dalam sel, memperoleh energi kimia yang digunakan untuk biosintesis, perkembangbiakan, pergerakan, dan lain-lain. (Poedjiadi, 2006). Dalam reaksi biokimia, suatu enzim dapat dikenali untuk mengkatalisasi sekitar 4000 reaksi (Bairoch, 2000). Mekanisme enzim dalam mengkatalisis reaksi dapat dituliskan menjadi persamaan berikut πΈ + π β πΈπ β πΈ + π
(1)
dengan k1 merupakan konstanta laju pembentukan enzim dan substrat menjadi kompleks enzim-substrat; k2 merupakan konstanta laju pembentukan kompleks enzimsubstrat menjadi enzim dan produk dan
π=
ππππ₯ [π] πΎπ +[π]
(2)
dengan π adalah laju awal reaksi , ππππ₯ adalah laju maksimal reaksi, [π] adalah konsentrasi substrat, dan πΎπ konstanta Michaelis. Enzim Ξ±-amilase memiliki nama kimiawi, yaitu endo-1,4-Ξ±-D-glucan glucohydrolase, EC 3.2.1.1 famili 13(GH13). Enzim Ξ±-amilase merupakan enzim ekstraseluler yang mampu memotong ikatan 1,4-Ξ±-D-glikosidik antara monomer glukosa pada rantai linier amilosa. Enzim ini dikategorikan sebagai endoenzim karena pemotongan pati dilakukan secara acak dari dalam. Mekanisme kerja enzim Ξ±-amilase pada amilosa dibagi dalam dua tahap, pertama degradasi secara cepat molekul amilosa menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara acak. Tahap kedua, degradasi Ξ±-amilase pada amilosa menghasilkan glukosa dan 7 maltosa dengan laju lebih lambat dan tidak secara acak (Winarno, 1973).
Gambar 3 Mekanisme SN2: pemutusan ikatan Ξ± 1,4-glikosidik oleh enzim Ξ±-amilase Pengukuran aktivitas Ξ±-amilase dilakukan dengan dengan menggunakan larutan iodin melalui metode Fuwa. Aktivitas Ξ±-amilase dapat diukur berdasarkan penurunan kadar pati yang larut, kadar dekstrin yang terbentuk, dan pengukuran viskositas atau jumlah gula pereduksi yang terbentuk (Judoamidjojo dkk., 1989). Pada percobaan ini digunakan reagen lugol untuk mengecek kadar pati. Reagen Lugol merupakan larutan Kalium Iodida dengan Iodium dalam air. Kemampuan enzim dalam hidrolisis pati dapat diketahui dari jumlah pati tersisa dalam larutan. Spektofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Prinsip kerja alat ini berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan melalui larutan berwarna, maka radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap (absorbsi) secara selektif dan radiasi lainnya akan diteruskan (transmisi). Absorbansi adalah perbandingan intensitas sinar yang diserap dengan intensitas sinar datang. Nilai absorbansi ini akan bergantung pada kadar zat yang terkandung di dalamnya, semakin banyak kadar zat yang terkandung dalam suatu sampel maka semakin banyak molekul yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu sehingga nilai absorbansi semakin besar atau dengan kata lain nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang terkandung didalam suatu sampel.
III.
