PERBEDAAN OUTPUT DAN OUTCOME Pada kesempatan kali ini kita akan membahas perbedaan antara output dan outcame. Banyak orang berfikir bahwa output itu sama dengan outcame, akan tetapi kedua hal ini memiliki perbedaan. Arti Output sendiri menurut beberapa ahli dunia adalah sebagai berikut: 1. Output adalah hasil langsung dan segera dari pendidikan sedangkan outcome adalah efek jangka panjang dari proses pendidikan misalnya penerimaan di pendidikan lebih lanjut, prestasi dan pelatihan berikutnya, kesempatan kerja, penghasilan serta prestise lebih lanjut. Lauren Kaluge (2000) 2. outcome suatu program adalah respon partisipan terhadap pelayanan yang diberikan dalam suatu program. Sedangkan output program adalah jumlah atau units pelayanan yang diberikan atau jumlah orang-orang yang telah dilayani. Margaret C, Martha Taylor dan Michael Hendricks (2002)
3. perbedaan antara output dengan outcome yaitu output merupakan hasil dari aktifitas, kegiatan atau pelayanan dari sebuah program. Output diukur dengan menggunakan istilah volume (banyaknya). Sedangkan outcome adalah dampak, manfaat, harapan perubahan dari sebuah kegiatan atau pelayanan suatu program.. ( National Education Association 2000) . Sedangkan pengertian yang lain menyatakan bahwa perbedaan out dengan outcome sama dengan perbedaan adalah apa yang sebenarnya kita sampaikan sebagai output, dengan apa keuntungan bisnis dari output kita, sebagai outcome. Misalnya dalam sebuah program yang memiliki tujuan "untuk meningkatkan layanan pelanggan", outputnya adalah menemukan produk database, sedangkan outcomenya adalah penurunan panggilan ke call center. Secara jelas kita dapat membedakan output dan outcome sebagaimnana dijelaskan pada tabel berikut:
Objective
Output
Outcome
Implement e-commerce
Online shopping facility
Increased revenue
Provide more information to customers online
Content management system
Increase efficiency
Improve customer service
Publish timetables online
Reduce costs for call centre
Dalam definisi lain dikatakan bahwa Output adalah hasil yang dicapai dalam jangka pendek, sedangkan outcome adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan jangka pendek. Gambaran lebih jelas yang membedakan antara output dengan outcome adalah apa yang diilustrasikan pada skema berikut:
Pada diagram di atas output berkenaan dengan dua aspek: 1. What we do: apa yang kita produksi/hasilkan, dan 2. Who we reach: siapa orang yang menjadi sasaran kita. Sedangkan outcome lebih mencakup kepada berbagai hasil ( results) yang harus tercapai dalam jangka pendek dan menengah serta dampak (impact) jangka panjang. Otcomes jangka pendek adalah pembelajaran (learning) meliputi: 1. Awareness (kesadaran) 2. Knowledge (pengetahuan) 3. Attitudes (sikap) 4. Skill (keterampilan), dst Otcomes jangka menengah adalah aksi (action) meliputi: Behavior (Perilaku) Practice (Profesi/praktek) Decision Making (Pengambil kebijakan), dsb Otcomes jangka panjang kondisi yang diharapkan (conditions) meliputi:
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4.
Kondisi ekonomi Kondisi social Kondisi sipil Keadaan lingkungan
Jika skema tersebut diadaptasikan ke dalam dunia pendidikan, misalnya peda dunia pendidikan tinggi maka akan jelas, misalnya pada prodi pendidikan, maka kita dapat menentukan:
Output yang berkaitan dengan produk, adalah melahirkan sarjana-sarjana yang spesifik di bidang pendidikan;
Output yang berkaitan dengan siapa yang menjadi sasaran, adalah sekolah-sekolah atau lembaga-lebaga pendidikan yang siap menampung lulusan prodi pendidikan.
Sedangkan jika berbicara tentang outcomenya, maka akan dapat diidentifikasi beberapa aspek sebagai berikut:
Outcome yang berkaitan dengan "tujuan jangka pendek" pada aspek pembelajaran, yaitu terciptanya kualitas lulusan yang memiliki karakteristik: (1) kesadaran, (2) pengetahuan, (3) atitud, (4) skill, (5) opini, (6) aspirasi dan (7) motivasi.
Outcome yang berkaitan dengan "tujuan jangka menengah" pada aspek kegiatan yang meliputi aspek-aspek: (1) perilaku, praktek, penentu keputusan, kebijakan dan aksi-aksi sosial di bidang pendidikan.
