PERAN TOKOH SUMPAH PEMUDA Soegondo Djojopoespito Soegondo adalah seorang anggota PPI (Persatuan Pemuda Indonesia) yang bukan berdasarkan kesukuan pada 1926 saat Kongres Pemuda I. Ketika akan diadakan Kongres Pemuda II, Soegondo terpilih sebagai ketua atas persetujuan Sukarno dan Moh. Hatta. Djoko Marsaid Ialah Wakil Ketua Kongres Pemuda II. Djoko juga merupakan bagian dari Jong Java. Johannes Leimena Aktif di Jong Ambon yang kemudian mendorongnya untuk ikut mempersiapkan Kongres Pemuda II. Setelah kemerdekaan, Leimena masuk dalam 18 kabinet berbeda, mulai dari Kabinet Sjahrir II (1946), hingga Kabinet Dwikora II (1966). Mohammad Yamin Seseorang yang mendesak agar bahasa Indonesia dijadikan sebagai alat persatuan. Berperan sebagai sekretaris dalam Kongres Pemuda II ini. Yamin menyodorkan secarik kertas kepada Soegondo sambil berbisik “ik heb een elganter formuleren voor de resolutie,” yang artinya: “saya punya rumusan resolusi yang lebih luwes”. Dalam secarik kertas tersebut tertulis “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa.” Amir Syariffudin Perwakilan dari Jong Batak. Amir adalah seorang politikus sosialis yang juga merupakan salah satu pemimpin di awal berdirinya Republik Indonesia. Djohan Mohammad Tjai Perannya adalah sebagai pembantu I dalam kongres pemuda 2 R. Katja Soengkana R. Katja Soengkana dalam Sumpah Pemuda berperan sebagai Pembantu II. Senduk Senduk dalam Sumpah Pemuda berperan sebagai Pembantu III. Rochjani Soe’oed Senduk dalam Sumpah Pemuda berperan sebagai Pembantu V.