DATA PENGAMATAN Konsentrasi Substrat (%)
0.002
Waktu (s)
Absorbansicontrol
Absorbansisampel
10
0.134
0.184
20
0.133
0.183
30
0.132
0.182
40
0.131
0.18
50
0.129
0.18
60
0.129
0.179
70
0.129
0.178
80
0.129
0.177
90
0.128
0.176
100
0.128
0.176
110
0.128
0.175
120
0.127
0.175
130
0.127
0.174
0.004
140
0.127
0.173
150
0.127
0.173
160
0.127
0.172
170
0.127
0.172
180
0.127
0.172
240
0.127
0.169
300
0.126
0.167
360
0.127
0.167
420
0.126
0.168
480
0.126
0.168
540
0.126
0.167
600
0.127
0.167
10
0.17
0.227
20
0.168
0.223
30
0.166
0.219
40
0.164
0.217
50
0.164
0.214
60
0.162
0.211
70
0.161
0.209
80
0.161
0.206
90
0.16
0.204
100
0.16
0.202
110
0.159
0.2
120
0.158
0.198
130
0.158
0.196
140
0.158
0.195
150
0.158
0.194
160
0.158
0.192
170
0.158
0.191
180
0.157
0.19
0.006
240
0.157
0.182
300
0.156
0.173
360
0.156
0.166
420
0.156
0.158
480
0.156
0.149
540
0.155
0.138
600
0.157
0.125
10
0.306
0.35
20
0.296
0.337
30
0.286
0.327
40
0.279
0.322
50
0.274
0.31
60
0.27
0.304
70
0.268
0.297
80
0.265
0.291
90
0.262
0.286
100
0.261
0.28
110
0.26
0.273
120
0.257
0.268
130
0.255
0.264
140
0.254
0.259
150
0.253
0.253
160
0.252
0.247
170
0.25
0.24
180
0.249
0.235
240
0.245
0.225
300
0.242
0.182
360
0.24
0.152
420
0.237
0.148
480
0.237
0.147
0.008
0.01
540
0.236
0.148
600
0.234
0.148
10
0.411
0.4
20
0.399
0.384
30
0.393
0.37
40
0.387
0.357
50
0.384
0.346
60
0.381
0.337
70
0.378
0.326
80
0.377
0.318
90
0.375
0.311
100
0.374
0.301
110
0.373
0.295
120
0.372
0.285
130
0.372
0.275
140
0.371
0.269
150
0.37
0.261
160
0.37
0.253
170
0.369
0.244
180
0.368
0.234
240
0.364
0.174
300
0.362
0.111
360
0.361
0.069
420
0.359
0.063
480
0.359
0.062
540
0.358
0.062
600
0.358
0.062
10
0.454
0.471
20
0.442
0.455
30
0.435
0.441
40
0.43
0.429
50
0.426
0.42
60
0.423
0.411
70
0.419
0.4
80
0.419
0.393
90
0.418
0.386
100
0.415
0.377
110
0.413
0.37
120
0.413
0.362
130
0.412
0.354
140
0.412
0.347
150
0.411
0.338
160
0.41
0.33
170
0.409
0.32
180
0.408
0.311
240
0.406
0.252
300
0.403
0.194
360
0.402
0.156
420
0.401
0.148
480
0.401
0.147
540
0.401
0.146
600
0.402
0.146
Tabel 1. Data absorbansi pada Ξ» 600nm pada masing masing kosentrasi substrat.
IV.
PENGOLAHAN DATA 4.1 Penentuan ΞAbsorbansi ΞAbsorbansi = π΄ππππ‘πππ β π΄π πππππ Konsentrasi
Waktu
(%)
(s)
Akontrol
Asampel
ΞAbsorbansi
0,002
0,004
10
0,134
0,184
-0,05
20
0,133
0,183
-0,05
30
0,132
0,182
-0,05
40
0,131
0,18
-0,049
50
0,129
0,18
-0,051
60
0,129
0,179
-0,05
70
0,129
0,178
-0,049
80
0,129
0,177
-0,048
90
0,128
0,176
-0,048
100
0,128
0,176
-0,048
110
0,128
0,175
-0,047
120
0,127
0,175
-0,048
130
0,127
0,174
-0,047
140
0,127
0,173
-0,046
150
0,127
0,173
-0,046
160
0,127
0,172
-0,045
170
0,127
0,172
-0,045
180
0,127
0,172
-0,045
240
0,127
0,169
-0,042
300
0,126
0,167
-0,041
360
0,127
0,167
-0,04
420
0,126
0,168
-0,042
480
0,126
0,168
-0,042
540
0,126
0,167
-0,041
600
0,127
0,167
-0,04
10
0,17
0,227
-0,057
20
0,168
0,223
-0,055
30
0,166
0,219
