Perbaikan Jalan.docx

  • Uploaded by: Zain Malik
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perbaikan Jalan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,625
  • Pages: 7
PERBAIKAN JALAN (ROAD MAINTENANE) 1. MACAM KERUSAKAN JALAN a. Deformasi : Alur (rutting), Bergelombang (corrugation), Sungkur (shoving), Ambles (depression), mengembang (upheavel). b. Retak : Alligator cracks, Edge cracks, Joint cracks, Reflection craks, Shrinkage cracks, Slippage cracks. c. Kerusakan tekstur permukaan : butiran lepas, kegemukan, agregat licin, terkelupas, dan stripping. d. Kerusakan lubang : tambalan dan persilangan jalan rel. e. Kerusakan di pinggir perkerasan : pinggir retak/pecah dan bahu turun. 2. PERBAIKAN JALAN RETAK a. Alligator cracks Retakan yang saling berhubungan membentuk serangkaian blok kecil yang menyerupai kulit buaya. Biasanya terkait kelelahan akibat beban lalu-lintas yang berulang-ulang. Pecahanpecahan umumnya berukurn kurang dari 0,6 m pada sisi terpanjangnya. Faktor penyebab : 1. Defleksi berlebihan dari permukaan perkerasan 2. Gerakan satu atau lebih lapisan yang berada di bawah 3. Modulus dari material lapis pondasi rendah 4. Lapis pondasi atau lapis aus terlalu getas 5. Kelelahan (fatigueI) dari permukaan 6. Pelapukan permukaan, tanah dasar atau bagian perkerasan lapis permukaan kurang stabil. 7. Bahan lapis pondasi dalam keadaan jenuh air, karena air tanah naik Resiko lanjutan : 1. Mengganggu kenyamanan dan keselamatan lalu lintas 2. Retak meluas ke seluruh area perkerasan Data yang diperlukan untuk perbaikan : 1. Lebar retak yang dominan 2. Lebar sel yang dominan 3. Luas daerah kerusakan Pilihan cara perbaikan : 1. Penambalan parsial atau di seluruh kedalaman. 2. Jika tingkat kerusakan ringan, pemeliharaan sementara seperti menutup dengan larutan penutup (slurry seal) atau penanganan permukaan yang lain. Penambalan dapat membantu sebelum perbaikan permanen dilakukan. Penutupan retakan dengan pengisi tidak begitu efektif untuk perbaikan retak kulit buaya. 3. Lapisan tambahan.

b. Edge cracks Retak ini disebut juga dengan retak garis biasanya terjadi sejajar dengan pinggir perkerasan dan berjarak sekitar 0,3-0,6 m dari pinggir. Akibat pecah di pinggir perkerasan, maka bagian ini menjadi tidak beraturan. Factor penyebab : 1. Kurangnya dukungan dari arah lateral (dari bahu jalan) 2. Drainase kurang baik. 3. Kembang susut tanah di sekitarnya. 4. Bahu jalan turun terhadap permukaan perkerasan. 5. Seal coat lemah, adhesi permukaan ke lapis pondasi (base) hilang. 6. Konsentrasi lalu lintas berat di dekat pinggir perkerasan. 7. Adanya pohon-pohonan besar di dekat pinggir perkerasan. Resiko lanjutan : 1. Kehilangan kenyamanan kendaraan dan dapat mengakibatkan kecelakaan. 2. Air masuk ke dalam lapis pondasi. 3. Terjadinya alur di pinggir dapat mengakibatkan erosi pada bahu jalan. Data yang diperlukan untuk perbaikan : 1. Lebar retak maksimum 2. Panjang retakan Cara perbaikan : 1. Perbaikan bergantung pada tingkat kerusakannya. Jika bahu jalan tidak mendukung pinggir perkerasan, maka material yang buruk dibongkar dan digantikan dengan material baik yang dipadatkan. 2. Jika air menjadi faktor penyebab kerusakan pecah, maka harus dibuatkan drainase. 3. Penutupan retakan/penutupan permukaan. 4. Penambalan parsial.

c. Joint cracks d. Reflection cracks Kerusakan ini umumnya terjadi pada permukaan perkerasan aspal yang telah dihamparkan di atas perkerasan beton semen Portland. Retak terjadi pada lapis tambahan aspal yang mencerminkan pola retak dalam perkerasan beton lama yang berada di bawahnya. Factor penyebab kerusakan : 1. Gerakan vertical atau horizontal pada lapisan di bawah lapis tambahan, yang timbul akibat ekspansi dan kontraksi saat terjadi perubahan temperature atau kadar air. 2. Gerakan tanah pondasi. 3. Hilangnya kadar air dalam tanah dasar yang kadar lempugnya tinggi.

