Perbaikan Makalah Lp.docx

  • Uploaded by: Indri Ulandari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perbaikan Makalah Lp.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,037
  • Pages: 36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angina pectoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan, penyebab diperkirakan berkurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan jantung meningkat. Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit aterosklerotik dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama (Barbara C Long, 2006). Di Amerika Serikat di dapatkan bahwa kurang lebih 50% dari penderita penyakit jantung koroner mempunyai manifestasi awal angina pectoris stabil (APS). Jumlah pasti penderita angina pectoris sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insiden angina pectoris pertahun pada penderita diatas usia 30 tahun sebesar 213 penderita per 100.000 penduduk. Asosiasi jantung Amerika memperkirakan ada 6.200.000 penderita APS ini di Amerika Serikat. Tapi data ini nampaknya sangat kecil di bandingkan dari laporan dua studi besar dari Olmsted Country dan Framingham yang mendapatkan bahwa kejadian infark miokard akut sebesar 3% sampai 3,5% dari penderita angina pectoris pertahun atau kurang lebih 30 penderita angina pectoris untuk setiap penderita infark miokard akut (Tucker, 2008). Di Indonesia penyakit jantung adalah pembunuh nomor tiga. Jantung adalah organ tubuh yang bekerja paling kuat. Setiap harinya organ tubuh ini.

1

16.000 liter darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah sekitar 90.000 km. Walaupun relative kecil, namun organ ini bekerja dua kali lebih keras dari pada betis pelari sprint atau otot petinju kelas berat. Tidak ada otot kecuali otot rahim wanita yang bekerja siang dan malam selama 70 tahun atau lebih seperti jantung. Berikut ini terdapat beberapa anjuran yang akan berguna bagi pemeliharaan kesehatan jantung. Namun, yang perlu ditekankan bahwa dengan mengikuti anjuran-anjuran bukan berati kita akan kebal terhadap penyakit jantung, sebab sampai sekarang belum ada sesuatupun yang dapat memberi kekebalan seperti itu (Barbara C. Long, 2006). Mengingat banyaknya jumlah penderita angina pectoris dan kerugian yang ditimbulkan terutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang lebih komperehensif. Tetapi angina pectoris stabil terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya infark miokard akut dan kematian sehingga meningkatkan harapan hidup serta mengurangi gejala dengan harapan meningkatnya kualitas hidup. Pada penderita yang berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan awal didapatkan kemungkinan sedang atau tinggi untuk menderita suatu penyakit jantung koroner perlu dilakukan tes secara noninvasive maupun invasive untuk memastikan diagnosa serta menentukan sertifikasi resiko. Penderita angina pectoris stabil dengan resiko tinggi atau resiko sedang yang kurang berhasil dengan terpi standar, perlu dilakukan tindakan revaskularisasi, terutama bila penderita memang menghendaki. Walaupun telah banyak kemajuan dalam penatalaksanaannya. (Suvono.S.2001)

2

B. Rumusan Masalah “Bagaimana melakukan Asuhan Keperawatan pada klien Tn.M dengan gangguan Angina pectoris di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkalpinang”

C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk menjelaskan tentang Angina Pectoris di Ruangan Anggrek Rumah Sakit Umum Depati Hamzah Pangkalpinang. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan kepada Tn. M dengan gangguan angina pectoris b. Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada Tn. M dengan gangguan angina pectoris c. Mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan gangguan angina pectoris d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada Tn. M dengan gangguan angina pectoris e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Tn. M dengan angina pectoris.

3

B. Manfaat 1. Bagi Pendidikan Sebagai referensi dalam pengembangan ilmu keperawatan pada kasus Angina Pectoris. 2. Bagi Mahasiswa Menambah wawasan serta pengembangan dan mengaplikasikan ilmu keperawatan dalam praktik keperawatan dengan kasus Angina Pectoris 3. Bagi Rumah Sakit Sebagai referensi dalam melaksanakan praktek pelayanan keperawatan khususnya pada khasus Angina Pectoris.