-0,053
40
0,164
0,217
-0,053
50
0,164
0,214
-0,05
0,006
60
0,162
0,211
-0,049
70
0,161
0,209
-0,048
80
0,161
0,206
-0,045
90
0,16
0,204
-0,044
100
0,16
0,202
-0,042
110
0,159
0,2
-0,041
120
0,158
0,198
-0,04
130
0,158
0,196
-0,038
140
0,158
0,195
-0,037
150
0,158
0,194
-0,036
160
0,158
0,192
-0,034
170
0,158
0,191
-0,033
180
0,157
0,19
-0,033
240
0,157
0,182
-0,025
300
0,156
0,173
-0,017
360
0,156
0,166
-0,01
420
0,156
0,158
-0,002
480
0,156
0,149
0,007
540
0,155
0,138
0,017
600
0,157
0,125
0,032
10
0,306
0,35
-0,044
20
0,296
0,337
-0,041
30
0,286
0,327
-0,041
40
0,279
0,322
-0,043
50
0,274
0,31
-0,036
60
0,27
0,304
-0,034
70
0,268
0,297
-0,029
80
0,265
0,291
-0,026
90
0,262
0,286
-0,024
100
0,261
0,28
-0,019
0,008
110
0,26
0,273
-0,013
120
0,257
0,268
-0,011
130
0,255
0,264
-0,009
140
0,254
0,259
-0,005
150
0,253
0,253
0
160
0,252
0,247
0,005
170
0,25
0,24
0,01
180
0,249
0,235
0,014
240
0,245
0,225
0,02
300
0,242
0,182
0,06
360
0,24
0,152
0,088
420
0,237
0,148
0,089
480
0,237
0,147
0,09
540
0,236
0,148
0,088
600
0,234
0,148
0,086
10
0,411
0,4
0,011
20
0,399
0,384
0,015
30
0,393
0,37
0,023
40
0,387
0,357
0,03
50
0,384
0,346
0,036
60
0,381
0,337
0,044
70
0,378
0,326
0,052
80
0,377
0,318
0,059
90
0,375
0,311
0,064
100
0,374
0,301
0,073
110
0,373
0,295
0,078
120
0,372
0,285
0,087
130
0,372
0,275
0,097
140
0,371
0,269
0,102
150
0,37
0,261
0,109
0,01
160
0,37
0,253
0,177
170
0,369
0,244
0,125
180
0,368
0,234
0,134
240
0,364
0,174
0,19
300
0,362
0,111
0,251
360
0,361
0,069
0,292
420
0,359
0,063
0,296
480
0,359
0,062
0,297
540
0,358
0,062
0,296
600
0,358
0,062
0,296
10
0,454
0,471
-0,017
20
0,442
0,455
-0,013
30
0,435
0,441
-0,006
40
0,43
0,429
0,001
50
0,426
0,42
0,006
60
0,423
0,411
0,012
70
0,419
0,4
0,019
80
0,419
0,393
0,026
90
0,418
0,386
0,032
100
0,418
0,377
0,038
110
0,413
0,37
0,043
120
0,413
0,362
0,051
130
0,412
0,354
0,058
140
0,412
0,347
0,065
150
0,411
0,338
0,073
160
0,41
0,33
0,08
170
0,409
0,32
0,089
180
0,408
0,311
0,097
240
0,406
0,252
0,154
300
0,403
0,194
0,209
360
0,402
0,156
0,246
420
0,401
0,148
0,253
480
0,401
0,147
0,254
540
0,401
0,146
0,255
600
0,402
0,146
0,256
Tabel 2. Data absorbansi pada Ξ» 600nm pada masing masing kosentrasi substrat. 4.2 Penentuan nilai epsilon (Ξ΅) βAmax
[S] (%) 0.002
-0.04
0.004
0.032
0.006
0.09
0.008 0.01
0.256
Tabel 3. Data βAmax untuk tiap konsentrasi substrat Nilai epsilon adalah nilai gradien dari kurva grafik βAmax terhadap konsentrasi. Data tersebut dapat di-plot sebuah grafik, maka didapatkan grafik sebagai berikut
βAbsorbansi maksimum 0.3 y = 36.829x - 0.1181 RΒ² = 0.9952
βAbsorbansi maksimum
0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 -0.05 -0.1
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
Konsentrasi
Grafik 1 Grafik βAmax terhadap konsentrasi
0.012
Dari grafik diatas, didapatkan nilai gradien garis sebesar 36,829. Artinya nilai epsilon (Ξ΅) sama dengan 36,829.