Resiko lanjutan : 1. Mengganggu kenyamanan dan keselamatan lalu lintas. 2. Retak meluas ke seluruh area perkerasan. Data yang diperlukan untuk perbaikan : 1. Lebar retak yang dominan. 2. Panjang retak yang dominan. 3. Luas daerah kerusakan. Cara perbaikan : 1. Perbaikan atau penutupan retakan didasarkan pada ukuran dan tingkat kerusakannya. 2. Penambalan di kedalaman parsial. e. Shrinkage cracks f. Slippage cracks Retak slip atau retak berbentuk bulan sabit yang diakibatkan oleh gaya-gaya horizontal yang berasal dari kendaraan. Retak ini diakibatkan oleh kurangnya ikatan antara lapisan permukaan dengan lapisan di bawahnya, sehingga terjadi penggelinciran. Factor penyebab kerusakan : 1. Kurangnya ikatan lapisan permukaan dengan lapisan di bawahnya. Hal ini dapat disebabkan oleh debu, minyak, karet, kotoran, air atau bahan lain yang tidak adhesif yang berada di antara lapis aus (wearing course) dan lapisan di bawahnya. 2. Campuran terlalu banyak kandungan pasirnya. 3. Pemadatan perkerasan kurang. 4. Tegangan sangat tinggi akibat pengereman dan percepatan kendaraan. 5. Lapis aus di permukaan terlalu tipis. 6. Modulus lapis pondasi (base) terlalu rendah. Resiko lanjutan : 1. Mengganggu kenyamanan dan keselamatan lalu lintas. 2. Retak meluas ke seluruh area perkerasan. Data yang diperlukan untuk perbaikan : 1. Lebar retak yang dominan. 2. Luas daerah kerusakan. Cara perbaikan : Membongkar lapisan aspal yang rusak, kemudian dilakukan penambalan permukaan. 3. PERBAIKAN JALAN AKIBAT DISTORSI a. Rutting (chanelling) Deformasi permukaan perkerasan aspal dalam bentuk turunnya perkerasan kea rah memanjang pada lintasan roda kendaraan. Distorsi permukaan jalan yang membentuk alur-

alur terjaadi oleh akibat beban lalu lintas yang berulang-ulang pada lintasan roda sejajar dengan as jalan. Alur biasanya tampak jelas ketika hujan dan terjadi genangan air di dalamnya. Factor penyebab kerusakan : 1. Pemadatan lapis permukaan dan pondasi (base) kurang, sehingga akibat beban lalu lintas lapis pondasi memadat lagi. 2. Kualitas campuran aspal rendah 3. Gerakan lateral dari satu atau lebih dari komponen pembentuk lapis perkerasan yang kurang padat. 4. Tanah dasar lemah atau agregat pondasi (baseI) kurang tebal atau terjadi pelemahan akibat infiltrasi air tanah. Resiko lanjutan : 1. Terjadi kenaikan perkerasan secara berlebihan di sepanjang sisi alur. 2. Mengurangi kenyamanan dan keselamatan kendaraan. 3. Alur apabila digenangi air, selain kerusakan lebih meluas, juga dapat menyebabkan kecelakaan kendaraan. Data yang diperlukan untuk perbaikan : 1. Kedalaman maksimum di bawah straight-edge yang panjangnya 1,2 m dan dipasang melintang. 2. Panjang alur. Cara perbaikan : 1. Jika penyebabnya di permukaan, perbaikan permanen dilakukan dengan menambal di seluruh kedalaman atau penambalan lapis tambahan (overlay) campuran hot mix dengan peralatan dan pelapisan permukaan. Pelapisan ini bersifat hanya untuk sementara. 2. Jika penyebabnya lemahnya lapis pondasi atau tanah dasar, pembangunan kembali perkerasan secara total mungkin diperlukan. b. Corrugation Kerusakan oleh akibat terjadinya deformasi plastis yang menghasilkan gelombang-gelombang melintang atau tegak lurus arah perkerasan aspal. Gelombang-gelombang terjadi pada jarak yang teratur, dengan panjang kerusakan kurang dari 3 m di sepanjang perkerasan. Factor penyebab kerusakan : 1. Aksi lalu lintas yang disertai dengan permukaan perkerasan atau lapis pondasi yang tidak stabil. 2. Kadar air dalam lapis pondasi granuler terlalu tinggi, sehingga tidak stabil. Resiko lanjutan : 1. Area yang mengalami keriting meluas. 2. Mengurangi kenyamanan dan keselamatan kendaraan.

