Perbandingan Antara Ktsp Dengan Kurikulum 2013 Revisi.docx

  • Uploaded by: fikram
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perbandingan Antara Ktsp Dengan Kurikulum 2013 Revisi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,622
  • Pages: 11
TUGAS MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ( “ANALISIS PERBANDINGAN KTSP DENGAN KURIKULUM 2013 REVISI“ )

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 4 : FIKRAM MUSLIM

(1711040012)

NIRWAN ARIF INDAH WIJAYA

(1711041026)

SITTI AISYA NUR

(1711040022)

SRI ASHRINI AR

(1711041022) A2 2017

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2019/2020

ANALISIS PERBANDINGAN KTSP DENGAN KURIKULUM 2013 REVISI 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mempunyai beberapa landasan, landasan tersebut adalah: a.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

b.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

c.

Permendiknas Nomor 22/2006 tentang Standar Isi

d.

Permendiknas Nomor 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

e.

Permendiknas Nomor 24/2006 tentang pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23 tahun 2006

B. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menurut Muhaimin, 2008: 2, Secara umum tujuan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberikan kesempatan kepada sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah a.

Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

b.

Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputussan bersama.

c.

Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1.

Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 6. Belajar sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

D. Ciri-ciri Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk menyelenggarakan program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan peserta didik, sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah.

2. Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. 3. Guru harus mandiri dan kreatif. 4. Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran.

Beberapa ciri terpenting dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menganut prinsip fleksibilitas 2.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan membutuhkan pemahaman dan keinginan sekolah untuk mengubah kebiasaan lama yakni pada kebergantungan pada birokrat.

3. Guru kreatif dan siswa aktif. 4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi. 5. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sejalan dengan konsep desentralisasi dan Manajemen Berbasis Sekolah 6. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tanggap terhadap perkembangan Ilmu Pendidikan dan Teknologi dan seni. 7. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan beragam dan terpadu E. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. Kelebihan a.

Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.

b.

Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.

c.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang aspek tabel bagi kebutuhan siswa.

d.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20%.

e.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolahsekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.

2. Kekurangan a.

Kurangnya Sumber Daya Manusia yang diharapkan mampu menjabarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada

b.

Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendikung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

c.

Masih banyak guru yang belum memahami Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan secara Komprehensif baik konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di lapangan

d. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang merokomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. 2. Kurikulum 2013

A. Pengertian Inti dari Kurikulum 2013 adalah ada pada upaya penyederhanaan dan tematikintegratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.

Adapun

obyek

yang

menjadi

pembelajaran

dalam

penataan

dan

penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik. Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013

adalah bagian dari melanjutkan

pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat Undang-Undang 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat. B. Karakteristik dan Ciri Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari Standar Kompetensi Lulusan. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum dartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik. Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut: 1.

Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.

2.

Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah

kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif. 3.

Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

4.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).

5.

Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.

6.

Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

7.

Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh Kompetensi Dasar untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.

8.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap Kompetensi Dasar yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.

9.

Mewujudkan pendidikan berkarakter Pendidkan berkarakter sebenarnya merupakan karakter dan ciri pokok kurikulum pendidikan sebelumnya. Dimana dalam kurikulum tersebut dituntut bagaimana mencetak peserta didik yang memiliki karakter yang baik, bermoral dan memiliki budi pekerti yang baik. Namun pada

implementasi

kurikulum

ini

masih

terdapat

berbagai

kekuragan

sehingga

menuaiberbagai kritik. Sehingga kurikulum berbasis kompetensi ini direvisi guna menciptakan sistem pendidikan yang berkelanjutan dan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. 10. Menciptakan Pendidikan Berwawasan Lokal Wawasan lokal merupakan satu hal yang sangat penting. Namun pada kenyataan yang terjadi selama ini, potensi dan budaya lokal seaan terabaikan dan tergerus oleh tingginya pengaruh buudaya modern. Budaya yang cenderung membawa masyarakat untuk melupakan cita-cita nenek moyang dan potensi yang dimilikinya dari dalam jiwa. Hal itulah yang mendorong bagaimana penanaman budaya lokal dalam pendidikan dapat diterapkan. Sistem ini akan diterapkan dalam konsep sintem pendidikan kurikulum 2013. Sistem yang dapat lebih

mengentalkan budaya lokal yang selamaa ini dilupakan dan seakan diacuhkan. Olehnya itu dengan sistem pendidkan kurikulum 2013 diharapkan pilar budaya lokal dapat kembali menjadi inspirasi dan implementasi dalam kehidupan bermasyarakat. Dihrapkan budaya lokal dapat menjadi ciri penting dan menjadi raja di negeri sendiri dan tidak punah ditelan zaman. 11. Menciptakan Pendidikan yang ceria dan Bersahabat Pendidikan tidak hanya sebagai media pembelajaran. Tetapi pada dasarnya pendidikan merupakan tempat untuk menggali seluruh potensi dalam diri. Olehnya itu, dengan sistem pendidikan yang diterapkan pada kurikulum 2013 nantinya akan diharapkan dapat menggali seluruh potensi diri peserta didik, baik restasi akademik maupun non akademik. Maka dengan begitu pada kurikulum 2013 nantinya akan diterapkan pendidikan yang lebih menyenangkan, bersahabat, menarik dan berkompeten. Sehingga dengan cara tersebut diharapkan seluruh potensi dan kreativitas serta inovasi peserta didik dapat tereksploitasi secara cepat dan tepat. Pada Kurikulum 2013 ada perubahan mendasar dibanding kurikulum sebelumnya, yaitu: a)

Untuk Sekolah Dasar, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran



IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika.



IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PKn, Bahasa Indonesia.



Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.



Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran

b)

Untuk Sekolah Dasar, menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses pembelajaran dan penilaian

c)

Untuk SMP, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangai menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran

o

TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri

o

Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya

o

Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran

d)

Untuk SMP, menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan proses pembelajaran dan proses penilaian

C. Kelebihan-kelebihan Kurikulum 2013 a)

Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti dan karakter harus diintegrasikan ke semua

program studi. Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dimiliki peserta didik tersebut menjadikan mereka sebagai warga negara Indonesia yang memiliki kekhasan dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. b)

Asumsi dari kurikulum itu adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Anak di Desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka. Potensi siswa perlu dirangsang dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.

D. Kekurangan-kekurangan Kurikulum 2013 a) Kurikulum 2013 ditetapkan tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya. b)

Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.

c) Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional masih diberlakukan. Ujian Nasional hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam Ujian Nasional. Padahal, mata pelajaran non Ujian Nasional juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan. d) Pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar. Langkah ini tidak tepat karena rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda. 3. Perbedaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Kurikulum 2013 No 1

KTSP Mata

pelajaran

Kurikulum2013 tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua

mendukung kompetensi tertentu

kompetensi

(Sikap,

Keteampilan,

Pengetahuan) 2

Mata pelajaran dirancang berdiri Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan sendiri dan memiliki kompetensi yang lain dan memiliki kompetensi dasar dasar sendiri

3

Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel mapel lain

4

yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas

lain (sikap dan keterampilan berbahasa)

Tiap mata pelajaran diajarkan Semua mata pelajaran diajarkan dengan dengan pendekatan berbeda

pendekatan yang sama (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar.

5

Tiap jenis konten pembelajaran Bermacam diajarkan terpisah

jenis

konten

pembelajaran

diajarkan terkait dan terpadu satu sama lainKonten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya

6

Tematik untuk kelas I-III (belum

Tematik integratif untuk kelas I-III

integratif) 7

TIK mata pelajaran sendiri

TIK

merupakan

sarana

pembelajaran,

dipergunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain 8

9

Bahasa Indonesia sebagai

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi

pengetahuan

dan carrier of knowledge

Untuk SMA ada penjurusan

Tidak ada penjurusan SMA. Ada mata

sejak kelas XI

pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat

10

SMA dan SMK tanpa kesamaan

SMA dan SMK memiliki mata pelajaran

kompetensi

wajib

yang

sama

terkait

dasar-dasar

pengetahuan, keterampilan dan sikap. 11

Penjurusan di SMK sangat detil

Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai bidang

studi,

didalamnya

terdapat

pengelompokkan peminatan dan

Berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan a.

Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006.

Setelah itu ditentukan Standar Kompetensi Lulusan melalui Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 b. Lebih menekankan pada aspek pengetahuan c.

Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III

d. Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013 e.

Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi

f.

Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai mata pelajaran

g. Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan h. Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib i.

Penjurusan mulai kelas XI

j.

Bimbingan Konseling lebih pada menyelesaikan masalah sisw

2. Kurikulum 2013 a.

Standar Kompetensi Lulusan ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud

Nomor 20 Tahun 2016. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud Nomor 21, 22, 23 Tahun 2016. b. Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. c.

Di jenjang Sekolah Dasar Tematik Terpadu untuk kelas I-VI

d. Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan e.

Proses pembelajaran setiap tema di jenjang Sekolah Dasar dan semua mata pelajaran

di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan dan Mencipta. f.

Teknologi Informasi dan Komunikasi bukan sebagai mata pelajaran, melainkan

sebagai media pembelajaran g. Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. h. Pramuka menjadi ekstrakuler wajib i.

Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA

j.

Bimbingan Konseling lebih menekankan mengembangkan potensi siswa.

4. Perbandingan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dengan Kurikulum 2013 Analisis dari kedua kelemahan dan kelebihan kurikulum tersebut dapat bandingkan bahwa Kurikuluam Tingkat Satuan Pendidikan lebih menitik beratkan terhadap ranah kognitif, afektif dan psikomotor, dari keseluruhan ranah tersebut semuanya seimbang akan tetapi kurangnya faktor yang mendukung tetap terlaksananya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tersebut yaitu masih terdapat beberapa kelemahan yang ada pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang belum terpenuhi ketika proses pembelajaran. Sedangkan dalam kurikulum 2013 melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap (Afektif), pengetahuan (Kognittif) dan keterampilan (Psikomotor) secara terpadu.

Related Documents


More Documents from ""