4.3 Penentuan laju awal (V0) Untuk menentukan laju awal, dibuatlah semua kurva yang memplotkan βA terhadap masing-masing konsentrasi. Dari data pada tabel 4.1 didapatkan kurva grafik sebagai berikut 0.15 y = 0.0007x + 0.0011 RΒ² = 0.9987
0.1
y = 0.0007x - 0.0269 RΒ² = 0.9971
βA
0.05 0 0
20
40
60
80
100
y = 0.0004x - 0.0527 RΒ² = 0.9805 y = 0.0001x - 0.0577 120 140 160 RΒ² =180 0.9917200
-0.05 y = 3E-05x - 0.0511 RΒ² = 0.8918
-0.1
Waktu (s) 0,002%
0.004%
0.006%
0.008%
0.01%
Grafik 2 Grafik βA terhadap masing-masing konsentrasi substrat
Untuk mendapatkan nilai V0 digunakan persamaan berikut V0 =
π ππ
=
ππ΄ ππ‘
ππ
dengan, b = 1 cm kuvet. Dari perhitungan dengan persamaan di atas, didapatkan hasil sebagai berikut V0 =
0.00003 36,289
= 8,14575 x 10-7
Dengan menggunakan perhitungan yang sama untuk tiap konsentrasi, didapatkan data di tabel di bawah ini
[S] (%)
dA/dt
V0 (%/s)
0.002
0.00003
8.14575 x 10-7
0.004
0.0001
2.71525 x 10-6
0.006
0.0004
1.0861 x 10-5
0.008
0.0007
1.90068 x 10-5
0.01
0.0007
1.90068 x 10-5
Tabel 4 Data hasil perhitungan V0 untuk tiap konsentrasi substrat
4.4 Penentuan Parameter Kinetika Untuk menentukan parameter kinetika berdasarkan grafik LimeweaverBurk, perlu dicari terlebih dahulu nilai 1/[S] dari tiap konsentrasi dan nilai 1/V0 dari tiap laju awal. Dengan berdasarkan pada data tabel 4.3, didapatkan data sebagai berikut 1/[S]
1/V0
500
1227633.333
250
368290
166.6666667
92072.5
125
52612.85714
100
52612.85714
Tabel 5 Data nilai 1/[S] dari tiap konsentrasi dan nilai 1/V0 dari tiap laju awal Dari data pada tabel 4.4 dapat digambarkan grafik sebagai berikut
Grafik Lineweaver-Burk 1400000 y = 3075.6x - 343615 RΒ² = 0.982
1200000 1000000
1/v0
800000 600000 400000 200000
0 -200000 0
100
200
300
400
1/[S]
Grafik 3 Grafik Lineweaver-Burk
500
600
Persamaan pada grafik Lineweaver-Burk adalah 1 πΎπ 1 1 = . + π0 ππππ₯ [π] ππππ₯
(3)
Dari persamaan tersebut dan persamaan pada grafik 4.3, diketahui bahwa 1 ππππ₯
= β343615
Maka ππππ₯ = β2,9 π₯ 10β6 %/π |ππππ₯ | = 2,9 π₯ 10β6 %/π Diketahui pula bahwa πΎπ = 3075,6 ππππ₯ Dengan menggunakan nilai Vmax yang telah diketahui, maka didapatkan πΎπ = 3075,6 π₯ 2,9 π₯ 10β6 = 8,9 π₯ 10β3 4.5 Penentuan Aktivitas
4.5.1 Unit aktivitas Untuk menentukan unit aktivitas, digunakan persamaan ππππ‘ πππ‘ππ£ππ‘ππ =
ππππ₯ ππππ₯ππ
Diketahui Venzim = 120Β΅L, maka didapatkan ππππ‘ πππ‘ππ£ππ‘ππ =
2,9 π₯ 10β6 = 2,416 π 120π
4.5.2 Aktivitas total Untuk menentukan aktivitas total, digunakan persamaan π΄ππ‘ππ£ππ‘ππ π‘ππ‘ππ = ππππ‘ π΄ππ‘ππ£ππ‘ππ π₯ π£πππ’ππ π‘ππ‘ππ Diketahui volume total larutan enzim, subtrat, KI, dan HCl/Buffer adalah 1mL, maka didapatkan π΄ππ‘ππ£ππ‘ππ π‘ππ‘ππ = 0,02416 π₯ 1 π₯ 10β3 = 2,416 π ππΏ 4.5.3 Aktivitas Spesifik Untuk menentukan aktivitas spesifik enzim, digunakan persamaan
π΄ππ‘ππ£ππ‘ππ π πππ ππππ =
ππππ‘ πππ‘ππ£ππ‘ππ ππ πππ§ππ
Diketahui konsentrasi enzim = 27,95 mg/L dan volume enzim = 120 Β΅L, maka didapatkanlah ππ πππ§ππ = 27,95 π₯ 120 π₯ 10β6 = 3,354 π₯ 10β3 ππ Dari hasil tersebut bisa didapatkan π΄ππ‘ππ£ππ‘ππ π πππ ππππ =
V.