Data yang diperlukan untuk perbaikan : 1. Kedalaman maksimum di bawah straight-edge, Panjang 1,2 m. 2. Jarak dari puncak ke puncak gelombang keriting. 3. Panjang perkerasan yang dipengaruhi kerusakan tersebut. Kemungkinan cara perbaikan : 1. Perbaikan yang paling baik dilakukan dengan menambal di seluruh kedalaman. 2. Jika perkerasan mempunyai agregat pondasi (base) dengan lapisan tipis perawat permukaan, maka permukaan dikasarkan, kemudian dicampur dengan material pondasi, dan dipadatkan lagi sebelum meletakkan lapisan permukaan kembali. 3. Jika perkerasan mempunyai tebal permukaan aspal dan pondasi melebihi 50 mm, keriting dangkal dapat dibongkar dengan mesin pengupas, diikuti dengan lapis tambahan dari campuran hot mix agar struktur perkerasan lebih kuat. c. Shoving Sungkur atau shoving perpindahan permanen secara local dan memanjang dari permukaan perkerasan yang disebabkan oleh beban lalu lintas. Ketika lalu lintas mendorong perkerasan, maka mendadak timbul gelombamg pendek di permukaannya. Penggembungan lokal permukaan perkerasan nampak dalam arah sejajar dengan arah lalu lintas dimana pengereman dan percepatan sering terjadi. Factor penyebab kerusakan : 1. Stabilitas campuran lapisan aspal rendah. Kurangnya stabilitas campuran dapat disebabkan oleh terlalu tingginya kadar aspal, terlalu banyaknya agregat halus, agregat berbentuk bulat dan licin atau terlalu lunaknya aspal. 2. Terlalu banyaknya kadar kadar air dalam lapis pondasi granuler. 3. Ikatan antara lapisan perkerasan tidak bagus. 4. Tebal perkerasan kurang. Resiko lanjutan : 1. Area yang mengalami sungkur meluas. 2. Mengurangi kenyamanan dan keselamatan kendaraan. 3. Memicu terjadinya retakan dan air masuk ke dalam perkerasan. Data yang diperlukan untuk perbaikan : 1. Kedalaman maksimum cembungan diukur dari puncaknya, dengan menggunakan straight-edge yang panjangnya 1,2 m. 2. Luas kerusakan. Cara perbaikan : 1. Perbaikan yang paling baik dilakukan dengan menambal di seluruh kedalaman. 2. Jika perkerasan mempunyai agregat pondasi dengan perawat permukaan tipis, kasarkan permukaan, campur dengan material agregat pondasi dan padatkan lagi sebelum meletakkan lapisan permukaan kembali.

3. Jika perkerasan mempunyai tebal permukaan aspal dan lapis pondasi 50 mm, sungkur dangkal dapat dibongkar dengan mesin pengupas, yang diikuti dengan lapis tambahan campuran aspal panas agar memberikan kekuatan yang cukup pada perkerasan.

d. Depressions Depressions atau ambles adalah penurunan perkerasan yang terjadi pada arus terbatas yang mungkin dapat diikuti dengan retakan. Penurunan ditandai dengan adanya genangan air pada permukaan perkerasan yang membahayakan lalu lintas. Factor penyebab kerusakan : 1. Beban lalu lintas berlebihan 2. Penurunan sebagian dari perkerasan akibat lapisan di bawah perkerasan mengalami penurunan. Resiko lanjutan : 1. Dapat memicu terjadinya retakan. 2. Mengurangi kenyamanan dan keselamatan pengendara. 3. Ambles apabila digenangi air dapat mengakibatkan hydroplaning. Data yang diperlukan untuk perbaikan : 1. Kedalaman maksimum di bawah straight-edge , 1,2 m 2. Luas daerah yang mengalami ambles. Cara perbaikan : 1. Perawatan permukaan 2. Untuk area kerusakan yang besar, perbaikan dapat dilakukan dengan menambal kulitnya (permukaan) atau menambal pada seluruh kedalaman. e. Upheavel Mengembang adalah gerakan ke atas lokal dari perkerasan akibat pengembangan dari tanah dasar atau dari bagian struktur perkerasan. Perkerasan yang naik akibat tanah dasar yang mengembang ini dapat menyebabkan retaknya permukaan aspal. Faktor penyebab kerusakan : 1. Mengembangnya material lapisan di bawah perkerasan atau tanah dasar. 2. Tanah dasar perkerasan mengembang, bila kadar air naik. Umumnya hal ini terjadi bila tanah pondasi berupa lempung yang mudah mengembang oleh kenaikan kadar air. Resiko lanjutan : 1. Mengurangi kenyamanan dan membahayakan keselamatan kendaraan. 2. Memicu terjadinya retakan. Data yang diperlukan untuk perbaikan :

1. Ketinggian maksimum cembungan diukur dari puncaknya, dengan menggunakan straight-edge yang panjangnya 1,2 m atau lebih. 2. Luas kerusakan. Cara perbaikan : 1. Menambal di seluruh kedalaman. 2. Pembongkaran total area yang rusak dan menggantikannya dengan material baru. 3. Perataan permukaan dengan cara menimbunnya dengan material baru.

Related Documents

Perbaikan'.docx
December 2019 40
Perbaikan Zu.docx
May 2020 16
Perbaikan Beton
September 2019 35
Perbaikan 51008077
May 2020 22
Perbaikan Jalan.docx
April 2020 14

More Documents from "Zain Malik"

Perbaikan Jalan.docx
April 2020 14
Profile Purbayan.pdf
April 2020 3
Turbidity
August 2019 59
Contoh Modul Lab.pdf
June 2020 39
Alkaline
August 2019 62