Peranan Motivasi Dalam Komunikasi Dan Tabligh.docx

  • Uploaded by: fahmi qadratullah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peranan Motivasi Dalam Komunikasi Dan Tabligh.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,055
  • Pages: 14
Peranan Motivasi Dalam Komunikasi Dan Tabligh MAKALAH Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah : Psikologi Komunikasi dan Tabligh

Oleh : Kelompok 4 M. Fahmi Hardinda

11160510000117

Ali akbar sanjono

11160510000206

Siti Maryam

11160510000229

Maudi Mardiyati

11170510000027

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM ( KPI ) FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 11439 H./2018 M.

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Psikologi Komunikasi dan Tabligh“Peranan Motivasi Dalam Komunikasi Dan Tabigh”.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Psikologi Komunikasi dan Tabligh .Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis maupun materi. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada : 1. Allah swt., Nabi Muhammad saw., dan kedua orang tua kami. 2. Ibu Dr. Yopi Kusmiati S.Sos M.si sebagai dosen dari mata kuliah Psikologi Komunikasi dan Tabligh. 3. Dan kepada beberapa sumber yang kami cari di buku.

Akhir kata kami berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal kepada beliau yang telah memberikan bantuan ini sebagai ibadah dan semoga memberikan manfaat bagi para pembaca Amin Yaa Robbal Alamin.

Ciputat, / Oktober / 2018 Penyusun,

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2 Daftar Isi ................................................................................................................. 3 BAB I ..................................................................... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ................................................ Error! Bookmark not defined. A. Rumusan Masalah .................................... Error! Bookmark not defined. B. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 4 BAB II ................................................................... Error! Bookmark not defined. PEMBAHASAN ................................................... Error! Bookmark not defined. A. Pengertian Motivasi .................................. Error! Bookmark not defined. B. Peranan Motivasi Dalam Proses dakwahError! Bookmark not defined. C. Interaksi Sosial Dalam Proses Dakwah .. Error! Bookmark not defined. BAB III.................................................................. Error! Bookmark not defined. PENUTUP ............................................................. Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ................................................ Error! Bookmark not defined. Daftar Pustaka ..................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah 1. Apa Yang di Maksud dengan Motivasi 2. Apa Peranan Motivasi Dalam Dakwah 3. Bagaiman Interaksi Sosial Dalam Dakwah

B. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa Yang di Maksud dengan Motivasi 2. Untuk mengetahui apa Peranan Motivasi Dalam Dakwah 3. Untuk mengetahui bagaimana Interaksi Sosial Dalam Dakwah

PEMBAHASAN A. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata motive. Motive berasal dari kata “motion” yang berarti “gerakan”. Menurut Vroom seperti yang dikutip Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bentuk-bentuk kegiatan yang dikehendaki. Istilah motivasi ini mencakup sejumlah konsep seperti dorongan (drive), kebutuhan (need), rangsangan, ganjaran dan sebagainya. Banyak para ahli psikologi menempatkan motivasi pada posisi determinant (penentu) bagi kegiatan hidup individual dalam usahanya mencapai cita-cita. Diantaranya Hubert Bonner menyatakan bahwa motivasi adalah secara fundamental bersifat dinamis yang melukiskan ciri-ciri tingkah laku manusia yang terarah kepada tujuan. Motivasi itu mengandung arti yang berhubungan dengan ketegangan jiwa, ketidak seimbangan, atau gerakan-gerakan yang harus dilakukan. Dalam motivasi itu terkandung suatu dorongan dinamis yang mendasari segala tingkah laku individual manusia. Bilamana terdapat rintangan-rintangan yang menghalangi pencapaian tujuan yang diinginkan, dengan motivasi itu seseorang melipat gandakan usahanya untuk mengatasinya dan berusaha mencapai tujuan itu. Ia merasa terdorong untuk itu sampai ia berhasil atau gagal mencapainya, ia tetap pada usahanya mencapai tujuan yang diidamkan. Motivasi dalam pengertian tersebut di atas merupakan tenaga kejiwaan yang dapat membangkitkan manusia dalam perjuangan hidupnya dan oleh karenanya menjadi tenaga penggerak yang sangat vital untuk menghindarkan seseorang dari frustasi (kekecewaan karena gagal dalam usaha). Oleh karena motivasi dipandang sangat penting dalam kehidupan manusia para ahli psikologi memberikan pengertian sebagai berikut :