2,416 π = 720,33 π/ππ 3,354 π₯ 10β3 ππ
PEMBAHASAN 5.1 Metode Fuwa Pada percobaan kali ini, untuk mengukur aktivitas enzim Ξ±-amilase dilakukan dengan menggunakan Metode Fuwa dengan menggunakan larutan iodin secara stop essay. Percobaan dilakukan dengan substrat pati dengan berbagai konsentrasi yang kemudian dibagi menjadi larutan kontrol dan larutan sampel. Dimana larutan kontrol diberi Buffer Fosfat dan larutan sampel diberi reagen HCl. Lalu absorbansi diukur dengan spektofotometer UV-Vis pada panjang gelombang antara 550-700nm. Pati bereaksi secara kimiawi dengan larutan Iodin, reaksi ini terlihat sebagai warna birukehitaman. Larutan iodin pada dasarnya berwarna kuning kecoklatan. Akan tetapi, larutan iodin dapat membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan pati. Perubahan warna yang terjadi merupakan reaksi pertama yang terjadi. Warna biru-kehitaman terjadi bila molekul iodium masuk ke dalam bagian yang kosong pada molekul zat pati (amilosa) yang berbentuk spiral. Setelah itu terjadi reaksi pengikatan pati oleh active site dari enzim Ξ±-amilase , yang kemudian menghidrolisis ikatan Ξ±-1,4 glikosidik dari pati. Bila zat pati ini telah dihidrolisus dan diuraikan menjadi maltosa atau glukosa, warna biru tidak terjadi karena tidak adanya bentuk spiral. Oleh sebab itu, absorbansi warna biru yang terukur oleh spektrofotometer di akhir reaksi menunjukkan jumlah pati yang tidak terhidrolisis oleh enzim. Hal ini berpengaruh terhadap absorbansi yang semakin menurun terhadap waktu karena warna yang semakin pudar. Penambahan
buffer pada percobaan ini bertujuan untuk mempertahankan keasaman larutan pada pH optimal enzim sehingga kerja enzim dapat maksimal. Sedangkan penambahan HCl pada larutan kontrol membuat efektivitas enzim terganggu karena pH enzim menurun drastis menjadi asam, sehingga enzim dapat terdenaturasi. Karena itu, absorbansi yang diperoleh juga semakin menurun terhadap waktu dikarenakan beberapa enzim masih dapat bekerja sampai pada saat semua enzim terdenaturasi yang mengakibatkan absorbansi akan menjadi spontan. (Howard, 2015). Pengukuran absorbansi dilakukan pada panjang gelombang 600nm karena senyawa kompleks Iodine-Amilosa memiliki absorpsi maksimum pada panjang gelombang 600 nm. Keuntungan metode Fuwa yaitu lebih spesifik untuk mengidentifikasi aktivitas enzimdengan waktu reaksi yang singkat selama 10 menit inkubasi dan pati digunakan sebagai substratnya. Semakin kecil absorbansi sampel maka semakin baik aktivitas dari enzim tersebut (Fuwa, 1954). Keunggulan spektrofotometer UV-Vis untuk pengukuran aktivitas Ξ±-amilase adalah(1) dapat dilakukan pengujian secara langsung tanpa penambahan reagen apapun, (2) berlangsung cepat, tanpa proses inkubasi, (3) hubungan konsentrasi protein dengan absorban adalah linier.