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Medis 1. Pengertian Angina pectoris adalah keadaan iskemia miokard karena kurangnya suplai oksigen ke sel-sel otot jantung (miokard) yang disebabkan oleh penyumbatan atau penyempitan arteri koroner, peningkatan beban kerja jantung dan menurunnya kemampuan darah mengikat arteri. Angina pectoris berasal dari bahasa yunani yang berarti “cekikan dada” yaitu

gangguan

yang

sering

terjadi

karena

atherosclerotic

heart

disease.Terjadinya serangan angina menunjukan adanya iskemia.Iskemia yang terjadi pada angina terbatas pada durasi serangan dan tidak menyebabkan kerusakan permanaen jaringan miokard. Namun, angina merupakan hal yang mengancam kehidupan dan dapat menyebabkan disritmia atau berkembang menjadi infark miokard,(Wajan J.U, 2010). Angina pektoris adalah nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium,( Maryllin e. Doengoes. 2002 ). Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti, (Prof. Dr. H.m. sjaifoellah noer, 1996).

5

Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat,(Smeltzer dan Bare, 2002) 2. Etiologi a. Penyebab angina pektoris adalah 1. Suplai oksigen yang tidak mencukupi ke sel-sel otot-otot jantung dibandingkan kebutuhan. 2. Ketika beraktivitas, terutama aktivitas yang berat, beban kerja jantung meningkat. Otot jantung memompa lebih kuat. 3. Jika beban kerja suatu jaringan meningkat maka kebutuhan oksigen juga meningkat; Oksigen ini dibutuhkan untuk menghasilkan energi kerja. 4. Jantung mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi terutama dari pembuluh darah koroner. 5. Saat beban jantung meningkat, pembuluh darah koroner akan melebar untuk memberikan aliran darah yang adekuat bagi kebutuhan otot jantung. 6. Namun jika pembuluh darah koroner mengalami kekakuan atau menyempit, otot jantung tidak mendapatkan suplai oksigen yang memadai bagi kerja jantung. 7. Otot jantung akan memproduksi jalur energy lain yang tidak menggunakan oksigen. Jalur energy ini menghasilkan asam laktat yang bersifat asam.

6

Derajat keasaman otot jantung akan meningkat. Hal inilah yang menimbulkan rasa nyeri. 8. Apabila

kebutuhan

energi

jantung

berkurang,ketika

aktivitas

dihentikan, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan otot kembali ke proses wajar untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya penimbunan asam laktat, maka nyeri angina mereda. Dengan demikian, angina pektoris merupakan suatu keadaan yang berlangsung singkat. a. Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain: 1.

Riwayat merokok (Baik perokok aktif maupun perokok pasif)

2. Angina disebabkan oleh penurunan aliran darah yang menuju area jantung. Keadaan ini paling sering dipicu oleh(CAD)coronary artery disease. Kadang-kadang , jenis penyakit jantung yang lain atau hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan angina. 3. Ateriosklerosis 4. Spasme arteri koroner 5. Anemia bera. 6. Artritis 7. Aorta Insufisiensi b. Faktor resiko antara lain adalah: 1) Dapat Diubah (dimodifikasi) a. Diet (hiperlipidemia) b. Rokok

7

c. Hipertensi d. Stress e. Obesitas f. Kurang aktifitas g. Diabetes Mellitus h. Pemakaian kontrasepsi oral 2) Tidak dapat diubah a. Usia b. Jenis Kelamin c. Ras d. Herediter c. Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain: 1) Emosi 2) Stress 3) Kerja fisik terlalu berat 4) Hawa terlalu panas dan lembab 5) Terlalu kenyang 6) Banyak merokok

8

3. Anatomi Fisiologi

Jantung adalah organ berongga, berotot yang terletak di tengah thoraks dan menempati rongga antara kedua paru yang disebut mediastinum.Fungsi jantung adalah memompa darah ke jaringan, mensuplai O2 dan nutrisi sambil mengangkut CO2 dan sampah hasil metabolisme. Terdapat dua pompa jantung yang terletak di sebelah kiri dan kanan, keluaran jantung kanan didistribusikan seluruhnya ke paru-paru melalui arteri. Kerja pompa jantung dijalankan oleh kontraktilitas relaksasi ritmik dinding otot.Kontraksi otot disebut sistolik, kamar jantung menjadi lebih kecil karena darah disemburkan keluar. Relaksasi otot jantung disebut diastolik kamar jantung akan terisi darah sebagai persiapan untuk penyemburan berikutnya.

9

Jantung

terbungkus

dalam

kantung

fibrosa

tipis

yang

disebut

perikardium.Lapisan luar disebut pericardium parietalis dan lapisan dalam disebut pericardium viceralis yang langsung melekat pada permukaan jantung. Kedua pericardium dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan selama kontraksi jantung Jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu : •

Lapisan luar

: epikardium.



Lapisan tengah

: miokardium, merupakan lapisan otot.



Lapisan dalam

: endokardium.