a) Sigmud Freud seorang sarjana psikoanalisis mengartikan motivasi berdasarkan insting sebagai berikut : seseorang bertingkah laku menuurut dua macam dorongan yaitu dorongan insting untuk hidup dan dorongan insting untuk mati. Dorongan insting untuk hidup mendorongnya untuk mencintai dan mencipta,sedang dorongan insting untuk mati mendorong manusia untuk membenci dan menghancurkan. b) Fillmore H. Sandford sebagai berikut : “Motivation as energizing condition of the organism that serves to direct that organism toward the goal or goals of a certain class” jadi motivasi diartikan sebagai suatu kondisi yang menggerakkan suatu makhluk yang mengarahkannya kepada sesuatu tujuan atau beberapa tujuan dari tingkat tertentu. Dilihat dari asal kata, motive berasal dari kata “motion” yang berarti “gerakan” c) Sedangkan menurut Chung dan Meggison, motivasi merupakan perilaku yang ditujukan kepada sasaran, motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. d) Adapula pendapat Stoner & Freeman, motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktorfaktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu. e) Kartini Kartono berpendapat bahwa, motivasi adalah dorongan terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving force) di sini dimaksudkan : desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup. f) Menurut Walgito (2002) motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau tomove yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). g) Menurut Caplin (1993) motif adalah suatu keadaan ketegangan di dalam individu yang membangkitkan, memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan atau sasaran. Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi di sekitarnya. (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991). h) Sedangkan menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalam yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan-tujuan tertentu. i) MC. Donald (dalam Hamalik, 1992) motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga unsur yang berkaitan dengan motivasi yaitu : 1). Motif dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, misalnya adanya perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar. 2). Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif arousal), misalnya karena Amin tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia akan bertanya. 3). Motif ditandai oleh reaksi-rekasi untuk mencapai tujuan. Respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Tiap

respon merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan. Contoh : si A ingin mendapat hadiah, maka ia belajar misalnya mengikuti ceramah, bertanya, membaca buku, menempuh tes dan sebagainya. j) Menurut Terry (dalam Moekjizat, 1984) motivasi adalah keinginan di dalam diri individu yang mendorong individu untuk bertindak. k) Motivasi adalah keadaan internal organisme_ baik manusia ataupun hewan_yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Atau pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. l) Menurut Sartain dalam Psychology Understanding of Human Behavior seperti yang dikutip Ngalim Poerwanto, yang dikutip Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku ke suatu tujuan atau perangsang. Ada tiga poin penting dalam pengertian motivasi yaitu hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena adanya sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan tadi, sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus motivasi. Terlepas dari beberapa definisi di atas, kita dapat mengambil tiga kata kunci yang berkaitan dengan pengertian motivasi, yaitu dorongan/ keinginan, tingkah laku, dan tujuan. Dengan demikian maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang dalam usahanya mengarahkan tingkah laku untuk memenuhi keinginan, maksud dan tujuan. 

Motivasi Berpikir

Menurut Petty dan Cacioppo, manusia pada dasarnya berkeinginan untuk selalu memiliki sikap atau pandangan yang benar terhadap semua hal. Menurut mereka, walaupun kita tidak selalu mampu untuk menggunakan nalar atau logika secara baik namun manusia memiliki kecenderungan untuk selalu serius dalam mencari kebenaran. Masalahnya, kita setiap hari selalu dijejali dengan berbagai macam informasi yang menyerang kita secara bertubi-tubi. Setiap informasi berupaya untuk menarik perhatian kita. Kita terekspos dengan begitu banyak pesan yang selalu berupaya membujuk kita (pesan persuasif) yang jika kita tampung semuanya maka otak kita akan mengalami kelebihan beban (overload) informasi. Karenanya, agar otak kita tidak overload kita memilih untuk bersikap selektif terhadap informasi yang diterima dan hanya memberikan perhatian dan mencermati pesan-pesan tertentu saja yang kita anggap penting. Petty dan Cacioppo menyatakan bahwa otak kita memiliki semacam jaring besar yang berfungsi sebagai filter atau penyaring terhadap setiap informasi yang kita terima. Jaring hanya akan menahan dan memproses informasi yang kita anggap penting dan meloloskan informasi yang kita anggap tidak penting. Menurut Petty dan Cacioppo, selama manusia memiliki kepentingan terhadap suatu argumen atau gagasan maka mereka akan lebih terpengaruh dengan isi pesan dari pada orang yang menyampaikan pesan. Namun ketika