5.2 Perbandingan Perolehan Data Hasil Percobaan dengan Literatur Dari percobaan yang dilakukan dengan metode Fuwa dan rumus MichaelisMenten dan Lineweaver-Burk. Pertama-tama, larutan pati diencerkan dengan metode Serial Dilution hingga didapat larutan pati dengan konsentrasi 0,002%; 0,004%; 0,006%; 0,008% dan 0,01%. Masing-masing konsentrasi diberi 2 perlakuan yaitu kontrol dan sampel. Pada larutan control diberikan HCl, enzim Ξ±-Amilase dan reagen lugol. Larutan kontrol dibuat dengan menambahkan pati sebanyak 750Β΅L, HCl 1M sebanyak 100Β΅L, 30Β΅L lugol (I2/KI), dan 120Β΅L enzim secara berurutan. Pada larutan kontrol diberi 750Β΅L pati, 100Β΅L larutan buffer, 30Β΅L reagen lugol (I2/KI), dan 120Β΅L enzim secara berurutan. . Reagen lugol disini bekerja dengan pati membentuk I3- yang berwarna biru-kehitaman dan tersangkut dalam coli pati.
Penambahan HCl pada larutan kontrol dapat menyebabkan turunnya pH secara drastis sehingga larutan menjadi bersifat asam. Hal ini akan mendenaturasi enzim sehingga kinerja enzim menjadi terganggu dan proses hidrolisis pati menjadi terganggu. Secara literatur seharusnya nilai absorbansi larutan kontrol akan berhenti pada titik tertentu yang menandakan kerja enzim Ξ±-Amilase sudah berhenti menghidrolisis pati. Namun pada hasil percobaan, nilai absorbansi pada larutan kontrol masih terus menerus menurun, artinya enzim Ξ±-Amilase belum berhenti bekerja. Pada larutan sampel, penambahan buffer mengakibatkan pH dari larutan terkontrol tepat pada titik itu. Hal ini mengakibatkan jumlah pati menurun karena enzim Ξ±-Amilase melakukan kerjanya yaitu menghidrolisis pati sehingga kemampuan I3- untuk membentuk kompleks dengan pati menjadi berkurang. I3- didapat dari reagen lugol. Nilai absorbansi terus menurun pada kedua larutan sampel menandakan bahwa enzim bekerja dalam menghidrolisis pati sehingga warna bitu-kehitaman yang terbentuk dari senyawa I3- semakin lama semakin pudar. Secara teori, seharusnya nilai absorbansi dari larutan kontrol lebih besar dari larutan sampel. Pada kondisi kontrol, penambahan HCl mengakibatkan fungsi enzim terganggu sehinga reaksi enzim akan terhambat, akibatnya warna biru tetap bertahan. Namun dari hasil percobaan di tabel 2, beberapa absorbansi larutan sampel lebih besar dari larutan kontrol. Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal, seperti larutan yang kontam atau pH yang tidak pas.
5.3 Nilai Parameter Kinetika Michaelis-Menten (KM) Parameter Kinetika Michaelis-Menten(KM) merupakan konstanta yang berbanding lurus dengan kecepatan laju reaksi dari enzim. Nilai KM menunjukkan jumlah substrat yang diperlukan untuk mencapai nilai kelajuan reaksi tertentu. Vmax adalah laju maksimum dari suatu reaksi enzimatis untuk reakssi membentuk produk ataupun substat. Vmax pada reaksi ditentukan oleh konsentrasi kompleks enzim substrat. Pada saat seluruh enzim sudah terikat dengan substrat, maka Vmax tercapai, sehingga laju reaksi akan menjadi konstan.
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data Vmax dan KM sebesar 2,9 π₯ 10β6 %/π dan 8,9 π₯ 10β3 M. Secara literatur, aktivitas enzim Ξ±-amilase didapat nilai Vmax sebesar 21853.0Β΅mol/min/mg dan nilai KM sebesar 2.4 mg/mL (Khanra, Choudhuri, Panja, & Bhattacharyya, 2016). Hasil percobaan dan literatur memiliki perbedaan nilai yang cukup jauh. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti perbedaan larutan konsentrasi pati dan kondisi pH yang diuji, karena pada literatur, konsentrasi larutan pati yang digunakan adalah rentang 0,5mg/mL β 8 mg/mL pada suhu 37oC dan pH 7. Selain itu bisa juga terjadi karena adanya kontaminasi pada larutan. Perbedaan nilai juga bisa terjadi karena reagen lugol yang mungkin tidak lagi pada kondisi idealnya karena reagen terlalu banyak terpapar sinar.