Impuls jantung dimulai dan berasal dari Nodus Sinus atrialis (SA) yang berada di dinding posterior atrium kanan dekat muara vena kava superior. SA Node menghasilkan denyut jantung 60-100 x dalam 1 menit. Kemudian dihantarkan ke AV Node yang berada di atrium kanan dekat muara sinus coronaria. Jalur AV merupakan transmisi impuls atrium dan ventrikel. Penahanan yang terlalu lama atau gagalnya transmisi impuls pada nodus atrioventicularis(AV Node) dikenal sebagai blok jantung. Dari AV, impuls jantung dihantarkan ke berkas his/bundel his yang membelah menjadi cabang kiri dan kanan kemudian di serabut purkinje yang menyebar keseluruhan permukaan dalam ventrikel otot jantung dan akan mengkontraksi jantung. Serabut purkinje juga menghasilkan impuls 20-40 x/menit.

10

Sirkulasi Peredaran Darah Darah yang berasal dari vena cava superior dan inferior masuk atrium kanan kemudian ke ventrikel kanan lalu menuju paru-paru melalui arteria pulmonalis.Di paru-paru terjadi difusi CO2 dan O2. Darah yang banyak mengandung O2 keluar melalui vena pulmonalis ke atrium kiri melewati katub bikuspidalis ke ventrikel kiri dan akhirnya dipompa ke seluruh tubuh melalui arcus aorta kemudian melewati pembuluh darah, arteriola, kapiler (di sini terjadi difusi nutrisi dan metabolik jaringan), venula, vena kemudian kembali lagi dengan membawa CO2 ke atrium kanan melalui vena cava superior-inferior. Ventrikel kiri dan kanan sewaktu diastole akan menghisap darah dari atrium kiri dan kanan melalui katub trikuspidalis dan mitral untuk dilewati darah. Setelah pengisian darah penuh di ventrikel akan berkontraksi maka katup bikuspidalis dan mitral tertutup. Keadaan ini disebut sistolik.Tertutupnya katub trikuspidalis dan mitral menghasilkan bunyi jantung I sedangkan tertutupnya katub aorta dan pulmonal menghasilkan bunyi jantung II.Curah jantung (cardiac output) adalah sejumlah darah yang dipompa jantung ke seluruh tubuh tiap menit.Besarnya curah jantung berubah tergantung dari kebutuhan metabolisme tubuh. Curah jantung (CO) sebanding dengan volume sekuncup (SV) kali frekuensi jantung (HR). CO = SV x HR. Pengaturan Denyut Jantung Frekuensi jantung sebagian besar berada di bawah pengaturan system saraf otonom

yaitu

serabut

parasimpatis

mempersarafi

11

node

SA

dan

AV,

mempengaruhi kecepatan dan frekuensi jantung sedangkan simpatis akan memperkuat denyut jantung. Pengaturan Volume Sekuncup Volume sekuncup tergantung dari tiga variabel : - Preload yaitu peningkatan volume terakhir yang meningkatkan kekuatan kontraksi pada saat sistolik. - Kontraktilitas yaitu kekuatan kontraksi dari jantung. -

After load yaitu besarnya tegangan yang dihasilkan oleh ventrikel selama fase systole agar mampu membuka katub semilunaris dan memompa darah keluar. Ruang jantung terdiri atas empat ruang, dua ruang bagian atas disebut atrium, dua ruang di bagian bawah disebut ventrikel.Dinding yang memisahkan ruang kanan dan kiri disebut septum.

- Atrium kanan Berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah, yang juga sebagai pengatur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel kanan kemudian ke paru-paru.Darah yang berasal dari pembuluh vena masuk atrium kanan melalui vena cava inferior dan superior dan sinus coronarius. - Ventrikel kanan Menghasilkan kontraksi tekanan darah yang cukup untuk memompa darah ke dalam arteri pulmonalis.

12

- Atrium kiri Menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-paru melalui vena pulmonalis.Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katub mitralis. - Ventrikel kiri Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran darah ke jaringanjaringan

perifer,

sekat

pembatas

kedua

ventrikel

disebut

septum

interventrikularis. Katub Jantung Katub jantung memungkinkan darah mengalir hanya satu arah ke dalam jantung. Ada dua katub yaitu :  Atrioventrikularis Memisahkan antara atrium dan ventrikel.Terdapat dua jenis yaitu katub trikuspidalis dan mitralis/bikuspidalis.Katub trikuspidalis memisahkan atrium kiri dan ventrikel kiri.  Semilunaris Katub semilunaris terletak di antara tiap ventrikel dan arteri yang bersangkutan.Katub antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis disebut katub pulmonalis.Katub antara ventrikel kiri dan aorta disebut katub aorta.