topik pesan dinilai sudah tidak lagi relevan dengan kepentinggannya maka pesan itu akan dibuang ke jalur periferal di mana faktor kredibilitas narasumber lebih memainkan peran dalam menilai pesan dibandingkan dengan isi pesan itu sendiri. Tanpa adanya faktor motivasi personal maka kecil kemungkinan terjadinya elaborasi yang mendalam terhadap pesan. 

. Macam-macam Motivas

Motivasi itu kita ketahui bersama ada yang datang dari luar dan dari dalam diri. sebagimana Beberapa ahli psikologi ada yang membagi motivasi menjadi dua, yaitu: 1.

Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah moti-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai- nilai dan pemahaman yang mendalam yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, prestasi yang tinggi atau hadiah dan sebagainya. Anak yang memiliki motivasi intrinsik tidak memerlukan dorongan dari luar. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Sedangkan seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar.1 2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motifmotif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Misalnya pendidikan dalam pencapaian tujuan seperti untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar mencapai kemauan untuk maju. Pendidik yang berhasil mengajar adalah pendidik yang pandai membangkitkan minat yg didik dalam proses pembelajaran, dengan memanfaatkan motivasi dalam berbagai bentuknya. Kesalaan penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan penerima didikan. Akibatnya motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan penerima enggan maju. Karena itu, pendidik harus bisa dan pandai mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif. 2 B. Peranan Motivasi dalam proses dakwah

1

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 149.

2

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar… hlm. 150-151.

Berdasarkan pembahasan tentang pengertian, teori dan klasifikasi motif di atas, dapat dipahami bahwa setiap motif berkaitan dengan tujuan (suatu cita-cita), semakin berharga tujuan seseorang makin kuat pula motifnya. Pengertian motif dan motivasi sukar dibedakan secara jelas. Menurut Atikson dalam An Introduction to Motivation , kesulitan dalam mendefinisikan arti motivasi dikarenakan istilah tersebut tidak memiliki arti yang tetap dalam psikologi kontemporer. Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses memengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bentuk-bentuk kegiatan yang dikehendaki. Istilah motivasi ini mencakup sejumlah konsep, seperti dorongan (drive), kebutuhan (need), rangsangan, ganjaran, dan sebagainya. Jadi, dapat dijelaskan bahwa motif merupakan suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak untuk melanjutkan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah pendorong kepada suatu usaha yang disadari untuk memengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak untuk melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong tingkah laku manusia. Motivasi mengarahkan tingkah laku individu ke arah tujuan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus meguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu tersebut. Tujuan motivasi secara umum adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Tujuan motivasi bagi seorang Da’i adalah menggerakkan atau memacu objek dakwah (Mad’u) agar timbul kesadaran yang membawa perubahan tingkah laku sehingga tujuan dakwah dapat tercapai. Dalam proses dakwah diharapkan seorang Da’i mampu menggerakkan atau menimbulkan kekuatan dalam diri Mad’u dan memimpin Mad’u untuk bertindak sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang disampaikan. Selanjutnya seorang Da’i dituntut untuk mengarahkan tingkah laku Mad’u sesuai dengan tujuan dakwah kemudian menopang tingkah laku Mad’u dengan menciptakan lingkungan yang dapat menguatkan dorongan-dorongan tersebut. Beberapa pendapat tentang Peranan Motivasi Dalam Dakwah 1.