INDIKATOR KINERJA OUTPUT Dengan membandingkan keluaran dapat dianalisis apakah kegiatan yang terlaksana sesuai dengan rencana. Indikator Keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Oleh karena itu indikator ini harus sesuai dengan lingkup dan sifat kegiatan instansi. Contoh: 1.Jumlah jasa/kegiatan yang direncanakan – Jumlah orang yang diimunisasi / vaksinasi – Jumlah permohonan yang diselesaikan – Jumlah pelatihan / peserta pelatihan – Jumlah jam latihan dalam sebulan 2.Jumlah barang yang akan dibeli/dihasilkan
– Jml pupuk/obat/bibit yang dibeli – Jumlah komputer yang dibeli – Jumlah gedung /jembatan yg dibangun meter panjang – jalan yang dibangun/rehab INDIKATOR KINERJA OUTCOME Pengukuran indikator Hasil seringkali rancu dengan pengukuran indikator Keluaran. Indikator outcome lebih utama daripada sekedar output. Walaupun produk telah berhasil dicapai dengan baik belum tentu secara outcome kegiatan telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak. Dengan indikator outcome instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat. Contoh: Ukuran Kinerja Indikator Outcome 1. Jumlah/ % hasil langsung dari kegiatan – Tingkat Pemahaman peserta terhadap materi pelatihan – tingkat kepuasan dari pemohon/pasien (costumer) – kemenangan tim dlm setiap pertandingan 2. Peningkatan langsung hal-hal yg positif – kenaikan prestasi kelulusan siswa – peningkatan daya tahan bangunan – Penambahan daya tampung siswa 3. Penurunan langsung hal-hal yang negatif – Penurunan Tingkat Kemacetan – Penurunan Tingkat Pelanggaran Lalu lintas
Kesimpulan :
Output Output adalah pernyataan hasil pada tingkat pencapaian jangka pendek, langsung dapat diperoleh hasil dari kegiatan yang dilakukan dan seluruhnya dalam kendali managemen organisasi. Contoh output “Dokumentasi praktik baik terkelola dengan baik”. Pendokumentasian praktik baik dapat diperoleh langsung melalui kegiatan-kegiatan seperti workshop, FGD, ataupun riset dan penulisan. Beberapa dokumen perencanaan organisasi masih menyamakan antara kegiatan dan output. Padahal kegiatan merupakan cara atau strategi agar output dapat tercapai. Kegiatan workshop, FGD, riset dan penulisan merupakan cara-cara untuk mencapai hasil yaitu “Dokumentasi praktik baik terkelola dengan baik”. Outcome Outcome merupakan pernyataan hasil pada tingkat pencapaian jangka menengah, tidak langsung diperoleh melalui kegiatan dan membutuhkan sebagian kontribusi dari pihak lain (misalnya pemangku kepentingan, penerima manfaat, media, mitra kerja dan lain sebagainya). Outcome dapat dicapai melalui pencapaian pada tingkat output ditambahkan dengan asumsi pendukungnya. Contoh outcome, “Meningkatnya partisipasi guru dalam menggunakan metode
pembelajaran berbasis teknologi”. Guru dalam hal ini adalah pihak lain dalam kawasan intervensi perubahan perilaku dari menggunakan metode konvensional kepada metode berbasis teknologi. Intervensi yang dapat dilakukan organisasi terletak pada metode pembelajaran berbasis teknologi. Keberhasilan program dapat dinilai apabila guru-guru dengan kesadaran sendiri melakukan pembelajaran dengan metode berbasis teknologi. Penilaian tersebut akan berhasil dilakukan apabila indikator dan target pada tingkat outcome terumuskan dengan baik sesuai kaidah SMART di atas. Dengan memahami istilah-istilah dalam monitoring diperoleh manfaat yaitu adanya pemahaman mengenai konteks, alur program, perubahan-perubahan yang diharapkan oleh organisasi melalui program yang dijalankannya dan lain sebagainya. Pemahaman di atas pihak lain dapat mudah memahami konteks program yang dijalankan dan kemungkinan menjadi mendukung pencapaian program lebih besar.
3. Keluaran (Output) Indikator output harus dibedakan dengan outputnya sendiri. Output adalah segala hal yang dihasilkan oleh suatu aktivitas atau kegiatan. Sedangkan indikator output adalah alat untuk mendeskripsikan bagaimana organisasi mengelola input tersebut dalam menghasilkan output dan outcome. Dengan membandingkan output, suatu unit kerja dapat menganalisis sejauh mana kegiatan terlaksanan sesuai dengan rencana. Untuk dapat menilai kemajuan suatu kegiatan, tolok ukur output harus dikaitkan dengan sasaran-sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Untuk dapat menggambarkan mengenai hal tersebut, indikator kinerja output dapat dikelompokkan menjadi indikator yang menggambarkan mengenai kuantitas output, kualitas output dan efisiensi dalam menghasilkan output. 4. Hasil (Outcome). Indikator outcome memberikan gambaran mengenai hasil aktual atau yang diharapkan dari barang atau jasa yang diproduk oleh suatu organisasi. Indikator kinerja outcome mengukur outcome yang lebih dapat dikendalikan (controllable) bagi organisasi. Untuk outcome yang melibatkan banyak pihak ataupun dipengaruhi secara signifikan oleh faktor-faktor lain di luar kendali organisasi sebaiknya diukur sebagai manfaat (benefit) atau dampak (impact). Indikator kinerja outcome dapat dikelompokkan menjadi indikator yang menggambarkan mengenai : (a) Peningkatan kuantitas setelah output/ kegiatan selesai, (b) Perbaikan proses setelah output/ kegiatan selesai, (c) Peningkatan efisiensi setelah output/ kegiatan selesai, (d) Peningkatan kualitas setelah output/kegiatan selesai,
(e) Perubahan perilaku setelah output/ kegiatan selesai, (f) Peningkatan efektivitas setelah output/ kegiatan selesai, (g) Peningkatan pendapatan setelah output/ kegiatan selesai.