13

4. Patofisiologi Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidak adekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Angina Pectoris Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksida yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang.

14

Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri.Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda. Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina: 1. Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung. 2. Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen. 3. Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah unuk supai jantung. 4. Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian beban kerja jantung juga.

15

Pathway

Corwin, EJ. 2009

16

5. Manifestasi Klinik Diagnosis seringkali berdasarkan keluhan nyeri dada yangmempunyai ciri khas sebagai berikut :

a.

Sering pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum (tulang dada) atau di bawah sternum (substernal), atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri, dapat menjalar ke punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan. Nyeri dada juga dapat timbul di tempat lain seperti di daerah ulu hati, leher, rahang, gigi, bahu.

b.

Pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan benda berat, atau seperti di peras atau terasa panas, kadang-kadang hanya mengeluh perasaan tidak enak di dada karena pasien tidak dapat menjelaskan dengan baik, lebihlebih jika pendidikan pasien kurang.

c.

Nyeri dada pada angina biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas, misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, atau sedang berjalan mendaki atau naik tangga. Pada kasus yang berat, aktivitas ringan seperti mandi atau menggosok gigi, makan terlalu kenyang, emosi, sudah dapat menimbulkan nyeri dada. Nyeri dada tersebut segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada waktu istirahat atau pada waktu tidur malam.

d.

Lamanya nyeri dada biasanya berlangsung 1-5 menit, kadang-kadang perasaan tidak enak di dada masih terasa setelah nyeri hilang. Bila nyeri

17

dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat serangan jantung dan bukan angina pektoris biasa. e.

Pada angina pektoris dapat timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah, kadang-kadang nyeri dada disertai keringat dingin.

6. Klasifikasi Angina a. Stable Angina Pectoris (angina pectoris stabil) Keluhan nyeri dada timbul bila melakukan suatu pekerjaan, sesuai dengan bera tringannya pencetus, dibagi atas beberapa tingkat. b. Selalu timbul sesudah latihan berat. c. Timbul sesudah latihan sedang ( jalan cepat 1/2 km) d. Timbul waktu latihan ringan (jalan 100 m) e. Angina timbul jika gerak badan ringan (jalan biasa) f. Unstable Angina Pectoris (angina pectoris tidak stabil/ATS) dimasyarakat biasa disebut Angin Duduk. Bentuk ini merupakan kelompok suatu keadaan yang dapat berubahseperti keluhan yangbertambah progresif, sebelumnya dengan anginastabil atau angina pada pertama kali. Angina dapat terjadi pada saatistirahat maupun bekerja. Pada patologi biasanya ditemukandaerahiskemik miokard yang mempunyai ciri tersendiri. g. Angina prinzmetal (Variant angina) Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan padakenyataannya sering timbul pada waktu beristirahat atau tidur. Pada angina prinzmetal terjadi spasme arteri koroner yang menimbulkan iskemi jantung di bagian hilir. Kadang-kadang tempat spasme berkaitandenganarterosklerosis.

18

Klasifikasi Angina Pektoris menurut Canadian Cardiovascular Society ClassificationSystem: a. Kelas I: Pada aktivitas fisik biasa tidak mencetuskan angina. Angina akan muncul ketika melakukan peningkatan aktivitas fisik (berjalan cepat, olahraga dalam waktu yang lama). b. Kelas II: Adanya pembatasan aktivitas sedikit/ aktivitas sehari-hari (naik tangga dengan cepat, jalan naik, jalan setelah makan, stres, dingin). c. Kelas III: Benar-benar ada pembatasan aktivitas fisik karena sudah timbul gejala angina ketika pasien baru berjalan 1 blok atau naik tanggabaru 1 tingkat. d. Kelas IV: Tidak bisa melakukan aktivitas sehari-sehari, tidak nyaman, untuk melakukan aktivitas sedikit saja bisa kambuh, bahkan waktu istirahat juga bisa terjadi angina. 7. Komplikasi 1. Stable Angina Pectoris Kebutuhan metabolik otot jantung dan energi tak dapat dipenuhi karena terdapat stenosis menetap arteri koroner yang disebabkan oleh proses aterosklerosis. Keluhan nyeri dada timbul bila melakukan suatu pekerjaan.sesuai dengan berat ringannya pencetus dibagi atas beberapa tingkatan : a. Selalu timbul sesudah latihan berat. b. Timbul sesudah latihan sedang ( jalan cepat 1/2 km) c. Timbul waktu latihan ringan (jalan 100 m) d. Angina timbul jika gerak badan ringan (jalan biasa) .