Menumbuhkan Proses Belajar

Menurut Loyd . Ruch, motivasi dapat mempengaruhi rangsangan yang datang dari luar sehingga mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu dan dapat diarahkan sesuai tujuan. Begitu juga didalam dakwah, seorang da’i dapat memberikan rangsangan stimulus terhadap mad’u lewat pesan dakwah yang disampaikan. Kemudian menjadikan seorangb mad’u memiliki keinginan hasil dari rangsangahn tersebut untuk belajar berpose menjadi lebih baik. Tujuan motivasi dalam hal ini menumbuhkan proses belajar obyek dakwah tersebut. 2.

Keseimbangan dalam Kehidupan

Menurut psikologi social, setiap motive memiliki factor-faktor kemasyarakatan. Banyak keinginan masing-masing orang yang tidak hanya tentang dirinya sendiri. Namun brkaitan dengan orang lain yang mempunyai penilaian dan persepsi terhadap keinginan tersebut.

Karenanya setiap motive manusia sebagai anggota masyarakat perlu ditransformasikan kedalam pemenuhan kebutuhan masyarakatnya. Teori tersebut berasaskan tentang keseimbangan dalam hidup. Manusia hidup tidak hanya sebagai individu melainkan sebagai makhluk social yang harus berinteraksi dalam masyarakat. Dalam dakwah keseimbangan juga diperlukan agar menjalani kehidupan dengan harmonisasi yang baik. Disinilah dakwah berperan dalam arah dan tujuan pengembangan manusia terhadap pemenuhan diri maupun social. Hal tersebut merupakan inti dari kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. 3.

Pemenuhan Kebutuhan

Menurut Maslow tentang teori kebutuhan, bahwa motive manusia senantiasa menggerakkannya kepada pemenuhan akan kebutuhan jasmani,social,keamanan,pengakuan dan kepuasan. Dalam proses kegiatan dakwah juga harus diperhatikan. Karena bagaimana mungkin pesan dakwah dapat diterima dan mempengaruhi perilaku sang mad’u jika pemenuhan akan kebutuhan tersebut tidak diperhatikan. 3 4.

Kebutuhan akan Nilai dan makna Kehidupan

Dalam menghadapi lika-liku kehidupan, manusia membutuhkan nilai untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan. Nilai ini juga memberikan makna dalma kehidupan yang dijalani. Dalam dakwah, nilai-nilai pasti ditumbuhkan oleh seorang da’I kepada mad’unya. Nilai-nilai tersebut berfungsi agar obyek dakwah dapat mengetahui tujuan hidupnya dan memastikan tindakan yang ingin dilakukan berdasarkan nilai-nilai agama. Karena jika manusia kehilangan nilai, maka dia tidak akan tahu tujuan hidupnya dan tidak memiliki kepastian untuk bertindak. Oleh sebab itu maka dia akan mudah putus asa dan kehilangan kendali. 4 5.

Virus mental atau Need for Achievement

Virus mental atau Need for Achievement adalah motive psikologis dalam diri manusia yang mampu mendorong untuk berusaha dengan giat memperoleh sukses yang lebih besar. Dalam Islam terkenal dengan tarhieb dan targhieb. Tarhib adalah sebuah ancaman sebagai hasil dari perbuatan yang buruk . Targhib adalah suatu harapan untuk memperoleh kesenangan dan kebahagiaan. Hal tersebut dapat memunculkan daya tarik yang kuat untuk menggapainya. 5

C. Interaksi Sosial Dalam Proses Dakwah

3

H.M Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi hal 51-54 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, hal 38 5 H.M Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi hal 55 4