5.4 Aktivitas Enzim 5.4.1 Definisi Aktivitas Aktivitas enzim didefinisikan sebagai kerja enzim untuk menghasilkan produk sebanyak 1 mmol (mikromol) per menit. Dengan persetujuan internasional, 1,0 unit aktivitas enzim didefinisikan sebagai jumlah yang menyebabkan pengubahan 1,0 mikromol substrat per menit pada 250C pada keadaan pengukuran optimal. Kerja enzim / aktivitas enzim dinyatakan sebagai Unit (U)/mL. Aktivitas spesifik adalah besarnya aktivitas enzim per jumlah protein yang terkandung dalam campuran enzim yang diuji. Aktivitas spesifik merupakan suatu ukuran kemurnian enzim, nilainya meningkat selama pemurnian suatu enzim dan menjadi maksimum dan tetap (konstan) jika enzim sudah berada pada keadaan murni. Enzim dengan aktivitas spesifi k yang tinggi menunjukkan tingkat kemurnian enzim tersebut tinggi. Aktivitas Total adalah aktivitas total adalah seluruh unit enzim yang bisa diekstrasi dari sampel. Aktivitas total merupakan aktivitas enzim dikalikan dengan volume total enzim (U/mL x mL)= U . Menurut Lehninger (1982: 240-252) faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim selain konsentrasi enzim, adalah suhu, pH substrat, konsentrasi substrat, inhibitor, dan aktivator.
5.4.2 Data hasil percobaan aktivitas enzim Enzim Ξ±-amilase dari hasil percobaan memiliki unit aktivitas sebesar 2,416 U (ΞΌmol/menit) artinya terjadi proses katalisis 2,416 ΞΌmol substrat dalam satu menit. Aktivitas spesifik dari percobaan ini adalah sebesar , artinya 1 mg enzim Ξ±-amilase yang digunakaan dalam percobaan ini dapat mengkatalisis 720,333 ΞΌmol substrat dalam satu menit. Aktivitas total dari enzim adalah 2,416 , artinya enzim memiliki kemampuan dalam mengkatalisis 2,416 ΞΌmol substrat dalam satu menit.
VI.
KESIMPULAN Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa: 1. V0 enzim Ξ±-amilase sebesar 1,55 x 10-5 untuk konsentrasi substrat 0,01%; 1,69 x 10-5 untuk konsentrasi substrat 0,008%; 8,21 x 10-6 untuk konsentrasi substrat 0,006%, 3,42 x 10-6 untuk konsentrasi substrat 0,004%; dan 8 x 10-7 untuk konsentrasi substrat 0,002%. 2. Enzim Ξ±-amilase memiliki nilai Vmax dan KM sebesar 2,9 π₯ 10β6 %/π dan 8,9 π₯ 10β3 M. 3. Aktivitas spesifik enzim Ξ±-amilase adalah 720,33 π/ππ.
VII.
DAFTAR PUSTAKA Bairoch, A. (2000). The Enzyme Database in 2000. Nucleic Acid Res 28 (1): 304-5. Clark, J.M. and Switzer, R.L. (1976). Experimental Biochemistry, 2nd Ed. Wh. Freeman and Company, San Fransisco, USA. Dwijoseputro.(1992).Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Fuwa, H. (1954). A New Method for Microdetermination of Amylase Activity by the Use of Amylose as the Substrate. The Journal of Biochemistry, 41(5), 583-603. Grisham, Charles M.; and Reginald H. Garrett. (1999). Biochemistry. Saunders College Pub. Philadelphia.
Howard, W. (2015). Konversi Enzimatik Pengujian Aktivitas Enzim alpha-amilase. Bandung:ITB. Judoamidjojo, M., A.A. Darwia, dan E.G. Saβid. (1992). Teknologi Fermentasi. Edisi 1. Rajawali Press, Jakarta. Khanra, K., Choudhuri, I., Panja, S., & Bhattacharyya, N. (2016). Partial purification and biochemical characterization of amylase from Aeromonas caviaeNK1isolated from Industrial waste of India. Journal of Biology and Life Science, 7(1). doi:ISSN 2157-6076. Poedjiadi, Anna. dan F.M. Titin Supriyanti.(2006).Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta: UI Press. Soeharsono. (2006). Biokimia 1. Yogyakarta: UGM Press. Tatsuo, K. (2014). Iodine Chemistry and Application. New York: Wiley & Sons. Winarno.(1973). Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wirahadikusumah, M. (1989). Biokimia (Protein, Enzim, Asam Nukleat). ITB. Bandung.