19

Terapi 1. Menghilangkan faktor pemberat 2. Mengurangi faktor resiko 3. Sewaktu serangan dapat dipakai

2. Unstable Angina Pectoris Disebabkam primer oleh kontraksi otot polos pembuluh koroner sehingga mengakibatkan iskemia miokard.patogenesis spasme tersebut hingga kini belum diketahui, kemungkinan tonus alphaadrenergik yang berlebihan (Histamin, Katekolamin, Prostagglandin). Selain dari spame pembuluh koroner juga disebut peranan dari agregasi trobosit.penderita ini mengalami nyeri dada terutama waktu istirahat, sehingga terbangun pada waktu menjelang subuh. Manifestasi paling sering dari spasme pembuluh koroner ialah variant (prinzmental). Elektrokardiografi tanpa serangan nyeri dada biasanya normal saja.Pada waktu serangan didapati segmen ST elevasi.Jangan dilakukan uji latihan fisik pada penderita ini oleh karena dapat mencetuskan aritmia yang berbahaya. Dengan cara pemeriksaan teknik nuklir kita dapat melihat adanya iskemia saja ataupun sudah terjadi infark. Terapi 1. Inhibitor trombosit: Pasien angina yang tidak stabil efektif terhadap aspirin selama fase akut maupun kronis. 2. Antikoagulan: Heparin dapat mencegah miokard infark dan mengurangi iskemia dan depresi ST segmen.

20

3. Anti trombotik: preparat yang paling banyak digunakan adalah aspirin dimana dengan pemberian aspirin angka kematian dapat diturunkan sampai 25%. Disamping itu aspirin dapat juga mencegah re-infark. 4. Nitrogliserin: hasilnya masih kontroversi akan tetapi dapat diberikan intravena pada angina yang tidak stabil disepakati untuk mencegah timbulnya angina. 5.

Beta blocker: Mengurangi kecepatan jantung, kontraksi miokard dan kebutuhan oksigen oleh miokard. Efektif untuk mengurangi nyeri dada. Sebaiknya diberikan intravenous dilanjutkan dengan beta blocker sampai dengan denyut jantung 60 x/menit.

6. Kalsium Antagonis: Efektif sebagai vasodilatasi. Dalam hal ini yang banyak digunakan adalah diltiazim juga menyebabkan pengurangan denyut jantung dan verampamil. Tidak mengurangi infark akan tetapi dapat mengurangi serangan angina. Yang banyak digaunakan adalah nifedipine, nikardipin yang biasa dikombinasikan dengan beta blocker. 7. Percutanous Transluminal coronary angioplasty (PTCA) atau coronary by Pass Graff Surgery (CBGS). 3. Infarksi miokardium yang akut ( serangan jantung) Infark miokard akut ini atau disebut juga dengan AMI (akut miokard infark) adalah sebuah kondisi kematian pada miokard (otot jantung) akibat dari aliran darah ke bagian otot jantung terhambat atau juga terganggu.Infark miokard akut ini disebabkan adanya penyempitan atau pun sumbatan pembuluh darah koroner.

21

Dan pembuluh darah koroner ini adalah pembuluh darah yang memberikan makan serta nutrisi ke otot jantung untuk menjalankan fungsinya. 4. Aritmia Adalah suatu

kelainan ireguler dari denyut jantung yang disebabkan oleh

pembentukan impuls yang abnormal dan kelainan konduksi impuls atau keduanya. Depolarisasi terlambat disebabkan oleh meningginya kalsium intrasel. Kalsium intoksikasi adalah salah satu contoh terjadinya depolarisasitipeini. 5. Kematian Jantung Mendadak (Sudden Cardiac Death) Didefinisikan sebagai kematian yang terjadi kurang dari 1 jam dari kesadaran tanpa diketahui terlebih dahulu adanya penyakit jantung primer atau tidak. Secara umum penyebab dari kematian jantung lebih dari 90% disebabkan oleh koroner (VT dan VF 60%), infark akut (15%), iskemi akut (10%), spasme koroner (2-5%) Terapi Tidakan darurat yang dilakukan pada pasien yang selamat dari jantung: 1. Langkah pertama, stabilisasi, resusitasi, nilai status neurologi, dan lakukan ekstubasi. 2. Langkah kedua, cari factor penyebab yang pada umumnya adalah infark akut, hipokalemi, dan obat-obatan. 3. Langkah ketiga, ketahui sttus jantung dengan tes exercise, talium scan, ekokardiografi. 4. Langkah ke empat, ketahui apakah terdapat VT/VF baik melalui holter monitor maupun tes treadmill.