Kegiatan dakwah adalah sebuah proses sosial di mana di dalam setiap proses dakwah terdapat faktor yang saling berhubungan dan memengaruhi antara satu faktor dengan faktor yang lainnya. Faktor-faktor tersebut adalah a. . Pelaksana Dakwah (Da’i) Da’i merupakan kunci yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dakwah. Oleh karena itu, dalam faktor ini terdapat ciri-ciri serta persyaratan-persyaratan jasmani maupun rohani yang sangat kompleks bagi pe-laksana yang sekaligus menjadi penentu dan pengendali sasaran dakwah. b. . Objek Dakwah (Mad’u) Objek atau sasaran dakwah berupa menusia yang harus dibimbing dan dibina menjadi manusia beragama sesuai dengan tujuan dakwah. Objek dakwah dilihat dari aspek psikologis memiliki variabelitas yang luas dan rumit menyangkut pembawaan dan pengaruh lingkungan yang berbeda yang menuntut pendekatan berbeda pula c. Lingkungan Dakwah Lingkungan dakwah adalah suatu faktor yang besar pengaruhnya bagi perkembangan sasaran dakwah, berupa individu maupun kelompok manusia serta ke-budayaan. d. Media Dakwah Media dakwah adalah faktor yang dapat menentukan kelancaran proses pelaksanaan dakwah. Faktor ini kadang-kadang disebut defent variables, artinya dalam penggunaannya atau efektivitasnya tergantung pada faktor lain terutama orang yang menggunakannya. Namun kegunaannya bisa polypragmatis (kemanfaatan berganda) atau mono pragmatis (Kemanfaatan Tunggal) dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Ketertarikan dan sikap positif masyarakat terhadap Da’i dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1. Ketertarikan masyarakat terhadap Da’i boleh jadi disebabkan karena daya pesona Da’i, misalnya sikap Da’i yang lemah lembut dan berbudi halus, memiliki kemampuan membantu masyarakat dalam memecahkan problem sosial mereka dan mampu memberikan harapan masa depan kepada masyarakat luas. 2. Ketertarikan itu boleh jadi karena kehadiran Da’i pada saat masyarakat membutuhkan kehadiran figur seorang Da’i, yakni di kala suasana psikologis menunggu kehadiran seseorang yang didambakan mengisi kekosongan. 3. Hubungan batin ini terbentuk boleh jadi karena masyarakat sedang merindukan seorang pemimpin spiritual. Kedekatan hubungan batin antara Da’i dan Mad’u dalam model ketiga ini dapat dibandingkan dengan hubungan kaum Anshar dan Muhajirin pada zaman awal Islam. Ketika itu orang Yasrib sudah lama didera konflik sosial dengan lawan-lawan kebilahnya sampai pada satu titik merindukan kehadiran seorang tokoh pemersatu, apalagi dalam

menghadapi kesombongan teologis orang Yahudi Madinah. Dalam kondisi psikologis yang demikian mereka mendengar ada tokoh bernama Muhammad yang dilecehkan orang Mekkah dan setelah bertemu serta melihat keunggulan pribadi Muhammad, mereka meminta nabi untuk hijrah ke Madinah. Oleh karena itu, dalam hubungan interpersonal selanjutnya kaum Anshar sanggu memberikan kontribusi yang sangat besat terhadap perjuangan nabi, termasuk menanggung segala konsekuensinya, yaitu menampung arus pengungsi dari Mekkah. Faktor-faktor dasar interaksi sosial tersebut juga mengharuskan seorang Da’i membina hubungan yang baik dengan Mad’u, sehingga Mad’u tidak ragu untuk mencontoh dan meneladani sikap dan pribadi Da’i. 6

6

Achmad Mubarok, M.A, Psikologi Dakwah, hlm 115

Kesimpulan Motivasi berasal dari kata motive. Motive berasal dari kata “motion” yang berarti “gerakan”. Menurut Vroom seperti yang dikutip Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bentuk-bentuk kegiatan yang dikehendaki. Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong tingkah laku manusia. Motivasi mengarahkan tingkah laku individu ke arah tujuan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus meguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu tersebut Kegiatan dakwah adalah sebuah proses sosial di mana di dalam setiap proses dakwah terdapat faktor yang saling berhubungan dan memengaruhi antara satu faktor dengan faktor yang lainnya. Faktor-faktor tersebut adalah: Menumbuhkan Proses Belajar,Keseimbangan dalam Kehidupan,Pemenuhan Kebutuhan,Kebutuhan akan Nilai dan makna Kehidupan,Virus mental atau Need for Achievement

Daftar Pustaka Syaiful Bahri Djamarah, 2008,Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, Arifin, M. Psikologi, 2000. Dakwah Suatu Pengantar Studi, cet. 5. Jakarta: Bumi Aksara, Jalaluddin Rakhmat, 2015. Psikologi Komunikasi, Bandung ,Remaja Rosdakarya Morisson. 2010,Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia, Mubarok, Achmad. 2006, Psikologi Dakwah. Jakarta: Prenada Media,

Related Documents


More Documents from ""