22

5. Langkah kelima, lakukan salah satu terapi, implantable defibrillator, CABG dengan atau tidak defibrillator, amiodaron atau mungkin juga pemberian sotasol. 8. Pemeriksaan Penunjang a. Elektrokardiogram (EKG) Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering masih normal. b. Foto rontgen dada Foto rontgen dada sering menunjukkan bentuk jantung yang normal; pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya pengapuran pembuluh darah aorta. c. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pektoris. d. Elektrokardiogram Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan

bukan

pada

waktu

serangan

angina

seringkali

masih

normal.Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T menjadi negatif.

23

e. Thallium Exercise Myocardial Imaging Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah sensifitas dan spesifitas uji latihan. Thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung segera setelah latihan dihentikan dan diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia pada waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang menderita iskemia. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis serangan jantung akut sering dilakukan pemeriksaan enzim jantung. Enzim tersebut akan meningkat kadarnya pada serangan jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan profil lemak darah seperti kolesterol, HDL, LDL, trigliserida dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk mencari faktor risiko seperti kolesterol dan/atau diabetes mellitus. 9. Penatalaksanaan Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah utnuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi famakoligi dan control terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasti koroner transluminal perkuatan (ptca =

24

percutaneous transluminal coronary angio plasty), (diskusikan dibawah). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan. Seperti yang akan didiskusikan kemudian, terdapat beberapa pendekatan yang akhir-akhir ini sering digunakan untuk revaskularisasi jantung. Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat intrakoroner untuk meningkatkan aliran darah, penggunaan laser untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkuatan untuk mengangkat obsruksi.Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang dicapai oleh salah satu atau seluruh teknik di atas, melalui bedah pintas koroner sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi gejala dan kemunduran proses angina yang dederita pasien. Pada waktu mendapat serangan angina obat yang paling baik adalah preparat nitrogliserin atau derivatnya yang diberikan secara sublingual. Dosis nitrogliserin bervariasi daro 0,5 – 1. Tablet yang dapat diulang sampai beberapa kali pemberian. Untuk mencegah timbulnya serangan angina dapat dipakai beberapa preparat yaitu : 1 gr actiry nitrase, seperti issosorbiddinitrat atau nitrogliserin dalam bentuk salep atau refard/sustained. Penatalaksanaan Menurut Sudoyo, Aru W (2009), penatalaksanaan yang sering di lakukan adalah : 1. Istirahat 2. Terapi oksigen 3. Tindakan revaskularisasi pembulh koroner

25

4. Startifikasi resiko 5. Medikamentosa 1218 harrison 6. Obat anti iskemia 7. Nitrat (nitrigliserin atau isosorbid dinitrat) 8. Penyekat beta 9. Antagonis kalsium 10. Obat antiagregasi trombosit 11. Aspirin 12. Triklopidin 13. Klopidogrel

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1.

Pengkajian

a. Data demogrfi yang terdiri dari : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku Atau Kebangsaan , Pekerjaan, Pendidikan, Alamat, Diagnosis Medis, Nomor Registrasi, Tanggal Dan Jam Masuk Rumah Sakit, Tanggal Dan Waktu Pengkajian Keperawatan.

b. Riwayat Keperawatan : 1. Keluhan Utama Merupakan keluhan yang paling menonjol yang dirasakan klien & merupakan alasan yang membuat klien datang ke RS. 2.

Riwayat Penyakit Sekarang

26

Merupakan informasi tentang keadaan & keluhan-keluhan klien saat timbul serangan, durasi kronologis, & frekuensi serangan, lokasi, penjalaran, kualitas & intensitas serangan, faktor-faktor predisposisi atau presipitasi serta hal apa saja yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan. 3.

Riwayat Penyakit Masa Lalu Riwayat penyakit yang pernah diderita klien terutama penyakit yang

mendukung munculnya penyakit saat ini. Misalnya Hipertensi, DM, dan lain sebagainya. 4.

Riwayat Psikososial Dampak yang dapat ditimbulkan pada kehidupan sosial klien. Klien maupun

keluarga menghadapi situasi yang menghadirkan kemungkinan kematian atau rasa takut terhadap nyeri, ketidakmampuan, gangguan harga diri, ketergantungan fisik, serta perubahan dinamika peran keluarga. Pola Aktivitas Sehari – Hari Meliputi pola asupan nutrisi dan cairan, pola eliminasi, pola istirahat tidur, personal hygiene, aktivitas atau kebiasaan lain serta hobi yang bisa memperburuk keadaan pasien. c. Pengkajian Fisik 1. Kesan Umum Gambaran kondisi klien yang terobservasi oleh pemeriksa tingkat ketegangan atau kelelahan , warna kulit, tingkat kesadaran kualitatif maupun kuantitatif dgn penilaian skor glasgow coma scale, pola napas, posisi klien dan respon verbal klien.

27

2. Tanda – Tanda Vital a.

Frekuensi Pernapasan

Dewasa frekuensi pernapasan normal adalah 12 – 20 /menit. Lebih dari 24/menit dalam keadaan istirahat tanda awal gagal jantung b. Temperatur Tubuh Terjadi peningkatan suhu tubuh pada pancarditis atau fase akut infark miokard. c.

Denyut Nadi

Denyut nadi akan meningkat atau menurun tergantung dari mekanisme kompensasi sistem konduksi jantung dan pengaruh sistem saraf otonom 3. Kepala Dan Leher a.

Wajah

 Pucat dibibir dan kulit di wajah merupakan manifestasi anemia atau kurang adekuatnya perfusi jaringan  Kebiruan mukosa mulut, bibir dan lidah, manifestasi sianosis sentral akibat peningkatan jumlah hemoglobin yang kurang mengandung oksigen  Edema periorbital, merupakan tanda penurunan laju filtarsi glomerulus ginjal serta retensi air dan garam  Grimace, tanda kesakitan atau tanda kelelahan b. Mata  Konjungtiva pucat merupakan manifestasi anemia  Konjungtiva kebiruan sianosis sentral  Ptechiae menandakan adanya emboli kapiler mata  Ikterik merupakan tanda adanya gangguan faal hati

28

 Gangguan visus kerusakan pembuluh darah retina yg terjadi akibat komplikasi hipertensi c.

Leher

 Arteri Karotis  Kelenjar Tiroid  trakea d. Toraks (Paru & Jantung)  Inspeksi (melihat) a.

Kesimetrisan bentuk toraks

b. Pernapasan c.

Vaskuler dan jantung

 Palpasi(meraba) a.

Tactile fremitus

b. Denyut apeks ICS Vmid klavikulaline kiri c.

Getaran

d. Lokasi denyut arteri  Perkusi (mengetuk) a.

Paru kiri lebih tinggi dari paru kanan

b. Fibrosis, konsolidasi, efusi pleura, tumor c.

Batas paru menurun pada orang tua, emfisema dan pneumatoraks

d. Hasil perkusi normal toraks resonan/sonor  Auskultasi (mendengar)

29

a.

Suara napas dan napas tambahan ( Rales, Ronkhi, Whesing) Bunyi Jantung, I

, II, III, Iv b. Bising Jantung ( murmur) disfungsi katurp nitral, aorta, trikuspid, pulmonal. e.

Abdomen

 Inspeksi(melihat) a.

Bentuk abdomen, distensi dan gerakan diding perut

b. Pelebaran vena abdominal c.

Denyutan dinding abdomen

 Auskultasi (mendengar) 

Menilai peristaltik usus dan bising sistolik olah karena aneurisma aorta

abdominal  Palpasi a.

Hepatomegali

b. Asites  Perkusi 

Shifting dullnes menunjukkan adanya asites /akumulasi cairan .

f.

Ekstremitas & Integumen

 Inspeksi a.

Warna kulit

b. Purpura/ptechie c.

Eritema nodusum (nodul ) pada daerah tibia tanda endokarditis streptococcus

d. Spinter hemorrhagic pada kuku merupakan tanda adanya infeksi bakterial e.

Capillary Refill time

30

f.

Clubbing finger ( sudut kuku > 180 ⁰)

g. Edema  Palpasi a.

Pitting edema

b. Suhu ekstremitas c.

Nyeri akibat tromboplebitis vena kaki

d. Denyut nadi di temporal, karotid, brakial, radialis, femoral, popliteal, posterotibial, dan dorsalis pedis. ( keadaan pembuluh darah, frekuensi, irama, ciri denyutan, amplitudo nadi).

2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul : 1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jantung 2. Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian 3. Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit berhubungan dengan kurang informasi. 4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Kamitsuru S, Herdinan T.H.2015-2017. Diagnosa keperawatan. Edisi 10 . Jakarta : EGC.)

3. Intervensi Tujuan utama mencakup mencegah nyeri, mengurangi cemas, menghindari salah paham terhadap sifat dasar penyakit dan perawatan yang diberikan, mematuhi program perawatan diri dan mencegah komplikasi.

31

a. Nyeri berhubungan dengan iskemia jantung Intervensi : 1. Kaji gambaran dan faktor-faktor yang memperburuk nyeri 2. Letakkan klien pada istirahat total selama episode angina (24-30 jam pertama) dengan posisi semi fowler. 3. Observasi tanda vital tiap 5 menit setiap serangan angina 4.

Ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.

5. Berikan makanan lembut dan biarkan klien istirahat 1 jam setelah makan. 6. Tinggal dengan klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas. 7. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi. 8. Kolaborasi pengobatan.

b. Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian Intervensi : 1. Jelaskan semua prosedur tindakan. 2. Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut. 3. Dorong keluarga dan teman utnuk menganggap klien seperti sebelumnya. 4. Beritahu klien program medis yang telah dibuat untuk menurunkan/membatasi serangan akan datang dan meningkatkan stabilitas jantung. 5. Kolaborasi pengobatan.

32

c. Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit berhubungan dengan deficit knowlege. Intervensi : 1. Tekankan perlunya mencegah serangan angina. 2. Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina. 3. Kaji pentingnya kontrol berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, perubahan diet dan olah raga. 4. Tunjukkan/ dorong klien untuk memantau nadi sendiri selama aktifitas, hindari tegangan. 5. Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina. 6. Dorong klien untuk mengikuti program yang telah ditentukan.

d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung. Intervensi : 1. Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman. 2. Berikan periode istirahat adekuat, bantu dalam pemenuhan aktifitas perawatan diri sesuai indikasi. 3. Catat warna kulit dan kualittas nadi. 4. Pantau EKG dengan sering.

33

4. IMPLEMENTASI  Pasien harus memahami gejala kompleks dan harus menghindrari aktivitas yang diketahui akan menyebabkan nyeri angina seperti latihan mendadak, pajanan terhadap

dingin,

dan

kegembiraan

emosional.belajar

untuk

merubah,

menyesuaikan dan beradaptasi terhadap stres tersebut amatlah penting. Bagi pasien yang serangannya terutama terjadi pada pagi hari, perlu dilakukan pembuatan jadwal kegiatan sehari-hari. Idealnya kegiatan tidak dilakukan terburuburu in dilakukan sepanjang hari, sehingga semua tugas dan perjanjian yang direncanakan dapat dijalankan tanpa rasa tertekan dan terburu-buru.  Mengurangi Kecemasan. Pasien-pasien ini biasanya mempunyai rasa takut akan kematian. Untuk pasien rawat inap, asuhan keperawatan direncanakan sedemikian rupa sehingga waktu dimana ia jauh dari tempat tidur diusahakan seminimal mungkin, karena perasaan takut akan meninggal tersebut sering dapat dikurangi dengan adanya kehadiran fisik orang lain.pasien rawat jalan harus diberikan informasi mengenai penyakitnya dan penjelasan mengenai pentingnya mematuhi petunjuk yang telah diberikan.  Penyuluhan Pasien dan Pendekatan Asuhan di Rumah. Program penyuluhan untuk pasien dengan angina dirancang untuk menjelaskan sifat dasar penyakit dan menunjukan data yang diperlukan untuk mengatur kembali kebiasaan hidup untuk mencapai tujuan sebagai berikut: mengurangi frekuensi dan beratnya serangan angina, memperlambat perkembangan penyakit yang mendasarinya, bila mungkin memberikan perlindungan dari komplikasi lain.

34

5. EVALUASI Hasil yang diharapkan : 1. Bebas dari nyeri. 2. Menunjukkan penurunan kecemasan. a. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya. b. Mematuhi semua aturan medis. c. Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya berubah. d. Menghindari tinggal sendiri saat terjadinya episode nyeri. 3. Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukkan tanda-tanda bebas dari komplikasi. a.

Menjelaskan proses terjadinya angina

b. Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi c.

Bebas dari tanda dan gejala infark miokad

35

36

Related Documents


More Documents from "Wahyu Dwi Putra"

Tugas New.docx
April 2020 13
Daftar Pustaka.docx
December 2019 15
Bab Vi.docx
December 2019 12